IV.1. Hasil
Pada penelitian ini didapatkan jumlah pasien di RSU UKI selama tahun
2018 dengan menggunakan rumus slovin sebanyak 120 rekam medik.
Laki-laki 60 50%
Perempuan 60 50%
laki-laki
perempuan
50% 50%
Pada tabel dan grafik 4.1.1. berdasarkan Data yang Jumlah Tekanan
intraokularnya diukur pada pasien poli mata RSU UKI didapatkan jumlah laki-
laki sebanyak 60 pasien (50%) dan perempuan sebanyak 60 pasien (50%).
35 – 41 7 5,8
42 – 48 6 5,0
49 -55 15 12,5
56 – 62 35 29,2
63 – 69 27 22,5
70 – 76 28 23,3
77 – 83 0 0
84 – 90 2 1,7
Pada tabel dan grafik 4.1.2 berdasarkan Jumlah Tekanan intraokular yang diukur
pada pasien poli mata RSU UKI berdasarkan umur didapatkan sebanyak 7 pasien
(5,8%) berumur 35-41 tahun, 6 pasien (5,0%) berumur 42-48 tahun, 15 pasien
(12,5%) berumur 49-55 tahun, 35 pasien (29,2%) berumur 56-62 tahun, 27 pasien
(22,5%) berumur 63-69 tahun, 28 pasien (23,3%) berumur 70-76 tahun, 2 pasien
(1,7) berumur 84-90 tahun.
IV.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi square untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara antara tekanan intraokular dectra dengan
riwayat diabetes. Hasil analisis data diperoleh sebagai berikut :
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 120 pasien yang diperiksa tekanan
intraokular dextra didapatkan tekanan intraokular pada pasien diabetes yang TIO
≤ 22 mmHg sebanyak 41 pasien dan TIO > 22 mmHg sebanyak 19 pasien.
Sedangkan hubungan antara tekanan intraokular yang bukan penderita diabetes
dengan TIO ≤ 22 mmHg didapatkan sebanyak 53 pasien dan TIO > 22 mmHg
sebanyak 7 pasien. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai P < 0,05 yaitu
0,008 yang berarti menunjukkan bahwa ada hubungan antara peningkatan tekanan
intraokular dextra terhadap riwayat diabetes.
Tabel 4.2.2. Hubungan antara Tekanan Intraokular Sinistra pada Penderita
Diabetes
Penderita Tekanan Intraokular Total P value
Sinistra
Diabetes
≤ 22 > 22 Pearson Chi-
Square
Diabetes 43 17 60 (50 %)
Exact Sig. (2-
Tidak 54 6 60 (50 %)
sided) (P)
Diabetes
= .010
Total 97 23 120 (100 %)
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 120 pasien yang diperiksa tekanan
intraokular sinistra didapatkan tekanan intraokular pada pasien diabetes yang TIO
≤ 22 mmHg sebanyak 43 pasien dan TIO > 22 mmHg sebanyak 17 pasien.
Sedangkan hubungan antara tekanan intraokular yang bukan penderita diabetes
dengan TIO ≤ 22 mmHg didapatkan sebanyak 54 pasien dan TIO > 22 mmHg
sebanyak 6 pasien. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai P < 0,05 yaitu
0,011 yang berarti menunjukkan bahwa ada hubungan antara peningkatan tekanan
intraokular sinistra terhadap riwayat diabetes.
Correlations
Kenaikan yang signifikan pada kadar glukosa akuos humor pasien diabetes
dilaporkan oleh Davies dkk.. Hasil dari sebuah penelitian di laboratorium
menunjukkan peningkatan dua kali lipat dalam kadar glukosa aquos humor pada
tikus diabetes dibandingkan dengan peningkatan kadar glukosa humor berair pada
tikus diabetes dan tikus kontrol non-diabetes. Karena humor akuos yang mengalir
keluar melalui jaring trabekular dan selalu berhubungan dengan sel trabekular
meshwork, kemungkinan glukosa mendorong perubahan konstituen dan pengaruh
jaring trabekula dan fungsi biokimia sel ini. Observasi saat ini mendukung ketika
terjadi peningkatan kadar glukosa dalam humor akuous pasien diabetes dapat
menyebabkan bertambahnya akumulasi ECM. Temuan ini menunjukkan
hubungan antara HbA1c tinggi dan sintesis ECM yang meningkat. Akhirnya
mempromosikan peningkatan TIO pada pasien diabetes. Peran tekanan intraokular
tinggi sebagai faktor risiko glaukoma telah terbentuk. Studi menunjukkan bahwa
peningkatan TIO dikaitkan dengan kematian sel ganglion retina, dan bahwa
neuropati optik dapat berkembang dari TIO yang meningkat, yang semakin
merusak kepala saraf optik karena kompresi mekanis. Akhirnya kompresi
semacam itu dapat menyebabkan hilangnya serat optik saraf progresif yang
dimanifestasikan oleh kehilangan visual. Dalam konteks penelitian ini, tingkat
TIO pasien tampak rendah dengan glisemik kontrol ketat. Hiperglikemia yang
berkelanjutan mungkin merupakan faktor risiko terhadap perkembangan yang
meningkat TIO. Meskipun pasien diabetes tipe I dan tipe II dapat menderita
hiperglikemik kontinu. Dalam analisis grafik retrospektif ini hanya pasien
diabetes tipe II yang diperiksa. Diperlukan studi lebih lanjut untuk menilai peran
kondisi hiperglikemik dan pengaruhnya TIO pada pasien diabetes tipe I. Temuan
dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemantauan dini HbA1c mungkin berguna
dalam menilai potensi risiko untuk mengembangkan TIO meningkat pada pasien
diabetes.32
BAB V
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
1. Bagi Institusi
Perlunya Penelitan yang lebih lanjut mengenai TIO pada pasien diabetes
bisa ditambahkan dengan mengkaji gaya hidup pasien diabetes mellitus
tersebut sehingga didapatkan data yang lebih akurat.
2. Bagi Masyarakat
Pentingnya bagi masyarakat dalam mengatur status nutrisi yang seimbang
dan mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes agar tidak terjadi
komplikasi pada mata.