Islam Iptek Biografi
Islam Iptek Biografi
1A. Athahillah Rasyid Ridha- Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir Al – Manar (Cet.
I:Jakarta:Penerbit Erlangga, 2006), h. 26
2Nur Janah Ismail, Perempuan Dalam Pasungan Bias Laki-laki dalam Penafsiran
(Bantul:LkiS Yogyakarta,2003),25.
3A.Athaillah,Konsep Teologi Rasional Dalam Tafsir Al-Manar(Jakarta:PT.Gelora Aksara
Pratama,2006), 28.
menghabiskan waktunya untuk belajar dan membaca buku daripada bermain, dan sejak
kecil memang ia telah memiliki kecerdasan yang tinggi dan kecintaan terhadap ilmu
pengetahuan.4
Setelah menamatkan pendidikan di madrasah tradisional Al-Kuttab beliau tidak
langsung melanjutkan ke lembaga yang lebih tinggi,tetapi hanya melanjutkannya dengan
belajar kepada orang tuanya dan ulama setempat.Baru ketika menginjak usia 17 tahun, ia
melanjutkan ke madrasah Al-Wathaniyyah Al-Islamiyyah yang terletak di Tripoli
(Libanon), yaitu sekolah milik pemerintah di Kota Tripoli. untuk belajar nahwu, sharaf,
aqidah, fiqh, berhitung dan ilmu bumi dan matematika. Para pelajar dipersiapkan untuk
menjadi pegawai pemerintah. Karena enggan menjadi pegawai pemerintah, Rasyid Ridha
memutuskan untuk keluar dari sekolah tersebut setelah belajar selama satu setengah
tahun.
Kemudian dia pindah ke sekolah Islam Negeri Madrasah Wathaniyyah
Islamiyyah yang merupakan sekolah terbaik pada saat itu dengan bahasa Arab
sebagai bahasa pengantar, disamping diajarkan pula bahasa Turki dan Prancis5.
Sekolah ini dipimpin oleh ulama besar Syam ketika itu, yaitu Syaikh Husain al-Jisr yang
kelak mempunyai andil besar terhadap perkembangan pemikiran Ridha sebab
hubungan keduanya tidak berhenti meskipun kemudian sekolah itu ditutup oleh
pemerintah Turki6. Dari Syaikh inilah Sayyid Muhammad Rasyid Ridha mendapat
kesempatan menulis dibeberapa surat kabar Tripoli yang kelak mengantarnya memimpin
majalah al-Manar.
Guru Sayyid Muhammad Rasyid Ridha bernama Syaikh Husain al-Jisr dikenal
sebagai ulama yang berfikiran modern merupakan pemimpin tarekat Khalwatiyah7
diketahui pula bahwa gurunya al-Qawaqiji adalah seorang pengikutSyadziliyah.8Selain
Syaikh Husain al-Jisr,Sayyid Muhammad Rasyid Ridha juga belajar dari Syaikh Mahmud
Nasyabah12yang ahli dibidang hadis dan mengajarnyasampai selesai dan karenanyalah
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha mampu menilai hadis-hadis yang dhaif dan maudhu
sehingga dia digelari “Voltaire”9-nya kaum Muslim karena keahliannya menggoyahkan
segala sesuatu yang tidak benar dalam bidang agama.
56