Anda di halaman 1dari 11

20

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori dan Aktualisasi


Rancangan aktualisasi dibuat sebelum pelaksanaan habituasi yang
diseminarkan pada seminar aktualisasi melalui persetujuan mentor dan
coach. Pembuatan rancangan aktualisasi dilakukan dengan cara
identifikasi dan internalisasi nilai-nilai dasar yang wajib dimiliki seorang
Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Selain itu diperlukan
juga pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai kedudukan
dan peran Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia meliputi Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of
Government.
Dengan kata lain, seluruh kegiatan yang ada pada rancangan
aktualisasi diharapkan mampu mencerminkan nilai – nilai dasar ASN yang
merupakan landasan utama dalam bersikap dan berkegiatan yang sejalan
dengan visi, misi dan tujuan organisasi serta unit dimana ASN tersebut
bekerja. ASN diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar
dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatan secara profesional sebagai
pelayan masyarakat.
1. Nilai - Nilai Dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
a) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai oleh setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tugas dan tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Nilai- nilai yang terkandung dalam akuntabilitas sebagai berikut:
1) Kepemimpinan
2) Transparansi
3) Integritas
4) Tanggung jawab
21

5) Keadilan
6) Keseimbangan
7) Kejelasan
8) Konsistensi

b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau rasa cinta yang wajar
sebagai warga negara Indonesia terhadap bangsa dan negara
serta sekaligus menghormati bangsa lain yang didasarkan pada
nilai-nilai pancasila. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh
setiap ASN, bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan
fungsi, tugas dan tanggung jawabnya. ASN diharapkan tidak
berfikir sektoral tetapi memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan negara. Nilai-nilai yang
terkandung dalam nasionalisme sebagai berikut:
1) Aparatur Sipil Negara mengimplementasikan nilai-nilai
pancasila
 Ketuhanan (religius, toleran, etos kerja, transparan,
amanah, percaya diri)
 Kemanusiaan (humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif)
 Persatuan (cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, gotong
royong)
 Kerakyatan (musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, bijaksana)
 Keadilan (bersikap adil, tidak serakah, tolong menolong,
kerja keras, sederhana)

2) Aparatur Sipil Negara sebagai pelaksana kebijakan publik


22

 Berintegritas Tinggi;
 Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kejujuran, Keadilan, Tidak
Korupsi, Transparan, Akuntabel, Dan Memuaskan Publik;
 Mengutamakan Kepentingan Publik Dan Masyarakat Luas;
 Mengutamakan Pelayanan Yang Berorientasi Pada
Kepentingan Publik.
3) Aparatur Sipil Negara sebagai pelayan publik
 Profesional
 Melayani publik
 Memenuhi hak-hak pelanggan
 Berintegritas tinggi
4) Aparatur Sipil Negara sebagai pemersatu bangsa dan Negara
 Pemersatu Bangsa (Dilandasi Nilai-nilai Semangat
SumpahPemuda dan Bhineka Tunggal Ika);
 Menjaga Kondisi Damai.

c) Etika Publik
Etika publik adalah refleksi atas standar yang menentukan
baik atau buruk, benar atau salah tindakan keputusan perilaku
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab sebagai pelayan publik. Adapun nilai-nilai dasar
etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
23

8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan


program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam bekerja.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

d) Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pelaksanaan pelayanan publik di
mana masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh ASN. Masyarakat semakin menyadari haknya untuk
mendapatkan layanan terbaik dari ASN sehingga diperlukan
komitemen mutu harus dilakukan secara terintegrasi dengan
melibatkan seluruh komponen pihak-pihak yang terlibat agar
kepercayaan masyarakat tetap terjaga tentang layanan publik di
pemerintah.
Adapun nilai-nilai dasar komitmen mutu sebagai berikut:
1) Efektifitas (puas, berhasil guna, sesuai target) dan efisiensi
(hemat, termudah, termurah, tersingkat, teringan, terpendek).
2) Inovasi (berubah, berpikir kreatif).
3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan masyarakat
(tulus, ramah, tertib, cepat, aman, teliti, teratur).
4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara agar masyarakat tetap setia.
5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa
cacat, tanpa kesalahan dan tidak ada pemborosan.
6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan masyarakat maupun
perkembangan teknologi.
7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
24

8) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui


berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.

e) Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku yang melawan norma-
norma untuk memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara,
suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan
dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan
gratifikasi. Adapun sembilan nilai anti korupsi sebagai berikut:
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
5) Tanggung jawab
6) Kerja keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil
2. Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Dalam melaksanakan tugasnya, PNS wajib mengetahui peran
dan kedudukannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
a) Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah suatu kegiatan atau serangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun
nilai-nilai pelayanan publik yang berlaku sebagai berikut:
1) Partisipasif
2) Transparansi
3) Responsif
4) Efektif dan efisien
5) Tidak diskriminatif
6) Mudah dan murah
7) Aksebilitas
25

8) Akuntabel
9) Berkeadilan

b) Manajemen ASN
Seorang Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat
penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh Aparatur Sipil Negara
dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik
berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut Aparatur
Sipil Negara untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi
menjadikan aksesibilitas semakin mudah. Dalam kenyataannya
birokrasi pemerintahan masih menjadi hambatan dalam
pembangunan, yang ditandai dengan masih rendahnya kinerja
pelayanan dan masih tingginya angka korupsi di Indonesia. Selain
menghadapi permasalahan internasional, birokrasi pemerintah
juga masih dihadapkan kepada permasalahan dalam negeri
seperti pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik, politisasi
birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan otonomi
daerah, karena birokrasi belum profesional untuk dapat
menjalankan tugas dan fungsinya.
Mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad
untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
profesional, agar mampu menyelenggarakan pelayanan publik
yang berkualitas bagi masyarakat.

c) Whole of Government
Whole of Government adalah bentuk integrasi aksi dari
pemerintah dalam rangka melakukan pelayanan kepada
masyarakat, maknanya saat ini pemerintah sudah memberikan
pelayanan dari tiap organisasi sektor publik atau organisasi
pemerintah kepada masyarakat. Whole of Government
26

memberikan pelayanan kepada masyarakat dari semua sektor


publik untuk menjadi satu kesatuan.
Tujuan diperlukannya satu kesatuan tersebut yaitu dalam
rangka meningkatkan kepuasan pelayanan terhadap masyarakat.
Mengintegrasikan setiap layanan dari sektor publik (layanan
lembaga pemerintah) menjadi satu kesatuan maka diperlukan
adanya indikator kepuasaan masyarakat yaitu layanan lebih
mudah, cepat, tepat dan akurat serta mengetahui dan memahami
setiap kebutuhan masyarakat.

3. Konsep Dasar Kehamilan dan Tanda Bahaya Kehamilan


a) Konsep Dasar Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam
Prawirohardjo, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi.
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester menurut Prawirohardjo
dimana trimester kesatu berlangsung 12 minggu, trimester kedua
15 minggu (minggu ke – 13 hingga minggu ke – 27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke – 28 hingga ke – 40).
Kebutuhan dasar ibu hamil meliputi oksigen, asupan nutrisi
yang cukup, obat – obatan, gerak badan, pakaian, imunisasi,
kesehatan jiwa, rekreasi dan istirahat, kebersihan tubuh serta
lingkungan.

b) Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda – tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
27

kehamilan/ periode antenatal yang apabila tidak dilaporkan atau


tidak terdeteksi lebih dini bisa menyebabkan kematian ibu dan
janin.
Tanda bahaya pada masa kehamilan muda dapat berupa
perdarahan baik ringan maupun berat yang dapat menjadi tanda
keguguran atau mola hidatidosa dan lain - lainnya, mual muntah
terus menerus, demam tinggi di awal kehamilan dapat
dihubungkan dengan risiko bayi mengalami cacat lahir atau cacat
tabung saraf, dan keputihan yang dapat dicurigai sebagai tanda
infeksi menular seksual jika berbau, gatal, berwarna kuning atau
bahkan kehijauan.
Menurut Kusmiyati, dkk tanda bahaya pada kehamilan lanjut
yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak di wajah, jari – jari tangan dan kaki,
keluar cairan pervaginam atau pecahnya ketuban, gerakan janin
tidak terasa, kejang yang biasa disebut eklampsia.
Secara garis besar ada tujuh tanda bahaya pada kehamilan
yang perlu diwaspadai, yaitu:
(1) Ibu hamil mengalami perdarahan atau flek pada hamil muda
atau tua
(2) Ibu hamil mengalami pembengkakan pada tangan, wajah dan
kaki atau pandangan kabur serta sakit kepala yang berlebihan
disertai kejang
(3) Demam tinggi
(4) Keluar air ketuban
(5) Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali
(6) Ibu muntah terus menerus dan tidak bisa makan sama sekali
(7) Ibu mengalami cedera atau trauma daerah perut

c) Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan


28

Pada umumnya 80 – 90 % kehamilan akan berlangsung


normal dan hanya 10 – 12 % kehamilan yang disertai dengan
penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Deteksi
dini gejala dan tanda bahaya kehamilan merupakan upaya terbaik
untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap
kehamilan atau keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan
adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga
dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah
gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan
ibu dan bayi yang dikandung.
d) Pentingnya Edukasi Tanda Bahaya Kehamilan
Tujuan pentingnya mengetahui tanda bahaya kehamilan
menurut Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003), yaitu:
(1) Mengenali tanda – tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan
janinnya sejak dini
(2) dapat mengambil tindakan yang tepat yaitu menghubungi
tenaga kesehatan terdekat bila menemui tanda bahaya
kehamilan untuk memndapat perawatan segera.
Sehubungan dengan penjelasan mengenai tanda bahaya di
atas dapat kita ketahui pentingnya pemahaman seorang ibu hamil
terhadap dirinya, kehamilannya dan kesehatannya. Dalam rangka
mencegah terjadinya angka kematian dan angka kecacatan
edukasi tanda bahaya perlu untuk digalakkan pelaksanaannya
agar ibu – ibu hamil lebih memperhatikan keadaan diri dan
kehamilannya.
Kondisi di Indonesia saat ini masih kurangnya kesadaran ibu
hamil untuk lebih memperhatikan kehamilan maupun
kesehatannya dibuktikan dengan masih banyaknya ibu hamil yang
hamil di usia dimana organ – organ reproduksinya belum
sempurna siap dibuahi, kurangnya kepatuhan ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya secara rutin/ teratur.
29

e) Edukasi atau Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan


Menurut Azwar (1983) penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan
pengertian tersebut, maka petugas penyuluhan kesehatan di
samping harus menguasai ilmu komunikasi juga harus menguasai
pemahaman yang lengkap tentang pesan yang akan disampaikan.
Metode yang digunakan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan ada metode didaktik dengan menggunakan leaflet,
poster, banner dan metode sokratik melalui diskusi, curah
pendapat atau penyuluhan.
Tujuan dari diadakannya penyuluhan kesehatan menurut
WHO adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini
terjadi karena seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu dan pengetahuan merupakan faktor penting dalam
menentukan perilaku seseorang karena pengetahuan dapat
menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat.
Meningkatnya pengetahuan dapat mengubah perilaku masyarakat
dari yang negatif menjadi positif, selain itu juga membentuk
kepercayaan. Sedangkan pengukuran pengetahuan sendiri dapat
dilakukan melalui wawancara atau dengan angket yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden. Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan
ekonomi.

Pendidikan Penyuluhan/
Edukasi Deteksi Dini
Tanda Tanda
Bahaya Bahaya
Kehamilan Kehamilan
Pada Ibu
Hamil
30

Pekerjaan

Lingkungan

Ekonomi

Penanganan Pemeriksaan
Angka Tanda
Kematian cepat dan
Bahaya tepat
Ibu Kehamilan
Menurun

Gambar 3.1 Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai