Anda di halaman 1dari 2

TASAWUF FISIKA SERI 1

MANTUL

Ketika kita berbicara di dalam ruangan tertutup ataupun di tepi tebing akan terdengar bunyi pantul.
Bunyi pantul ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bunyi pantul yang terjadi di dalam
gedung disebut dengan gaung yang bersifat destruktif karena menyebabkan suara asli tidak jelas bahkan
rusak. Sedangkan pada saat kita berdiri di tepi tebing dan berteriak maka beberapa saat kemudian kita
mendengar suara pantul dengan jelas sebagaimana suara aslinya. Jenis pemantulan ini bersifat konstruktif
karena tidak merusak suara asli. Inilah yang disebut dengan gema.

Bunyi merupakan salah satu gelombang mekanik, yaitu gelombang yang membutuhkan medium
untuk merambat. Seperti gelombang cahaya, bunyi juga memiliki sifat sebagian dipantulkan, sebagian
diserap dan sebagian diteruskan apabila mengenai penghalang. Sifat pemantulan secara umum yaitu sudut
datang sama besar dengan sudut pantul. Keadaan sunnatulloh inilah yang menyebabkan peluang kita
dapat mendengar suara pantul.

Pelajaran dari peristiwa gema adalah apapun yang kita katakan konsekwensinya akan kembali
kepada diri kita. Ketika saya berdiri di tepi tebing berteriak sugeng ganteng, maka beberapa saat setelah
bunyi asli selesai terucap, maka akan terdengar suara sugeng ganteng. Begitu pula ketika saya berteriak
sugeng jelek, maka akan terdengar gema sugeng jelek. Segala sesuatu yang kita ucap dan perbuat akan
kembali dan berdampak kepada diri kita sebagaimana firman Alloh dalam Al-Quran Al-Karim surat Al-
Isro’ ayat 7 yang artinya “jika kamu berbuat baik (bererti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri”.

So, mari selalu berlatih untuk selalu berfikir, berucap dan bertindak yang terbaik. Karena bukan
untuk orang lain, melainkan untuk diri kita masing-masing. Berfikir positif, berucap dan berbuat yang
baik adalah husnul khuluk yang dapat membawa pelakunya mendapat derajat orang yang berpuasa
sepanjang hari dan bertahajjud sepanjang malam. Sebagaimana sabda Rosululloh Muhammad shallallohu
‘alaihi wasallam yang artinya “Sesunguhnya seorang mukmin, dengan kebaikan akhlaknya dapat
mencapai derajat orang yang berpuasa dan qiyamul lail (HR. Abu Dawud)
TASAWUF FISIKA SERI 2
INERSIA

Ketika kita naik kendaraan yang sedang melaju tiba-tiba direm, maka tubuh kita seolah-olah
terdorong ke depan. Begitu pula pada saat kita berada di dalam mobil yang diam, tiba-tiba bergerak
dengan kecepatan tinggi, maka tubuh kita seolah-olah tertarik ke belakang. Peristiwa ini adalah
sunnatulloh yang terjadi pada setiap benda atau mahluk hidup yang mengalami percepatan ekstrim pada
saat rehat. Peristiwa ini dalam ilmu fisika dinamakan keadaan inersia atau kelembaman. Inersia ini
merupakan kondisi untuk mempertahankan diri dari segala suasana adanya gaya luar yang bekerja.
Formulasi matematis dari peristiwa ini dikenal dalam sebuah persamaan hokum Newton I yang dinyatakan
ΣF = 0. Secara fisis menyatakan bahwa benda akan selalu diam atau bergerak lurus jika gaya yang bekerja sama
dengan nol. Jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, maka benda akan selalu diam ataupun kalau benda itu
bergerak, maka gerakanya akan selalu dengan kecepatan konstan dalam arti tidak memeiliki acceleration
(percepatan).
Untuk mengalami perubahan dibutuhkan gaya, baik yang sumbernya dari internal maupun eksternal. Gaya
internal disini berupa motivasi dan keberanian mengambil resiko. Sedangkan gaya dari luar berupa masukan-
masukan positif dan pelajaran dari orang lain yang sukses memberi peran. Untuk mendapatkan gaya ini, maka butuh
sharing dan silaturrohmi dengan pihak lain. Sebagaimana sabda rosululloh Muhammad shalallohu ‘alaihi wasallam
yang artinya “Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung
silaturrahmi” (HR. Bukhori dan Muslim).

Anda mungkin juga menyukai