Anda di halaman 1dari 16

1.

Ceritakan momen atau kejadian yang akhirnya membuat Anda memutuskan untuk mendaftar
sebagai Pengajar Muda! (600 kata)

Indonesia merupakan Negara Berkembang yang jumlah penduduknya menurut Tribun


Jateng per 30 Juni 2016 adalah 257.912.349 jiwa. Adapun jumlah wajib KTP per 31
Desember 2015 yakni 182.588.494 jiwa. Jumlah yang sangat besar yang seharusnya menjadi
keuntungan bangsa Indonesia apabila mutu sumber daya manusianya tinggi, bahkan bisa
menjadikan Indonesia berubah menjadi Negara maju di Dunia. Menciptakan manusia yang
bermutu perlu melalui berbagai proses yang perlu dilalui yakni dalam bidang pendidikan,
pendidikan pula mampu memanusiakan manusia yang seutuhnya dan menciptakan manusia
yang baik sebagai warga negara. Pendidikan merupakan ranah yang strategis untuk kemajuan
suatu bangsa, karena majunya suatu bangsa dapat diukur dengan kemajuan pendidikannya.
Pendidikan tidak hanya berbicara mengenai sistemnya, tokoh utamanya atau
sasarannya, akan tetapi keseluruhan dari komponen pendidikan yang perlu diperhatikan agar
mutu pendidikan di Indonesia mampu untuk menjadikan manusia di Indonesia menjadi
manusia yang seutuhnya dan mampu membawa Indonesia lebih maju dalam berbagai bidang.
Salah satu program untuk meningkatkan mutu pendidikan ialah Program Indonesia Mengajar
yang sudah beberapa tahun berjalan, dimana program ini merupakan suatu program untuk
melaksanakan pemerataan pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Terluar)
dengan cara mengirimkan Pengajar Muda atau lainnya untuk ditempatkan di daerah 3T
tersebut dengan membawa visi dan misi meningkatkan mutu pendidikan di daerah tersebut,
dan juga terdapat program lainnya yang terdapat di Indonesia demi meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Pendidikan tidak terlepas dari sebuah permasalahan, bahkan permasalahan yang
terdapat saat ini lebih kompleks dalam artian dari berbagai faktor yang menjadi pelaku
pendidikan. Sistem pendidikan yang sentralistik, pendidik yang kurang kreatif dan peserta
didik yang terpengaruh oleh perkembangan zaman inilah yang menyebabkan pendidikan di
Indonesia semakin suram, walau memang beberapa proses pendidikan di beberapa daerah
sudah berjalan dengan baik namun secara umum perlu adanya evaluasi lebih dalam dan lebih
jauh dari berbagai faktor tersebut. Perlu adanya sinergi antara sistem dengan pelaku
pendidikan agar terjalinnya kesesuaian antara pelaksanaan pendidikan dengan tujuan dari
pendidikan, berdasarkan pengalaman saya ketika melaksanakan observasi, magang di
Sekolah Dasar (SD) dan juga melaksanakan Program Pelaksanaan Lapangan yang merupakan
tugas akhir saya untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan, terdapat
banyak masalah yang terjadi di sekolah-sekolah tersebut dalam artian kenyataan yang terjadi
dilapangan tidak sesuai dengan yang semestinya dilakukan sesuai dengan aturan, tidak
adanya tindakan evaluasi yang dilakukan baik dari lembaga pendidikan tersebut maupun
pemerintah terkait sehingga permasalahan tersebut semakin lama semakin mengakar dan
inilah yang membuat saya terketuk hatinya sebagai seorang Sarjana Pendidikan untuk
perlahan membenahi permasalahan tersebut.
Rakyat Indonesia sangat peduli dengan dunia pendidikan, berbagai kalangan
masyarakat memiliki cara tersendiri untuk menimbulkan rasa kepeduliannya terhadap dunia
pendidikan, salah satunya para seniman dengan cara membuat film-film yang mencerminkan
dunia pendidikan yang terjadi dipelosok negeri, tidak lain dengan tujuan agar memberikan
sebuah motivasi seluruh penonton film tersebut untuk bersama-sama melakukan tindakan
evaluasi yang cepat dan tepat sesuai kapasitasnya, salah satunya seperti film “Lasakar
Pelangi” film yang mengadaptasi dari penulis buku Andrea Hirata ini yang membuat saya
terketuk hatinya sampai meneteskan air mata setiap penggal cerita dari film tersebut, sebagai
seorang Sarjana Pendiikan sudah saatnya memberikan dampak yang positif bagi dunia
pendidikan Bangsa Indonesia.
Jadi, terdapat banyak tugas yang perlu kita emban bersama demi meningkatkan mutu
pendidikan di Indonsia, membenahi satu persatu yang menjadi akar permasalahannya agar
jalannya proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia. Dengan
permasalahan yang terjadi dan melihat film-film bergenre pendidikan membuat saya
mendaftar sebagai Pengajar Muda pada program Indonesia Mengajar, menurut saya program
ini merupakan salah satu yang akan menjadi sarana saya untuk melaksanakan janji
kemerdekaan Indonesia yang belum terlunasi yakni mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia untuk memanusiakan manusia. Cerita pengalaman pengajar muda pula yang
membuat saya termotivasi untuk melanjutkan tongkat estafet mereka berjuang meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia.
2. Ceritakan pengalaman Anda saat berada dalam kondisi yang menurut Anda kurang ideal dan Anda
tidak memiliki pengaruh yang besar! Apa yang kamu lakukan saat itu? (600 kata)

Peraturan ialah suatu pembatas yang berada dalam sebuah organisasi, kelompok
maupun lingkungan sosial masyarakat yang berguna untuk membatasi dan mengatur tingkah
laku seluruh anggota dalam organisasi tersebut atau daerah tertentu agar tingkah laku atau
perbuatannya sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tidak sedikit orang
menyepelekan sebuah peraturan, bahkan sudah tidak merasa minoritas ketika melakukan
sebuah pelanggaran, tidak adanya rasa malu dan ragu ketika melanggar sebuah aturan, ini
semua akan menyebabkan dampak yang buruk bagi generasi penerus bangsa apabila
pendahulunya tidak taat akan sebuah aturan yang ada.
Pelanggaran adalah sebuah tindakan yang tidak sesuai dengan sebuah aturan, dimana
kondisi seperti ini yang menyebabkan sebuah kondisi yang tidak ideal. Hal seperti ini yang
perlu ditindak dengan sebuah sanksi yang sebelumnya sudah ditentukan berbarengan dengan
penetapan sebuah peraturan, agar mencegah terjadinya proses pelanggaran massal yang
terjadi.
Berbicara mengenai ideal, merupakan suatu keadaan dimana tetap dalam koridor
keadaan yang ingin dicita-citakan, tidak melakukan sebuah kesalahan atau pelanggaran atas
dasar peraturan yang ada, dengan menjaga hal tersebut maka akan terciptanya keadaan yang
ideal sampai sebuah harapan yang diinginkan tercapai.
Salah satu contohnya terjadi di Desa saya sendiri, dimana beberapa pemimpin warga
melakukan sebuah pelanggaran yang cukup meresahkan warga dan dilakukannya sudah
berskala massal dalam artian bersama lapisan masyarakat lainnya juga, hal ini yang membuat
geram saya dan pemuda lainnya ketika mendengar sebagian warga mengeluhkan hal tersebut.
Kondisi pada saat itu saya sedang menempuh kuliah saya di luar kota dan pemuda lainnya
pun merantau bekerja di luar kota, ketika ada momen hari libur memperingati hari besar
Nasional saya dan pemuda lainnya berkesempatan untuk pulang kekampung halaman, dan
melakukan sebuah perkumpulan dengan para pemuda untuk membahas permasalahan
tersebut, pada saat itu setelah melakukan musyawarah akhirnya saya memimpin para pemuda
untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintahan Desa bahwa terdapat pemimpin warga di
rt dan rw tempat rumah saya tinggali melakukan sebuah pelanggaran yang keluar dari aturan
dan norma yang ada. Setelah menyampaikan semuanya, pemerintah Desa menampung
aspirasi kami semua dan berharap segera ditindak lanjuti agar permasalahan tersebut bisa
terselesaikan, saya dan pemuda lainnya kembali pergi ke perantauan untuk menjalankan
aktivitasnya kembali, hingga pada suatu saat terdengar kembali laporan dari beberapa warga
tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum pemimpin warga tersebut semakin
mengakar dan meluas, bahkan rumornya beberapa staf pemerintah Desa pun ikut serta dalam
pelanggaran tersebut, dan saya pada saat itu berada pada kondisi tidak memiliki waktu untuk
menjenguk kampung halaman yang keadaannya semakin kacau, karena tugas kuliah yang
mengharuskan saya untuk tetap tinggal diperantauan dan juga pemuda lainnya. Sehingga
pada saat itu saya merasa tidak berguna bagi masyarakat di Desa saya karena saya lebih
mementingkan keegoisan saya untuk menyelesaikan dan menuntaskan kuliah saya, akan
tetapi kuliah saya juga ialah sebuah amanah dari orang tua dan harus segera
menyelesaikannya.
Keadaan tersebut sudah keluar dari kata ideal, dan seharusnya sebagai seorang
pemimpin warga atau pemerintah disuatu daerah mencontohkan hal yang membuat warga
lainnya berubah menjadi lebih baik lagi, menaati segala aturan yang ada sesuai dengan
norma-norma bermasyarakat dan beragama. Dengan demikian akan menciptakan keadaan
suatu organisasi atau lingkungan masyarakat yang ideal, setiap anggota dan lapisan
masyarakat harus mampu menciptakan suasana ideal agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Sebuah lembaga pemerintahan khususnya di Desa harus memiliki sebuah cara untuk
mensejahterakan seluruh masyarakat Desanya, berbagai cara dilakukan agar tidak ada salah
satu dari warganya melakukan sebuah pelanggaran yang akan merusak tujuan bersama,
melakukan pengelolaan yang baik disetiap tingkatan atau elemen pemerintah Desa agar
bersama-sama mencegah terjadinya penyakit masyarakat.
Sebuah hal perubahan tidak harus menunggu adanya keluhan masyarakat, sebagai
sosok pemimpin harus bertindak peka dan peduli akan kepemilikan bersama dan tujuan
bersama dan menyerukan kepada seluruh elemen warga untuk menaati segala aturan yang
berlaku.
3. Ceritakan pengalaman ketika Anda menjual ide atau sebuah pemikiran kepada banyak orang dan
pada akhirnya mereka benar-benar menjalani ide Anda dengan senang hati! (600 kata)

Ide menururt KBBI ialah rancangan yang tersusun dipikiran, dalam artian sebuah
pemikiran yang sebelumnya sudah melalui pemikiran matang, ide juga merupakan suatu
pemikiran yang terkadang digunakan untuk mengatasi sebuah permasalahan atau persoalan
baik persoalan pribadi maupun kelompok. Perlu pemikiran yang kreatif dan inovatif demi
memunculkan sebuah gagasan atau ide pikiran untuk hal apapun dalam kehidupan sehari-
hari.
Penerapan sebuah gagasan atau ide harus sesuai dengan situasi dan kondisi
permasalahan yang akan diselesaikan dengan menggunakan ide tersebut, dalam artian sebuah
gagasan atau ide tersebut harus direncanakan dengan sungguh-sungguh agar hasilnya sesuai
yang diharapkan.
Singkat cerita, saya mengikuti ormawa DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa)
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Periode 2016/2017 menjabat sebagai
Kordinator komisi 1, pertama kalinya mengikuti ormawa dikampus karena sebelumnya hanya
bepartisipasi diunit kegiatan kemahasiswaan, pada saat itu saya minim pengalaman mengenai
DPM dilingkup kampus, seiring berjalannya waktu saya mulai memahami kedudukan saya
dan hakikat saya di DPM, banyak masukan yang saya dapatkan dari alumni-alumni DPM.
Pada suatu saat saya diberikan amanat beserta 3 rekan lainnya untuk menjadi perwakilan dari
DPM UPI Sumedang mengikuti acara tahunan di Universitas Pendidikan Indonesia yakni
Training Legislatif, training ini mengikut sertakan DPM dari Universitas se-Jawa Barat,
banyak pemateri yang hebat seperti dari DPR RI, DPRD Jawa Barat dan para aktivis
mahasiswa yang eksis di tingkat Nasional. Pelaksanaan training tersebut selama 2 hari, hari
pertama pelaksanaan penyampaian materi tentang trias politika khususnya legislatif, dan hari
kedua pelaksanaan implikasi ke DPM’an dikampus. Pada saat itu salah satu acaranya yakni
FGD (Forum Group Discussion) dengan mengusung tema “Menciptakan Alur Aspirasi
Mahasiswa yang Ideal di Kampus”, dalam grup saya terdiri dari 7 orang dengan ditambah 1
orang sebagai tutor dari pihak panitia. Saya satu grup dengan mahasiswa-mahasiswa terbaik
dari perwakilan setiap kampusnya, dari Universitas Siliwangi, Universitas Sultan Agung
Tirtayasa, Politeknik Negeri Bandung dan banyak lainnya. Mental Blok saya pada saat itu
merasa minder dan kurang percaya diri, karena pengetahuan dan pengalaman saya di DPM
kampus sangat minim dibanding rekan satu grup lainnya, sesi diskusi berjalan saling
memperkenalkan dan saling meberikan pendapat dan ide mengenai tema yang diinginkan,
sampai berjalannya diskusi selama 15 menit saya masih mengkaji pendapat dari rekan-rekan
satu grup saya dan memikirkan sebuah alur yang ideal akan tetapi dengan menyertakan ide
dari rekan satu grup tersebut, pada akhirnya saya berani menawarkan sebuah alur aspirasi
dengan menggabungkan konsep dari setiap pendapat yang sudah didapatkan kemudian
mengaplikasikannya dengan filosofi sesosok tubuh manusia berbadan kotak yang dinamakan
“PAK ITA” yang artinya sesosok laki laki dengan tubuh berbentuk kotak yang menampung
insirasi kita semua yang dijadikan sebuah aspirasi, kepala sebagai suatu hal atau
permasalahan yang terjadi dan kedua tangan dan kaki membawa aspirasi dari setiap elemen
yang akan disatukan kedalam tubuh dan kemudian dalam tubuh akan disatukan untuk
mengatasi sebuah permasalahan yang ada dikepala, demikian sedikit penjelasan mengenai
sebuah ide yang saya ajukan pada saat itu yang sebagian besar konsep yang saya ambil
merupakan sekumpulan ide dari rekan satu grup. Akhirnya ide tersebut dijadikan sebuah
produk dari grup saya dan saya ditunjuk langsung oleh tutor grup saya untuk
mempresentasikan hasil diskusi grup kami didepan grup lainnya, setelah selesai
mempresentasikan saya merasa bahwa sebuah ide tidak akan muncul apabila tidak
direncanakan dengan baik dan matang, perlu pendapat orang lain agar langkah yang kita
lakukan dengan menerapkan ide tersebut berhasil sesuai yang diharapkan bersama.
Jadi, sebuah gagasan atau ide perlu dipertimbangkan dengan sebaik mungkin,
dipersiapkan sesuai dengan harapan yang diinginkan, membuka pemikiran dan membuka
pendapat dari luar agar ide yang akan diciptakan benar-benar sesuai dengan harapan.
Kemudian perlu pertanggungjawaban atas sebuah ide yang dilayangkan sampai ide tersebut
benar-benar terlaksana, dengan memastikan dan membuktikan bahwa ide tersebut mampu
terlaksana dengan sesuai harapan yang diinginkan.
4. Ceritakan pengalaman Anda saat harus bertindak cepat untuk memanfaatkan sebuah kesempatan
yang terbatas, dan tapi tidak dapat berkonsultasi dengan orang lain! (600 kata)

Manusia diciptkan dengan sempurna, sistem dalam tubuh manusia sama seperti robot,
yang mampu bergerak sesuai kehendak pemiliknya. Perbedaannya robot dibuat oleh manusia
dan digerakkan oleh manusia karena robot tidak memiliki otak dan hati, sedangkan manusia
memiliki otak dan hati yang digerakkan dan dibuat oleh Sang Pencipta Tuhan yang Maha
Kuasa, namun manusia diwajibkan mampu bergerak sendiri dengan hati dan otak yang
dimilikinya, itu perbedaannya mengapa manusia lebih canggih dari robot, karena yang
dimiliki manusia tidak dimiliki oleh robot, robot bisa bertindak cepat, manusia pun bisa
demikian.
Sebuah keadaan dan situasi akan menjadikan kita bertindak layaknya seekor Siput
yang bergerak dengan lambat bahkan bisa bertindak layaknya seekor cheetah yang sangat
cepat, ini semua tergantung dari situasi dan kondisi yang harus dihadapi. Dalam dunia pribadi
maupun kelompok, terkadang kita menemukan keadaan yang mewajibkan kita untuk
bertindak cepat dan ada pula yang biasa saja, ini juga tergantung atas dasar permasalahan
atau tujuan yang dihadapinya dan diinginkannya.
Tepatnya pada saat saya menjadi bagian dari anggota DPM UPI Sumedang Periode
2016/2017 dan menjabat sebagai Koordinator Komisi 1, saya mengemban tugas yang tidak
mudah, dan tanggung jawab sebagai koordinator yang harus saya penuhi. DPM periode ini
menurut saya masih pasif, karena saya sendiri sebagai kordinator masih minim akan
pengalaman begitupun yang lainnya, bahkan ketuanya pula baru berkecimpung di dunia DPM
hanya mengandalkan pengetahuan dari luar saja. Akhirnya sampai paruh periode menjabat
kita masih melaksanakan apa yang dilaksanakan oleh periode sebelumnya, tidak adanya
tindakan evaluasi apapun yang sehingga menyebabkan para anggota lainnya menjadi malas
untuk melaksanakan musyawarah intern, rapat mingguan yang hadir hanya ketua dan
sebagian para kordinator setiap komisinya saja, hal ini menjadi pukulan bagi saya dan rekan
lainnya begitupun ketua DPM yang memang kebetulan dia adalah teman satu kelas saya dan
dia dekat dengan saya, bukan hanya kewajiban saya sebagai koordinator dikomisi 1, akan
tetapi nama baik DPM yang mejadi taruhannya, dicibir dimana-mana sebagai ormawa yang
pasif kurang pergerakan dan lain sebagainya. Hingga akhrinya diutusnya saya beserta 3 rekan
saya lainnya termasuk didalamnya ketua DPM untuk mengikuti Training Legislatif, 2 hari
lamanya mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi hidup saya dan 3
rekan saya lainnya yang ikut serta mewakili DPM UPI Sumedang pada training tersebut.
Kemudian sepulang dari training kami mengadakan rapat intern membahas mengenai DPM
yang sesungguhnya atas dasar ilmu yang sudah didapatkan, akan tetapi rapat hanyalah rapat
hasilnya nihil tanpa adanya dukungan dari anggota lainnya. Pada saat itu masa periode
jabatan kita hanya tersisa satu bulan lagi menuju pergantian masa jabatan, kami belum
melakukan sebuah perubahan apapun, akhirnya saya memberanikan diri tanpa sepengetahuan
ketua dan rekan lainnya untuk merancang sebuah konsep dari mulai nama periode jabatan,
hingga acara yang akan dilaksanakan bahkan membuat surat undangan untuk acara tersebut,
dalam sebulan terakhir ini sebelum masa jabatan habis, membuat nama kabinet jabatan yakni
kabinet Reformasi, kemudian mengadakan rapat dengar beserta jajaran Unit Kegiatan
Mahasiswa beserta Badan Eksekutif Mahasiswa membahas tentang hak dan kewajiban yang
seharusnya dilaksanakan setiap lembaga baik eksekutif maupun legislatif, banyak hal yang
perlu dibahas yang selama ini menjadi kekeliruan pada sistem kita, dan akhirnya dengan
hanya sisa waktu sebulan kami DPM 2016/2017 memberikan dampak yang cukup membuat
tatanan sistem organisasi dalam kampus menjadi benar, ini semua atas kerja sama yang baik
dan kegigihan kita semua anggota DPM kabinet Reformasi.
Apabila kita terlena dengan waktu maka yang terjadi waktu yang akan memakan kita,
namun apabila kita cepat menanggapinya waktu sekecil apapun akan bisa dimanfaatkan
untuk menjadi lebih baik lagi, kita sudah diciptakan dengan sesempurna mungkin oleh Tuhan
yang Maha Kuasa untuk menghadapi segala hal apapun dalam hidup kita, dengan berusaha
keras dan pantang menyerah maka sebuah keberhasilan akan berpihak kepada kita.

5. Ceritakan pengalaman ketika gagasan atau proyek yang Anda yakini bermanfaat, tidak diterima
oleh orang lain yang berpengaruh besar terhadap terlaksananya gagasan atau proyek tersebut! Apa
yang Anda lakukan dalam menghadapinya? (600 kata)

Tuntutlah ilmu sampai ke negri cina, sebuah pepatah kata yang selalu berada diotak
saya, dan memotivasi saya untuk tidak pernah merasa puas akan usaha dan belajar, menuntut
ilmu itu wajib bagi kita seorang manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk
meningkatkan derajat kita, karena sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW “Menuntut
ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan perempuan”. Dengan demikian tidak ada
alasan kita untuk berhenti belajar dan terus menuntut ilmu.
Sebuah keinginan dan cita-cita terkadang perlu sebuah usaha yang maksimal agar
yang diinginkan dan dicita-citakan bisa terlaksana atau tercapai, akan tetapi sebuah do’a tidak
kalah pentingnya karena pemilik segala keputusan dan jalan hidup kita yakni Tuhan yang
Maha Esa. Menginginkan untuk bisa merasakan pendidikan setinggi mungkin dan berharap
ilmu yang didapatkan pun sesuai dengan yang diharapkan, sejak SMA saya memimpikan
untuk bisa melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi, akan tetapi dengan
kondisi ekonomi keluarga yang sepertinya tidak memungkinkan untuk bisa terlaksana
keinginan saya tersebut, pada akhirnya saya berusaha mencari informasi mengenai beasiswa
sekolah S1 di perguruan tinggi negeri dan pada saat itu ternyata ada beasiswa BIDIKMISI
yang diperuntukan bagi mahasiswa miskin berprestasi, dan saya berusaha untuk bisa
mendapatkannya agar bisa menuntut ilmu dijenjang yang lebih tinggi, dan akhirnya saya
berhasil mendapatkan beasiswa tersebut dan berkuliah di perguruan tinggi yang saya
inginkan tanpa membebani orang tua.
Saat ini setelah saya selesai S1 saya pula memiliki keinginan yang besar untuk
mengabdikan diri untuk masayarakat Indonesia karena tanpa masyarakat Indonesia saya tidak
akan bisa merasakan pendidikan sampai jenjang S1 sekarang ini. Kemudian saya memiliki
keinginan yang besar untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya ke S2 akan tetapi saya
menemui sebuah kendala yang saya alami, banyak beasiswa untuk jenjang ini akan tetapi
syarat yang mewajibkan saya untuk mahir dalam bahasa Asing seperti Bahasa Inggris salah
satunya. Saya bercita-cita setelah lulus S1 saya ingin menuntut ilmu ke kampung Inggris di
Pare Kediri, akan tetapi untuk menuju kesana memerlukan suatu biaya yang tidak sedikit
untuk program yang harus saya lalui karena memang kemampuan bahasa Inggris saya masih
dibawah rata-rata, tabungan yang semula untuk menambahkan biaya ke Pare habis setelah
dipakai untuk biaya ditingkat akhir, seperti biaya skripsi, sidang, wisuda dan lain sebagainya,
ini mengakibatkan saya tidak memiliki tabungan yang tersisa, dan keadaan orang tua yang
tidak memungkinkan untuk menyekolahkan saya ke Pare, ini semua bukan sepenuhnya saya
menyalahkan keadaan baik keadaan orang tua saya maupun ekonominya, namun ini semua
saya anggap sebagai suatu takdir yang mengharuskan saya untuk berjuang dan tetap berusaha
sekuat mungkin, akan tetapi jika memang keinginan ini terlaksana saya tidak akan menyia-
nyiakan kesempatan itu untuk belajar serius berbahasa Inggris dengan baik, dan setelah itu
berusaha untuk mendapatkan salah satu beasiswa untuk bisa berkuliah dijenjang S2.
Namun saya kira ini jalan yang sudah ditentukan oleh Tuhan untuk saya lalui agar
saya terus berusaha tanpa putus asa, dan saya terus berusaha untuk belajar bahasa Inggris
dengan sendiri setiap hari saya lakukan latihan, dan mudah-mudahan tanpa pergi ke Pare saya
mampu mahir dalam berbahasa Inggris, karena saya yakin Tuhan akan memberikan jalan
kepada hambanya yang terus berusaha untuk belajar.
Dapat kita renungkan bersama bahwa menutut ilmu itu hukumnya wajib, dan juga kita
sebagai manusia biasa harus tetap berdo’a dan berusaha dengan semaksimal mungkin agar
yang diinginkan dapat terlaksana, kemudian jadilah manusia yang gigih dalam menghadapi
berbagai macam masalah baik dalam bentuk kegagalan atau ketidakberhasilan dalam suatu
hal yang diinginkan, jangan mudah berputus asa, karena dibalik rencana satu masih terdapat
rencana dua, tiga, empat dan seterusnya untuk menuju keberhasilan dan kesuksesan. Dan kita
sebagai makhluk Tuhan yang taat harus terus memanjatkan do’a agar usaha yang kita lakukan
diberikan kelancaran dan keberkahan yang mudah-mudahan membawa keberhasilan.

6. Ceritakan pengalaman saat Anda harus menyesuaikan cara pendekatan atau cara Anda bekerja
karena terbatasnya sumber daya dan perubahan prioritas dalam pekerjaan! (600 kata)

Selain menjadi makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial, dalam artian
manusia memiliki kebiasaan atau kebutuhan untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan
lingkungan sekitarnya, berinteraksi dengan sesama individu manusia dan juga manusia dalam
kelompok tertentu. Salah satu istilah yang diungkapan oleh Aristoteles bahwa manusia
sebagai zoon politicon yang arti katanya yakni binatang politik, ini mengandung sebuah
makna bahwa manusia mampu hidup dalam sebuah organisasi atau kelompok yang teratur
dengan manusia lainnya, memiliki tujuan yang jelas dan sistematis, seperti sebuah Negara.
Argumen yang melandasi bahwa manusia sebagai binatang yakni berkelompoknya manusia
seperti binatang akan tetapi cara berkelompoknya manusia dan binatang berbeda, binatang
berkelompok dengan nalurinya akan tetapi manusia berkelompok didasari pada kemampuan
berkomunikasi karena manusia berkelompok dilakukan melalui proses belajar dan
menggunakan akal pikirannya.
Pada Juli 2016 yang lalu saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UPI 2016 di
Desa Darmajaya Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang, dengan anggota kelompok 11
orang termasuk saya, dan pada saat itu kebetulan saya diberikan kepercayaan oleh rekan-
rekan dan pembimbing kelompok untuk menjadi ketua posko. Tanggungjawab tersebut harus
saya laksanakan dengan sebaik mungkin karena tanggungjawab merupakan sebuah amanah
yang harus dilaksanakan. Pada saat itu tema dari KKN tersebut ialah Tematik dengan tugas
membentuk Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga), dimana didalamnya terdapat program
pendidikan, kesehatan, keagamaan, kewirausahaan dan lingkungan hidup. Kami
melaksanakan KKN tersebut selama 40 hari dan kami tinggal disalah satu rumah warga
setempat dengan posko laki-laki dan perempuan terpisah, ini yang menjadi pembeda di KKN
UPI 2016 karena hanya kelompok kami satu-satunya yang posko antara laki-laki dan
perempuan terpisah bangunan, ini atas dasar keinginan bersama, baik kami mahasiswa KKN,
dosen pembimbing dan kadus setempat, dengan alasan menghindari fitnah yang keji.
Kehidupan di penempatan tersebut sangat berbeda dengan kehidupan kami selama
dilingkungan kampus, hidup di desa yang mayoritas warganya bercocok tanam, dan setelah
adzan magrib keadaan Desa sangatlah sunyi dan sepi, sudah hampir tidak ada lagi aktivitas
warga. Ini menjadi sebuah hal baru bagi kami selama 40 hari mengabdi di Desa tersebut.
Kami bertemu dengan berbagai macam karakter orang yang berbeda bahkan baru, dan tentu
mereka pula memandang kami seperti halnya kami memandang mereka. Pekan pertama kami
masih membaca situasi dan keadaan lingkungan sekitar, mencoba mengenali karakter warga
setempat dengan cara menyusuri rumah-rumah warga dan mencoba bertegur sapa sesekali
bertemu dengan warga, dan memang beragam respon yang kami dapatkan, dari yang
menghormati hingga yang apatispun ada dengan keberadaan kami ditengah lingkungan
warga, dan juga ada beberapa pihak yang mencoba memanfaatkan keberadaan kami dengan
cara yang salah dalam artian keluar dari batas kewajaran, dan lain sebagainya.
Keadaan seperti itu merupakan tanggung jawab kami bersama, bagaimana kami bisa
memberikan sesuatu ke warga sesuai dengan tupoksi kita yakni melaksanakan tugas yang
diberikan oleh pihak kampus, dan mengahasilkan suatu wadah untuk pemberdayaan keluarga
yakni biasa kita sebut posdaya. Banyak hambatan yang kita alami selama proses
pembentukan posdaya ini, diantaranya warga tidak ingin ikut serta dalam posdaya karena
dengan bercocok tanam warga sudah merasa cukup, bahkan warga enggan untuk
mengembangkan posdaya, karena lebih mementingkan bercocok tanam. Perlu cara
pendekatan kami yang mengikuti keinginan warga, agar solusi bersama dapat terpecahkan,
dan pembentukan posdaya tetap terlaksana dan berjalan. Akhirnya kami semua menyesuaikan
kemampuan yang ada pada warga agar tidak hanya terbentuk saja setelah kami selesai
berharap tetap berjalan dan semakin berkembang.
Ini semua mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatunya harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi, kita tidak boleh keras kepala dengan cara kita sendiri, karena
yang kita hadapi orang lain yang berbeda dengan kita bukan kita sendiri yang kita hadapi.
Menyesuaikan dan mencoba untuk mengikuti alur situasi dan kondisi, agar semuanya bisa
berjalan sesuai keinginan, seperti pepatah “di mana bumi di pijak di situ langit di jinjing”.

7. Ceritakan pengalaman Anda saat berhasil menyelesaikan proyek atau gagasan meskipun ada
banyak oposisi atau kendala dari rekan kerja di organisasi/perusahaan tempat Anda bekerja! (600
kata)

Pada zaman sekarang terkadang berbuat kebaikan atau kebenaran mengharuskan kita
untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi kaum minoritas pada suatu organisasi atau
kelompok tertentu, karena sebuah tindakan sekalipun itu benar dan baik untuk bersama pasti
terdapat pro dan kontranya, terkadang kontra mendominan akan tetapi tidak menutup
kemungkinan pro yang mendominan, hal seperti ini sering kita temui bahkan kita alami, akan
tetapi kita harus tetap berada pada posisi tengah sekalipun kita yang memiliki sebuah ide atau
gagasan tersebut yang memiliki kontra yang mendominani pada suatu kelompok tertentu,
dengan bersikap demikian kita terhindar dari belenggu sikap egoisme dalam sebuah
organisasi atau kelompok tertentu, karena tidak menutup kemungkinan yang kontralah yang
ide dan gagasannya yang akan membuat tujuan bersama tercapai.
Beberapa bulan kemarin tepatnya bulan Februari sampai Mei 2017 saya
melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) bersama 10 rekan saya lainnya yang
ditugaskan untuk magang di SDN Cakrawati Sumedang, pada saat itu saya kebetulan
dipercaya oleh rekan saya dan pembimbing kelompok kami untuk menjadi ketua kelompok,
tanggung jawab yang harus saya laksanakan, menyatukan 11 kepala menjadi sebuah tujuan
bersama untuk melaksanakan tugas bersama, saya bersama 3 rekan saya lainnya menjadi guru
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) , dan sisanya 7 rekan saya lainnya
menjadi Guru kelas.
Kegiatan ini bukan hanya mewajibkan kami untuk professional di sekolah tersebut,
akan tetapi kami pula harus bersikap baik dilingkungan masyarakat sekitar, karena kami
selama melaksanakan tugas tersebut hidup dan tinggal disalah satu rumah warga yang
bersedia dijadikan posko kami, ini yang menjadi proyek bersama dan harus dilakukan dengan
sebaik mungkin, karena kami bukan hanya membawa nama pribadi saja, akan tetapi kami
juga membawa nama baik Universitas Pendidikan Indonesia.
Selama kegiatan tersebut berlangsung, saya berusaha semampu saya untuk menjadi
seorang pemimpin yang bermanfaat bagi rekan lainnya yang sudah saya anggap sebagai
keluarga sendiri, mengatur jadwal dan menyusun kegiatan selama pelaksanaan PPL ini.
Banyak permasalahan yang dihadapi, oposisi dan kontra terjadi selama berlangsungnya PPL
tersebut, mulai dari kebijakan diposko, kegiatan disekolah, dan lain sebagainya. Contohnya
sebagian rekan saya merasa keberatan dengan pembagian jadwal piket, satu sama lain
mengadukan rekan lainnya tentang kewajiban melaksanakan piket tersebut, kemudian
mengenai jadwal mengajar, yang mengeluhkan ketidak sanggupan menghadapi kelas-kelas
tertentu, dan banyak hal lainnya yang memang hal sepele dan mereka hanya mementingkan
diri sendiri padahal keputusan ini semua atas dasar kebijakan bersama, akan tetapi kami
khususnya saya selaku ketua tidak boleh bersikap dan berbicara seperti itu didepan rekan
lainnya, maka dari itu saya tetap akan mencari jalan keluar agar kami merasakan kenyamanan
dalam kelompok kami. Dengan demikian saya harus tetap berada pada posisi tengah, sebagai
sang pemilik keputusan dan kebijakan bukan berarti menguntungkan salah satu pihak, akan
tetapi semua pihak harus dipikirkan, maka dari itu tidak bosannya saya untuk mengkaji
kembali segala sesuatu keputusan dan kebijakan agar benar-benar dirasakan bersama
kebaikannya dan semuanya merasa diuntungkan, dalam artian tidak ada yang dirugikan atas
dasar kebijakan atau keputusan yang ada. Akhirnya konflik terselesaikan walau masih
terdapat salah satu dari rekan saya masih kontra terhadap keputusan bersama, namun masalah
tersebut sudah teratasi dengan melakukan pendekatan personal terhadap rekan saya tersebut.
Dalam dunia organisasi maupun kelompok hal tersebut sering terjadi, tidak heran
ketika sebuah keputusan yang diambil memiliki sebuah resiko, yakni terdapat pro dan kontra,
menemukan oposisi dan perpecahan, namun perlu kita yakini bahwa permasalahan ini
mampu diatasi dengan cara kembali memusyawarahkan segala keputusan tersebut. Dengan
cara itu dapat meminimalisir terjadinya oposisi berlanjut dan perselisihan didalam organisasi
maupun kelompok tertentu, dengan demikian secara rutin mengadakan evaluasi terhadap hal-
hal yang dapat menyebabkan suatu perpecahan dalam organisasi maupun kelompok tertentu
agar tetap terjaganya keharmonisan serta kerja sama yang solid untuk menuntaskan visi misi
dan tujuan dalam organisasi maupun kelompok tersebut.

8. Ceritakan pengalaman ketika Anda memperbaiki suatu kondisi / sebuah sistem karena Anda
merasa ada yang kurang baik atau bisa dikembangkan di sana! (600 kata)

Menjadikan suatu organisasi atau kelompok tertentu untuk mendapatkan suatu


predikat good organization perlu sebuah sistem didalamnya yang sempurna atau ideal,
menuju sempurna dan ideal memang tidaklah mudah, akan tetapi perlu sebuah usaha untuk
mengarah ke sempurna dan ideal.
Subuah organisasi atau kelompok tertentu apabila memiliki sebuah sistem yang baik
dan benar maka berjalannya organisasi atau kelompok tersebut akan sistematis dan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, diantaranya dengan memenuhi unsur transparansi,
akuntabilitas, kepastian hukum dan persuasif. Dengan demikian akan terciptanya organisasi
yang sehat, sistem yang tertata dengan rapih, menjungjung tinggi akan sebuah aturan dan
bersedia menerima kritik dan saran demi kemajuan bersama.
Berdasarkan pengalaman saya selama kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Sumedang, masuk pada tahun 2013 menjadi seorang mahasiswa baru yang
membawa pengalaman yang minim, karena saya tidak memiliki pengalaman berorganisasi
dengan baik sebelumnya, mengenal dunia perkuliahan yakni dengan seiring berjalannya
waktu saya menjadi seorang mahasiswa, dengan kebiassaan yang berbeda ketika semasa
SMA dulu yang mengharuskan saya untuk membiasakan diri dengan dunia baru. Mengenal
istilah dan nama-nama baru seperti BEM, DPM, UKM dan lain sebagainya, padahal
sebenarnya setelah mengetahui secara singkat sama saja seperti semasa SMA dulu namun
berhubung pada saat itu saya belum terlalu mengenal dengan baik dunia organisasi maka dari
itu saya termotivasi untuk mendalami dunia organisasi di perkuliahan pada saat itu. Saya
mengikuti UKM basket dari semester 1, disitu saya belajar banyak mengenai keorganisasian
selain saya menyalurkan hobi saya dan cukup membuat saya sedikit memahami sebuah
sistem organisasi dalam kampus. Kemudian mengikuti segala macam kegiatan yang
dilaksanakan oleh kampus dan mencoba ikut berkontribusi didalamnya dengan menjadi
panitia pelaksana dan lain sebagainya, banyak pengalaman yang saya dapatkan dengan
berkecimpung pada kegiatan-kegiatan tersebut selama 5 semester lamanya, pada akhirnya
pada semester 6 saya masuk salah satu ormawa dikampus yakni DPM (Dewan Perwakilan
Mahasiswa) periode 2016/2017 dan dipercaya untuk menjabat sebagai kordinator komisi 1,
disini saya lebih banyak mengenal tentang sistem birokrasi organisasi yang terdapat
dikampus saya, alur birokrasi dan berjalannya kegiatan kampus setiap tahunnya. Setelah saya
dan rekan saya di DPM mengkaji lebih dalam mengenai sebuah sistem yang terdapat
dikampus kami terdapat kekurangan yang semestinya bisa lebih dikembangkan lagi, seperti
proses pemilihan ketua dan wakil ketua BEM dan DPM, peran BEM dan DPM dikampus,
proses masa orientasi mahasiswa baru, dan banyak lainnya. Pada sektor tersebut salah
satunya masih terdapat kekurangan yang bisa dikembangkan agar berjalannya sistem
organisasi dikampus sesuai dengan yang diharapkan, yakni dengan melakukan pemilihan
ketua dan wakil ketua BEM dan DPM secara adil dan netral, melakukan hak dan kewajiban
sesuai kewenangan masing-masing, menentukan dan merencanakan sekema masa orientasi
yang memang paling tepat untuk menjadikan seorang mahasiswa yang berguna bagi diri
sendiri, kampus maupun bangsa dan negara. Apabila sebuah sistem pada sektor tersebut
dikembangkan akan menjadikan sistem organisasi dikampus menjadi lebih baik lagi, dan
keinginan perubahan itu semua kami lakukan ketika memimpin musyawarah kajian evaluasi
rapat dengar dengan DPM, BEM dan UKM.
Kemudian sedikit demi sedikit langkah perubahan dilakukan yakni melakukan studi
banding ke Universitas Pendidikan Indonesia pusat dan mengikuti sistem disana yakni
dengan mengikuti segala sistem organisasi yang menginduk pada sistem pemerintahan RI,
penerapan dari berbagai lembaga, baik BEM, DPM, UKM, sampai perangkat KPU, DPPU
dan lain sebagainya, dan menciptakan sebuah masa orientasi yang sesuai dengan fungsi
mahasiswa. Sampai saat ini saya lihat sistem yang diterapkan dikampus saya semakin
membaik dan banyak perkembangan yang terjadi dari berbagai sektor, ini semua berkat
kerjasama dan rasa kepemilikan bersama akan kampus tercinta ini untuk menciptakan suatu
sistem yang baik dalam organisasi, dan berharap kedepannya mampu mempertahankan
bahkan mampu meningkatkan hasil yang sudah dicapai pada saat sekarang ini, terus belajar
dan terus memiliki rasa kurang, agar perubahan menuju kebaikan terus dilakukan.

9. Ceritakan pengalaman ketika Anda memiliki tanggung jawab yang besar terhadap suatu tugas dan
ada banyak tantangan serta hambatan yang datang tanpa bisa Anda prediksi! (600 kata)

Tanggung jawab merupakan sebuah tindakan yang menanggung segala sesuatunya,


rasa tanggung jawab harus dimiliki oleh setiap manusia karena rasa tanggung jawab
seseorang dapat menilai akhlak seseorang tersebut. Ketika kita menuntut hak kita terkadang
kita melupakan suatu kewajiban kita, inilah yang terjadi pada umumnya saat ini, manusia
pada umumnya saat ini hanya mementingkan hak mereka saja akan tetapi tanggung jawab
yang harus dilakukan tidak dilaksanakan.
Tanggung jawab merupakan tugas yang wajib kita emban, menurut saya tanggung
jawab setiap manusia sama, yang membedakan ialah perlakuan dari setiap manusia tersebut
terhadap tanggung jawabnya. Segala sesuatu hal pekerjaan atau apapun apabila dilakukan
dengan ikhlas semua terasa mudah untuk dilakukan.
Pada tahun 2016, tepatnya pada bulan Ramadhan 1437 H lalu saya dipercaya rekan-
rekan satu angkatan lulusan SMAN 1 Dukupuntang lulusan 2013 untuk melaksanakan acara
buka bersama dan silaturahmi yang dilaksanakan pada Minggu, 3 Juli 2016 yang lalu, acara
tersebut dilaksanakan di Sekolah SMAN 1 Dukupuntang tepatnya dilapangan basket. Pada
saat sebulan sebelum acara tersebut dilaksanakan, terlebih dulu muncul sebuah ide dari salah
satu rekan saya yang kuliah di Cirebon pada salah satu media sosial alumni angkatan kami,
dan berlangsung satu minggu obrolan mengenai acara tersebut pada saat itu saya sedang
melaksanakan ujian akhir yang baru rampung tanggal 22 mei dan baru bisa pulang kampung
tanggal 28 mei, dan saya mengabari keadaan tersebut melalui media sosial tersebut. Ketika
sampainya saya tiba dikampung halaman menanyakan perihal acara tersebut ternyata belum
dilakukan tindak lanjut untuk melakukan pertemuan perdana pembentukan kepanitiaan,
akhirnya saya agendakan pada tanggal 5 juni kami perwakilan setiap kelas untuk menghadiri
pertemuan perdana tersebut perihal pembentukan kepanitiaan, saya kira rekan saya yang akan
ditunjuk sebagai ketua pelaksana pada acara ini karena memang dia kuliah berdomisili di
Cirebon, akhirnya saya yang ditunjuk sebagai ketua pelaksana acara tersebut atas dasar
musyawarah yang hadir pada saat itu, saya tidak bisa menolak amanah tersebut, karena bagi
saya sebuah amanah ialah sebuah tanggung jawab yang harus dilaksanakan.
Saya mengagendakan empat kali rapat dan satu kali rapat tambahan pada H-1 acara
dilaksanakan, kami mengalami permasalahan mengenai mobilitas dan kondisi rekan-rekan
alumni yang berada diluar kota bahkan ada yang diluar pulau jawa, ini semua merupakan
tantangan awal bagi kami untuk terlaksananya acara tersebut, dengan demikian timbul lagi
permasalahan baru yakni penetapan waktu acara, karena banyak permintaan yang berbeda
mengenai waktu pelaksanaan, karena kami panitia mengharapkan semua bisa menghadiri
acara tersebut, akhirnya masalah tersebut bisa teratasi dengan cara mengambil waktu diakhir-
akhir bulan Ramadhan karena memang H-2 biasanya rekan-rekan yang merantau sudah
berada di kampung halaman. Kemudian timbul masalah baru mengenai perizinan pemakaian
fasilitas sekolah seperti sound system dan sebagainya, ini terjadi ketika H-5 sebelum acara
baru ada kejelasan bahwa tidak boleh memakai fasilitas selain lapangan basket tersebut, ini
membuat panitia panik dan berfikir lebih keras lagi, akhirnya kami mendapatkan donatur dari
pihak Desa Sindangjawa yang kebetulan lokasi SMA kami berada di Desa tersebut dengan
meminjamkan seperangkat sound system beserta alat musiknya karena bagian acaranya
terdapat live music. Akhirnya acara terlaksana dan 75% dari kurang lebih 250 siswa rekan
alumni berkenan hadir pada acara tersebut, ternyata kendala tidak cukup sampai disini, pada
saat itu langit mulai gelap (mendung) gerimis pun turun mengguyur kami, selama 10 menit
saya selaku ketua pelaksana merasa sedih dan hanya bisa berdo’a supaya diberikan kecerahan
karena acara dilakukan di outdoor. Akhirnya Allah mendengar do’a kami langit kembali
cerah dan kami berhasil memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin, dan acara
berhasil dilaksanakan dengan baik walau penuh akan kendala yang terjadi sebelumnya.
Ini semua juga membuktikan bawa kita tidak akan bisa bekerja dengan seorang diri
untuk menuntaskan sebuah tanggung jawab, perlu adanya campur tangan orang lain untuk
membantu menyelesaikan tanggung jawab kita.
10. Proses Direct Assesment akan melalui beberapa tahap. Apakah anda bersedia membiayai tahap-
tahap itu secara pribadi? Ceritakan alasannya! (Misal: Transportasi menuju lokasi tes, Medical Check
Up, Pembelian perlengkapan pribadi menuju training, dll) (250 kata)

Dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim dan juga tekad yang bulat, memulai dengan
mengisi data online ini saya berniat dengan sungguh-sungguh untuk menjadi salah satu aktor
dari pelunas janji kemerdekaan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, saya bersedia melalui
tahap yang harus saya lakukan dan saya lewati dari mulai awal sampai dengan akhir. Saya
siap mengorbankan sebagian dari uang saya untuk membiayai semua tahap tersebut dan
berharap ini akan menjadi modal awal saya untuk menggapai cita-cita serta tanggung jawab
saya mengabdi untuk negri tercinta ini.
Jika diberi kesempatan untuk memilih antara menjadi pengajar muda, S2 atau bekerja.
Maka saya akan pilih mengabdi untuk negeri melalui pengajar muda. Karena pendidikan
terbaik adalah masyarakat dan pekerjaan paling mulia adalah menjadi manfaat bagi orang
lain. Di pengajar muda inilah kedua hal tersebut dapat saya peroleh.
Sanagat Besar harapan saya agar Indonesia Mengajar tidak hanya menerima calon
pengajar muda yang memiliki IPK tinggi, prestasi tinggi dan pengalaman organisasi yang
banyak, akan tetapi juga mengijinkan pemuda biasa yang datang dari Desa seperti saya ini
yang hanya memiliki modal semangat untuk mengabdi kepada negeri tercinta ini.
Kemudian izinkan saya untuk menjadi sebenar-benarnya manusia terdidik dan
bermanfaat dengan menjadi salah satu keluarga pengajar muda Indonesia Mengajar, suatu
langkah kecil yang akan menginspirasi kehidupan saya dan umumnya mereka untuk
Indonesia Raya.

Anda mungkin juga menyukai