Maulana Rifandy PMXV
Maulana Rifandy PMXV
Ceritakan momen atau kejadian yang akhirnya membuat Anda memutuskan untuk mendaftar
sebagai Pengajar Muda! (600 kata)
Peraturan ialah suatu pembatas yang berada dalam sebuah organisasi, kelompok
maupun lingkungan sosial masyarakat yang berguna untuk membatasi dan mengatur tingkah
laku seluruh anggota dalam organisasi tersebut atau daerah tertentu agar tingkah laku atau
perbuatannya sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tidak sedikit orang
menyepelekan sebuah peraturan, bahkan sudah tidak merasa minoritas ketika melakukan
sebuah pelanggaran, tidak adanya rasa malu dan ragu ketika melanggar sebuah aturan, ini
semua akan menyebabkan dampak yang buruk bagi generasi penerus bangsa apabila
pendahulunya tidak taat akan sebuah aturan yang ada.
Pelanggaran adalah sebuah tindakan yang tidak sesuai dengan sebuah aturan, dimana
kondisi seperti ini yang menyebabkan sebuah kondisi yang tidak ideal. Hal seperti ini yang
perlu ditindak dengan sebuah sanksi yang sebelumnya sudah ditentukan berbarengan dengan
penetapan sebuah peraturan, agar mencegah terjadinya proses pelanggaran massal yang
terjadi.
Berbicara mengenai ideal, merupakan suatu keadaan dimana tetap dalam koridor
keadaan yang ingin dicita-citakan, tidak melakukan sebuah kesalahan atau pelanggaran atas
dasar peraturan yang ada, dengan menjaga hal tersebut maka akan terciptanya keadaan yang
ideal sampai sebuah harapan yang diinginkan tercapai.
Salah satu contohnya terjadi di Desa saya sendiri, dimana beberapa pemimpin warga
melakukan sebuah pelanggaran yang cukup meresahkan warga dan dilakukannya sudah
berskala massal dalam artian bersama lapisan masyarakat lainnya juga, hal ini yang membuat
geram saya dan pemuda lainnya ketika mendengar sebagian warga mengeluhkan hal tersebut.
Kondisi pada saat itu saya sedang menempuh kuliah saya di luar kota dan pemuda lainnya
pun merantau bekerja di luar kota, ketika ada momen hari libur memperingati hari besar
Nasional saya dan pemuda lainnya berkesempatan untuk pulang kekampung halaman, dan
melakukan sebuah perkumpulan dengan para pemuda untuk membahas permasalahan
tersebut, pada saat itu setelah melakukan musyawarah akhirnya saya memimpin para pemuda
untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintahan Desa bahwa terdapat pemimpin warga di
rt dan rw tempat rumah saya tinggali melakukan sebuah pelanggaran yang keluar dari aturan
dan norma yang ada. Setelah menyampaikan semuanya, pemerintah Desa menampung
aspirasi kami semua dan berharap segera ditindak lanjuti agar permasalahan tersebut bisa
terselesaikan, saya dan pemuda lainnya kembali pergi ke perantauan untuk menjalankan
aktivitasnya kembali, hingga pada suatu saat terdengar kembali laporan dari beberapa warga
tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum pemimpin warga tersebut semakin
mengakar dan meluas, bahkan rumornya beberapa staf pemerintah Desa pun ikut serta dalam
pelanggaran tersebut, dan saya pada saat itu berada pada kondisi tidak memiliki waktu untuk
menjenguk kampung halaman yang keadaannya semakin kacau, karena tugas kuliah yang
mengharuskan saya untuk tetap tinggal diperantauan dan juga pemuda lainnya. Sehingga
pada saat itu saya merasa tidak berguna bagi masyarakat di Desa saya karena saya lebih
mementingkan keegoisan saya untuk menyelesaikan dan menuntaskan kuliah saya, akan
tetapi kuliah saya juga ialah sebuah amanah dari orang tua dan harus segera
menyelesaikannya.
Keadaan tersebut sudah keluar dari kata ideal, dan seharusnya sebagai seorang
pemimpin warga atau pemerintah disuatu daerah mencontohkan hal yang membuat warga
lainnya berubah menjadi lebih baik lagi, menaati segala aturan yang ada sesuai dengan
norma-norma bermasyarakat dan beragama. Dengan demikian akan menciptakan keadaan
suatu organisasi atau lingkungan masyarakat yang ideal, setiap anggota dan lapisan
masyarakat harus mampu menciptakan suasana ideal agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Sebuah lembaga pemerintahan khususnya di Desa harus memiliki sebuah cara untuk
mensejahterakan seluruh masyarakat Desanya, berbagai cara dilakukan agar tidak ada salah
satu dari warganya melakukan sebuah pelanggaran yang akan merusak tujuan bersama,
melakukan pengelolaan yang baik disetiap tingkatan atau elemen pemerintah Desa agar
bersama-sama mencegah terjadinya penyakit masyarakat.
Sebuah hal perubahan tidak harus menunggu adanya keluhan masyarakat, sebagai
sosok pemimpin harus bertindak peka dan peduli akan kepemilikan bersama dan tujuan
bersama dan menyerukan kepada seluruh elemen warga untuk menaati segala aturan yang
berlaku.
3. Ceritakan pengalaman ketika Anda menjual ide atau sebuah pemikiran kepada banyak orang dan
pada akhirnya mereka benar-benar menjalani ide Anda dengan senang hati! (600 kata)
Ide menururt KBBI ialah rancangan yang tersusun dipikiran, dalam artian sebuah
pemikiran yang sebelumnya sudah melalui pemikiran matang, ide juga merupakan suatu
pemikiran yang terkadang digunakan untuk mengatasi sebuah permasalahan atau persoalan
baik persoalan pribadi maupun kelompok. Perlu pemikiran yang kreatif dan inovatif demi
memunculkan sebuah gagasan atau ide pikiran untuk hal apapun dalam kehidupan sehari-
hari.
Penerapan sebuah gagasan atau ide harus sesuai dengan situasi dan kondisi
permasalahan yang akan diselesaikan dengan menggunakan ide tersebut, dalam artian sebuah
gagasan atau ide tersebut harus direncanakan dengan sungguh-sungguh agar hasilnya sesuai
yang diharapkan.
Singkat cerita, saya mengikuti ormawa DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa)
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Periode 2016/2017 menjabat sebagai
Kordinator komisi 1, pertama kalinya mengikuti ormawa dikampus karena sebelumnya hanya
bepartisipasi diunit kegiatan kemahasiswaan, pada saat itu saya minim pengalaman mengenai
DPM dilingkup kampus, seiring berjalannya waktu saya mulai memahami kedudukan saya
dan hakikat saya di DPM, banyak masukan yang saya dapatkan dari alumni-alumni DPM.
Pada suatu saat saya diberikan amanat beserta 3 rekan lainnya untuk menjadi perwakilan dari
DPM UPI Sumedang mengikuti acara tahunan di Universitas Pendidikan Indonesia yakni
Training Legislatif, training ini mengikut sertakan DPM dari Universitas se-Jawa Barat,
banyak pemateri yang hebat seperti dari DPR RI, DPRD Jawa Barat dan para aktivis
mahasiswa yang eksis di tingkat Nasional. Pelaksanaan training tersebut selama 2 hari, hari
pertama pelaksanaan penyampaian materi tentang trias politika khususnya legislatif, dan hari
kedua pelaksanaan implikasi ke DPM’an dikampus. Pada saat itu salah satu acaranya yakni
FGD (Forum Group Discussion) dengan mengusung tema “Menciptakan Alur Aspirasi
Mahasiswa yang Ideal di Kampus”, dalam grup saya terdiri dari 7 orang dengan ditambah 1
orang sebagai tutor dari pihak panitia. Saya satu grup dengan mahasiswa-mahasiswa terbaik
dari perwakilan setiap kampusnya, dari Universitas Siliwangi, Universitas Sultan Agung
Tirtayasa, Politeknik Negeri Bandung dan banyak lainnya. Mental Blok saya pada saat itu
merasa minder dan kurang percaya diri, karena pengetahuan dan pengalaman saya di DPM
kampus sangat minim dibanding rekan satu grup lainnya, sesi diskusi berjalan saling
memperkenalkan dan saling meberikan pendapat dan ide mengenai tema yang diinginkan,
sampai berjalannya diskusi selama 15 menit saya masih mengkaji pendapat dari rekan-rekan
satu grup saya dan memikirkan sebuah alur yang ideal akan tetapi dengan menyertakan ide
dari rekan satu grup tersebut, pada akhirnya saya berani menawarkan sebuah alur aspirasi
dengan menggabungkan konsep dari setiap pendapat yang sudah didapatkan kemudian
mengaplikasikannya dengan filosofi sesosok tubuh manusia berbadan kotak yang dinamakan
“PAK ITA” yang artinya sesosok laki laki dengan tubuh berbentuk kotak yang menampung
insirasi kita semua yang dijadikan sebuah aspirasi, kepala sebagai suatu hal atau
permasalahan yang terjadi dan kedua tangan dan kaki membawa aspirasi dari setiap elemen
yang akan disatukan kedalam tubuh dan kemudian dalam tubuh akan disatukan untuk
mengatasi sebuah permasalahan yang ada dikepala, demikian sedikit penjelasan mengenai
sebuah ide yang saya ajukan pada saat itu yang sebagian besar konsep yang saya ambil
merupakan sekumpulan ide dari rekan satu grup. Akhirnya ide tersebut dijadikan sebuah
produk dari grup saya dan saya ditunjuk langsung oleh tutor grup saya untuk
mempresentasikan hasil diskusi grup kami didepan grup lainnya, setelah selesai
mempresentasikan saya merasa bahwa sebuah ide tidak akan muncul apabila tidak
direncanakan dengan baik dan matang, perlu pendapat orang lain agar langkah yang kita
lakukan dengan menerapkan ide tersebut berhasil sesuai yang diharapkan bersama.
Jadi, sebuah gagasan atau ide perlu dipertimbangkan dengan sebaik mungkin,
dipersiapkan sesuai dengan harapan yang diinginkan, membuka pemikiran dan membuka
pendapat dari luar agar ide yang akan diciptakan benar-benar sesuai dengan harapan.
Kemudian perlu pertanggungjawaban atas sebuah ide yang dilayangkan sampai ide tersebut
benar-benar terlaksana, dengan memastikan dan membuktikan bahwa ide tersebut mampu
terlaksana dengan sesuai harapan yang diinginkan.
4. Ceritakan pengalaman Anda saat harus bertindak cepat untuk memanfaatkan sebuah kesempatan
yang terbatas, dan tapi tidak dapat berkonsultasi dengan orang lain! (600 kata)
Manusia diciptkan dengan sempurna, sistem dalam tubuh manusia sama seperti robot,
yang mampu bergerak sesuai kehendak pemiliknya. Perbedaannya robot dibuat oleh manusia
dan digerakkan oleh manusia karena robot tidak memiliki otak dan hati, sedangkan manusia
memiliki otak dan hati yang digerakkan dan dibuat oleh Sang Pencipta Tuhan yang Maha
Kuasa, namun manusia diwajibkan mampu bergerak sendiri dengan hati dan otak yang
dimilikinya, itu perbedaannya mengapa manusia lebih canggih dari robot, karena yang
dimiliki manusia tidak dimiliki oleh robot, robot bisa bertindak cepat, manusia pun bisa
demikian.
Sebuah keadaan dan situasi akan menjadikan kita bertindak layaknya seekor Siput
yang bergerak dengan lambat bahkan bisa bertindak layaknya seekor cheetah yang sangat
cepat, ini semua tergantung dari situasi dan kondisi yang harus dihadapi. Dalam dunia pribadi
maupun kelompok, terkadang kita menemukan keadaan yang mewajibkan kita untuk
bertindak cepat dan ada pula yang biasa saja, ini juga tergantung atas dasar permasalahan
atau tujuan yang dihadapinya dan diinginkannya.
Tepatnya pada saat saya menjadi bagian dari anggota DPM UPI Sumedang Periode
2016/2017 dan menjabat sebagai Koordinator Komisi 1, saya mengemban tugas yang tidak
mudah, dan tanggung jawab sebagai koordinator yang harus saya penuhi. DPM periode ini
menurut saya masih pasif, karena saya sendiri sebagai kordinator masih minim akan
pengalaman begitupun yang lainnya, bahkan ketuanya pula baru berkecimpung di dunia DPM
hanya mengandalkan pengetahuan dari luar saja. Akhirnya sampai paruh periode menjabat
kita masih melaksanakan apa yang dilaksanakan oleh periode sebelumnya, tidak adanya
tindakan evaluasi apapun yang sehingga menyebabkan para anggota lainnya menjadi malas
untuk melaksanakan musyawarah intern, rapat mingguan yang hadir hanya ketua dan
sebagian para kordinator setiap komisinya saja, hal ini menjadi pukulan bagi saya dan rekan
lainnya begitupun ketua DPM yang memang kebetulan dia adalah teman satu kelas saya dan
dia dekat dengan saya, bukan hanya kewajiban saya sebagai koordinator dikomisi 1, akan
tetapi nama baik DPM yang mejadi taruhannya, dicibir dimana-mana sebagai ormawa yang
pasif kurang pergerakan dan lain sebagainya. Hingga akhrinya diutusnya saya beserta 3 rekan
saya lainnya termasuk didalamnya ketua DPM untuk mengikuti Training Legislatif, 2 hari
lamanya mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi hidup saya dan 3
rekan saya lainnya yang ikut serta mewakili DPM UPI Sumedang pada training tersebut.
Kemudian sepulang dari training kami mengadakan rapat intern membahas mengenai DPM
yang sesungguhnya atas dasar ilmu yang sudah didapatkan, akan tetapi rapat hanyalah rapat
hasilnya nihil tanpa adanya dukungan dari anggota lainnya. Pada saat itu masa periode
jabatan kita hanya tersisa satu bulan lagi menuju pergantian masa jabatan, kami belum
melakukan sebuah perubahan apapun, akhirnya saya memberanikan diri tanpa sepengetahuan
ketua dan rekan lainnya untuk merancang sebuah konsep dari mulai nama periode jabatan,
hingga acara yang akan dilaksanakan bahkan membuat surat undangan untuk acara tersebut,
dalam sebulan terakhir ini sebelum masa jabatan habis, membuat nama kabinet jabatan yakni
kabinet Reformasi, kemudian mengadakan rapat dengar beserta jajaran Unit Kegiatan
Mahasiswa beserta Badan Eksekutif Mahasiswa membahas tentang hak dan kewajiban yang
seharusnya dilaksanakan setiap lembaga baik eksekutif maupun legislatif, banyak hal yang
perlu dibahas yang selama ini menjadi kekeliruan pada sistem kita, dan akhirnya dengan
hanya sisa waktu sebulan kami DPM 2016/2017 memberikan dampak yang cukup membuat
tatanan sistem organisasi dalam kampus menjadi benar, ini semua atas kerja sama yang baik
dan kegigihan kita semua anggota DPM kabinet Reformasi.
Apabila kita terlena dengan waktu maka yang terjadi waktu yang akan memakan kita,
namun apabila kita cepat menanggapinya waktu sekecil apapun akan bisa dimanfaatkan
untuk menjadi lebih baik lagi, kita sudah diciptakan dengan sesempurna mungkin oleh Tuhan
yang Maha Kuasa untuk menghadapi segala hal apapun dalam hidup kita, dengan berusaha
keras dan pantang menyerah maka sebuah keberhasilan akan berpihak kepada kita.
5. Ceritakan pengalaman ketika gagasan atau proyek yang Anda yakini bermanfaat, tidak diterima
oleh orang lain yang berpengaruh besar terhadap terlaksananya gagasan atau proyek tersebut! Apa
yang Anda lakukan dalam menghadapinya? (600 kata)
Tuntutlah ilmu sampai ke negri cina, sebuah pepatah kata yang selalu berada diotak
saya, dan memotivasi saya untuk tidak pernah merasa puas akan usaha dan belajar, menuntut
ilmu itu wajib bagi kita seorang manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk
meningkatkan derajat kita, karena sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW “Menuntut
ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan perempuan”. Dengan demikian tidak ada
alasan kita untuk berhenti belajar dan terus menuntut ilmu.
Sebuah keinginan dan cita-cita terkadang perlu sebuah usaha yang maksimal agar
yang diinginkan dan dicita-citakan bisa terlaksana atau tercapai, akan tetapi sebuah do’a tidak
kalah pentingnya karena pemilik segala keputusan dan jalan hidup kita yakni Tuhan yang
Maha Esa. Menginginkan untuk bisa merasakan pendidikan setinggi mungkin dan berharap
ilmu yang didapatkan pun sesuai dengan yang diharapkan, sejak SMA saya memimpikan
untuk bisa melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi, akan tetapi dengan
kondisi ekonomi keluarga yang sepertinya tidak memungkinkan untuk bisa terlaksana
keinginan saya tersebut, pada akhirnya saya berusaha mencari informasi mengenai beasiswa
sekolah S1 di perguruan tinggi negeri dan pada saat itu ternyata ada beasiswa BIDIKMISI
yang diperuntukan bagi mahasiswa miskin berprestasi, dan saya berusaha untuk bisa
mendapatkannya agar bisa menuntut ilmu dijenjang yang lebih tinggi, dan akhirnya saya
berhasil mendapatkan beasiswa tersebut dan berkuliah di perguruan tinggi yang saya
inginkan tanpa membebani orang tua.
Saat ini setelah saya selesai S1 saya pula memiliki keinginan yang besar untuk
mengabdikan diri untuk masayarakat Indonesia karena tanpa masyarakat Indonesia saya tidak
akan bisa merasakan pendidikan sampai jenjang S1 sekarang ini. Kemudian saya memiliki
keinginan yang besar untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya ke S2 akan tetapi saya
menemui sebuah kendala yang saya alami, banyak beasiswa untuk jenjang ini akan tetapi
syarat yang mewajibkan saya untuk mahir dalam bahasa Asing seperti Bahasa Inggris salah
satunya. Saya bercita-cita setelah lulus S1 saya ingin menuntut ilmu ke kampung Inggris di
Pare Kediri, akan tetapi untuk menuju kesana memerlukan suatu biaya yang tidak sedikit
untuk program yang harus saya lalui karena memang kemampuan bahasa Inggris saya masih
dibawah rata-rata, tabungan yang semula untuk menambahkan biaya ke Pare habis setelah
dipakai untuk biaya ditingkat akhir, seperti biaya skripsi, sidang, wisuda dan lain sebagainya,
ini mengakibatkan saya tidak memiliki tabungan yang tersisa, dan keadaan orang tua yang
tidak memungkinkan untuk menyekolahkan saya ke Pare, ini semua bukan sepenuhnya saya
menyalahkan keadaan baik keadaan orang tua saya maupun ekonominya, namun ini semua
saya anggap sebagai suatu takdir yang mengharuskan saya untuk berjuang dan tetap berusaha
sekuat mungkin, akan tetapi jika memang keinginan ini terlaksana saya tidak akan menyia-
nyiakan kesempatan itu untuk belajar serius berbahasa Inggris dengan baik, dan setelah itu
berusaha untuk mendapatkan salah satu beasiswa untuk bisa berkuliah dijenjang S2.
Namun saya kira ini jalan yang sudah ditentukan oleh Tuhan untuk saya lalui agar
saya terus berusaha tanpa putus asa, dan saya terus berusaha untuk belajar bahasa Inggris
dengan sendiri setiap hari saya lakukan latihan, dan mudah-mudahan tanpa pergi ke Pare saya
mampu mahir dalam berbahasa Inggris, karena saya yakin Tuhan akan memberikan jalan
kepada hambanya yang terus berusaha untuk belajar.
Dapat kita renungkan bersama bahwa menutut ilmu itu hukumnya wajib, dan juga kita
sebagai manusia biasa harus tetap berdo’a dan berusaha dengan semaksimal mungkin agar
yang diinginkan dapat terlaksana, kemudian jadilah manusia yang gigih dalam menghadapi
berbagai macam masalah baik dalam bentuk kegagalan atau ketidakberhasilan dalam suatu
hal yang diinginkan, jangan mudah berputus asa, karena dibalik rencana satu masih terdapat
rencana dua, tiga, empat dan seterusnya untuk menuju keberhasilan dan kesuksesan. Dan kita
sebagai makhluk Tuhan yang taat harus terus memanjatkan do’a agar usaha yang kita lakukan
diberikan kelancaran dan keberkahan yang mudah-mudahan membawa keberhasilan.
6. Ceritakan pengalaman saat Anda harus menyesuaikan cara pendekatan atau cara Anda bekerja
karena terbatasnya sumber daya dan perubahan prioritas dalam pekerjaan! (600 kata)
Selain menjadi makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial, dalam artian
manusia memiliki kebiasaan atau kebutuhan untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan
lingkungan sekitarnya, berinteraksi dengan sesama individu manusia dan juga manusia dalam
kelompok tertentu. Salah satu istilah yang diungkapan oleh Aristoteles bahwa manusia
sebagai zoon politicon yang arti katanya yakni binatang politik, ini mengandung sebuah
makna bahwa manusia mampu hidup dalam sebuah organisasi atau kelompok yang teratur
dengan manusia lainnya, memiliki tujuan yang jelas dan sistematis, seperti sebuah Negara.
Argumen yang melandasi bahwa manusia sebagai binatang yakni berkelompoknya manusia
seperti binatang akan tetapi cara berkelompoknya manusia dan binatang berbeda, binatang
berkelompok dengan nalurinya akan tetapi manusia berkelompok didasari pada kemampuan
berkomunikasi karena manusia berkelompok dilakukan melalui proses belajar dan
menggunakan akal pikirannya.
Pada Juli 2016 yang lalu saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UPI 2016 di
Desa Darmajaya Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang, dengan anggota kelompok 11
orang termasuk saya, dan pada saat itu kebetulan saya diberikan kepercayaan oleh rekan-
rekan dan pembimbing kelompok untuk menjadi ketua posko. Tanggungjawab tersebut harus
saya laksanakan dengan sebaik mungkin karena tanggungjawab merupakan sebuah amanah
yang harus dilaksanakan. Pada saat itu tema dari KKN tersebut ialah Tematik dengan tugas
membentuk Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga), dimana didalamnya terdapat program
pendidikan, kesehatan, keagamaan, kewirausahaan dan lingkungan hidup. Kami
melaksanakan KKN tersebut selama 40 hari dan kami tinggal disalah satu rumah warga
setempat dengan posko laki-laki dan perempuan terpisah, ini yang menjadi pembeda di KKN
UPI 2016 karena hanya kelompok kami satu-satunya yang posko antara laki-laki dan
perempuan terpisah bangunan, ini atas dasar keinginan bersama, baik kami mahasiswa KKN,
dosen pembimbing dan kadus setempat, dengan alasan menghindari fitnah yang keji.
Kehidupan di penempatan tersebut sangat berbeda dengan kehidupan kami selama
dilingkungan kampus, hidup di desa yang mayoritas warganya bercocok tanam, dan setelah
adzan magrib keadaan Desa sangatlah sunyi dan sepi, sudah hampir tidak ada lagi aktivitas
warga. Ini menjadi sebuah hal baru bagi kami selama 40 hari mengabdi di Desa tersebut.
Kami bertemu dengan berbagai macam karakter orang yang berbeda bahkan baru, dan tentu
mereka pula memandang kami seperti halnya kami memandang mereka. Pekan pertama kami
masih membaca situasi dan keadaan lingkungan sekitar, mencoba mengenali karakter warga
setempat dengan cara menyusuri rumah-rumah warga dan mencoba bertegur sapa sesekali
bertemu dengan warga, dan memang beragam respon yang kami dapatkan, dari yang
menghormati hingga yang apatispun ada dengan keberadaan kami ditengah lingkungan
warga, dan juga ada beberapa pihak yang mencoba memanfaatkan keberadaan kami dengan
cara yang salah dalam artian keluar dari batas kewajaran, dan lain sebagainya.
Keadaan seperti itu merupakan tanggung jawab kami bersama, bagaimana kami bisa
memberikan sesuatu ke warga sesuai dengan tupoksi kita yakni melaksanakan tugas yang
diberikan oleh pihak kampus, dan mengahasilkan suatu wadah untuk pemberdayaan keluarga
yakni biasa kita sebut posdaya. Banyak hambatan yang kita alami selama proses
pembentukan posdaya ini, diantaranya warga tidak ingin ikut serta dalam posdaya karena
dengan bercocok tanam warga sudah merasa cukup, bahkan warga enggan untuk
mengembangkan posdaya, karena lebih mementingkan bercocok tanam. Perlu cara
pendekatan kami yang mengikuti keinginan warga, agar solusi bersama dapat terpecahkan,
dan pembentukan posdaya tetap terlaksana dan berjalan. Akhirnya kami semua menyesuaikan
kemampuan yang ada pada warga agar tidak hanya terbentuk saja setelah kami selesai
berharap tetap berjalan dan semakin berkembang.
Ini semua mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatunya harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi, kita tidak boleh keras kepala dengan cara kita sendiri, karena
yang kita hadapi orang lain yang berbeda dengan kita bukan kita sendiri yang kita hadapi.
Menyesuaikan dan mencoba untuk mengikuti alur situasi dan kondisi, agar semuanya bisa
berjalan sesuai keinginan, seperti pepatah “di mana bumi di pijak di situ langit di jinjing”.
7. Ceritakan pengalaman Anda saat berhasil menyelesaikan proyek atau gagasan meskipun ada
banyak oposisi atau kendala dari rekan kerja di organisasi/perusahaan tempat Anda bekerja! (600
kata)
Pada zaman sekarang terkadang berbuat kebaikan atau kebenaran mengharuskan kita
untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi kaum minoritas pada suatu organisasi atau
kelompok tertentu, karena sebuah tindakan sekalipun itu benar dan baik untuk bersama pasti
terdapat pro dan kontranya, terkadang kontra mendominan akan tetapi tidak menutup
kemungkinan pro yang mendominan, hal seperti ini sering kita temui bahkan kita alami, akan
tetapi kita harus tetap berada pada posisi tengah sekalipun kita yang memiliki sebuah ide atau
gagasan tersebut yang memiliki kontra yang mendominani pada suatu kelompok tertentu,
dengan bersikap demikian kita terhindar dari belenggu sikap egoisme dalam sebuah
organisasi atau kelompok tertentu, karena tidak menutup kemungkinan yang kontralah yang
ide dan gagasannya yang akan membuat tujuan bersama tercapai.
Beberapa bulan kemarin tepatnya bulan Februari sampai Mei 2017 saya
melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) bersama 10 rekan saya lainnya yang
ditugaskan untuk magang di SDN Cakrawati Sumedang, pada saat itu saya kebetulan
dipercaya oleh rekan saya dan pembimbing kelompok kami untuk menjadi ketua kelompok,
tanggung jawab yang harus saya laksanakan, menyatukan 11 kepala menjadi sebuah tujuan
bersama untuk melaksanakan tugas bersama, saya bersama 3 rekan saya lainnya menjadi guru
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) , dan sisanya 7 rekan saya lainnya
menjadi Guru kelas.
Kegiatan ini bukan hanya mewajibkan kami untuk professional di sekolah tersebut,
akan tetapi kami pula harus bersikap baik dilingkungan masyarakat sekitar, karena kami
selama melaksanakan tugas tersebut hidup dan tinggal disalah satu rumah warga yang
bersedia dijadikan posko kami, ini yang menjadi proyek bersama dan harus dilakukan dengan
sebaik mungkin, karena kami bukan hanya membawa nama pribadi saja, akan tetapi kami
juga membawa nama baik Universitas Pendidikan Indonesia.
Selama kegiatan tersebut berlangsung, saya berusaha semampu saya untuk menjadi
seorang pemimpin yang bermanfaat bagi rekan lainnya yang sudah saya anggap sebagai
keluarga sendiri, mengatur jadwal dan menyusun kegiatan selama pelaksanaan PPL ini.
Banyak permasalahan yang dihadapi, oposisi dan kontra terjadi selama berlangsungnya PPL
tersebut, mulai dari kebijakan diposko, kegiatan disekolah, dan lain sebagainya. Contohnya
sebagian rekan saya merasa keberatan dengan pembagian jadwal piket, satu sama lain
mengadukan rekan lainnya tentang kewajiban melaksanakan piket tersebut, kemudian
mengenai jadwal mengajar, yang mengeluhkan ketidak sanggupan menghadapi kelas-kelas
tertentu, dan banyak hal lainnya yang memang hal sepele dan mereka hanya mementingkan
diri sendiri padahal keputusan ini semua atas dasar kebijakan bersama, akan tetapi kami
khususnya saya selaku ketua tidak boleh bersikap dan berbicara seperti itu didepan rekan
lainnya, maka dari itu saya tetap akan mencari jalan keluar agar kami merasakan kenyamanan
dalam kelompok kami. Dengan demikian saya harus tetap berada pada posisi tengah, sebagai
sang pemilik keputusan dan kebijakan bukan berarti menguntungkan salah satu pihak, akan
tetapi semua pihak harus dipikirkan, maka dari itu tidak bosannya saya untuk mengkaji
kembali segala sesuatu keputusan dan kebijakan agar benar-benar dirasakan bersama
kebaikannya dan semuanya merasa diuntungkan, dalam artian tidak ada yang dirugikan atas
dasar kebijakan atau keputusan yang ada. Akhirnya konflik terselesaikan walau masih
terdapat salah satu dari rekan saya masih kontra terhadap keputusan bersama, namun masalah
tersebut sudah teratasi dengan melakukan pendekatan personal terhadap rekan saya tersebut.
Dalam dunia organisasi maupun kelompok hal tersebut sering terjadi, tidak heran
ketika sebuah keputusan yang diambil memiliki sebuah resiko, yakni terdapat pro dan kontra,
menemukan oposisi dan perpecahan, namun perlu kita yakini bahwa permasalahan ini
mampu diatasi dengan cara kembali memusyawarahkan segala keputusan tersebut. Dengan
cara itu dapat meminimalisir terjadinya oposisi berlanjut dan perselisihan didalam organisasi
maupun kelompok tertentu, dengan demikian secara rutin mengadakan evaluasi terhadap hal-
hal yang dapat menyebabkan suatu perpecahan dalam organisasi maupun kelompok tertentu
agar tetap terjaganya keharmonisan serta kerja sama yang solid untuk menuntaskan visi misi
dan tujuan dalam organisasi maupun kelompok tersebut.
8. Ceritakan pengalaman ketika Anda memperbaiki suatu kondisi / sebuah sistem karena Anda
merasa ada yang kurang baik atau bisa dikembangkan di sana! (600 kata)
9. Ceritakan pengalaman ketika Anda memiliki tanggung jawab yang besar terhadap suatu tugas dan
ada banyak tantangan serta hambatan yang datang tanpa bisa Anda prediksi! (600 kata)
Dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim dan juga tekad yang bulat, memulai dengan
mengisi data online ini saya berniat dengan sungguh-sungguh untuk menjadi salah satu aktor
dari pelunas janji kemerdekaan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, saya bersedia melalui
tahap yang harus saya lakukan dan saya lewati dari mulai awal sampai dengan akhir. Saya
siap mengorbankan sebagian dari uang saya untuk membiayai semua tahap tersebut dan
berharap ini akan menjadi modal awal saya untuk menggapai cita-cita serta tanggung jawab
saya mengabdi untuk negri tercinta ini.
Jika diberi kesempatan untuk memilih antara menjadi pengajar muda, S2 atau bekerja.
Maka saya akan pilih mengabdi untuk negeri melalui pengajar muda. Karena pendidikan
terbaik adalah masyarakat dan pekerjaan paling mulia adalah menjadi manfaat bagi orang
lain. Di pengajar muda inilah kedua hal tersebut dapat saya peroleh.
Sanagat Besar harapan saya agar Indonesia Mengajar tidak hanya menerima calon
pengajar muda yang memiliki IPK tinggi, prestasi tinggi dan pengalaman organisasi yang
banyak, akan tetapi juga mengijinkan pemuda biasa yang datang dari Desa seperti saya ini
yang hanya memiliki modal semangat untuk mengabdi kepada negeri tercinta ini.
Kemudian izinkan saya untuk menjadi sebenar-benarnya manusia terdidik dan
bermanfaat dengan menjadi salah satu keluarga pengajar muda Indonesia Mengajar, suatu
langkah kecil yang akan menginspirasi kehidupan saya dan umumnya mereka untuk
Indonesia Raya.