Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM PENDIDIKAN PKLH

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan


Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)

Oleh

Anggi Ahmad k 18832001

Siti Alvi Sopiah 18832007

Silfi Afriandari 18833015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKHNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

(IPI) GARUT

2019
LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN

Makalah ini telah diterima pada hari .................. tanggal.....................

Oleh

Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH),

Indra Dodo Saputra, M.Pd

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur hanya milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya Penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa Penulis kirimkan shalawat
serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)

Dalam makalah ini Penulis menguraikan mengenai Program Pendidikan PKLH.

Dalam penyelesaian makalah ini, Penulis mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika Penulis mengucapkan terima kasih
kepada.

1. Indra Dodo Saputra, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (PKLH).
2. Orang tua Penulis yang banyak memberikan semangat dan bantuan, baik moril
maupun materil.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah
mendatang. Harapan Penulis semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan
berbagai pihak. Amiin.

Garut, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN.............................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Pengertian PKLH............................................................................................................4

1. Pengertian Pendidikan.................................................................................................4

2. Pengertian PKLH.........................................................................................................4

3. Tujuan PKLH..............................................................................................................5

4. Sasaran PKLH.............................................................................................................5

5. Pendekatan PKLH.......................................................................................................6

B. Program PKLH di pendidikan.........................................................................................9

C. Sosialisasi PKLH Melalui Jalur Pendidikan Sekolah...................................................10

1. Pendekatan Monolitik................................................................................................10

2. Pendekatan Integratif.................................................................................................11

D. Sosialisasi PKLH Melalui Pendidikan Luar Sekolah....................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................................14

A. Kesimpulan...................................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup yang lazim disingkat


PKLH sudah sekitar 2,5 dasawarsa dicanangkan di Indonesia dan di sekolah sudah
dilakukan mulai penerapan kurikulum 1984. Setelah 15 tahun, hasil dan dampaknya
belum banyak dirasakan bagi lingkungan/masyarakat. Buktinya, masih banyak
menemui lulusan sekolah yang membuang sampah di jalanan, merokok di kendaraan
umum, berludah dan membuang hajat tidak pada tempatnya, dan kegiatan merusak
lingkungan lainnya.
Kalau begitu, gagasan memperkenalkan PKLH untuk merubah cara pandang,
sikap, dan prilaku secara rasional dan bertanggungjawab pada masalah kependudukan
(terutama tentang reproduksi dan persebaran penduduk) dan masalah lingkungan
(terutama tentang pengelolaan sumber daya alam), masih bersifat utopis. Artinya,
konsepsi PKLH di sekolah baru pada tatanan ide dan instrumental belum pada tatanan
praksis. Kalaupun sudah ada sekolah yang mengimplementasikan, pencapaian tagihan
pembelajarannya belum sebagaimana diharapkan. Padahal pengenalan PKLH di
sekolah dimaksudkan sebagai upaya jangka panjang untuk menghambat pandangan/
perilaku masyarakat ‘era pembangunan’ yang berfalsafah ‘manusia penakluk alam’.
Seperti beberapa negara lain di dunia, Indonesia sudah lama berkonsentrasi
pada kegiatan pembangunan. Oleh M. Soeryani (1997), pembangunan disebut sebagai
suatu rekadaya untuk meningkatkan kualitas hidup dengan memanfaatkan berbagai
sumber daya pendukungnya (sustainable resources) melalui perubahan tatanan
lingkungan hidup serta kehidupan secara keseluruhan. Dalam jangka pendek, kegiatan
pembangunan memberi manfaat langsung bagi masyarakat namun dalam jangka
panjang kegiatan pembangunan ini dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang
akhirnya akan berakibat pada penurunan/kemunduran kualitas hidup masyarakat.
Menurut Shaw (dalam Mohamad Soerjani 1997), di luar pengaruh alamiah, sekitar
75% kerusakan lingkungan disebabkan oleh polluting tecgnology (tehnologi yang
mencemari/ tech) selain oleh kebijaksanaan yang kurang tepat (Kb, sekitar 7%),
kemiskinan (Km, sekitar 7%), kerawanan sosial (Ks, sekitar 7%), dan kecepatan
pertumbuhan penduduk (Pdd, sekitar 4%).

1
Menghadapi realita ini, pemerintah perlu menetapkan kebijakan untuk
mengatasi kerusakan lingkungan. Pemerintah tidak cukup sekedar mendeklarasikan
‘sustainable development’ (pembangunan berkelanjutan) yang direkomendasi PBB
melalui laporannya Our Common Future sejak 13 tahun lalu . Dalam jangka pendek,
pemerintah perlu memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum melalui berbagai
jalur pendidikan informal seperti kegiatan keagamaan, perkumpulan profesi, PKK,
karang taruna, atau penjelasan dan informasi melalui media cetak dan elektronik
selain menciptakan lingkungan kondusif di masyarakat.
Dalam jangka panjang, upaya ini dapat disosialisasikan melalui sekolah
dengan memberdayakan unsur Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(PKLH) yang ada dalam kurikulum, mulai dari pendidikan dasar sampai ke
pendidikan menengah, dan jika mungkin sampai ke perguruan tinggi. Hasil usaha ini
dapat dilihat setelah 15 – 20 tahun mendatang, pada waktu lulusan sekolah sudah
menjadi kepala keluarga di masyarakat. Permasalahan kemudian, apakah perlu
disusun kebijakan baru dalam implementasi PKLH di sekolah? Apakah PKLH perlu
dikenalkan sebagai mata pelajaran baru? Apakah kurikulum yang berlaku sekarang ini
berpeluang untuk mengintroduksi PKLH? Lalu, bagaimana mengemas kegiatan
pembelajaran sehingga peserta didik/ lulusan memiliki cara pandang, sikap, dan
perilaku peduli terhadap permasalahan kependudukan dan lingkungan? Paper ini akan
mendiskusikan peluang pengenalan dan cara baru pembelajaran PKLH di SD, SLTP,
dan SMU.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana program PKLH di pendidikan dasar, menengah dan pendidikan
tinggi ?
2. Bagaimana Sosialisasi PKLH melalui jalur sekolah ?
3. Sosialisasi PKLH melalui jalur luar sekolah ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1. Menjelaskan program PKLH di pendidikan dasar, menengah dan pendidikan
tinggi
2. Menjelaskan Sosialisasi PKLH melalui jalur sekolah
3. Menjelaskan Sosialisasi PKLH melalui jalur luar sekolah

2
D. Manfaat Penulisan
Adapun Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui program PKLH di pendidikan dasar, menengah dan
pendidikan tinggi
2. Untuk mengetahui Sosialisasi PKLH melalui jalur sekolah
3. Untuk mengetahui Sosialisasi PKLH melalui jalur luar sekolah

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PKLH

1. Pengertian Pendidikan
Pengertian (B. Indonesia) atau Education (B. Inggris) berasal dari kata educare
(Yunani) yang berartimembawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak untuk
dituntun agar tumbuh dan berkembang.Pendidikan merupakan ilmu terapan dari
psikologi yang bidang garapannya khusus mengenai upayamengembangkan jiwa
seseorang kea rah dewasa. Pendidikan dilakukan melalui usaha sadar, sengaja,dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan prosespendidikan, baik formal, non formal, maupun informal.Sikap dan
nilai yang perlu ditanamkan dalam proses pendidikan kependudukan dan lingkungan
hidup, diantaranya:Setiap individu di mana saja harus memiliki kesadaran bahwa ia
adalah anggota dari masyarakat dunia.Suatu etika baru tentang penggunaan bahan dari
sumber alam, harus diajarkan kepada peserta didik.Sikap yang menekankan pada
adanya harmoni dengan alam lingkungan perlu ditanamkan, bukan sikapuntuk
menaklukan alam. Siswa harus merasa bagian dari alam.Setiap orang harus
memperhatikan dan bertindak sesuai dengan kepentingan generasi yang
akandatang.Setiap orang harus mampu menghayati makna hidup di dunia ini sebagai
makhluk ciptaan Tuhan YangMaha Esa.

2. Pengertian PKLH
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) adalah suatu
program pendidikan untukmembina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian,
kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasionalserta bertanggung jawab tentang
pengaruh timbale balik antara penduduk dengan lingkungan hidupdalam berbagai
aspek kehidupan manusia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kaitannya dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan dan sumber
daya alam. Pendidikan berusaha mengubah tingkah laku siswadalam berpikir dan
bertindak atau bertingkah laku. PKLH dilaksanakan pada semua tingkat

4
danlingkungan sekolah untuk membentuk rasa tanggung jawab atas keadaan
lingkungan, serta bagaimanamemantau, memelihara, dan memperbaiki lingkungan.

3. Tujuan PKLH
Tujuan UmumMembina dan mengembangkan anak didik agar memiliki sikap
dan tingkah laku kependudukan sertadapat mengelola lingkungan hidup secara
rasional dan bertangung jawab dalam rangka memeliharakeseimbangan sistem
lingkungan dan penggunaan SDA secara spiritual maupun material. Tujuan Khusus
Menghargai keuntungan-keuntungan keluarga kecil dikaitkan dengan persediaan
makanan, pakaian,perumahan, dan pendidikan. Memahami hubungan antara
kebiasaan sehat dan kehidupan sehat serta hubungan antara makanansehat dengan
kehidupan sehat.Mengembangkan kesadaran tentang kehidupan yang menyenangkan
dalam hubungannya dengan besarkecilnya suatu keluarga.Mengembangkan kebiasaan
menjaga kebersihan dirinya dan kebersihan lingkungan keluarga.Mengembangkan
pengertian terhadap kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh keluarga-keluarga
besaryang penghasilannya kecil. Mengembangkan kesadaran tentang perilaku
mempunyai keluarga kecil agar dapat memberikankesejahteraan yang lebih baik
kepada seluruh anggotanya.Mengembangkan pengertian antara besarnya keluarga dan
standar kehidupan. Mengembangkan sikap positif dan bertanggung jawab bahwa
NKKBS adalah suatu nilai yang sesuaidengan nilai- nilai agama dan sosial budaya
yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, danmasyarakat yang berorientasi pada
kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir
dan kebahagiaan batin. Kesediaan untuk menerima tanggung jawab bagi
perbaikan dan peningkatan hidup keluarga,lingkungan, masyarakat, dan Negara.
Mengembangkan dasar bertanggung jawab kea rah keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antaramanusia dan lingkungannya baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosialnya. Mengembangkan dasar pengetahuan, sikap, dan perilaku
professional dalam pendayagunaan, pelestarian dan peningkatan daya dukung sumber
daya yang ada.

4. Sasaran PKLH
Secara ringkas, sasaran PKLH perlu diarahkan pada aspek-
aspek:KesadaranMembuat individu dan kelompok masyarakat agar sadar serta peka
terhadap totalitas lingkungan dan permasalahannya. PengetahuanMembekali individu

5
dan kelompok masyarakat dengan pengetahuan dasar mengenai totalitaslingkungan,
permasalahan, serta peranan dan tanggung jawab manusia. SikapMendorong individu
dan kelompok masyarakat agar memiliki nilai-nilai sosial, kepekaan dan
kepedulianterhadap lingkungan, serta motivasi untuk partisipasi aktif dalam
perlindungan dan peningkatannya.KeterampilanMembantu individu dan kelompok
masyarakat untuk meningkatkan keterampilan yang diperlukan dalammemecahkan
permasalahan lingkungan hidup. Kemampuan Evaluasi Meningkatnya kemampuan
individu dan kelompok masyarakat agar dapat mengkaji program-
programpembangunan dilihat dari segi ekologis, politis, ekonomi, sosial, estetika,
maupun factor pendidikan. Partisipasi Mengembangkan rasa tanggung jawab
pada individu dan kelompok masyarakat serta member peluangagar dapat terlibat
secara aktif memecahkan berbagai permasalahan lingkungan.

5. Pendekatan PKLH
PKLH melalui jalur pendidikan formal dapat ditempuh melalui dua
pendekatan, yaitu pendekatanmonolitik dan pendekatan integratif. Pendekatan
monolitikPendekatan monolitik adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu
pemikiran bahwa setiap matapelajaran merupakan sebuah komponen yang berdiri
sendiri dalam kurikulum dan mempunyai tujuantertentu dalam satu kesatuan yang
utuh. Pendekatan monolitik dalam PKLH dapat ditempuh melalui duacara,
yaitu:Membangun satu disiplin ilmu baru yang diberi nama PKLH. Ilmu ini nantinya
dalam programpersekolahan dapat dijadikan mata pelajaran tersendiri yang terpisah
dari mata-mata pelajaran lainnya. Membangun paket PKLH yang merupakan mata
pelajaran yang berdiri sendiri. Pendekatan integratif (Terpadu)Pendekatan terpadu
adalah pendekatan yang didasarkan pada suatu pemikiran bahwa program suatumata
pelajaran harus terpadu dengan mata pelajaran lain. Pendekatan terpadu dapat
ditempuh melaluidua cara, yaitu:Membangun suatu unit atau seri pokok bahasan yang
disiapkan untuk dipadukan ke dalam matapelajaran tertentu. Membangun suatu
program inti yang bertitik tolak dari suatu mata pelajaran tertentu. Berdasarkan
pertimbangan, maka pemerintah dalam hal ini Depdiknas menetapkan
bahwa pelaksanaan PKLH dalam program sekolah menggunakan pendekatan terpadu
(integratif). Agar pendekatan terpaduini berhasil dengan baik, maka perlu
diperhatikan beberapa factor: Perpaduan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
pengetahuan mata pelajaran yang dijadikantempat perpaduan tidak mengalami

6
perubahan susunan.Susunan pengetahuan yang dijadikan tempat perpaduan
didasarkan pada susunan kurikulum yangberlaku. Mata pelajaran pengetahuan induk
yang dipilih sebagai wadah perpaduan adalah mata pelajaran yangmenurut penelitian
mempunyai daya serap yang cukup. Mata pelajaran di sekolah yang ditetapkan
sebagai wadah perpaduan adalah Pendidikan Agama, PPKn,Bahasa Indonesia, IPS,
IPA, dan Pendidikan Jasmani. Strategi Pembelajaran PKLH Materi PKLH yang
disajikan di sekolah, dipilih sesuai kriteria sebagai berikut: Masalah esensial dan
aktual tentang kependudukan dan lingkungan dalam masyarakat. Digunakan untuk
mengemban kepribadian sebagai bangsa Indonesia yang berwawasan
kependudukandan lingkungan.
Mempunyai relevansi dengan perkembangan minat kebutuhan dan
kemampuan personel peserta didik. Mempunyai relevansi dengan
program pendidikan nasional yang dijabarkan pada kurikulum yangberlaku.Berfungsi
sebagai pengayaan terhadap program pendidikan yang ada serta dapat membekali
pesertadidik menghadapi masalah kependudukan dan lingkungan pada masa yang
akan datang.
PKLH harus dititikberatkan pada sisi afektif – psikomotorik sehingga siswa
tak hanya memiliki ilmu tetapi juga mampu mengubah perilakunya. Mampu
“melebur” dengan lingkungannya. Misalnya, siswa melihat bagaimana proses polusi
air dan apa dampaknya bagi kesehatan, lalu tahu cara mencegah dan mengolah polusi
itu menjadi air yang tak tercemar. Ketika melihat sampah, yang ada di dalam
benaknya ialah sumber daya baru yang bahkan mampu menghasilkan uang. Air
limbah pun dijadikan potensi pupuk buatan atau didaur ulang menjadi air minum lagi.
Pendeknya, PKLH harus mendekatkan guru dan muridnya kepada lingkungan dan
menjadi bagian dari solusi, bukan sang penimbul masalah.
Materi PKLH itu pun hendaklah dibatasi agar tak terlalu meluas sehingga
menjadi persoalan biologi dan mengaburkan masalah lingkungan yang erat dengan
kehidupan sehari-hari. Sebab, telah dipahami bersama bahwa lingkungan itu sangat
luas dan semua orang bisa bicara soal lingkungan sesuai dengan persepsi dan latar
belakang ilmunya. Kalau tidak dibatasi atau tidak didefinisikan sejak awal, wacana ini
akan meluas dan di luar kendali sehingga tujuan PKLH menjadi tidak fokus atau
bahkan difus (menyimpang jauh) sehingga tidak praktis dan tidak aplikatif.
Makanya definisi atau “pagar-pagar”-nya harus sudah dibuat terlebih dulu agar
PKLH berhasil menjadi pendidikan lingkungan yang erat dengan kehidupan praktis
keseharian guru dan murid. Misalnya berkaitan dengan air minum, air limbah,

7
sampah, polusi udara, kesehatan, penyakit menular lewat air, udara, makanan, tanah,
dll. Juga upaya sanitasi dan kesehatan lingkungan yang wajib diketahui pada tingkat
dasar dan tindakan preventif-kuratif apa saja yang mesti diambil dalam suatu kasus
penyakit tertentu misalnya. Inilah PKLH yang implementatif dan berpeluang
membentuk perilaku guru dan murid yang berkarib dengan
lingkungan, environmentaly friendly, sehingga tak sekadar berwawasan lingkungan.
PKLH ini hendaklah dilaksanakan secara bergradasi, mulai dari kelas satu SD
sampai kelas tiga SMA. Tentu saja harus ada perluasan materi yang diberikan
meskipun pokoknya tetap sama. Misalnya, bahasan tentang air. Di kelas satu dan dua
yang perlu diberikan hanya sebatas beda air jernih, air bersih, dan air limbah atau air
kotor. Di kelas yang lebih tinggi, mulai dikenalkan pada parameter kualitasnya secara
sambil lalu. Di kelas yang lebih tinggi lagi bisa dikenalkan pada teknologi tradisional-
konvensional, selanjutnya masuk ke teknologi madya hingga ke teknologi lanjut.
Begitu pun yang berkaitan dengan sampah, udara, kesehatan lingkungan, dll.
Untuk itu seorang guru dituntut menguasai dengan baik strategi belajar
mengajar sehingga menunjang tingkat keterlaksanaan program belajar mengajar
tersebut. Pada akhirnya pengintegrasian itupun harus tercermin pula dalam penilaian.
Pendekatan ini dilaksanakan bertolak dari kenyataan bahwa materi kurikulum sudah
terlalu banyak. Dalam pendekatan ini, materi PLH dipadukan kedalam mata pelajaran
yang dianggap relevan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam sekolah diharapkan
sebanyak mungkin tenaga guru yang aktif dalam PKLH. Dengan banyaknya guru
yang aktif akan memudahkan jalinan kerjasama, baik didalam sekolah maupun
diantara sekolah-sekolah dengan lembaga-lembaga terkait dan masyarakat. Kerjasama
dengan pihak luar dapat dilakukan dengan orang tua peserta didik (agar hal-hal yang
sudah diajarkan disekolah dapat pula dibina di rumah), kemitraan dengan Lembaga
Swadaya Masyarakat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Daerah,
dan masyarakat umum.
PKLH tidak terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja, melainkan
menyangkut seluruh kehidupan sekolah. Berbagai aspek kegiatan sekolah, selalu
diwarnai PKLH. Misalnya pada saat perayaan Hari Bumi (22 April), dan Hari
Lingkungan Hidup (5 Juni) dengan penanaman pohon; membahas masalah
lingkungan yang sedang terjadi seperti banjir, kebakaran hutan, pencemaran, dll; studi
lapangan dengan mengamati langsung objek lingkungan; penataan ruang kelas dan

8
lingkungan sekolah; gerakan kebersihan; dan efisiensi dalam pemakaian seumber
daya alam.

B. Program PKLH di pendidikan

Program PKLH di SD, SLTP, dan SMU tidak disajikan sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri. Beberapa pertimbangan yang melandasi pemikiran ini antara
lain:
1. Jumlah mata pelajaran yang ada di SD, SLTP, dan SMU sudah terlalu banyak

sehingga kalau jumlahnya ditambah akan mempengaruhi beban belajar siswa. Kalau
ini dipaksakan, tentu akan mengganggu perkembangan kognitif dan apresiasi siswa
terhadap pelajaran.
2. Pada dasarnya beberapa mata pelajaran yang ada sudah memiliki muatan PKLH
terutama mata pelajaran yang berorientasi pada sasaran moral seperti mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan mata pelajaran Pendidikan Agama.
Kedua mata pelajaran ini dapat dimuati dengan unsur pendidikan lingkungan hidup
yang berdimensi moral dan nilai. Beberapa mata pelajaran lain yang erat kaitannya
dengan Pendidikan Lingkungan Hidup adalah kelompok mata pelajaran IPA: Fisika,
Biologi, Kimia, juga kelompok mata pelajaran IPS: Ekonomi, Sosiologi, dan
Geografi, juga mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Sasaran PKLH adalah kinerja lulusan yang peduli terhadap lingkungan dan yang
senantiasa menjaga keseimbangan/keselarasan hubungan mahluk hidup dan
lingkungannya. Ini berarti, selama sasaran ini dapat diwujudkan memang tidak perlu
mengenalkan mata pelajaran baru yang akan menambah beban pelajaran bagi peserta
didik, yang mungkin akan menjadi kontra produktif pada sasaran pendidikan.

4. Pendekatan PKLH lebih cocok dengan pendekatan multi-disiplin dengan


memanfaatkan beberapa konsep dari beberapa mata pelajaran.

5. Perubahan kurikulum dengan menambah mata pelajaran baru akan memberi dampak
pada semua komponen pendidikan, yang akhirnya dapat dipolitisir oleh oknum-
oknum tertentu untuk kepentingan pribadi/kelompok tertentu dan sebaliknya dapat
merugikan dunia pendidikan.

9
Dengan alasan ini dan dengan tetap mengikuti konstelasi kurikulum yang sedang
berlaku, rasanya sekarang belum waktunya untuk mengenalkan mata pelajaran PKLH
secara terpisah. Karakteristik lulusan yang berperilaku dengan wawasan lingkungan dapat
dibentuk melalui pemberdayaan mata pelajaran yang sudah ada.

C. Sosialisasi PKLH Melalui Jalur Pendidikan Sekolah


Sosialisasi PKLH melalui jalur pendidikan sekolah di harapkan dapat
dilaksanakan secara baik dengan memanfaatkan jenjang dan jenis pendidikan dengan
maksud agar dapat memanfaatkan setiap kesempatan untuk membina pengetahuan dan
kesadaran tentang kependudukan dan lingkungan hidup ditingkat perguruan tinggi, PKLH
disampaikan melalui pendekatan monolitik, sedangkan di tingkat sekolah dasar dan
menengah melalui pendekatan integratif.

1. Pendekatan Monolitik
Ialah kegiatan sosialisasi PKLH melalui jalur pendidikan sekolah yang
didasarkan pada pemikiran bahwa setiap mata pelajaran didasarkan pada
pemikiran bahwa setiap mata pelajaran merupakan sebuah komponen yang berdiri
sendiri dan mempunyai tujuan tertentu dalam satu kesatuan sistem dengan
demikian apabila sosialisasi PKLH dilaksanakan dengan pendekatan monolitik,
berarti PKLH diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,oleh karena
itu,pendekatan monolitik dapat di tempuh dengan cara membangun disiplin ilmu
atau sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri dan kedudukannya dalam kurikulum
adalah sama dengan mata pelajaran lain. Sosialisasi PKLH secara monolitik baru
dilaksanakan dibeberapa perguruan tinggi, dimana PKLH merupakan sebuah mata
kuliah yang berdiri sendiri menjadi komponen dari kurikulum mata kuliah umum
atau biasa di singkat mku yang wajib di tempuh oleh semua mahaiswa.

Dengan adanya sosialisasi PKLH kepada peserta didik, maka siswa


diharapkan dapat mengimplementasikan dan meningkatkan kesadaran untuk
menjaga kelestarian dan kebersihan di lingkungan kampus, misalnya
diberlakukannya peraturan di Universitas bahwa dilingkungan kampus tidak boleh
merokok bagi mahasiswa maupun karyawannya agar tidak menyebabkan polusi
udara, dan untuk menciptakan kerindangan kampus sebaiknya Universitas

10
memberikan sosialisasi kepada mahasiswanya untuk menanam dan menjaga
kelestarian pohon sebagai salah satu bentuk penghijauan di dalam kampus agar
kampus terlihat indah dan udaranya segar setiap hari, kemudian diadakan
sosialisasi untuk selalu menjaga kebersihan kamar mandi, dalam hal ini yaitu
kebersihan air, yaitu dengan tidak membuang pembalut maupun tissue ke dalam
lubang toilet.

Jadi kesimpulannya dengan melihat contoh-contoh diatas maka tidak dapat


di pungkiri bahwa pklh itu sangat penting keberadaannya sehingga PKLH patut
dijadikan sebagai komponen dari Kurikulum MKU yang wajib di tempuh oleh
setiap mahasiswa.

2. Pendekatan Integratif
Ialah sosialisasi pklh di sekolah ( termasuk PT) dengan teknik memadukan
atau mengintegrasikan materi pklh kedalam materi bidang studi atau mata
pelajaran lain yang relevan.berbagai bidang studi atau mata pelajarn di tingkat
SD, SLTP, SMU atau SMK cukup strtegis menjadi integrasi,misalnya Pendidikan
Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, IPA, IPS, serta Olahraga dan
Kesehatan.

Secara lebih rinci berikut ini dikemukakan beberapa langkah praktis yang
perlu dilakukan oleh pendidik ketika bermaksud melaksanakan sosialisasi PKLH
secara integrative :

a. Pendidik perlu memperteguh kesadaran bahwa materi PKLH penting untuk


diberikan kepada peserta didik, bagaimanapun tekniknya.
b. Pendidik menyeleksi materi-materi PKLH yang relevan dengan pokok
bahasan pada pelajaran atau mata kuliah tempat integrasi.
c. Pendidik perlu menguasai materi PKLH dengan cara mempelajari buku-buku
kependudukan dan lingkungan hidup, ataupun mengikuti berbagai
pemberitaan media massa tentang berbagai kasus yang terkait dengan PKLH.

Akan tetapi pembelajar PKLH dengan pendekatan integrative di dalam


berbagai bidang studi yang relevan mempunyai beberapa kelemahan antar lain:

11
a. Ada bagian-bagian materi ( yang kurang favorit) tidak tersampaikan,
sementara ada beberapa bagian materi ( yang cukup favorit) tersampaikan
secara tumpang tindih oleh beberapa orang pengajar.
b. Materi PKLH yang sudah disampaikan secara integrative tidak dievaluasi
sebagaimana materi bidang studi induk.
c. Untuk mengatasi masalah tersebut,maka pendekatan integrative menuntut
konsekuensi adanya “ Team Teaching” dari para pengajar bidang studi yang
dijadikan induk integrasi. Team ini sangat diperlukan bukan dalam proses
pembelajaran, melainkan pada tahap pengembangan rencana pembelajaran.

Seluruh komponen materi PKLH didistribusikan pada pengajar bidang studi


sesuai dengan relevansinya. Misalnya, masalah jumlah, persebaran, dan urbanisasi
di integrasikan ke dalam Geografi,tingkat kelahiran dan kematian masuk ke dalam
Biologi, perusakan ozon dan hujan asam masuk Kimia, perusakan tanah dan air
serta pemanasan global masuk Fisika, dsb. Proses pembelajarannya dilaksanakan
oleh masing-masing pengajar yang bersangkutan,beserta evaluasinya untuk
mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.tanggungjawab penyampaian
PKLH melalui pendekatan integrative ini diserahkan sepenuhnya kepada integritas
guru dalam kapasitasnya sebagai pendidik. Mendidik berarti mengembangkan
seluruh aspek kehidupan siswa baik aspek intelektual,sikap, maupun perilakunya.

D. Sosialisasi PKLH Melalui Pendidikan Luar Sekolah


Kebijaksanaan pemerintah dalam hal penanganan masalah-masalah
kependudukan dan lingkungan hidup telah tersedia,tinggal kesadaran masyarakat
yang senantiasa harus dibina. Upaya pembinaan kepedulian terhadap masalah
kependudukan dan lingkunga hidup disamping melalui jalur pendidikan sekolah,
dapat pula dilaksanakan melalui jalur pendidikan luar sekolah, jalur pendidikan ini
secara konseptual sering diabaikan, padahal kalau dilaksanakan dengan baik, hasilnya
akan cukup memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan:

1. Jangkauan sasarannya sangat luas, mencakup seluruh komponen masyarakat dan


meliputi penduduk pada semua kategori usia.
2. Strategi dan pendekatan yang dipilih sanagt bervariasi dan ini bisa disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat.
3. Kesempatan” Belajar “ di masyarakat lebih banyak dari pada di sekolah.

12
Sosialisasi PKLH melalui jalur pendidikan luar sekolah berarti memberi
kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi
dan untuk “ Belajar” tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup.
Sosialisasi dapat dilakukan melalui kegiatan komunikasi baik secara formal maupun
informal.

Proses komunikasi formal yang di maksud adalah proses penyampaian informasi


atau pesan kepada masyarakat yang di sengaja dan terprogram seperti penyuluhan,
sarsehan, pemutaran video,dll.

Menurut Ki Hajar Dewantara ada tiga pusat pendidikan yaitu sekolah, keluarga
dan masyarakat. Dilingkungan keluarga sosialisasi PKLH ditujukan kepada seluruh
anggota keluarga terutama anak. Berdasarkan sifat hubungan orang tua /anak didalam
keluarga, maka strategi pendidikan yang palinf efektif adalah keteladanan orang tua
sehari-hari. Sedangkan di dalam masyarakat sosialisasi PKLH dapat melalui
komunikasi formal dan informal. Komunikasi informal adalah penyampaian pesan
yang tidak disengaja dalam pergaulan sehari-hari. Sedangkan komunikasi informal
adalah penyampain pesan secara tidak langsung akan mempunyai jangkauan yang
sangat luas tanpa mengenai batas-batas wilayah. Sosialisasi PKLH di masyarakat
dapat di awalai dengan mengkomunikasikan dan memberikan pengetahuan tentang
maslah-masalah kependudukan dan lingkungan, penyebab dan dampaknya bagi
manusia serta cara penanggualangannya kemudian dilanjutkan dengan peraturan-
peraturan mengenai kependudukan dan lingkungan hidup.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Program PKLH di SD, SLTP, dan SMU tidak disajikan sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri.

Sosialisasi PKLH melalui jalur pendidikan sekolah di harapkan dapat


dilaksanakan secara baik dengan memanfaatkan jenjang dan jenis pendidikan dengan
maksud agar dapat memanfaatkan setiap kesempatan untuk membina pengetahuan dan
kesadaran tentang kependudukan dan lingkungan hidup ditingkat perguruan tinggi, PKLH
disampaikan melalui pendekatan monolitik, sedangkan di tingkat sekolah dasar dan
menengah melalui pendekatan integratif.

Kebijaksanaan pemerintah dalam hal penanganan masalah-masalah kependudukan


dan lingkungan hidup telah tersedia,tinggal kesadaran masyarakat yang senantiasa harus
dibina. Upaya pembinaan kepedulian terhadap masalah kependudukan dan lingkunga
hidup disamping melalui jalur pendidikan sekolah, dapat pula dilaksanakan melalui jalur
pendidikan luar sekolah, jalur pendidikan ini secara konseptual sering diabaikan, padahal
kalau dilaksanakan dengan baik, hasilnya akan cukup memuaskan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasn makalah dalam kesimpulan
diatas.

14

Anda mungkin juga menyukai