Anda di halaman 1dari 78

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Makanan yang Berbahaya”.

Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya


bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang


Makanan yang berbahaya untuk masyarakat ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 5 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................... iii
BAB 1................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................... 6
1.4 Manfaat ........................................................................ 7
BAB II ................................................................................. 8
2.1 Pengertian Boraks....................................................... 8
2.2 Faktor-Faktor yang Mendorong Penggunaan
Boraks......................................................................... 14
2.3 Makanan yang Mengandung Boraks .......................... 17
2.4 Cara Mengetahui Makanan yang Mengandung
Boraks......................................................................... 21
2.5 Pengaruh Boraks terhadap Kesehatan ........................ 29
2.6 Mekanisme Kerja Boraks Dalam Tubuh .................... 33
2.7 Peran Pemerintah Dalam Memberantas Boraks ......... 36
2.8 Bahan Pengawet Pengganti Boraks ............................ 48
2.9 Pencegahan dan Penanganan Bila Terkena
Boraks......................................................................... 50
2.10 Kasus Penyalahgunaan Boraks ................................... 54
BAB III ................................................................................ 68
3.1 Kesimpulan .................................................................. 68
3.2 Saran............................................................................. 71

iii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 72
DAFTAR RIWAYAT PENULIS ...................................... 74

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.2.Latar Belakang
Sekarang ini banyak bahan kimia dan berbagai
campuran lain yang digunakan oleh manusia untuk
membuat makanan. Dengan campuran bahan kimia
makanan akan terlihat lebih menarik dan menghasilkan rasa
yang lebih enak. Sehingga masyarakat lebih tertarik untuk
membeli dan mengkonsumsinya.

Bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain


dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia
lebih efektif dan efisien. Bahan kimia itu sendiri banyak
digunakan dalam industri, baik industry non-pangan maupun
industri pangan. Besarnya manfaat bahan kimia tersebut, ternyata
mengakibatkan mereka salah menempatkan fungsi bahan
kimia itu sendiri. Bahan kimia yang seharusnya untuk
industri non-pangan, malah dipergunakan dalam
pembuatan makanan sehingga akan berdampak fatal. Salah
satu bahan kimia yang disalahgunakan penggunaan adalah
boraks.

1
Boraks merupakan bahan yang dikenal untuk industri
farmasi sebagai ramuan obat
misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles
mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai
bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.

Pada awalnya masyarakat belum menyadari akan bahaya


yang ditimbulkan oleh boraks tersebut, akan tetapi jika boraks
tersebut dikonsumsi terus-menerus akan mengakibatkan
kerugian terhadap masyarakat itu sendiri. Kerugian yang
ditimbulkan tidak hanya pada fisiknya tetapi juga pada
psikisnya. Jika masyarakat mengkonsumsi dalam jangka waktu
yang lama maka akan menumpuk pada otak, hati, lemak dan
ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat
menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan
berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan,
radang kulit, anemia, kejang, pingsan bahkan kematian (Saeful
Karim, 2008). Sedangkan dalam psikisnya menimbulkan
keterlambatan pola pikir, karena terlalu banyak bahan kimia
yang dikonsumsi.
Begitu banyak masyarakat yang tercemar oleh bahan
pengawet boraks yang sangat membahayakan ini. Akibat

2
ulah manusia-manusia lain yang tidak berperikemanusiaan
yang hanya mengejar keuntungan semata, tanpa
memperhitungkan orang yang mengkonsumsinya.

Penggunaan boraks untuk mengawetkan


makanan memang sudah lama terjadi. Walaupun sudah
dilakukan inspeksi ke lapangan, bahkan sampai
dikeluarkan peraturan mengenai dilarangnya penggunaan
bahan tersebut, tetapi sampai saat ini masih banyak yang
melakukannya. Umumnya bahan tersebut digunakan oleh
industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan
tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat.
Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi industri besar
melakukannya. Mereka mau melakukannya dengan alasan
bahan tersebut mudah digunakan dan harganya relatif lebih
murah daripada pengawet makanan, sehingga mereka
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan


kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah
sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan
akhirnya menumpuk di masa depan.

3
Hal tersebut sangat memprihatinkan karena masih
banyak masyarakat yang belum tahu tentang bahaya
makanan yang mengandung bahan kimia seperti boraks.
Sebenarnya pemerintah telah memperbolehkan
penggunaan boraks sebagai bahan makanan, namun
dibatasi oleh UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional,
batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih,
itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila menambahkan
lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan. Akan tetapi masih
banyak yang menggunakan boraks dalam jumlah yang
banyak melebihi 1 gram per 1 kilogram pangan.

Kejadian seperti ini merupakan salah satu masalah dan


kerusakan bangsa yang harus diperbaiki. Apabila masalah
ini terus berlarut dan tidak segera diatasi akan berakibat di
masa depan.

Penanganan tersebut harus ada kerjasama antara pihak


pemerintah dan masyarakat. Dan sebagai generasi penerus
sebaiknya kita mulai dari sekarang memberikan pengertian
kepada masyarakat akan bahaya boraks.

4
Selain itu, mulai menciptakan makanan yang tidak
mengandung boraks tetapi mempunyai bentuk yang
menarik sehingga masyarakat mau mengkonsumsinya.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan boraks?
2. Apa factor yang mendorong pihak-pihak tertentu
untuk menggunakan boraks pada pangan yang
diproduksinya ?
3. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran
penggunaan boraks pada proses pembuatannya ?
4. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat
dengan bahan pengawet dari boraks ?
5. Bagaimana pengaruh boraks pada kesehatan?
6. Bagaimana mekanisme kerja boraks dalam tubuh ?
7. Bagaimana penanganan penggunaan boraks pada
produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara
tuntas ?
8. Apakah bahan pengawet yang tepat untuk
pengganti boraks ?
9. Bagaimana cara menangani apabila terkena
boraks?

5
10. Kasus apa saja kah yang terjadi dimasyarakat
tentang penyalahgunaan boraks

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian boraks dan bahaya dari
boraks.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong pihak-
pihak tertentu menggunakan boraks pada makanan
yang diproduksinya.
3. Mengetahui jenis pangan apa yang dijadikan
sasaran penggunaan boraks.
4. Mengetahui cara pangan dibuat dengan
menggunakan boraks.
5. Mengetahui akibat dari penggunaan boraks.
6. Mengetahui mekanisme penggunaan boraks dalam
tubuh.
7. Mengetahui penanganan boraks pada produk
pangan agar dapat dibasmi secara tuntas.
8. Mengetahui bahan pengawet yang tepat untuk
menggantikan boraks.
9. Mengetahui cara penanganan apabila memakan
makanan yang mengandung boraks.
6
10. Mengetahui kasus tentang boraks yang terjadi
dimasyarakat.

1.4. Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan dapat
memberikan informasi pada masyarakat tentang
boraks, cara mendeteksi boraks, mekanisme boraks
didalam tubuh dan memberi informasi makanan
apa saja yang mengandung boraks dan bahaya boraks
bagi kesehatan serta penanganan apabila memakan
makanan yang mengandung boraks, bahan pengawet
apa yang baik digunakan untuk menggantikan boraks
dan cara penanganan agar boras dapat dibasmi secara
tuntas.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Boraks

Boraks berasal dari bahasa arab yaitu


BOURAQ yang berarti kristal lunak, boraks merupakan
suatu kristal lunak yang mengandung unsur boron,
berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks
memiliki nama kimia natrium tetrabonat
(Na2B4O7.10H2O). Boraks dalam air berubah menjadi
natrium hidoksida dan asam borat. Boraks mempunyai
nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium
tetraborat. Boraks dipasaran terkenal dengan nama

8
pijer, petitet, bleng, gendar dan air yang bertujuan
untuk menyamarkan dipasaran. Boraks memilki
struktur sebagai berikut (Aminah dan Himawan, 2009):

Boraks memiliki sifat-sifat berupa :

a. Bentuk : Serbuk kristal putih


b. Tidak berbau
c. Larut dalam air
d. Tidak larut dalam alcohol
e. pH 9,5
f. stabil pada suhu serta tekanan normal

Boraks memiliki kegunaan yang beragam


dalam kegiatan industri dan makanan. Dalam industri
boraks digunakan untuk bahan pembuat deterjen,
khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu,
keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak dan
mengurangi kesadahan air. Dapat dijumpai dalam
bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi
natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang
lazim kita kenal dengan nama Bleng. Asam borat
(H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering
digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan
menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida
9
(HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan
dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya,
larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai
obat cuci mata dan dikenal sebagaiboorwater (Aminah
dan Himawan, 2009).

Borat atau biasa dikenal boraks memodifikasi


struktur kaca untuk membuatnya tahan terhadap
serangan panas atau kimia. Mereka digunakan dalam
produksi ultra tipis layar LCD, kaca tahan panas dan
fiberglass dan account untuk 43% dari permintaan
dunia untuk produk ini. Mereka juga berinteraksi
dengan permukaan besi untuk membentuk lapisan yang
melindungi logam dari korosi. Dikombinasikan dengan
seng. Borat digunakan sebagai penghambat api dalam
polimer digunakan untuk kabel listrik dan mantel dalam
isolasi selulosa. Borat bahkan dapat digunakan sebagai
perisai penahanan nuklir.

Salah satu bidang utama penelitian borat di AS


adalah pengembangan pengawet kayu aman dan tahan
lama. Kayu semakin digunakan sebagai bahan
bangunan karena merupakan sumber daya, didaur ulang

10
berkelanjutan, tetapi rentan terhadap serangan biologis.
Kerusakan yang disebabkan oleh rayap Formosa biaya
pemilik rumah Amerika US $ 1 miliar setiap tahun.
Pestisida diterapkan pada tanah adalah tidak efektif
karena sarang rayap di atas tanah, sehingga bangunan
itu sendiri perlu dirawat. Produk bangunan Borat
dirawat adalah biaya-efektif untuk menjaga ukuran
rayap rakus di teluk.

Boraks adalah bahan yang meningkat popular.


Permintaan untuk asam borat dalam borosilikat
meningkat, dan produsen dari fiberglass penguatan dan
glasir keramik menggunakan meningkatnya
konsentrasi asam borat untuk menurunkan penggunaan
energi dan meningkatkan kinerja produk. Memang,
para peneliti di University of Florida baru-baru ini
menemukan bahwa Borat sangat penting dalam
mengkonversi awan debu antar bintang menjadi ribosa
salah satu blok bangunan kehidupan – jadi Borat
bahkan mungkin menjadi kunci untuk membuka
misteri yang bagus tetang bagaimana kehidupan di
Bumi.Selain dalam penggunaan di industri,
penggunaan yang lebih banyak terutama di Indonesia

11
sejak zaman dahulu adalah sebagai bahan tambahan
dalam makanan. Dalam makanan boraks digunakan
untuk karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai
komponen pembantu pembuatan gendar(adonan calon
kerupuk), mie, lontong, sebagai pengeras, ketupat,
sebagai pengeras,bakso, sebagai pengawet dan
pengeras, kecap, sebagai pengawet, serta cenil, sebagai
pengeras. Penggunaan boraks dalam makanan telah
diatur oleh pemerintah dalam kadarnya yang diatur
dalam UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional
yang batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan,
bila lebih, itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila
menambahkan lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan.
Namun dalam kenyataanya penggunaan boraks dalam
bahan makanan tidak ditentukan kadarnya, pembuat
makanan dalam menyampurkan boraks tidak
menggunakan aturan ini melainkan hanya dengan kira-
kira. Lalu bagaimana bahaya dari bahan ini bila
dikonsumsi dalam jangka panjang dan banyak
(Widyaningsih dan Murtini, 2006).

Mengkonsumsi makanan yang mengandung


boraks memang tidak serta merta berakibat buruk
terhadap kesehatan, tetapi boraks akan menumpuk

12
sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh
konsumen secara kumulatif. Seringnya mengkonsumsi
makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak,
hati dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin),
koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan
depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan hingga kematian. Boraks
tidak hanya diserap melalui pencernaan, namun juga
melalui kulit. Boraks akan menganggu enzim-enzim
metabolisme. Boraks yang terserap dalam tubuh ini
akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak, dan
testis (buah zakar).

Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98


gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks
di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-
pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain.
Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di
dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika
dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih. Dilihat dari
bahaya yang ditimbulkan oleh boraks tentu saja
penggunaannya dalam makanan lebih baik dihindari

13
dan mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung
boraks. Untuk mengetahui kandungan boraks dalam
makanan dapat diketahui dengan pengecekan dalam
laboratorium dengan menggunakan sifat yang paling
mudah yaitu asam-basa karena boraks yang dilarutkan
dalam air akan menghailkan sifat asam sebagai asam
borat (Aminah dan Himawan, 2009).

2.2. Faktor-Faktor yang Mendorong Penggunaan Boraks


Banyaknya penyalahgunaan boraks dalam
pangan segar umumnya karena ketidaktahuan mereka
mengenai kedua bahan berbahaya tersebut dan juga
minimnya informasi yang diperoleh tentang bahan
berbahaya tersebut.

Makanan pada dasarnya tidak dapat bertahan


lama terutama makanan yang mengandung kadar air
yang tinggi seperti tahu, atau bahan makanan mentah
seperti daging, ikan, mie, bakso. Penyimpanan yang
relatif singkat ini tentu merugikan para penjual.
Penggunaan pengawet merupakan solusi dari masalah
ini, oleh sebab itulah Penyalahgunaan pemakaian
boraks semakin marak belakangan ini. Perilaku penjual

14
yang menggunakan kedua bahan berbahaya ini dalam
produk mereka mungkin karena keinginan untuk
mendapatkan untung yang besar. Menurut
Koentjaraningrat (1981), pengetahuan merupakan
perlakuan melibatkan penafsiran melalui proses
pemikiran tentang apa yang dilihat, didengar, dialami
atau dibaca sehinggga pengetahuan memengaruhi
tingkah laku, percakapan, serta perasaan seseorang.
Selain itu Robert Kwick (1974) mengatakan bahwa
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan dipelajari. Perilaku
tidak sama dengan sikap. Sikap hanyalah sebagian dari
perilaku manusia. Dalam proses pembentukan dan
perubahan, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu
sendiri. Faktor – faktor tersebut antara lain :
pengetahuan, motivasi, emosi, proses belajar, dan
lingkungan. Dari teori-teori diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengetahuan memengaruhi tingkah
laku atau tindakan seseorang, dalam hal ini tindakan
penjual yang menggunakan boraks dalam bakso dapat
dipengaruhi oleh persepsi dan motivasi, yang dalam hal
ini motivasinya adalah motif ekonomi. Dalam hal

15
penyalahgunaan pemakaian boraks, penjual juga
melakukannya dikarenakan motif ekonomi, dimana
dengan menggunakan bahan berbahaya boraks dalam
produknya maka produknya bisa bertahan lama. Selain
itu tujuan penyalahgunaan boraks antara lain untuk:
efisiensi karena dengan kedua bahan berbahaya ini
harganya murah, mudah didapat dan hanya dengan
menambahkan sedikit saja pada produknya sudah bisa
mendapatkan hasil yang baik dan maksimal. Alasan
yang kedua adalah untuk memperbaiki nilai estetika
karena kedua bahan tersebut membuat tampilan mie
basah dan bakso menjadi lebih menarik, antara lain:
tidak berair, kenyal, dan memiliki warna yang cerah.
Alasan lain penggunaan bahan tersebut adalah untuk
meningkatkan daya tahan produk, dimana seperti kita
ketahui pangan segar dalam suhu kamar hanya dapat
bertahan 1-2 hari, tetapi dengan menambahkan borkas
dapat bertahan lebih dari 2 hari, dan ini sangat
menguntungkan penjual.

16
2.3. Makanan yang Mengandung Boraks

Jenis makanan apa sajakah yang biasa diawetkan


dengan boraks? Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Kerupuk Gendar

Dari berbagai sumber yang dihimpun, kerupuk


gendar dianggap sebagai cikal bakal dikenal dan
digunakannya boraks pada makanan. Orang jawa
biasa menyebut kerupuk gendar
dengan karak atau lempeng. Air bleng (pijer) yang
dipakai dalam pembuatan karak atau gendar ini
adalah boraks dalam bentuk tidak murni. Dahulu,
pembuatan bakmi pabrik dan macaroni juga
memakai asam boraks murni buatan industri
farmasi.

17
2. Bakso
Ciri-ciri bakso yang mengandung boraks:
Tekstur sangat kenyal, warna tidak kecokelatan
seperti penggunaan daging, tapi lebih cemerlang
keputihan

3. Mie basah
Jenis makanan di pasaran yang paling banyak
ditemukan mengandung boraks dengan alasan agar
enak, warnanya menarik dan tahan lama. Selain itu,
mi basah dengan boraks Tidak lengket, sangat
kenyal, serta tidak mudah putus.

18
4. Jajanan seperti 'Lontong
Lontong dengan tambahan boraks rasanya getir
dan sangat gurih, serta beraroma sangat tajam.

5. Tahu
Sebagai pengawet dan membuat tahu tidak
gampang rusak dan bisa tahan lama. Seringkali
pedagang memberikan pengawet berupa boraks.

19
Cara gampang mengetahui tahu tersebut
mengandung pengawet, dengan cara dibiarkan
diruangan terbuka. Jika dalam waktu 24 jam tidak
berubah warna dan bau, maka anda boleh curiga
tahu tersebut mengandung boraks.

6. Kerupuk
Kerupuk yang mengandung boraks teksturnya
sangat lembut dan renyah, bisa menimbulkan rasa getir
di lidah.

20
2.4. Cara Mengetahui Makanan yang Mengandung
Boraks
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk
mengetahui atau mengidentifikasi makanan yang
mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh
misalanya yang paling mudah adalah dengan pengamatan
fisik, adapun yang lebih meyakinkan yaitu dengan
pemeriksaan laboratorium, namun jika masyarakat awam
terlalu asing dengan laboratorium, maka ada cara
mengidentifikasi yang lebih mudah yaitu metode kunyit
(Saparinto dan Hidayati, 2006).

A. Identifikasi dengan pengamatan fisik


Dari berbagai macam jenis makanan, ada beberapa
makanan yang biasa dicampuri dengan boraks baik dengan
alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan
dagang, serta dapat dengan mudah kita identifikasi
menurut ciri fisiknya. Berikut beberapa diantara makanan
yang dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks dalam
makanan menurut bentuk fisiknya :
 Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: teksturnya
kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak
cepat putus.

21
 Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya
sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti
penggunaan daging namun lebih cenderung
keputihan.
Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang
beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi
kita bisa membedakan antara bakso yang
mengandung boraks atau tidak. Bakso yang
mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso
tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk
semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa
hari. Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan
bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan
merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba
lempar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti
bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks.
Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan
berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan
baik tanpa menggunakan boraks. Kita bisa
menggunakan bahan pengawet yang lebih aman,
seperti kalium karbonat, natrium karbonat,
karaginan, atau kalsium propionat.

22
 Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung
boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti
sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan
memberikan rasa getir.

 Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks:


teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks
sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam bentuk air
bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991)
melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang
diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya
mengandung asam borat (boraks). Pemerintah telah
melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan
dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No
733/Menkes/Per/IX/1988. Mengkonsumsi makanan
yang mengandung boraks memang tak serta merta
berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang
sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara
kumulatif.
Daya toksisitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98
gram/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi,
boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan

23
pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-
lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram
di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika
dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.

B. Uji Manual Menggunakan Kunyit

1. Pertama buat larutan kunyit


Kemudian masukkan kertas saring ke dalamnya.
2. Setelah itu ambil dan keringkan kertas.
3. Di sisi lain, panaskan air dengan potongan
makanan yang ingin anda uji.
4. Setelah itu tetesi kertas saring yang sudah anda
keringkan tadi dengan air rebusan makanan.

24
Hasil:
Jika warna kertas berubah menjadi merah bata,
maka dapat disimpulkan jika makan mengandung
boraks. Namun jika warna kertas tidak berubah makan
makanan tidak mengandung boraks. Tetap waspada dan
utamakan kesehatan anda.

C. Uji Kuantitatif
 Dengan metode titrasi asam- basa

Semua senyawa organik dihilangkan pada proses


pengarangan, kemudian sisa-sisa senyawa organik (C)
dijadikan karbonat pada proses pengabuan setelah

25
diberi air kapur. Semua karbonat diendapkan dalam
keadaan alkalis dengan air kapur. Sisa-sisa karbonat
dalam larutan diikat dengan H2SO4 sambil
dipanaskan. Asam borat bebas direaksikan dengan
manitol yang memberikan H yang dapat ditentukan
secara acidimetri (Hamdani, 2012).

Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang


bersifat basa (basa bebas, dan larutan garam-garam
terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan
larutan standart asam. Dalam proses titrasi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Indikator titrasi
yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja
ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik
ekivalen. Indikator yang digunakan harus memberikan
ketentuan yang jelas saat terjadinya titik akhir titrasi,
misalnya perubahan warna atau terjadinya
pembentukan endapan.
2. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis
yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung
sempurna. Pada saat tercapainya titik setara atau

26
ekivalen, di dalam larutan harus terjadi perubahan yang
jelas, baik dalam sifat fisik maupun sifat kimianya.

3. Titik akhir titrasi


yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah
menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan.

4. Reaksi harus sederhana


Reaksi harus sederhana sehingga mudah dituliskan
dengan persamaan reaksi kimianya. Zat yang akan
ditentukan harus bereaksi secara kuantitatif dengan
larutan standar atau larutan pereaksi dalam
perbandingan yang setara atau secara stokiometri.

5. Reaksi harus terjadi dengan cepat


apabila perlu untuk mempercepat reaksi dapat
ditambahkan suatu katalisator (Hamdani, 2012).
Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan
standar primernya dan larutan standar sekundernya.

27
a. Larutan standar primer
yaitu suatu zat yang sudah diketahui kemurniannya
dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan
pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan.

b. Larutan standar sekunder


yaitu suatu zat yang tidak murni atau
kemurniannya tidak diketahui, konsentrasi larutannya
hanya dapat diketahui dengan teliti melalui proses
standarisasi, standarisasi dilakukan dengan cara
menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart
primer. Serta faktor yang paling penting adalah
ketepatan dalam pemilihan indikator agar kesalahan
titrasi yang terjadi menjadi sekecil mungkin
(Underwood,1996).

 Metode titrimetri
penetapan kadar asam boraks dalam pangan engan
metode titrimetri yaitu dengan titrasi menggunakan
larutas standar NAOHdengan penambahan gliserol
akan menghasilakan warna merah muda yang menetap
pada titik akhir titrasi ( Helrich,1990).

28
 Titrasi dengan penabahan matinol
penetapan kadar boraks dalam sampel dengan
penambahan matinol dan indikator phenolftalien di
tirasi dengan menggunakan larutan NAOH
menghasilkan larutan merah muda pada titik akhir
titrasi (British Pharmacopoeia,1988)

 Metode sepektrofotometri
penetapan kadar boraks dengan sepektofotometri
dengan mengukur serapan dari destilasi larutan sampel
yang di beri larutan kurkumin dan etanol menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum
542nm (Panjatitan 2010)

2.5. Pengaruh Boraks Terhadap Kesehatan


Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya
terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai
dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada
waktu di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling
terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis
tertinggi yaitu 10-20 gram/kg berat badan orang dewasa dan
5 gram/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan
keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah

29
yaitu dibawah 10-20 gram/kg berat badan orang dewasa dan
kurang dari 5 gram/kg berat badan anak-anak (Saparinto
dan Hidayati, 2006). Efek negatif dari penggunaan boraks
dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat
berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks
memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem
metabolisme manusia sebagai halnya zat-zat tambahan
makanan lain yang merusak kesehatan manusia.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara
langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi
(tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan
namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang
terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan
melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui
keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal
(Artika, 2009).

Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan


demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma,

30
merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi,
apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal,
pingsan bahkan kematian (Widyaningsih dan Murtini,
2006). Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorpsi
dalam waktu lama.Akibat yang timbul diantaranya
anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit,
alposia, anemia dan konvulsi. Penggunaan boraks apabila
dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu gerak
pencernaan usus, kelainan pada susunan saraf, depresi dan
kekacauan mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu,
boraks bisa mengakibatkan degrasi mental, serta rusaknya
saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit karena boraks
cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan,
kulit yang luka atau membran mukosa (Saparinto dan
Hidayati, 2006). Gejala awal keracunan boraks bisa
berlangsung beberapa jam hingga seminggu setelah
mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis
keracunan boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut:

1) bahaya boraks jika terhirup mengenai mata, mengenai


kulit dan tertelan bahaya boraks secara umum
 Iritasi saluran pencernanan
 Iritasi kulit

31
 Iritasi mata
 Kerusakan ginjal
 Apabila boraks dengan jumlah 5-10g sampai
tertelan oleh anak-anak dapat menyebabkan shock
dan kematian .

2) Bahaya apabila boraks sampai tertelan adalah sebagai


berikut :
 Badan berasa tidak enak
 Mual, nyeri hebat pada bagian perut bagian atas
 Pendarahan gastroenteritis disertai muntah
darah
 Diare, lemah , mengantuk , demam, sakit kepala

3) Bahaya kronis kalau sampai tertelan sebagai berikut :


 Hilang nafsu makan
 Turunnya berat badan
 Iritasi ringan di sertai ganguan pencernaan
 Mual, muntah , sakit perut
 Diare
 merah merah
 Mukosa membran bibir pecah – pecah
 Lidah merah

32
 Radang selaput mata
 Anemia
 Kerusakan ginjal
 Kegagalan sistem sirkulasi akut
 Kematian (Saparinto danHidayati, 2006).

2.6. Mekanisme Kerja Boraks Dalam Tubuh


Borate cepat diabsorbsi oleh saluran pencernaan
(usus/lambung) dan oleh selaput lender (mucous
membrances), diekskresi secara lamban oleh ginjal diubah
dan dipusatkan pada hati (liver). Dalam dosis tunggal
dieliminasi selama kira-kira seminggu. Pada waktu sel-sel
hepar rusak, akan menyebabkan induksi enzim yang berada
di dalam sel hepar (enzim intraseluler) sehingga enzim
tersebut akan dilepaskan ke dalam darah. Enzim hepar
tersebut antara lain Alanin Amino Transferase atau
Glutamat Piruvat Transaminase (GPT).

Masuknya boraks yang terus-menerus, akan


menyebabkan rusaknya membran sel hepar, kemudian
diikuti kerusakan pada sel parenkim hepar. Hal ini terjadi
karena gugus aktif boraks B=0 akan mengikat protein dan
lipid tak jenuh sehingga menyebabkan peroksidasi lipid.

33
Peroksidasi lipid dapat merusak permaebilitas sel karena
membran sel kaya akan lipid, sebagai akibatnya semua zat
dapat keluar masuk ke dalam sel. Keduanya merupakan
enzim intraseluler yang dalam keadaan normal seharusnya
berada didalam sel. Keduanya merupakan enzim
transaminase yang berfungsi mengkatalisis reaksi kimia
yang terjadi dalam sel. Pada waktu sel-sel hepar rusak akan
menyebabkan induksi enzim yang berada di dalam sel hepar
(enzim intraseluler) sehingga enzim tersebut akan
dilepaskan ke dalam darah. Enzim hepar tersebut antara lain
Glutamat Piruvat Transaminase atau GPT

Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara


langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi
(tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan
namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang
terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikeluarkan
melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui
keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria
(Artika, 2009)

34
Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat
berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila
terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf.

Boraks merupakan zat toksik yang cepat diabsorbsi


oleh tubuh karena boraks memiliki tingkat kelarutan yang
tinggi, sehingga distribusinya cepat menyebar ke seluruh
jaringan tubuh. Organ tubuh yang paling sering terkena
efek samping dari pemberian boraks adalah hepar dan
ginjal.

Hepar merupakan organ yang berfungsi sebagai


detoksikasi racun. Hampir semua obat ataupun zat yang
masuk melalui oral mengalami metabolisme di dalam
hepar. Bahan toksik yang dikonsumsi akan masuk ke hepar
dan akan mengalami proses detoksikasi. Bahan-bahan
toksik ini akan menyebabkan kerusakan dan kematian sel-
sel hepar.

Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya


terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai
dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada

35
waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling
terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis
tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5
gr/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan
bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah
10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5
gr/kg berat badan anak-anak (Saparinto dan Hidayati,
2006).

2.7. Peran Pemerintah Dalam Memberantas Boraks

Penggunaan BTM atau Bahan Tambahan Makanan dalam


jajanan anak perlu diwaspadai, baik oleh produsen maupun oleh
konsumen. Penyimpangan dalam pemakaian BTM dapat
membahayakan. Perbuatan ini harus dicegah & ditindak secara
tegas oleh pemerintah yang memiliki kewajiban untuk

36
melindungi rakyatnya dari penggunaan BTM yang tidak sesuai
peraturan. Dari penelitian Badan POM, dari 163 sampel jajanan
anak yang diambil di 10 provinsi, sebanyak 80 sampel (sekitar
50%) tidak memenuhi baku mutu keamanan pangan. Jajanan
yang bermasalah itu mengandung boraks, formalin, zat
pengawet ilegal, zat pewarna tekstil, penyedap rasa & pemanis
buatan dalam jumlah berlebih, juga menggunakan garam yang
tidak beryodium.
Oleh karena hal tersebut, kita membutuhkan pangan yang aman
untuk dikonsumsi, bermutu, & bergizi. Kebijakan keamanan
pangan & pembangunan gizi nasional merupakan bagian
kebijakan pangan nasional termasuk penggunaan bahan
tambahan makanan.

Badan POM telah melakukan sosialisasi penggunaan BTM


yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman
sesuai UU No. 36/2009 untuk aspek keamanan pangan, & UU
No.71/1996. Di sana diatur aspek keamanan mutu & gizi
pangan, juga mendorong perdagangan yang jujur &
bertanggung jawab serta terwujudnya tingkat kecukupan
pangan yang terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, & kemandirian
konsumen untuk melindungi diri dari dampak negatif yang

37
ditimbulkan barang & jasa, termasuk pangan, ada UU No.
8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adapun boraks dalam
makanan telah diatur oleh pemerintah dalam kadarnya yang
diatur dalam UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional
yang batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih,
itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila menambahkan
lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan.

Tujuan seluruh peraturan-peraturan tersebut adalah


untuk melindungi kepentingan masyarakat terhadap
penggunaan BTM yang dapat membahayakan kesehatan. Oleh
karena itu, industri pangan perlu mewaspadai masalah
penggunaan BTM.
Beberapa produk hukum lain telah dikeluarkan oleh
pemerintah dalam upaya mendapatkan pangan yang aman &
berkualitas untuk dikonsumsi oleh masyarakat di antaranya
adalah PP no.28/2004 tentang keamanan, mutu & gizi pangan,
juga Depkes mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang
bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan.
Permenkes ini sesuai dengan Joint Expert Committee on Food
Additives (JECFA) WHO yang mengatur & mengevaluasi
standar bahan tambahan makanan, melarang penggunaan bahan
tersebut pada makanan. Aturan ini diteruskan oleh Badan

38
Pengawasan Obat & Makanan yang sekarang diserahi tanggung
jawab untuk pengawasan seluruh produk makanan yang beredar
di masyarakat.

Pilar yang berperan dalam keberhasilan untuk


mendapatkan pangan yang aman dikonsumsi adalah
pemerintah, produsen, & konsumen. Pemerintah merupakan
pilar utama untuk penyediaan pangan yang aman. Pemerintah
dengan seluruh kewenangan yang dimilikinya dapat membuat
aturan & memaksa semua pihak untuk menaati aturan tersebut.
Kewenangan pengawasan dimiliki oleh pemerintah melalui
Badan POM. Dalam pasal 53 UU Pangan, dinyatakan bahwa
untuk mengawasi pemenuhan ketentuan undang-undang,
pemerintah berwenang melakukan pemeriksaan dalam hal
terdapat dugaan terjadinya pelanggaran hukum di bidang
pangan.

Pemerintah Daerah juga bertanggungjawab terhadap


ketersediaan pangan yang aman bagi masyarakat, sesuai pasal
60 UU Pangan.
Pelanggaran para produsen terhadap berbagai peraturan
perundangan tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, juga
dapat disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan mengenai

39
peraturan & penegakan hukum oleh aparat yang kurang
konsisten. Pelaksanaan & penegakan hukum dalam hal
keamanan pangan kurang berjalan dengan baik. Hal ini tampak
dari tidak adanya penindakan yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku terhadap para pelaku pelanggaran keamanan
pangan.

Pemerintah nampaknya kurang serius untuk


menegakkan hukum pada para produsen golongan kecil yang
termasuk kelompok masyarakat ekonomi bawah dengan tingkat
pendidikan yang rendah. Padahal, sanksi yang diterapkan pada
mereka yang menggunakan bahan berbahaya berdasarkan pasal
55 UU Pangan cukup berat, yaitu hukuman penjara maksimal 5
(lima) tahun atau didenda maksimal enam ratus juta rupiah.
Masyarakat sebenarnya juga diberi kewenangan oleh pasal 51
UU Pangan untuk berperan seluas-luasnya dalam mewujudkan
perlindungan konsumen pangan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Dalam rangka penyempurnaan & peningkatan sistem
pangan, masyarakat dapat menyampaikan permasalahan,
masukan, & pemecahan mengenai hal-hal di bidang pangan.
Dari pasal tersebut, dapat dikatakan bahwa peran serta
masyarakat sangat diperlukan sebagai pendeteksi awal dari
keberadaan bahan kimia tambahan dalam makanan, dalam hal

40
ini, kejelian masyarakat selaku konsumen sangat diperlukan.
Masyarakat harus teliti dalam memastikan kandungan yang ada
sesuai dengan label. Hal ini diperlukan karena banyak kasus
keracunan makanan adalah akibat bahan pengawet, akibat
rendahnya kewaspadaan konsumen. Lengahnya konsumen
diperparah oleh sumber daya manusia yang masih rendah &
faktor daerah yang harus diawasi juga terlalu luas.
Sedangkan kendala lainnya yaitu dalam mengawasi
penggunaan bahan pengawet adalah peredaran bahan kimia
bagi industri makanan rumahan yang jumlahnya sangat besar.
Keracunan yang paling banyak disoroti biasanya yang sifatnya
jangka pendek. Namun, jarang sekali dipersoalkan dampak
makanan yang mengandung BTM yang dapat mengancam
manusia dalam waktu jangka yang panjang. Seperti, kerusakan
organ tubuh setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Secara
hukum, belum tegas dinyatakan untuk memberikan sanksi pada
efek jangka panjang karena pembuktiannya sulit dilakukan.

Untuk itu, harus ada upaya dari semua pihak untuk


memahami pentingnya menghindari keracunan, baik yang bisa
dikenali langsung, maupun dalam jangka panjang. Dalam hal
ini, pemerintah harus menegakkan hukum secara tegas yang
dapat memberikan efek jera bagi mereka yang melanggar

41
hukum & membahayakan kesehatan masyarakat.
Menurut PP no.69/1999 tentang label & iklan, disebutkan
bahwa setiap produk yang diperdagangkan harus
mencantumkan komposisi bahannya. Sehingga, produsen bisa
melanggar pasal 8 UU Perlindungan Konsumen yang
menyatakan bahwa pangan yang diperjual belikan harus
mencantumkan komposisi bahan & berat bersihnya. Setiap
konsumen berhak memperoleh informasi yang benar & jelas
mengenai komposisi bahan makanan. Jika melanggar UU
tersebut, maka pelaku usaha (produsen , distributor , &
pedagang) yang terlibat diancam hukuman penjara maksimal 5
tahun & denda pidana maksimal 2 miliar rupiah.

Dalam rangka peningkatan pengamanan & pengawasan


zat pewarna makanan, penandaan khusus harus dicantumkan
pada label pewarna makanan. Sebagai pelaksanaan pasal 14
permenkes no.22/1988 tentang bahan tambahan makanan,
dalam keputusan kepala Badan POM tentang tanda khusus
pewarna makanan yang dalam pasal 1 (1) dijelaskan bahwa
tanda khusus adalah tanda dengan bentuk tertentu yang harus
tertera secara jelas pada kemasan tanda dengan bentuk tertentu
yang harus tertera secara jelas pada kemasan atau bungkus luar
pewarna makanan, sehingga pewarna makanan tersebut dapat

42
mudah dikenali.
Pada pasal 2 (2) dijelaskan bahwa kemasan pewarna makanan
harus dicantumkan secara jelas tanda khusus untuk pewarna
makanan. Sedangkan pada pasal 2 (2) disebutkan bahwa selain
tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai dengan
permenkes no.79/1978 tentang label & periklanan makanan
serta permenkes no.722/1988 tentang BTM, pada kemasan atau
bungkus luar pewarna makanan harus dicantumkan:

a. Tulisan “bahan tambahan makanan” & “pewarna makanan”.


b. Nama pewarna makanan
c. Nomor indeks
d. Komposisi untuk produk campuran
e. Berat bersih
f. Kode produksi
g. Takaran penggunaannya dalam makanan
h. Nomor pendaftaran produk
i. Nama & alamat perusahaan
j. Nomor pendaftaran produsen

Untuk pemanis buatan, berdasarkan Keputusan Kepala


Badan POM RI no. HK.00.05.5.1.454 tentang Persyaratan
Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam produk

43
pangan pada pasal 6 mengenai ketentuan label sebagai berikut:

1. Produk pangan yang menggunakan pemanis buatan harus


mencantumkan jenis & jumlah pemanis buatan dalam
komposisi bahan atau daftar bahan pada label.

2. Pemanis buatan dalam bentuk sediaan, pada label harus


mencantumkan:

a. Nama pemanis buatan


b. Jumlah pemanis buatan dalam bentuk tabel
dinyatakan dengan miligram (mg) & dalam bentuk
granul atau serbuk dinyatakan dengan miligram (mg)
dalam kemasan sekali pakai.
c. Acceptable Daily Intake (ADI), kecuali bagi
pemanis buatan yang tidak mempunyai ADI.
d. Peringatan: tidak digunakan untuk bahan yang akan
dimasak/dipanggang.

3. Wajib mencantumkan peringatan fenilketonuria:


mengandung fenilanalin, yang ditulis & terlihat jelas pada label
jika makanan/minuman/sediaan menggunakan pemanis buatan
aspartam.

44
4. Wajib mencantumkan peringatan: konsumsi berlebihan dapat
mengakibatkan efek laksatif, yang ditulis & terlihat jelas pada
label jika makanan/minuman/sediaan menggunakan pemanis
buatan laktitol atau manitol atau sorbitol, yang apabila diyakini
dikonsumsi lebih dari 20 gram manitol per hari atau 50 gram
sorbitol per hari.

5. Klaim yang diperoleh & dapat ditulis pada label adalah:


a. Tidak menyebabkan karies gigi
b. Pangan rendah kalori & pangan tanpa penambahan
gula apabila produk pangan memenuhi syarat produk
pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2
c. Pangan untuk penderita diabetes atau pernyataan
lainnya sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (5)

Adapun pelanggaran terhadap ketentuan dalam keputusan di


atas dapat dikenai sanksi berupa:

1. Sanksi administratif:
a. peringatan tertulis
b. Pencabutan izin edar

45
c. Penarikan & pemusnahan prodsuk pangan yang
mengandung pemanis buatan yang sudah beredar.

2. Sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku
Jadi, untuk menghasilkan produk-produk makanan sehat &
bermutu harus menggunakan BTM yang aman untuk
dikonsumsi & diizinkan badan POM. Dalam hal ini
penggunaan BTM, tentunya tidak terlepas dari aspek-aspek
pemilihan & penetapan, pembelian, aplikasi, cara
mendapatkannya, & ketersediaan bahan tambahan
makanan.

Berdasarkan survei di seluruh Indonesia yang dilakukan


Badan POM, lebih dari 60% jajanan anak tidak memenuhi
syarat keamanan & mutu pangan yang baik. Jenis-jenis
makanan tersebut antara lain berbagai jenis permen,
snack/makanan ringan & berbagai jenis sirup. Di mana
pada makanan tersebut kemungkinan juga mengandung zat-
zat yang berbahaya bagi kesehatan.

Penggunaan BTM yang dilarang pada makanan


mungkin masih tetap dilakukan oleh produsen meskipun

46
hal ini dilarang oleh peraturan karena dapat membahayakan
kesehatan. Hal ini tetap dilakukan dengan alasan ekonomi
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar & dapat
disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan. Sudah
menjadi kewajiban pemerintah untuk terus menerus
memberikan penerangan mengenai bahaya yang
ditimbulkan oleh penggunaan BTM yang tidak sesuai
peraturan.

Peraturan yang ada & diberlakukan dalam bidang


keamanan pangan sebenarnya sudah cukup, hanya
masalahnya ada pada pelaksanaan/penegakan hukum yang
belum konsisten. Pemerintah sepertinya kurang serius
untuk menegakkan hukum karena sebagian besar pengguna
BTM yang berbahaya tersebut adalah industri rumah tangga
dengan modal yang kecil. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pembinaan pada industri rumah tangga di bidang pangan
(IRTP) dalam hal penggunaan BTM.
Sebenarnya, pembinaan & pengawasan terhadap jajanan
anak ada pada dinas kesehatan kabupaten/kota. Tetapi,
badan POM harus tetap menjalin kerja sama dengan
instansi lainnya. Penegakkan hukum harus terus dijalankan
pada mereka yang jelas telah melanggar peraturan, terutama

47
pada produsen yang dengan sengaja & sadar menggunakan
bahan-bahan berbahaya dalam pangan.

2.8. Bahan Pengawet Pengganti Boraks

Bahan pengawet memang dibutuhkan untuk mencegah


aktivitas mikroorganisme ataupun mencegah proses
peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu,
agar kualitas makanan senantiasa terjaga sesuai dengan
harapan konsumen. Dengan demikian,
pengawet diperlukan dalam pengolahan makanan, namun
kita harus tetap mempertimbangkan keamanannya.
Hingga saat ini , penggunaan pengawet yang tidak sesuai
masih sering terjadi dan sudah sedemikian luas, tanpa
mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.

Contoh kasus pelanggaran aturan kesehatan yakni


penggunaan bahan tambahan pangan boraks dalam
pembuatan bakso. Bahan tambahan tersebut berisiko tinggi
menimbulkan penyakit berbahaya bagi konsumen.
Namun para pembuat bakso beralasan penambahan boraks
digunakan untuk menurunkan biaya produksi. Padahal, ada
beberapa alternatif pemilihan bahan pengawet untuk

48
baksoyang lebih aman dan tidak memberikan efek bahaya
pada kesehatan serta dapat meningkatkan
produksi. Diantara alternatif yang sudah ditawarkan pasar
secara luas ialah asap cair yang berasal dari kayu atau
tempurung kelapa.

Asap cair, sebagaimana disimpulkan Effendi Abustam


dkk dari Laboratorium Teknik Hasil Ternak Universitas
Hasanuddin dalam satu studi mereka, dapat digunakan
bahan pengikat air dan pengawet menggantikan boraks dan
formalin pada pembuatan bakso daging sapi. Asap cair
merupakan bahan yang penggunaannya belakangan ini
banyak dikembangkan pada produk pangan. Termasuk
sebagai pengawet dan pengikat air pada pembuatan nugget
ayam dan bakso. Asap cair yang mengandung ratusan
senyawa kimia itu juga potensial untuk berfungsi sebagai
perekat, pengental, penstabil emulsi dan pembentuk gel
yang larut dalam air. Juga bisa berfungsi untuk lebih
mengempukkan daging.

49
2.9. Pencegahan dan Penanganan Bila Terkena
Boraks

Bahan tambahan makanan sangat berbahaya bagi


manusia karena merupakan racun. Bila dikonsumsi dalam
konsentrasi yang tinggi, racunnya dapat mempengaruhi
kerja saraf. Orang yang terkena boraks tersebut akan
merasa malayang kemudian pingsan atau bahkan nyawanya
bisa tidak tertolong. Tidak harus menunggu bahan tersebut
terakumulasi dalam tubuh, karena kejadiannya bisa dalam
waktu sesaat. Kita secara awam tidak tahu seberapa besar
kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap
membahayakan. Lebih baik kita berhati-hati dan
menghindari bahan kimia tersebut karena pada konsentrasi
rendah formalin dan boraks bisa mematikan mikkroflora
baik maupun jahat dalam usus sehingga mengganggu
pencernaan. Jika jumlah bakteri dalam usus sangat sedikit,
proses pembusukan sisa makanan jadi lambat.
Kemungkinan yang terjadi adalah anak yang
mengkonsumsi boraks dan formalin akan mengalami
kesulitan buang air besar. Gangguan di pencernaan ini juga
bisa berkembang ,enjadi kanker usus besar atau kanker
kolon dan daya tahan tubuh jadi menurun sehingga anak
50
jadi mudah sakit. Dalam sistem pencernaan manusia
terdapat enzim yang membantu proses penyerapan sari
makanan, bila enzim ini bersentuhan dengan formalin maka
fungsinya tidak berjalan lagi. Akibatnya, anak akan
kekurangan gizi karena zat-zat dari makanannya tidak dapat
diserap dengan baik. Berikut ini cara mencegah dan
menanganinya apabila terkena boraks dan formalin
tersebut.

Cara mencegah apabila terkena boraks:


1. Terhirup
a. Untuk mencegah agar tidak terhirup ganakan alat
pelindung pernafasan, seperti masker, kain atau alat
lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya
formalin ke dalam hidung atau mulut.
b. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap
udara yang tahan ledakan.

2. Terkana mata
a. Gunakan pelindung mata atau kacamata
pengaman yang tahan terhadap percikan.
b. Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat
kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat.

51
3. Terkena kulit
a. Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang
cocok.
b. Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.

4. Bila tertelan
a. Hindari makan, minum dan merokok selama
bekerja.
b. Cuci tangan sebelum makan.

Cara untuk menangani apabila terkena boraks dan formalin:


1. Bila terhirup
a. Jika aman memasuki daerah papara, pindahkan
penderita ke tempat yang aman.
b. Bila perlu, gunakan masker berkatup atau
peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan.
c. Segera hubungi dokter.

2. Bila terkena kulit


a. Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang
terkena formalin.

52
b. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau
deterjen lunak dan air yang banyak da dipastikan tidak
ada lagi bahan yang tersisa di kulit.
c. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan
pakaian yang kering, steril dan longgar.
d. Bila perlu,segera hubungi dokter.

3. Bila terkena mata


a. Bilas mata dengan air mengalir yang cukup
banyak sambil mata dikedip-kedipkan.
b. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata.aliri
mata dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung
sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segeas air)
secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke
rumah sakit.
c. Segara bawa ke dokter.

4. Bila tertelan
a. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau
dibawa ke rumah sakitterdekat, karena apabila
dibiarkan dan tidak langsung ditangani bisa berakibat
fatal bahkan menimbulkan kematian.

53
2.10. Kasus Penyalahgunaan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Berbahan


Boraks

Kompas.com - 11/08/2016, 15:01 WIB

Pekerja pabrik mi serta petugas kepolisian mengemasi sejumlah


alat kerja, bahan baku, serta sisa produksi mi yang dicampur
boraks di sebuah pabrik mi di Desa Panggungharjo, Kecamatan
Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu
(10/8). Sejumlah barang itu kemudian disita polisi. Pabrik itu
setiap hari memproduksi sekitar 500 kilogram mi yang

54
dicampur boraks dan memasarkannya ke sejumlah pasar di
Yogyakarta.(KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

BANTUL, KOMPAS — Aparat Kepolisian Resor Kulon


Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggerebek pabrik mi di
Kabupaten Bantul, DIY, yang menggunakan boraks sebagai
campuran dalam proses produksi.Berdasarkan pemeriksaan
sementara, pabrik itu memproduksi 400 kilogram hingga 500
kilogram mi basah per hari dan dijual ke sejumlah pasar di DIY.

Pabrik yang digerebek berlokasi di RT 009 Dusun


Karangnongko, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon,
Bantul. Penggerebekan itu adalah pengembangan dari kasus mi
mengandung boraks yang ditemukan di Kabupaten Kulon
Progo.

"Penggerebekan pabrik itu dilakukan oleh petugas Satuan


Reserse Narkoba Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo pada
Rabu (10/8) sekitar pukul 03.00," kata Kepala Polres Kulon
Progo Ajun Komisaris Besar Nanang Djunaedi, Rabu siang, di
lokasi kejadian.

Nanang menjelaskan, kasus ini bermula dari tes laboratorium


yang dilakukan pada bakso yang dijual pedagang di lingkungan

55
kantor Polres Kulon Progo, dua pekan lalu. Hasil tes
menunjukkan, mi yang ada di bakso itu ternyata mengandung
boraks, bahan berbahaya yang dapat mengakibatkan sejumlah
penyakit apabila dikonsumsi secara berlebihan. Selama ini,
boraks kerap dipakai sebagai bahan pengawet atau untuk
membuat kenyal makanan.

"Berdasarkan keterangan penjual bakso di markas Polres Kulon


Progo, mi didapatkan dari Pasar Beringharjo, Kota
Yogyakarta," kata Nanang.

Sesudah melakukan penyelidikan di Pasar Beringharjo, polisi


mendapat informasi adanya pabrik pembuatan mi, yang
menggunakan boraks sebagai salah satu bahan, di Dusun
Karangnongko.

Di pabrik milik perempuan berinisial W (70) itu, polisi


menemukan sejumlah barang bukti, antara lain satu karung
berisi 25 kilogram (kg) boraks, mi seberat 250 kg, dan sejumlah
alat produksi mi. Dari hasil interogasi terhadap W, boraks yang
dipakai di pabrik itu diduga didapat dari toko kimia di Kota
Solo, Jawa Tengah. Adapun penghasilan yang didapat W dari
menjual mi adalah Rp 2,5 juta per hari atau sekitar Rp 75 juta
tiap bulan.

56
Nanang mengatakan, penggunaan boraks untuk produksi
makanan melanggar Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan. Oleh karena itu, W akan dijerat dengan Pasal
75 Ayat (1) UU Pangan dengan ancaman hukuman penjara
paling lama 5 tahun atau denda maksimal Rp 10 miliar.

Kepolisian juga akan berkoordinasi dengan Balai Besar


Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta untuk mengetahui
kandungan boraks di dalam mi yang diproduksi pabrik milik W.

W mengakui menggunakan boraks dalam membuat mi agar mi


buatannya menjadi kenyal. "Kalau enggak pakai boraks, mi jadi
lembek, enggak kenyal," ujarnya. (DRA/HRS)

57
BPOM temukan makanan di Kota Tangerang
mengandung boraks & formalin
Rabu, 7 Juni 2017 22:30 Reporter : Kirom

Merdeka.com - Badan Pengawasan Obat dan Makanan


(BPOM) Provinsi Banten mendapati makanan mengandung
borak dan formalin yang beredar di Pasar Modern Town
Market. Temuan tersebut saat BPOM melakukan sidak pada
Rabu (7/6).

Ada 27 sample makanan yang diambil untuk dilakukan uji


laboratorium seperti, daging ayam, daging sapi, ikan basah,
58
beberapa jenis tahu, kwetiau, risol, serta beberapa jenis
makanan kecil.

Untuk hasil yang didapat BPOM di lokasi Pasar Modern Town


Market, Kota Tangerang, tidak menemukan zat berbahaya baik
formalin atau pun borak pada pangan seperti daging ayam, sapi,
ikan basah, atau ikan asin.

"Tapi kami menemukan makanan yang mengandung formalin


di tahu kuning, tahu putih, serta kuetiaw. Dan yang
mengandung boraks di jajanan risol. Ada juga yang
mengandung pewarna tahu orange, dan kue mangkok," kata
Fikri Nazaruddin, Staff Seksi Pemeriksaan dan Sertifikasi serta
Layanan Informasi Konsumen BPOM Provinsi Banten.

Dia menambahkan untuk saat ini tindakan yang diambil oleh


tim adalah memberikan peringatan, pembinaan dan diberikan
surat pernyataan. Agar tidak mengulanginya kembali, serta tak
membeli ke produsen yang sama.

"Tindak lanjutnya kami beri pembinaan pada pedagang, dan


kemudian diihat progresnya apa kah masih dijual atau tidak,"
katanya.

59
Gunakan Boraks, Pabrik Tahu di Bogor
Digerebek

Achmad Sudarno

31 Mei 2017, 23:04 WIB

Polisi menggerebek pabrik tahu yang menggunakan bahan


kimia boraks di Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Achmad
Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Pabrik tahu di Desa Cigudeg,


Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, digerebek aparat
Kepolisian Sektor Cigudeg. Seorang pria berinisial SP (50)
selaku pemilik pabrik diamankan polisi karena memproduksi
tahu menggunakan bahan kimia jenis boraks.
60
Dari penggerebekan itu, polisi menemukan barang bukti berupa
tujuh kuintal kacang kedele siap giling, satu karung boraks, dan
12 kotak berisi tahu jadi. Barang bukti tersebut kemudian
dibawa ke BPOM untuk dilakukan uji sempel.

Kanit Reskrim Polsek Cigudeg, AKP Asep Saefudin


mengatakan, penggerebekan pabrik berawal dari laporan
masyarakat terkait adanya penjual tahu yang menggunakan
boraks di los Pasar Cigudeg beberapa hari lalu.

"Dari informasi itu polisi melakukan pengembangan dan


menemukan tahu menggunakan borax," kata Asep, Bogor,
Rabu (31/5/2017).

Dari keterangan pemilik, pabrik tahu itu sudah beroperasi


sekitar 2,5 tahun. Setiap hari SP mampu mengolah tujuh kuintal
kedelai dicampur dua kilogram borax dan menghasilkan ratusan
tahu.

"Tahu-tahu itu dipasarkan di wilayah Cigudeg, Cibugbulang,


dan Leuwiliang," kata Asep.

Selain SP, polisi juga memeriksa beberapa pekerja pabrik


tahu tersebut. Menurut Asep, jika terbukti, SP dapat dijerat
dengan Pasal 136 huruf b jo Pasal 75 ayat 1 UU RI NO. 18
61
Tahun 2012 tentang Pangan dengan ancaman hukuman paling
lama 5 tahun atau denda Rp 10 miliar.

"Hingga saat ini polisi masih memeriksa pemiliknya," ucap


Asep.

Setelah Temuan Pabrik Kerupuk Kandung


Boraks, Pemkab Sukoharjo Intensifkan Bina
UMKM

Pemkab Sukoharjo akan mengintensifkan pembinaan UMKM


setelah temuan pabrik kerupuk mengandung boraks.

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Perdagangan Koperasi


Usaha Kecil dan Menengah (PKUKM) Sukoharjo akan
meningkatkan pembinaan kepala pelaku UMKM. Hal itu
menyusul temuan pabrik kerupuk di Kecamatan Grogol, yang
menyimpan boraks dan bleng.

Kepala Dinas PKUKM Sukoharjo, Sutarmo, saat


diwawancarai Solopos.com, Sabtu (2/9/2017), menyatakan
masih menunggu koordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) Semarang. “Sanksi ada di BPOM dan kami

62
terus berkoordinasi.” (Baca: BPOM Semarang Sita Kerupuk
Kandung Boraks dari Sukoharjo)

Sutarmo menduga pabrik tempat ditemukannya bahan pangan


berbahaya itu ilegal. “Jika tempat usaha tersebut memiliki izin
berarti ada penyalahgunaan izin. BPOM pasti akan menindak
sesuai peraturan. Kami dari dinas [PKUKM] tentu akan lebih
intens lagi membina UMKM agar melakukan usaha secara
benar.”

Menurut mantan Kepala Satpol PP Sukoharjo itu, ada dua


prinsip yang seharusnya dimiliki pemilik usaha yakni legalitas
dan kejujuran. “Dua prinsip usaha itu yang membuat usahanya
berkembang dan barokah.”

Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Rifeld Constantin Baba,


mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi,
mengatakan penanganan kasus boraks tersebut menjadi
kewenangan BPOM. “Kemarin [Kamis, 31/8/2017] ada
kegiatan rutin dari BPOM Semarang untuk uji laboratorium
bahan mentah kerupuk. Bahan tersebut diduga tercampur
boraks. Bahan baku pangan sementara dititipkan di Polsek
Grogol.”

63
Hal sama disampaikan Kapolsek Grogol, AKP Dani
Herlambang. “Pemilik [bahan tambahan pangan] tidak
diamankan. Hanya barang bukti yang diamankan petugas
BPOM dititipkan Polsek Grogol,” katanya mewakili Kapolres.

Menurutnya, barang bukti diangkut truk yang dikemudikan


Basuki. “Petugas PPNS [Penyidik Pegawai Negeri Sipil]
BPOM Semarang yang memeriksa Pabrik Industri Bleng BS di
Jl. M.T. Haryono, Deda Madegondo, Kecamatan Grogol, milik
Ytw, 62 [bukan SY], warga Telukan, Grogol.”

Kapolsek menjelaskan pintu pabrik disegel Tim PPNS BPOM


Semarang sebelum meninggalkan lokasi, Jumat (1/9/2017) dini
hari. Diberitakan sebelumnya, salah satu usaha tambahan
pangan milik Ytw di Jl. M.T. Haryono, Solo Baru, Grogol,
Kamis malam, digerebek petugas BPOM. Dalam
penggerebekan itu ditemukan boraks seberat 50 kilogram dan
3,6 ton bleng dalam kemasan karung.

64
Bakso Mengandung Boraks Ditemukan di
Pusat Jajanan Medan

Rep: Issha Harrua/ Red: Yudha Manggala P Putra

Antara

Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Petugas Balai Besar


Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan menggelar
inspeksi mendadak (sidak) terhadap makanan dan minuman
yang dijual di Ramadhan Fair di Jl Masjid Raya, Medan, Senin
(13/6) sore. Hasilnya, petugas menemukan bakso mengandung
boraks yang dijual di pusat jajanan musiman Ramadan tersebut.
65
Bahan berbahaya itu ditemukan berdasarkan hasil uji sampel
pada Laboratorium Mobil Keliling yang dibawa saat sidak.
Kepala BBPOM Medan Ali Bata Harahap mengatakan, ada
sekitar 27 sampel makanan yang pihaknya ambil dan uji.

"Dari sekitar 27 sampel itu, kami menemukan adanya bakso


yang mengandung boraks. Bakso ini diambil dari dua orang
pedagang yang berjualan di Ramadhan Fair ini," kata Ali di
lokasi, Senin (13/6).

Ali mengatakan, pihaknya telah menyita bakso yang


mengandung boraks tersebut agar tidak dijual lagi kepada
masyarakat. BBPOM Medan pun, lanjutnya, juga akan
memberikan peringatan kepada pedagang nakal yang ketahuan
tersebut.

Selain itu, Ali mengatakan, pihaknya akan menyurati pengelola


Ramadhan Fair agar memberikan sanksi tegas jika pedagang
tersebut tetap menjual bakso yang sama nanti. Bahkan, tidak
menutup kemungkinan, BBPOM Medan juga akan mengambil
langkah hukum jika pedagang itu masih membandel.

66
"Tindakan kita, yakni peringatan pertama, kedua dan
selanjutnya menempuh jalur hukum," ujarnya.

Menurut Ali, sidak tersebut untuk mencegah masuknya


makanan dan minuman yang mengandung bahan berbahaya.
Sidak, lanjutnya, untuk memberikan jaminan kepada
masyarakat terkait makanan yang dijual para pedagang.

Kedatangan petugas BBPOM Medan ini pun sempat membuat


para pedagang di Ramadhan Fair terkejut. Namun, setelah
mendapatkan penjelasan dari petugas, mereka kemudian rela
menyerahkan barang dagangan mereka untuk diperiksa.

Alu mengatakan, sidak serupa akan dilakukan BBPOM di kota-


kota lainnya di Sumatra Utara, seperti Lubuk Pakam, Aras
Kabum Binjai, Tebing Tinggi, Kampung Pon dan beberapa
tempat lainnya yang menjadi pusat penjualan makanan berbuka
puasa.

67
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan :

Berdasrkan tinjauan teori yang telah dilakukan, dapat


disimpulakan bahwa boraks berasal dari bahasa arab yaitu
BOURAQ yang berarti kristal lunak yang mengandung unsur-
unsur boron, berwarna dan larut dalam air, sedangkan sifatnya
adalah kumulatif yang memberi dampak negatif secara kronis
dan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah,
mencret, kram perut dan lain-lain. Namun, dalam hal non
pangan, boraks memiliki beberapa manfaat, antara lain :

- Memberi tekstur yang bagus dan memberi


kesan menarik
- Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
- Mengawetkan makan
Adapun manfaat bagi industry non pangan :
- Campuran membuat kertas
- Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan
air.
- Pembasmi kecoak
68
Beberapa dampak negative pada makanan, ada beberapa
cara yang dapat digunakan antara lain, metode kertas curcuma,
metode kunyit dan metode nyala api. Konkretnya Boraks
dilarang digunakan dalam makanan berdasar pada SK Menteri
Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988. Boraks juga
digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas, bahan
pembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu.

Bahan pengawet berarti setiap bahan yang dapat


menghambat, memperlambat, menutupi atau menahan proses
fermentasi, pembusukan, pengasaman atau dekomposisi
lainnya di dalam atau pada setiap bahan pangan. Meskipun
bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan
sebagai pengawet makanan. Selain sebagai pengawet, bahan ini
berfungsi pula mengenyalkan makanan. Boraks bersifat sangat
beracun, sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks
untuk digunakan dalam pangan. Boraks merupakan senyawa
yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.
Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas
yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan
banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah
dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung
boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk,

69
teksturnya bagus dan renyah. Sama seperti formalin, cukup sulit
menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks.
Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun,
penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada
perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan
suatu makanan aman dari boraks atau tidak .

Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya


terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai
dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu
di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling
terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis
tertinggi yaitu 10-20 gram/kg berat badan orang dewasa dan 5
gram/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan
bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-
20 gram/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5
gram/kg berat badan anak-anak . Efek negatif dari penggunaan
boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat
berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks
memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem
metabolism manusia sebagai halnya zat-zat tambahan makanan
lain yang merusak kesehatan manusia. Mengkonsumsi boraks
dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun
sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam

70
organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui
pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks
yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan
melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui
keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Sering
mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan
gangguan otak, hati, lemak dan ginjal.

3.2. Saran :

Sebaiknya boraks tidak di gunakan dalam makan karena


boraks memiliki dampak yang negatif buat kesehatan dan
terlalu sering menkonsumsi boraks akan menyebabkan
kematian. Jadi sebaiknya makanan yang beredar di masyarakat
sebaiknya di uji terlebih dahulu makanan itu mengandung
boraks apa tidak apabila makanan tersebut mengandung boraks
sebaiknya tidak diedarkan di masyrakat. Memang pada saat ini
dampak dari boraks belum terlihat tetapi bebrapa tahun lagi
kalau kebanyakam mengkonsumsi boraks yang berlebih akan
meyebabkan kematian.

71
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33347/
%20Chapter%20I.pdf;jsessionid=06DA444ECA2E9976F04D
F316F48BD183?sequence=5

http://www.ummi-online.com/makanan-yang-mengandung-
boraks-dan-ciricirinya.html

http://www.agroindustri.id/cara-mengetahui-makanan-
mengandung-boraks-dan-formalin/

http://kepetlupi.blogspot.co.id/2014/10/boraks.html

http://meliyuliani21.blogspot.co.id/2016/07/makalah-bahaya-
penggunaan-boraks-dalam.html

https://zetza.files.wordpress.com/2011/06/boraks-dan-
formalin-pada-makanan.doc

http://ariakiki.blogspot.co.id/2016/05/makalah-boraks.html
http://tusiyati.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bahaya-boraks-
dan-formalin.html

https://hukumkes.wordpress.com/2008/03/15/aspek-hukum-
bahan-tambahan-makanan-pada-jajanan-anak/

72
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source
=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiOjri-
peHXAhVCuI8KHboiD3wQFghZMAk&url=http%3A%2F%
2Frindangkurniasih.blogspot.com%2F2013%2F04%2Fbahaya
-boraks.html&usg=AOvVaw3Wr7gyynyNZBZBsxvYqNm2

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/06/13/
o8pnto284-bakso-mengandung-boraks-ditemukan-di-pusat-
jajanan-medan

http://regional.kompas.com/read/2016/08/11/15010001/Polisi.
Gerebek.Pabrik.Mi.Berbahan.Boraks

https://www.merdeka.com/peristiwa/bpom-temukan-makanan-
di-kota-tangerang-mengandung-boraks-formalin.html

http://www.solopos.com/2017/09/02/setelah-temuan-pabrik-
kerupuk-kandung-boraks-pemkab-sukoharjo-intensifkan-bina-
umkm-848229

http://news.liputan6.com/read/2973115/gunakan-boraks-
pabrik-tahu-di-bogor-digerebek

73
DAFTAR RIWAYAT PENULIS

1. Data Pribadi
a. Nama : Asrih Ainun Arief
b. NIM : 311 17 039
c. Jurusan : Teknik Sipil
d. Program Studi : D3 Teknik Konstruksi Gedung
e. TTL : Ujung Pandang, 7 Juni 1999
f. Agama : Islam
g. Jenis Kelamin : Perempuan

74
2. Riwayat Pendidikan
a. TK Diinul Karim
b. SDIT Al-Akhyar Pondok Madinah
c. SMPN 12 Makassar
d. SMAN 15 Makassar

3. Riwayat Organisasi
Sekertaris 1 OSIS SMAN 15 Makassar

75

Anda mungkin juga menyukai