Makalah Makanan Berbahaya
Makalah Makanan Berbahaya
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................... iii
BAB 1................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................... 6
1.4 Manfaat ........................................................................ 7
BAB II ................................................................................. 8
2.1 Pengertian Boraks....................................................... 8
2.2 Faktor-Faktor yang Mendorong Penggunaan
Boraks......................................................................... 14
2.3 Makanan yang Mengandung Boraks .......................... 17
2.4 Cara Mengetahui Makanan yang Mengandung
Boraks......................................................................... 21
2.5 Pengaruh Boraks terhadap Kesehatan ........................ 29
2.6 Mekanisme Kerja Boraks Dalam Tubuh .................... 33
2.7 Peran Pemerintah Dalam Memberantas Boraks ......... 36
2.8 Bahan Pengawet Pengganti Boraks ............................ 48
2.9 Pencegahan dan Penanganan Bila Terkena
Boraks......................................................................... 50
2.10 Kasus Penyalahgunaan Boraks ................................... 54
BAB III ................................................................................ 68
3.1 Kesimpulan .................................................................. 68
3.2 Saran............................................................................. 71
iii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 72
DAFTAR RIWAYAT PENULIS ...................................... 74
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Latar Belakang
Sekarang ini banyak bahan kimia dan berbagai
campuran lain yang digunakan oleh manusia untuk
membuat makanan. Dengan campuran bahan kimia
makanan akan terlihat lebih menarik dan menghasilkan rasa
yang lebih enak. Sehingga masyarakat lebih tertarik untuk
membeli dan mengkonsumsinya.
1
Boraks merupakan bahan yang dikenal untuk industri
farmasi sebagai ramuan obat
misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles
mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai
bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.
2
ulah manusia-manusia lain yang tidak berperikemanusiaan
yang hanya mengejar keuntungan semata, tanpa
memperhitungkan orang yang mengkonsumsinya.
3
Hal tersebut sangat memprihatinkan karena masih
banyak masyarakat yang belum tahu tentang bahaya
makanan yang mengandung bahan kimia seperti boraks.
Sebenarnya pemerintah telah memperbolehkan
penggunaan boraks sebagai bahan makanan, namun
dibatasi oleh UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional,
batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih,
itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila menambahkan
lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan. Akan tetapi masih
banyak yang menggunakan boraks dalam jumlah yang
banyak melebihi 1 gram per 1 kilogram pangan.
4
Selain itu, mulai menciptakan makanan yang tidak
mengandung boraks tetapi mempunyai bentuk yang
menarik sehingga masyarakat mau mengkonsumsinya.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan boraks?
2. Apa factor yang mendorong pihak-pihak tertentu
untuk menggunakan boraks pada pangan yang
diproduksinya ?
3. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran
penggunaan boraks pada proses pembuatannya ?
4. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat
dengan bahan pengawet dari boraks ?
5. Bagaimana pengaruh boraks pada kesehatan?
6. Bagaimana mekanisme kerja boraks dalam tubuh ?
7. Bagaimana penanganan penggunaan boraks pada
produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara
tuntas ?
8. Apakah bahan pengawet yang tepat untuk
pengganti boraks ?
9. Bagaimana cara menangani apabila terkena
boraks?
5
10. Kasus apa saja kah yang terjadi dimasyarakat
tentang penyalahgunaan boraks
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian boraks dan bahaya dari
boraks.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong pihak-
pihak tertentu menggunakan boraks pada makanan
yang diproduksinya.
3. Mengetahui jenis pangan apa yang dijadikan
sasaran penggunaan boraks.
4. Mengetahui cara pangan dibuat dengan
menggunakan boraks.
5. Mengetahui akibat dari penggunaan boraks.
6. Mengetahui mekanisme penggunaan boraks dalam
tubuh.
7. Mengetahui penanganan boraks pada produk
pangan agar dapat dibasmi secara tuntas.
8. Mengetahui bahan pengawet yang tepat untuk
menggantikan boraks.
9. Mengetahui cara penanganan apabila memakan
makanan yang mengandung boraks.
6
10. Mengetahui kasus tentang boraks yang terjadi
dimasyarakat.
1.4. Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan dapat
memberikan informasi pada masyarakat tentang
boraks, cara mendeteksi boraks, mekanisme boraks
didalam tubuh dan memberi informasi makanan
apa saja yang mengandung boraks dan bahaya boraks
bagi kesehatan serta penanganan apabila memakan
makanan yang mengandung boraks, bahan pengawet
apa yang baik digunakan untuk menggantikan boraks
dan cara penanganan agar boras dapat dibasmi secara
tuntas.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
pijer, petitet, bleng, gendar dan air yang bertujuan
untuk menyamarkan dipasaran. Boraks memilki
struktur sebagai berikut (Aminah dan Himawan, 2009):
10
berkelanjutan, tetapi rentan terhadap serangan biologis.
Kerusakan yang disebabkan oleh rayap Formosa biaya
pemilik rumah Amerika US $ 1 miliar setiap tahun.
Pestisida diterapkan pada tanah adalah tidak efektif
karena sarang rayap di atas tanah, sehingga bangunan
itu sendiri perlu dirawat. Produk bangunan Borat
dirawat adalah biaya-efektif untuk menjaga ukuran
rayap rakus di teluk.
11
sejak zaman dahulu adalah sebagai bahan tambahan
dalam makanan. Dalam makanan boraks digunakan
untuk karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai
komponen pembantu pembuatan gendar(adonan calon
kerupuk), mie, lontong, sebagai pengeras, ketupat,
sebagai pengeras,bakso, sebagai pengawet dan
pengeras, kecap, sebagai pengawet, serta cenil, sebagai
pengeras. Penggunaan boraks dalam makanan telah
diatur oleh pemerintah dalam kadarnya yang diatur
dalam UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional
yang batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan,
bila lebih, itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila
menambahkan lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan.
Namun dalam kenyataanya penggunaan boraks dalam
bahan makanan tidak ditentukan kadarnya, pembuat
makanan dalam menyampurkan boraks tidak
menggunakan aturan ini melainkan hanya dengan kira-
kira. Lalu bagaimana bahaya dari bahan ini bila
dikonsumsi dalam jangka panjang dan banyak
(Widyaningsih dan Murtini, 2006).
12
sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh
konsumen secara kumulatif. Seringnya mengkonsumsi
makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak,
hati dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin),
koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan
depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan hingga kematian. Boraks
tidak hanya diserap melalui pencernaan, namun juga
melalui kulit. Boraks akan menganggu enzim-enzim
metabolisme. Boraks yang terserap dalam tubuh ini
akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak, dan
testis (buah zakar).
13
dan mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung
boraks. Untuk mengetahui kandungan boraks dalam
makanan dapat diketahui dengan pengecekan dalam
laboratorium dengan menggunakan sifat yang paling
mudah yaitu asam-basa karena boraks yang dilarutkan
dalam air akan menghailkan sifat asam sebagai asam
borat (Aminah dan Himawan, 2009).
14
yang menggunakan kedua bahan berbahaya ini dalam
produk mereka mungkin karena keinginan untuk
mendapatkan untung yang besar. Menurut
Koentjaraningrat (1981), pengetahuan merupakan
perlakuan melibatkan penafsiran melalui proses
pemikiran tentang apa yang dilihat, didengar, dialami
atau dibaca sehinggga pengetahuan memengaruhi
tingkah laku, percakapan, serta perasaan seseorang.
Selain itu Robert Kwick (1974) mengatakan bahwa
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan dipelajari. Perilaku
tidak sama dengan sikap. Sikap hanyalah sebagian dari
perilaku manusia. Dalam proses pembentukan dan
perubahan, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu
sendiri. Faktor – faktor tersebut antara lain :
pengetahuan, motivasi, emosi, proses belajar, dan
lingkungan. Dari teori-teori diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengetahuan memengaruhi tingkah
laku atau tindakan seseorang, dalam hal ini tindakan
penjual yang menggunakan boraks dalam bakso dapat
dipengaruhi oleh persepsi dan motivasi, yang dalam hal
ini motivasinya adalah motif ekonomi. Dalam hal
15
penyalahgunaan pemakaian boraks, penjual juga
melakukannya dikarenakan motif ekonomi, dimana
dengan menggunakan bahan berbahaya boraks dalam
produknya maka produknya bisa bertahan lama. Selain
itu tujuan penyalahgunaan boraks antara lain untuk:
efisiensi karena dengan kedua bahan berbahaya ini
harganya murah, mudah didapat dan hanya dengan
menambahkan sedikit saja pada produknya sudah bisa
mendapatkan hasil yang baik dan maksimal. Alasan
yang kedua adalah untuk memperbaiki nilai estetika
karena kedua bahan tersebut membuat tampilan mie
basah dan bakso menjadi lebih menarik, antara lain:
tidak berair, kenyal, dan memiliki warna yang cerah.
Alasan lain penggunaan bahan tersebut adalah untuk
meningkatkan daya tahan produk, dimana seperti kita
ketahui pangan segar dalam suhu kamar hanya dapat
bertahan 1-2 hari, tetapi dengan menambahkan borkas
dapat bertahan lebih dari 2 hari, dan ini sangat
menguntungkan penjual.
16
2.3. Makanan yang Mengandung Boraks
1. Kerupuk Gendar
17
2. Bakso
Ciri-ciri bakso yang mengandung boraks:
Tekstur sangat kenyal, warna tidak kecokelatan
seperti penggunaan daging, tapi lebih cemerlang
keputihan
3. Mie basah
Jenis makanan di pasaran yang paling banyak
ditemukan mengandung boraks dengan alasan agar
enak, warnanya menarik dan tahan lama. Selain itu,
mi basah dengan boraks Tidak lengket, sangat
kenyal, serta tidak mudah putus.
18
4. Jajanan seperti 'Lontong
Lontong dengan tambahan boraks rasanya getir
dan sangat gurih, serta beraroma sangat tajam.
5. Tahu
Sebagai pengawet dan membuat tahu tidak
gampang rusak dan bisa tahan lama. Seringkali
pedagang memberikan pengawet berupa boraks.
19
Cara gampang mengetahui tahu tersebut
mengandung pengawet, dengan cara dibiarkan
diruangan terbuka. Jika dalam waktu 24 jam tidak
berubah warna dan bau, maka anda boleh curiga
tahu tersebut mengandung boraks.
6. Kerupuk
Kerupuk yang mengandung boraks teksturnya
sangat lembut dan renyah, bisa menimbulkan rasa getir
di lidah.
20
2.4. Cara Mengetahui Makanan yang Mengandung
Boraks
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk
mengetahui atau mengidentifikasi makanan yang
mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh
misalanya yang paling mudah adalah dengan pengamatan
fisik, adapun yang lebih meyakinkan yaitu dengan
pemeriksaan laboratorium, namun jika masyarakat awam
terlalu asing dengan laboratorium, maka ada cara
mengidentifikasi yang lebih mudah yaitu metode kunyit
(Saparinto dan Hidayati, 2006).
21
Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya
sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti
penggunaan daging namun lebih cenderung
keputihan.
Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang
beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi
kita bisa membedakan antara bakso yang
mengandung boraks atau tidak. Bakso yang
mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso
tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk
semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa
hari. Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan
bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan
merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba
lempar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti
bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks.
Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan
berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan
baik tanpa menggunakan boraks. Kita bisa
menggunakan bahan pengawet yang lebih aman,
seperti kalium karbonat, natrium karbonat,
karaginan, atau kalsium propionat.
22
Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung
boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti
sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan
memberikan rasa getir.
23
pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-
lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram
di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika
dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
24
Hasil:
Jika warna kertas berubah menjadi merah bata,
maka dapat disimpulkan jika makan mengandung
boraks. Namun jika warna kertas tidak berubah makan
makanan tidak mengandung boraks. Tetap waspada dan
utamakan kesehatan anda.
C. Uji Kuantitatif
Dengan metode titrasi asam- basa
25
diberi air kapur. Semua karbonat diendapkan dalam
keadaan alkalis dengan air kapur. Sisa-sisa karbonat
dalam larutan diikat dengan H2SO4 sambil
dipanaskan. Asam borat bebas direaksikan dengan
manitol yang memberikan H yang dapat ditentukan
secara acidimetri (Hamdani, 2012).
1. Indikator titrasi
yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja
ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik
ekivalen. Indikator yang digunakan harus memberikan
ketentuan yang jelas saat terjadinya titik akhir titrasi,
misalnya perubahan warna atau terjadinya
pembentukan endapan.
2. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis
yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung
sempurna. Pada saat tercapainya titik setara atau
26
ekivalen, di dalam larutan harus terjadi perubahan yang
jelas, baik dalam sifat fisik maupun sifat kimianya.
27
a. Larutan standar primer
yaitu suatu zat yang sudah diketahui kemurniannya
dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan
pasti dan teliti berdasarkan berat zat yang dilarutkan.
Metode titrimetri
penetapan kadar asam boraks dalam pangan engan
metode titrimetri yaitu dengan titrasi menggunakan
larutas standar NAOHdengan penambahan gliserol
akan menghasilakan warna merah muda yang menetap
pada titik akhir titrasi ( Helrich,1990).
28
Titrasi dengan penabahan matinol
penetapan kadar boraks dalam sampel dengan
penambahan matinol dan indikator phenolftalien di
tirasi dengan menggunakan larutan NAOH
menghasilkan larutan merah muda pada titik akhir
titrasi (British Pharmacopoeia,1988)
Metode sepektrofotometri
penetapan kadar boraks dengan sepektofotometri
dengan mengukur serapan dari destilasi larutan sampel
yang di beri larutan kurkumin dan etanol menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum
542nm (Panjatitan 2010)
29
yaitu dibawah 10-20 gram/kg berat badan orang dewasa dan
kurang dari 5 gram/kg berat badan anak-anak (Saparinto
dan Hidayati, 2006). Efek negatif dari penggunaan boraks
dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat
berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks
memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem
metabolisme manusia sebagai halnya zat-zat tambahan
makanan lain yang merusak kesehatan manusia.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara
langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi
(tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan
namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang
terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan
melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui
keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal
(Artika, 2009).
30
merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi,
apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal,
pingsan bahkan kematian (Widyaningsih dan Murtini,
2006). Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorpsi
dalam waktu lama.Akibat yang timbul diantaranya
anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit,
alposia, anemia dan konvulsi. Penggunaan boraks apabila
dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu gerak
pencernaan usus, kelainan pada susunan saraf, depresi dan
kekacauan mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu,
boraks bisa mengakibatkan degrasi mental, serta rusaknya
saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit karena boraks
cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan,
kulit yang luka atau membran mukosa (Saparinto dan
Hidayati, 2006). Gejala awal keracunan boraks bisa
berlangsung beberapa jam hingga seminggu setelah
mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis
keracunan boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut:
31
Iritasi mata
Kerusakan ginjal
Apabila boraks dengan jumlah 5-10g sampai
tertelan oleh anak-anak dapat menyebabkan shock
dan kematian .
32
Radang selaput mata
Anemia
Kerusakan ginjal
Kegagalan sistem sirkulasi akut
Kematian (Saparinto danHidayati, 2006).
33
Peroksidasi lipid dapat merusak permaebilitas sel karena
membran sel kaya akan lipid, sebagai akibatnya semua zat
dapat keluar masuk ke dalam sel. Keduanya merupakan
enzim intraseluler yang dalam keadaan normal seharusnya
berada didalam sel. Keduanya merupakan enzim
transaminase yang berfungsi mengkatalisis reaksi kimia
yang terjadi dalam sel. Pada waktu sel-sel hepar rusak akan
menyebabkan induksi enzim yang berada di dalam sel hepar
(enzim intraseluler) sehingga enzim tersebut akan
dilepaskan ke dalam darah. Enzim hepar tersebut antara lain
Glutamat Piruvat Transaminase atau GPT
34
Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat
berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila
terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf.
35
waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling
terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis
tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5
gr/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan
bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah
10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5
gr/kg berat badan anak-anak (Saparinto dan Hidayati,
2006).
36
melindungi rakyatnya dari penggunaan BTM yang tidak sesuai
peraturan. Dari penelitian Badan POM, dari 163 sampel jajanan
anak yang diambil di 10 provinsi, sebanyak 80 sampel (sekitar
50%) tidak memenuhi baku mutu keamanan pangan. Jajanan
yang bermasalah itu mengandung boraks, formalin, zat
pengawet ilegal, zat pewarna tekstil, penyedap rasa & pemanis
buatan dalam jumlah berlebih, juga menggunakan garam yang
tidak beryodium.
Oleh karena hal tersebut, kita membutuhkan pangan yang aman
untuk dikonsumsi, bermutu, & bergizi. Kebijakan keamanan
pangan & pembangunan gizi nasional merupakan bagian
kebijakan pangan nasional termasuk penggunaan bahan
tambahan makanan.
37
ditimbulkan barang & jasa, termasuk pangan, ada UU No.
8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adapun boraks dalam
makanan telah diatur oleh pemerintah dalam kadarnya yang
diatur dalam UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional
yang batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih,
itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun bila menambahkan
lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan.
38
Pengawasan Obat & Makanan yang sekarang diserahi tanggung
jawab untuk pengawasan seluruh produk makanan yang beredar
di masyarakat.
39
peraturan & penegakan hukum oleh aparat yang kurang
konsisten. Pelaksanaan & penegakan hukum dalam hal
keamanan pangan kurang berjalan dengan baik. Hal ini tampak
dari tidak adanya penindakan yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku terhadap para pelaku pelanggaran keamanan
pangan.
40
ini, kejelian masyarakat selaku konsumen sangat diperlukan.
Masyarakat harus teliti dalam memastikan kandungan yang ada
sesuai dengan label. Hal ini diperlukan karena banyak kasus
keracunan makanan adalah akibat bahan pengawet, akibat
rendahnya kewaspadaan konsumen. Lengahnya konsumen
diperparah oleh sumber daya manusia yang masih rendah &
faktor daerah yang harus diawasi juga terlalu luas.
Sedangkan kendala lainnya yaitu dalam mengawasi
penggunaan bahan pengawet adalah peredaran bahan kimia
bagi industri makanan rumahan yang jumlahnya sangat besar.
Keracunan yang paling banyak disoroti biasanya yang sifatnya
jangka pendek. Namun, jarang sekali dipersoalkan dampak
makanan yang mengandung BTM yang dapat mengancam
manusia dalam waktu jangka yang panjang. Seperti, kerusakan
organ tubuh setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Secara
hukum, belum tegas dinyatakan untuk memberikan sanksi pada
efek jangka panjang karena pembuktiannya sulit dilakukan.
41
hukum & membahayakan kesehatan masyarakat.
Menurut PP no.69/1999 tentang label & iklan, disebutkan
bahwa setiap produk yang diperdagangkan harus
mencantumkan komposisi bahannya. Sehingga, produsen bisa
melanggar pasal 8 UU Perlindungan Konsumen yang
menyatakan bahwa pangan yang diperjual belikan harus
mencantumkan komposisi bahan & berat bersihnya. Setiap
konsumen berhak memperoleh informasi yang benar & jelas
mengenai komposisi bahan makanan. Jika melanggar UU
tersebut, maka pelaku usaha (produsen , distributor , &
pedagang) yang terlibat diancam hukuman penjara maksimal 5
tahun & denda pidana maksimal 2 miliar rupiah.
42
mudah dikenali.
Pada pasal 2 (2) dijelaskan bahwa kemasan pewarna makanan
harus dicantumkan secara jelas tanda khusus untuk pewarna
makanan. Sedangkan pada pasal 2 (2) disebutkan bahwa selain
tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai dengan
permenkes no.79/1978 tentang label & periklanan makanan
serta permenkes no.722/1988 tentang BTM, pada kemasan atau
bungkus luar pewarna makanan harus dicantumkan:
43
pangan pada pasal 6 mengenai ketentuan label sebagai berikut:
44
4. Wajib mencantumkan peringatan: konsumsi berlebihan dapat
mengakibatkan efek laksatif, yang ditulis & terlihat jelas pada
label jika makanan/minuman/sediaan menggunakan pemanis
buatan laktitol atau manitol atau sorbitol, yang apabila diyakini
dikonsumsi lebih dari 20 gram manitol per hari atau 50 gram
sorbitol per hari.
1. Sanksi administratif:
a. peringatan tertulis
b. Pencabutan izin edar
45
c. Penarikan & pemusnahan prodsuk pangan yang
mengandung pemanis buatan yang sudah beredar.
46
hal ini dilarang oleh peraturan karena dapat membahayakan
kesehatan. Hal ini tetap dilakukan dengan alasan ekonomi
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar & dapat
disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan. Sudah
menjadi kewajiban pemerintah untuk terus menerus
memberikan penerangan mengenai bahaya yang
ditimbulkan oleh penggunaan BTM yang tidak sesuai
peraturan.
47
pada produsen yang dengan sengaja & sadar menggunakan
bahan-bahan berbahaya dalam pangan.
48
baksoyang lebih aman dan tidak memberikan efek bahaya
pada kesehatan serta dapat meningkatkan
produksi. Diantara alternatif yang sudah ditawarkan pasar
secara luas ialah asap cair yang berasal dari kayu atau
tempurung kelapa.
49
2.9. Pencegahan dan Penanganan Bila Terkena
Boraks
2. Terkana mata
a. Gunakan pelindung mata atau kacamata
pengaman yang tahan terhadap percikan.
b. Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat
kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat.
51
3. Terkena kulit
a. Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang
cocok.
b. Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
4. Bila tertelan
a. Hindari makan, minum dan merokok selama
bekerja.
b. Cuci tangan sebelum makan.
52
b. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau
deterjen lunak dan air yang banyak da dipastikan tidak
ada lagi bahan yang tersisa di kulit.
c. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan
pakaian yang kering, steril dan longgar.
d. Bila perlu,segera hubungi dokter.
4. Bila tertelan
a. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau
dibawa ke rumah sakitterdekat, karena apabila
dibiarkan dan tidak langsung ditangani bisa berakibat
fatal bahkan menimbulkan kematian.
53
2.10. Kasus Penyalahgunaan Boraks
54
dicampur boraks dan memasarkannya ke sejumlah pasar di
Yogyakarta.(KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)
55
kantor Polres Kulon Progo, dua pekan lalu. Hasil tes
menunjukkan, mi yang ada di bakso itu ternyata mengandung
boraks, bahan berbahaya yang dapat mengakibatkan sejumlah
penyakit apabila dikonsumsi secara berlebihan. Selama ini,
boraks kerap dipakai sebagai bahan pengawet atau untuk
membuat kenyal makanan.
56
Nanang mengatakan, penggunaan boraks untuk produksi
makanan melanggar Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan. Oleh karena itu, W akan dijerat dengan Pasal
75 Ayat (1) UU Pangan dengan ancaman hukuman penjara
paling lama 5 tahun atau denda maksimal Rp 10 miliar.
57
BPOM temukan makanan di Kota Tangerang
mengandung boraks & formalin
Rabu, 7 Juni 2017 22:30 Reporter : Kirom
59
Gunakan Boraks, Pabrik Tahu di Bogor
Digerebek
Achmad Sudarno
62
terus berkoordinasi.” (Baca: BPOM Semarang Sita Kerupuk
Kandung Boraks dari Sukoharjo)
63
Hal sama disampaikan Kapolsek Grogol, AKP Dani
Herlambang. “Pemilik [bahan tambahan pangan] tidak
diamankan. Hanya barang bukti yang diamankan petugas
BPOM dititipkan Polsek Grogol,” katanya mewakili Kapolres.
64
Bakso Mengandung Boraks Ditemukan di
Pusat Jajanan Medan
Antara
Ilustrasi
66
"Tindakan kita, yakni peringatan pertama, kedua dan
selanjutnya menempuh jalur hukum," ujarnya.
67
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan :
69
teksturnya bagus dan renyah. Sama seperti formalin, cukup sulit
menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks.
Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun,
penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada
perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan
suatu makanan aman dari boraks atau tidak .
70
organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui
pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks
yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan
melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui
keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Sering
mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan
gangguan otak, hati, lemak dan ginjal.
3.2. Saran :
71
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33347/
%20Chapter%20I.pdf;jsessionid=06DA444ECA2E9976F04D
F316F48BD183?sequence=5
http://www.ummi-online.com/makanan-yang-mengandung-
boraks-dan-ciricirinya.html
http://www.agroindustri.id/cara-mengetahui-makanan-
mengandung-boraks-dan-formalin/
http://kepetlupi.blogspot.co.id/2014/10/boraks.html
http://meliyuliani21.blogspot.co.id/2016/07/makalah-bahaya-
penggunaan-boraks-dalam.html
https://zetza.files.wordpress.com/2011/06/boraks-dan-
formalin-pada-makanan.doc
http://ariakiki.blogspot.co.id/2016/05/makalah-boraks.html
http://tusiyati.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bahaya-boraks-
dan-formalin.html
https://hukumkes.wordpress.com/2008/03/15/aspek-hukum-
bahan-tambahan-makanan-pada-jajanan-anak/
72
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source
=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiOjri-
peHXAhVCuI8KHboiD3wQFghZMAk&url=http%3A%2F%
2Frindangkurniasih.blogspot.com%2F2013%2F04%2Fbahaya
-boraks.html&usg=AOvVaw3Wr7gyynyNZBZBsxvYqNm2
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/06/13/
o8pnto284-bakso-mengandung-boraks-ditemukan-di-pusat-
jajanan-medan
http://regional.kompas.com/read/2016/08/11/15010001/Polisi.
Gerebek.Pabrik.Mi.Berbahan.Boraks
https://www.merdeka.com/peristiwa/bpom-temukan-makanan-
di-kota-tangerang-mengandung-boraks-formalin.html
http://www.solopos.com/2017/09/02/setelah-temuan-pabrik-
kerupuk-kandung-boraks-pemkab-sukoharjo-intensifkan-bina-
umkm-848229
http://news.liputan6.com/read/2973115/gunakan-boraks-
pabrik-tahu-di-bogor-digerebek
73
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
1. Data Pribadi
a. Nama : Asrih Ainun Arief
b. NIM : 311 17 039
c. Jurusan : Teknik Sipil
d. Program Studi : D3 Teknik Konstruksi Gedung
e. TTL : Ujung Pandang, 7 Juni 1999
f. Agama : Islam
g. Jenis Kelamin : Perempuan
74
2. Riwayat Pendidikan
a. TK Diinul Karim
b. SDIT Al-Akhyar Pondok Madinah
c. SMPN 12 Makassar
d. SMAN 15 Makassar
3. Riwayat Organisasi
Sekertaris 1 OSIS SMAN 15 Makassar
75