Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH PANCASILA

“PERAN PERAWAT DALAM AKSI TERORISME”

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

1. Adelia Shavira E (P27820319051)


2. Adinda Putri I. (P27820319052)
3. Akhira Kharisma Kinanti (P27820319053)
4. Alda Otaviarani (P27820319054)
5. Aldo Basiwa (P27820319055)

TINGKAT 1 REGULER B

PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Pancasila tentang “Peran Perawat Dalam Aksi Terorisme.”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin, dan kami mengucapkan
terimah kasih kepada Pembimbing mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 7 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................2


DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................................4


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hukum yang Membahas Tentang Aksi Terorisme ....................................................................6
2.2 Dampak Dari Ancaman Terorisme ............................................................................................6
2.3 Pengaruh Terorisme Pada Kesehatan Dan Kematian Manusia..................................................7
2.4 Bentuk-bentuk Terorisme ..........................................................................................................7
2.5 Perkembangan Teknologi Dalam Terorisme. ...........................................................................9

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ....................................................................................................................................12
Saran ..............................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan yang membangkitkan


perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat yang dapat menimbulkan kekhawatiran
masyarakat atas ketidaknyamanan serta ancaman serius terhadap kedaulatan setiap negara.

Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak
terjadinya peristiwa World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada tanggal
11 September 2001, dikenal sebagai “September Kelabu”. Lalu baru-baru ini kita semua
dikagetkan dengan aksi pengeboman "LAGI" oleh sekelompok organisasi yang belum kita
ketahui.

Berbagai usaha yang dilakukan bahkan setelah terjadi Bom Bali 1 pemerintahan RI
membentuk suatu ketentuan undang-undang yang dinamakan “Undang-undang Republik
Indonesia Nomor.15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
undang-undang nomor.1 Tahun 2002 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme menjadi
undang-undang”.

Terlebih Pemerintahan RI membentuk suatu kesatuan khusus yang dinamakan Detasemen


Khusus 88 atau Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk
penanggulangan teroris di Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini dilatih khusus untuk
menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom.

Hal ini menjadikan perawat dalam ilmu keperawatan dalam menghadapi aksi-aksi
yang membahayakam seperti terorisme. Perawat juga harus mengetahui apa saja dampak
yang dilakukan aksi tersebut dan juga harus memilik peran serta membantu memnyembuhkan
atau mengobati seseorang yang menghadapi atau melawan terorisme yang menjadikan
mereka sebagai korban.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja hukum yang membahas tentang aksi terorisme?

2. Apakah dampak dari ancaman terorisme?

3. Apakah aksi terorisme berpengaruh pada kesehatan dan kematian manusia?

4. Apa saja bentuk-bentuk terorisme?

5. Bagaimana perkembangan teknologi dalam terorisme?

C. TUJUAN

Makalah ini mempunyai tujuan utama, yaitu memberikan informasi tentang hukum dari
aksi terorisme, dampak dari ancaman terorisme, pengaruh terorisme dalam kesehatan dan
kematian manusia, bentuk-bentuk terorisme, serta perkembangan teknologi dalam terorisme.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hukum yang Membahas Tentang Aksi Terorisme

Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Terorisme,

Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 1, Tindak Pidana Terorisme adalah segala perbuatan
yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
ini. Mengenai perbuatan apa saja yang dikategorikan ke dalam Tindak Pidana Terorisme,
diatur dalam ketentuan pada Bab III (Tindak Pidana Terorisme), Pasal 6, 7, bahwa setiap
orang dipidana karena melakukan Tindak Pidana Terorisme, jika:

1. Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan


suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban
yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa
dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap
objek-objek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau
fasilitas internasional (Pasal 6)[24].
2. Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan bermaksud untuk
menimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau
menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau
menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau
fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 7)[25].

Dan seseorang juga dianggap melakukan Tindak Pidana Terorisme, berdasarkan


ketentuan pasal 8, 9, 10, 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dari banyak definisi yang dikemukakan oleh
banyak pihak, yang menjadi ciri dari suatu Tindak Pidana Terorisme adalah:

1. Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut.


2. Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu.
3. Menggunakan kekerasan.
4. Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud mengintimidasi pemerintah.

6
5. Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari pelaku, yang dapat
berupa motif sosial, politik ataupun agama.

2.2 Dampak Dari Ancaman Terorisme

Aksi teror tak hanya melahap korban secara fisik. Ada yang depresi, stres, dan dihinggapi
kecemasan yang akut. Korban teror yang selamat, saksi mata, atau orang-orang yang
menyaksikan berita tentang kejahatan terorisme, besar potensinya mengalami sebuah
gangguan kesehatan mental.

Jika ketakutan terkait persoalan lingkungan yang buruk, kepadatan penduduk, dan
perubahan iklim yang ekstrim bisa membuat seseorang terserang stres berekepanjangan,
apalagi dengan terorisme. Kita jadi ngeri. Aksi teror sengaja dilakukan untuk menebar
ketakutan. Target dan tujuan teror bukan semata untuk meruntuhkan gedung, rumah ibadah
atau markas aparat.

Teror dipraktikkan untuk menyuntikkan perasaan tidak aman kepada masyarakat. Dengan
ketakutan, orang-orang akan mudah di atur. Dengan timbulnya perasaan terancam, orang-
orang pada hakikatnya menjadi tak merdeka atas dirinya sendiri. Akibat teror, kita jadi
mudah curiga dengan orang lain. Dan kepercayaan, sebagai basis solidaritas sosial, jadi kian
menurun.

2.3 Pengaruh Terorisme Pada Kesehatan Dan Kematian Manusia

Efek traumatik yang ditimbulkan terorisme tak mudah diobati. Pertunjukan kekerasan
yang mengerikan memberi bekas yang susah dihilangkan. Orang-orang berisiko besar
mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), gangguan stress pasca trauma. Belum
lagi, akibat stres berat penyakit lain bisa bermunculan, sebut saja hipertensi atau diabetes.
Para korban yang tak berdosa, yang kehilangan anggota keluarganya misalnya, pasti akan
mengalami penurunan status kesehatan mental, juga fisiknya.

Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, pada suatu kesempatan mengingatkan betapa
pentingnya menjaga kesehatan mental. “Tiada kesehatan tanpa adanya kesehatan jiwa”,
ujarnya.

7
Publikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, bahwa diantara satu dari empat orang
mengidap gangguan kesehatan mental. Faktornya bisa datang dari mana saja. Satu hal yang
paling berpengaruh ialah stres berkepanjangan.

Pengelolaan stres yang buruk itu berbahaya. Menurut WHO pada 2012, sebanyak 804.000
kematian di dunia disebabkan oleh bunuh diri setiap tahunnya. Dan kita sudah bisa menebak
jika sebabnya tak lain ialah persoalan stres dan kecemasan; persoalan kesehatan mental.

Berkaitan itu, terorisme mesti kita amati dalam kaitannya dengan penyakit psikososial.
Teroris itu tak sehat secara mental. Akalnya sakit. Pikirannya dipenuhi kebencian dan
amarah.Sehingga apa yang dia lakukan berpamrih untuk merugikan orang lain; mencelakai,
merusak, bahkan membunuh.

Jika aksi terorisme menyebabkan meningkatnya tingkat stres dan kecemasan, maka hal itu
wajib kita masukkan ke dalam daftar masalah pembangunan kesehatan masyarakat. Faktanya,
teror juga memakan korban jiwa dan luka-luka, termasuk korban kecemasan secara
psikologis. Ini artinya, secara sederhana, dalam bahasa ilmu kesehatan, aksi-aksi terorisme
telah mempengaruhi meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian.

2.4 Bentuk-Bentuk Terorisme

Terdapat beberapa, modelaksi gerakanterorisme yang populer digunakan oleh para teroris
dalam melancarkan aksi terornya. Diantaranya yaitu:

a. Peledakan Bom

Taktik ini barangkali tektik teror yang paling banyak dilakukan para teroris ini, karena
memang taktik peledakan bom ditempat–tempat umum yang strategis bisa dipandang efektif
untuk melahirkan suasana teror dalam sebuah masyarakat.

b. Pembunuhan

Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan hingga saat ini.
Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris akan mengklaim
bertanggung jawab atas pembunuhan yang dilaksanakan.

8
c. Penghadangan

Dimana penghadangan tersebut biasanya telah dipersiapkan terlebih dahulu secara


matang oleh para teroris dengan melakukan berbagai latihan–latihan terlebih dahulu, serta
perencanaan medan dan waktu.

d. Penculikan

Penculikan tersebut biasanya dilakukan dengan melakukan penghadangan pada korban


yang ditargetkan.

e. Penyanderaan

Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorisme sangat tipis. Kedua
bentuk operasi ini seringkali memiliki pengertian yang sama. Penculikan biasanya menahan
korbannya ditempat yang tersembunyi dan tuntutannya adalah berupa materi dan uang.
Sedangkan penyanderaan berhadapan langsung dengan aparat dengan menahan sandera
ditempat umum.

f. Perampokan

Taktik perampokan biasanya dilakukan para teroris untuk mencari dana bagi setiap
kegiatan aksi terornya.

g. Sabotase dan Pembajakan

Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris selama periode 1960–
1970. Sebagai contoh adalah pembajakan terhadap kendaraan yang membawa bahan
makanan adalah taktik yang digunakan oleh kelompok Tupamaros di Uruguay untuk
mendapatkan kesan Robin Hood dan menghancurkan propaganda dari pemerintah.

h. Ancaman / Intimidasi

Dimana para teroris berusaha melakukan tindakan–tindakanyang bisa menakut–nakuti


atau mengancam masyarakat atau korban dengan menggunakan kekerasan.\

9
2.5 Perkembangan Teknologi Dalam Terorisme

Terdapat beberapa, modelaksi gerakan terorisme yang populer digunakan oleh para
teroris dalam melancarkan aksi terornya. Diantaranya yaitu :

1. Ilustrasi Internet

Indonesia kembali diserang teror bom. Sejak kerusuhan napi teroris di rutan Mako
Brimob, Depok, Jawa Barat, tak sedikit pihak yang mengaitkan insiden tersebut dengan
rentetan ledakan bom yang terjadi di Surabaya pada Minggu (13/5) dan Senin (15/5). Yang
menjadi tanda tanya, para narapidana teroris masih mendapatkan akses kepemilikan
smartphone yang mereka gunakan untuk menyiarkan secara langsung kondisi kekacauan di
rutan Mako Brimob beberapa waktu lalu di media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Menurut pengamat kontraterorisme Harits Abu Ulya, fenomena kepemilikan smartphone


di kalangan napi terorisme bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Kepemilikan ponsel tersebut,
kata dia, merupakan sesuatu yang telah menjadi rahasia umum. "Itu realitas yang selama ini
terjadi. Itu istilahnya sudah jadi rahasia umum. Jangankan di Mako Brimob, di
Nusakambangan yang maksimum sekuritinya juga mereka masih dapat berkomunikasi," ujar
Harits, kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (9/5).

2. Pengamanan di Mako Brimob Usai Kerusuhan

Bahayanya, bukanlah hal asing lagi kalau internet menjadi wadah paling manjur bagi
organisasi teroris untuk melancarkan aksi-aksinya dalam menyusun strategi pengeboman dan
menyebar ketakutan kepada masyarakat. Melihat masalah ini, Harits mengatakan bahwa
memang ada pembiaran komunikasi antara napi dan organisasi teroris yang terus berlangsung
dan tak ada batas lagi bagi para napi teroris untuk terus berhubungan serta bertukar informasi
dengan teman-teman organisasinya di Suriah.

3. Penggunaan Internet oleh Teroris

Dalam artikel Penggunaan Internet untuk Kepentingan Teroris oleh Badan PBB yang
menangani obat-obatan terlarang dan tindakan kriminal, dinyatakan bahwa teknologi menjadi
faktor strategis utama yang mendorong meningkatnya penggunaan internet untuk aktivitas
terorisme.

10
Berikut ini adalah penggunaan internet oleh teroris untuk melancarkan aksinya.

a. Propaganda

Pada umumnya, propaganda dilakukan dalam bentuk komunikasi multimedia yang


menyajikan ideologi atau instruksi praktik yang dalam hal ini adalah agama dan politik, serta
penjelasan dan pembenaran terhadap aktivitas terorisme. Komunikasi ini bisa dalam bentuk
pesan virtual, presentasi, majalah, audio, video, atau bahkan game anak-anak.

b. Pengerahan 'Jihadis'

Setelah memberikan propaganda mengenai pandangan apa yang dianggap benar,


organisasi teroris akan menggunakan internet untuk memperluas jaringannya dengan cara
merekrut anggota baru lewat situs yang terenkripsi dan group chat untuk melaksanakan
perekrutan secara terselubung. Dengan situs dan group chat yang memiliki akses terbatas
tersebut akan mempersulit pelacakan aktivitas terorisme oleh badan intelijen dan penegak
hukum.

c. Menghasut

Selain propaganda, dunia maya juga seringkali dimanfaatkan oleh teroris untuk
menghasut atau melakukan 'cuci otak'. Dalam hal ini, internet menyediakan banyak materi
berisi konten terorisme yang dapat diakses oleh pengguna.

d. Radikalisasi

Radikalisasi adalah hal paling mendasar yang seringkali menjadi pemicu aksi terorisme.
Proses radikalisasi mengacu pada indoktrinasi, yang dilakukan dalam proses perekrutan
simpatisan, tentang bagaimana mereka harus bertindak dengan kekerasan berdasarkan
ideologi ekstremis. Proses radikalisasi sering melibatkan penggunaan propaganda baik secara
langsung maupun melalui internet dari waktu ke waktu.

e. Pembiayaan aksi terorisme.

Pendukung aksi terorisme juga bisa menggunakan intenet sebagai lahan 'pengumpulan
dana'. Pembiayaan ini pada umumnya dibagi menjadi empat kategori, yaitu ajakan langsung,

11
e-commerce, eksploitasi alat pembayaran online, dan melalui amal organisasi. Ajakan
langsung ialah di mana para pelaku terorisme meminta pendanaan lewat apliaksi pesan
instan, group chat dan milis, sedangkan e-commerce yaitu dengan menggunakan fasilitas
pembayaran online lewat situs khusus atau platform yang memudahkan mereka mengirimkan
pendanaan. Bisa juga dana tersebut ditranster melalui alat transaksi seperti kabel transfer,
kartu kredit, atau pembayaran alternatif yang tersedia dalam layanan PayPal atau Skype.

f. Pelatihan

Dalam beberapa tahun belakangan, organisasi teroris telah berhasil menjadi ladang
pelatihan untuk teroris. Selain menyediakan informasi mengenai praktek terorisme dalam
bentuk audio dan video, internet juga menyediakan informasi mengenai cara untuk bergabung
dengan organisasi terorisme dan bagaimana cara mengeksekusi serangan teror.

g. Perencanaan Serangan

Banyak praktisi hukum mengindikasikan bahwa hampir setiap kasus terorisme terbaru
melibatkan penggunaan teknologi internet. Melihat besarnya peran internet dalam terorisme,
berbagai perusahaan teknologi mulai melakukan insiatif untuk menangkal akses teroris di
platform masing-masing. Google, Facebook, Microsoft and Twitter mengumumkan akan
melakukan upaya untuk melawan terorisme, seperti misalnya menggunakan teknologi mesin
pembelajaran alias machine learning untuk menemukan dan menghapus konten terorisme.

"Dampak dari teknologi ialah teroris bisa menyerang di mana saja dan kapan saja.
Mereka tidak terbatasi oleh batas negara, mereka bisa menjelajah dan juga merencanakan
penyerangan di satu bagian dunia sekaligus mengeksekusi penyerangan di bagian dunia
lainnya," jelas David Scharia, Dewan Eksekutif Komite Penanggulangan Terorisme Dewan
Keamanan PBB, dilansir CNBC. Keempat perusahaan tersebut mengaku telah menjalankan
langkah ini sejak tahun 2017 lalu. "Kami telah mengembangkan kebijakan dan praktik
penghapusan yang memungkinkan kami untuk mengambil langkah tegas terhadap teroris atau
konten ekstremis serta kekerasan dalam platform kami," tulis Google, Facebook, Microsoft
and Twitter, dalam sebuah pernyataan.

12
BAB III
PENUTUPAN

KESIMPULAN

Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam


memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di
penuhi.Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.

SARAN

Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu
sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi karena bila di
bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal.Untuk membenahi hal tersebut
maka harus di butuhkan solusi cerdas.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://m-kumparan-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/@kumparantech/7-
hal-yang-dilakukan-teroris-di-
internet?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#aoh=15704161009073&re
ferrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https
%3A%2F%2Fkumparan.com%2F%40kumparantech%2F7-hal-yang-dilakukan-teroris-di-
internet

https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/riyantotimi/bentuk-
terorisme_553026546ea83446388b45bc?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE
%3D#aoh=15704160105648&amp_ct=1570416031639&referrer=https%3A%2F%2Fwww.g
oogle.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.c
om%2Friyantotimi%2Fbentuk-terorisme_553026546ea83446388b45bc

https://www.kompasiana.com/amp/evitayolanda/5af94e00caf7db7f7c5f1ac3/memandang-
terorisme-dari-kacamata-psikologi

http://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/sosiologireflektif/article/view/1527/1305

14

Anda mungkin juga menyukai