OLEH:
NUR RESKY RAMADHANI
PO714261171029
Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
Exodontia yang telah mendukung atau memberikan arahan kepada saya sehingga
makalah ini bisa selesai tepat waktu.
Namun terlepas dari itu makalah ini jauh dari kata sempurna , sehingga
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang selanjutnya yang lebih baik.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Dan Manfaat ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASA
A. Prinsip-Prinsip Umum Pencabutan Gigi .............................................. 2
B. Prinsip-Prinsip Khusus Pencabutan Gigi ............................................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Kritik Dan Saran................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja prinsip-prinsip umum pencabutan gigi?
2. Apa saja prinsip-prinsip khusus pencabutan gigi?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Status gigi dan akar gigi
Lesi pada gigi dan akar gigi seperti karies dan kalkulus serta
mobilitas pada gigi harus dievaluasi.(RI PERMATASARI, 2015)
2. Interpretasi Radiologi
(http://serba-serbiradiologi.blogspot.com/2014/01/teknik-radiografi-
dental_2481.html)
Melakukan penilaian kondisi anatomi gigi, densitas tulang dan struktur
vital sekitar tempat pencabutan serta kondisi gigi yang berdekatan dengan
gigi yang akan dicabut. Peningkatan densitas tulang menyebabkan
penurunan ekspansi soket selama pencabutan gigi sehingga tenaga yang
dibutuhkan untuk mencabut gigi lebih besar dan meningkatkan
risikoterjadinya fraktur akar gigi dan atau tulang alveolaris. (RI
PERMATASARI,2015)
3
3. Persiapan Pasien Dan Dokter
Melakukan pencegahan sesuai dengan standart yang berlaku, yaitu: (UNDIP,20
(https://www.alodokter.com/mengenal-peran-dokter-bedah-mulut-dan-
penyakit-yang-ditangani)
a. Menggunaan antiseptik sebagai obat kumur seperti chlorhexidine.
b. Memasang kain kasa yang berukuran 4x4 inci di belakang mulut
tanpa merangsang refleks muntah untuk mencegah fragmen gigi yang
terlepas tertelan dan teraspirasi ke dalam paru.(RI
PERMATASARI,2015)
(http://serba-serbiradiologi.blogspot.com/2014/01/teknik-radiografi-
dental_2481.html)
4
Posisi yang sesuai dan nyaman memungkinkan adanya kontrol maksimal
terhadap tekanan dari forseps ke gigi yang akan dicabut dari soket. Tangan
dokter tetap dekatdengan badan agar stabil dan pergelangan lurus agar
tenaga berasal dari lengan dan bahu bukan berasal dari tangan.(RI
PERMATASARI,2015)
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4329234/studi-80-persen-
pasien-berbohong-saat-konsultasi-dengan-dokter
a. Menggigit kain kasa selama 30-45 menit untuk membantu
menghentikan perdarahan.
b. Menjaga higienitas dengan berkumur setelah 24 jam pasca pencabutan
gigi dan menyikat gigi seperti biasa.
c. Untuk mengatasi pembengkakan, aplikasikan es batu pada wajah secara
intermiten pada hari pertama.
d. Pada 24 jam pertama, diet lembut dan dingin serta mengunyah pada sisi
yang berlawanan dengan tempat pencabutan gigi.
e. Gunakan analgesik pada 45 menit setelah pencabutan gigi untuk
mencegah atau mengurangi sensasi nyeri.
f. Melatih rahang agar tidak terjadi kekakuan.(RI PERMATASARI,2015)
5
6. Status Struktur Pendukung
Status struktur dekitar harus dievaluasi. Kehadiran dari infeksi apapun,
masalah periodontal harus diatasi diluar. Hubungan dengan struktur vital
yang berdekatan.(ABHAY N DATARKAR,2007)
(https://www.liputan6.com/health/read/4027961/sakit-sejak-kecil-dokter-
temukan-526-gigi-dalam-rahang-anak-ini)
Penilaian mahkota dari gigi sebelum pencabutan selalu diperlukan.
Adanya lesi karies besar, saluran akar terisi gigi dan restorasi besar harus
diperiksa. Itu Kehadiran kalkulus kondisi gigi yang berdekatan juga
dievaluasi. Seseorang harus memeriksa keberadaannya
mobilitas.(ABHAYNDATARKAR,2007)
6
(https://www.medicalnewstoday.com/articles/323615.php)
Untuk menghindarkan atau memperkecil bahaya inflamasi,
seharusnyabekerja secara asepsis, artinya melakukan pekerjaan dengan
menjauhkan segala kemungkinan kontaminasi dari kuman dan suatu
keadan bebas dari kuman yang menyebabkan penyakit atau
menghindari organisme patogen.Asepsis secara praktis merupakan
suatu teknik yang digunakan untukmemberantas semua jenis
organisme atau segala upaya untuk mencegah masuknya kuman kedalam
tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.Tindakan
asepsis bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kuman yang
terdapat pada benda mati atau hidup.
Tindakan ini meliputi antisepis,desinfeksi dansterilisasi.Antisepsi
adalah upaya pencegahan infeksi dengan membunuh atau menghambat
pertumbuha kuman paa kulit atau jaringan lainnya. Antiseptik yaitu
bahan yang dapat membunuh atau membunuh atau menghambat
pertumbuhan kuman. Sterilisasi dilakukan pada tim operator, alat-alat
yang dipergunakan, kamar operasi, pasien terutama pada daerah
pembedahan.(SIPANGIN,2017)
7
3. Pembedahan Atraumatik
(https://slideplayer.info/slide/4895291/)
Pada saat ekstraksi gigi harus diperhatikan untuk bekerja secara hati-
hati,tidak kasar, pemilihan teknik yang tepat sehingga mengurangi resiko
yang terjadi paa gigi, tidak ceroboh, dengan gerakan pasti, sehingga
membuat trauma kecil mungkin. Tindakan yang kasar menyebabkan
trauma jaringan lunak,memudahkan terjadinya inflamasi dan
memperlambat penyembuhan. Peralatanyang digunakan haruslah tajam
karena dengan peralatan yang tumpul akan memperbesar terjadinya
trauma.(HADIAN IRAWAN,2017)
8
(HOWE,GEOFFREY L.1999,PencabutanGigi Geligi.EGC:Jakarta)
(Pada gambar diatas pemasukan tang dengan ujung berbentuk seperti
pengganjal dapat menyebabkan gigi keluar dari soket)
Pada kebanyakan kasus, faktor ini dapat diabaikan bila tulang alveolar
tempat gigi tertanam elastis. Meskipun demikian hal ini dapat
menjelaskan mengapa beberapa akar dari gigi premolar bawah dan molar
terkadang ‘melompat’ dari soket tulang begitu ujung tang
menjepitnya.(GEOFFREYL.HOWE,1999)
9
diperbesar bila tulang mempunyai komposisi cukup elastis untuk dapat
dilakukan perluasan. Elastisitas dari tulang adalah maksimal pada tulang
muda dan menurun dengan bertambahnya usia.
(https://www.coastdental.com/blog/what-i-have-gum-disease)
Pada kebanyakan kasus, dilatasi dari soket tulang dapat disertai dengan
fraktur kecil multipel dari tulang baguan bukal dan septum interadikuler.
Fragmen tulang ini biasanya mempertahankan perlekatan periostealnya
dan harus dikembalikan ke tempatnya dengan penekanan jari setelah
pencabutan gigi selesai dikerjakan.
Semua fragmen tulang yang goyang lebih dari setengah perlekatan
periosteal harus diangkat dari daerah bekas pencabutan karena adanya
fragmen tulang tersebut dapat menyebabkan aliran darah tidak sempurna
dan pecagab tulang tersebut menjadi mati. Adanya fragmen tulang yang
non vital merpakan penyebab pendarahan setelah pencabutan,
keterlambatan penyembuhan, serta infeksi pada daerah bekas pencabutan
sampai dilakukan pengangkatan fragmen tulang
tersebut.(GEOFFREYL.HOWE,1999)
10
6. Akses Dan Lapangan Pandang Baik
(https://www.bpjs-online.com/tambal-gigi-berlubang-pakai-bpjs/)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akses dan lapangan pandang
yang baik selama proses ekstraksi gigi. Faktor-faktor tersebut adalah posisi
kursi,posisi kepala pasien, posisi operator, pencahayaan, retraksi dan
penyedotan darah atau saliva. Posisi kursi harus diatur untuk mendapatkan
akses terbaik dan kenyamanan bagi operator dan pasien. Pada ekstraksi
gigi maksila, posisi pasien lebih tinggi dari dataran siku operator dengan
posisi sandaran kursi lebih rendah sehingga pasien duduk lebih menyandar
dan lengkung maksila tegak lurus dengan lantai. Sedangkan ekstraksi gigi
pada mandibula, posisi pasien lebih rendah dari dataran siku operator
dengan posisi sandaran kursi tegak dan dataran oklusal terendah sejajar
dengan lantai.
Pencahayaan harus diatur sedemikian rupa agar daerah operasi
dapat terlihat dengan jelas tanpa bayangan hitam yang membuat gelap
daerah operasi. Retraksi jaringan juga dibutuhkan untuk mendapatkan
lapangan pandang yang jelas. Daerah operasi harus bersih dari saliva dan
darah yang dapat mengganggu penglihatan ke daerah tersebut sehingga
dibutuhkan penyedotan pada rongga mulut.(HADIAN IRAWAN,2017)
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencabutan gigi adalah tindakan bedah mulut yang bertujuan untuk
mengeluarkan seluruh bagian gigi bersama jaringan patologisnya dari dalam
soket gigi serta menanggulangi komplikasi yang mungkin
ditimbulkannya.Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur yang
menggabungkan beberapa prinsip baik fisik atau umum maupun mekanik
atau khusus dan berbagai tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan
pencabutan gigi dan memperhatikan posisi operator dan kursi pasien saat
mencabut gigi bukan berarti pencabutan selesai dilakukan tanggung jawab
kita sebgaia dokter atau perawat gigi selesai, kita juga arus memperhatikan
akibat apa yang timbul dari tindakan tersebut seperti pendarahan bahkan
syok.
Dengan adanya berbagai prinsip dalam pencabutan gigi dokter atau
perawat gigi dapat lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan tersebut, hal
penting tidak boleh dilupakan adalah memahami cara mengatasi kecemasan
pasien agar dalam penangannya , seorang dokter gigi atau perawat gigi dapat
mnenangkan pasien dari merasa cemas dari terhadap sakitnya
pencabut.Ketika prinsip ini dilakukan dengan baik dan benar, gigi akan dapat
dikeluarkan secara utuh.
B. KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca demi membangun makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Hadi. 2017. “Eksraksi Gigi”, https://docplayer.info/68934138-Bab-2-
ekstraksi-gigi-ekstraksi-gigi-adalah-proses-pencabutan-gigi-dari-dalam-soket-
dari-tulang.html, di akses pada 22 November 2019
13