Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Professional Behaviors (perilaku Professional)

A. Pengertian

Professional Behaviours merupakan salah satu unsur yang harus dipunyai oleh
mahasiswa keperawatan selain pengetahuan dan keterampilan klinik. Pelaksanaan
profesionalisme yang dibuktikan dengan pelaksanaan kerja perawat dengan profesional
kesehatan lain guna mencapai kesehatan optimal dan kesejahteraan bagi pasien, kelurga dan
komunitas dengan secara bijak menerapkan prinsip altruisme, keunggulan, kepedulian, etik,
rasa hormat, komunikasi, dan akuntabilitas. Perilaku berfokus pada perilaku yang dapat
diamati yang dicerminkan standar dan nilai profesional. Perilaku profesional dapat berupa
kata-kata, perilaku, penampilan, dan sangat penting, dalam membangun dasar kepercayaan
antara pasien dan tenaga kesehatan profesional. (R Annisa, Izza dalam AACN, Luijk)

B. Kompenan Professional Behaviors

Aktivitas profesional tenaga kesehatan membutuhkan kontribusi tiga aspek, yaitu:


kognitif, psikomotor, dan soft skill/ professional behavior (Asmara, 2015). Dimana masing-
masing aspek memiliki kompenan, sebagai berikut:

1) Kemampuan Manajemen
Kemampuan manajemen sering dipraktekkan oleh mahasiswa dalam proses
pembelajaran klinik yaitu saat belajar dalam kelompok.
2) Komitmen untuk belajar
Ada beberapa hal yang mempengaruhi komitmen mahasiswa dalam belajar mandiri
sebagai bagian dari pembeajaran informal, yaitu konten atau isi, ritme belajar, wajtu,
media, strategi belajar, dan tempat belajar. Apabila salah faktor yang mempengaruhi
tersebut tidak terpenuhi atau tersedia, maka komitmen untuk belajar sulit untuk ditegakan
dan dengan adanya kompenan evaluasi terebut dapat memicu mahasiswa untuk dapat
berkomitmen dalam belajar mandiri.
3) Kemampuan dalam memberikan feedback, jujur, secara pribadi, dan membangun
Feedback dapat memberikan keuntungan, baik untuk mahasiswa, dosen dan program.
Mahasiswa akan menerima masukan untuk penampilan yang kurang dan mendapatkan
pujian bagi pencapaian yang baik sehingga mahasiswa mampu menyusun strategi untuk
meningkatkan pencapain. Dosen dan mahasiswa juga tidak terbiasa memberikan feedback
karena sebagian besar feedback hanya berasal dari dosen bukan dari teman (peer) atau
dari diri sendiri (self). Inilah yang menjadi hambatan bagi dosen dan mahasiswa (Asmara,
2013)
4) Berpikir Kritis
Berpikir kritis dapat dicapai melalui refleksi yang meliputi belajar mandiri,
kalaborasi, dan imteraksi dalam tim. Berpikir kritis dapat terstimulasi pada saat mahasiswa
belajar dalam kelompok seperti halnya pada saat mahasiswa mengikuti pembelajaran
klinik. Pada saat mahasiswa mengimplementasikan proses keperawatan, mulai dari
pengkajian, penyusununan diagnoosa keperawatan, merencanakan intervensi,
mengimplementasikan intervensi keperawatan, mengevaluasi implementasi proses
keperwatan, mulai dari pengkajian, penyusun diagnosa keperawatan, merencanakan
intervensi, mengimplementasikan intervensi keperawatan, mengevaluasi implementasi
yang sudah dilaksanakan, dan mendokumentasikan proses keperawatan merupakan bagian
dari berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis semakin terasah jika mahasiswa semakin
sering mengaplikasikan proses keperawatan (Asmara, 2015).
5) Menyadari keterbatasan diri
Sebagai manusia, kita memiliki beragam potensi dan juga kekurangan/keterbatasan.
Kelemahan kita biasanya adalah emosi-emosi yang bersifat destruktif. namun disisi lain,
kita memiliki potensi dan kelebihan. Semua orang pernah mengalami kesalahan atau
kegagalan, dengan bentuk dan kualitas yang berbeda dan dapat mengajarkan banyak hal
untuk menjadi lebih baik. reaksi yang diberikan terhadap kesalahan tersebut pasti berbeda
(Artiningrum, 2013)
6) Komunikasi efektif
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan berinteraksi
dengan orang lain. Disetiap komunikasi minimal terdapat empat unsur utama, yaitu:
pengirim pesan atau komunikator (source); pesan (message); saluran komunikasi
(channel), dengar, lihat, rasa, sentuh, dan bau;dan penerimaan pesan atau komunikan
(receiver). Komunikasi mempunyai pemaknaan yang sama oleh pengirim pesan dan yang
ditangkap oleh penerima pesan adalah sama (Artiningrum, 2013)
7) Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sekelompok seseorang
untuk mempengaruhi sekelompok orang yang memiliki kebutuhan yang sama dan
mengarahkan mereka agar mereka bersedia melakukan pekerjaan sesuai dengan
pengarahnya dan pada akhirnya mencapai tujuan yang sudah ditetapkan bersama sma
tersebut (Artiningrum 2013)

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi professional Behaviours


Keberhasilan perubahan perilaku juga dipengaruhi oleh faktor mahasiswa/ individu
yaitu motivasi, kesiapan dalam kegiatan pembelajaran, dan kemampuan kognitif.
Perencanaan dan implementasi kurikulum professional Behaviors dan sistem assesment
yang adekuat dapat mendukung tercapainya kompetensi professional Behaviors
(Kusumawati, 2011)
Daftar Pustaka
Anissa R. (2019). Gambaran Nilai Professional Behaviours Keperawatan Mahasiswa
Tingkat II Program Diploma AKPER Yayasan Keperawatan Yogyakarta. Hal.1.
Artiningrum, Dkk. 2013. Etika dan Perilaku Profesional Sarjana. Universitas Mercu
Buana. Yogyakarta: Graha Ilmu 9.
Asmara, F.Y., 2013a. The Implementation of Multi Source Feedback (MSF) to assess
Professional Behaviour (PB) of nursing students in clinical setting. [Unpublished master
thesis]
Kusumawati, W. 2011. Profesionalisme dan Professional Behavior mahasiswa program studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Jurnal Mutiara Medika Vol. 11 No.1:37-45. Diakses tanggal 23 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai