Anda di halaman 1dari 2

CHAPTER 3 : ATTITUDES AND JOBS SATISFICATION

Nama : Manurung, Kevin Leonel


Paralel : E
Attitudes
Attitudes (sikap), pernyataan yang bersifat evaluatif mengenai baik atau buruknya suatu
objek, orang, atau kejadi
Komponen utama dalam sikap adalah:
1. Cognitive componen (evaluasi)
Pendapat/kepercayaan dalam bersikap
2. Affective component (perasaan)
Emosi/perasaan dalam bersikap
3. Behavioral component (Tindakan)
Adanya maksud dalam bertingkah khusus terhadap seseorang/sesuatu
Cognitive dissonance :

Bentuk ketidakcocokan antara 2/lebih sikap atau antara behavior dana attitude. Individu mencoba
untuk mengurangi inkonsistensi yang membuat hal tersebut menjadi tidak nyaman. Terdapat 3
faktor untuk mengurangi ketidakcocokan tersebut, yaitu :

1. Pentingnya elemen dalam membuat Sikap


2. Tingkat pengaruh kepercayaan
3. Penghargaan terhadap ketidakcocokan

Job attitudes

Job attitudes mengavaluasi hal positif/negatif yang dipegang oleh karyawan di ingkungan kerjanya

 Job Satisfaction
Menjelaskan mengenai hal positif tentang pekerjaan melalui evaluasi karakteristik attitude
 Job Invesment
Mengukur sebarapa besar karyawan mengidentifikasi pekerjaannya, berpartisipasi aktif, dan
mempertimbangkan pentingnya kinerja terhadap dirinya
 Psychological empowerment
Kepercayaan dari karyawan mengenai seberapa besar mereka mempengaruhi lingkungan
kerjanya, kompetensinya, arti dari pekerjaannya, dan perasaan saat bekerja
 Organizational Commitment
Tingkatan dimana pekerja mengidentifikasikan organisasi dan tujuannya, serta berharap
untuk memelihara anggota yang ada di organisasi tersebut
Terdapat 3 dimensi komitmen terpisah :
A. Affective
Emosi dan kepercayaan dalam organisasi
B. Continuance
Keberlanjutan dan nilai ekonomi yang didapat dalam organisasi
C. Normative
Kewajiban dalam organisasi karena adanya moral dan etika
 Perceived organizational support (POS)
Tingkatan dimana karyawan percaya pada nilai dalam organisasi dan peduli terhadap
kesejahteraan merek
 Employee engagement
Keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme karyawan terhadap pekerjaannya. Tingginya
keterlibatan karyawan akan meningkatkan kepuasan konsumen, produktivitas, profit, dan
menurungkan kemungkinan turnover

Job Satisfaction

Mengukur kepuasan dalam pekerjaan (job satisfaction) dapat dilakukan melalui 2 pendekatan, yaitu :

1. Single Global Rating


“All things considered, how satisfied are you with your job?”
2. Summation of job facts
Identifikasi elemen dalam pekerjaan sebagai dasar dalam bekerja, supervision, upah,
peluang untuk dipromosikan, hubungan dengan karyawan lain

Apa yang menyebabkan kepuasan bekerja

1. Kondisi Kerja
2. Kepribadian
3. Gaji
4. Sosial Perusahaan
5. Tanggung jawab

Hasil Kepuasan kerja

1. Job performance
Perusahaan lebih efektif jika karyawan puas dengan pekerjaannya
2. Organizational citezenship behavior
Orang yang puas dengan pekerjaannya lebih merasa terikat dengan OCB
3. Customer Satisfaction
Karyawan yang puas akan meningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
4. Life satisfaction
Karyawan menjadi kebahagiaan kita dalam pekerjaan kita

Dampak Ketidakpuasan kerja

1. Exit : Keluar dari pekerjaan


2. Voice : aktif dan konstuktif untuk memperbaiki keadaan
3. Loyalty : pasif (diam) menunggu kondisinya membaik
4. Neglect : membiarkan kondisi menjadi lebih buruk

Absenteeism : Karyawan yang tidak puas kan lebih sering absen/bolos

Turnover : Ketidakpuasaan bekerja menyebabkan karyawan cenderung sering pindah pekerjaan

Managers often “Don’t get it”

Anda mungkin juga menyukai