6500 14144 1 SM PDF
6500 14144 1 SM PDF
Abstract
____________________________________________________________
The purpose of this study was to assess and prove the application of plyometrics training methods to
improve limb muscle power athletes PPLM Bali. This study consisted of independent variables is
plyometrics training methods, while the dependent variable is the leg muscle power. The research
method using a quasi-experimental methods. The sample in this study is the athletes PPLM Bali. Data
obtained with the test beginning and the end namely leg muscle power. Data were analyzed using a
statistical test infrensial through t-test at a significance level of 5%. The results showed that: (1) there is
a significant improvement between the initial tests and final test against power leg muscle with a test
jump upright, (p <0.008), (2) there is a significant improvement between the initial tests and final test
against power leg muscle with a test jump upright, laboratory tests (p <0.003), (3) there is a significant
improvement between the initial tests and final test against power leg muscle with a test jump upright,
field tests of 8.64%, (4) there is a significant increase between tests initial and final test against power
leg muscle with a test jump upright, laboratory tests for 5:04%, (5) there is a significant improvement
between the initial tests and final test against power leg with a test jump without prefix / standing
broad jump (p <0.000), and (6) there is a significant improvement between the initial test and final test
against power leg with a diving tests without prefix / standing broad jump of 23%
Alamat korespondensi: ISSN 2354-8231 (online)
Jl. Udayana No. 11, Singaraja, Kec. Buleleng, Bali
ISSN 2354-7901 (cetak)
E-mail: ratmin_sgrbali@yahoo.co.id
33
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
34
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
35
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
merupakan respon dari pembebanan dinamis pelatihan isometrik dan isotonik (eksentrik-
atau regangan yang cepat dari otot-otot yang konsentrik) yang mempergunakan pembebanan
terlibat. Pliometrik dapat dijelaskan sebagai dinamik dari regangan yang terjadi secara
bentuk kombinasi pelatihan isometrik dan mendadak sebelum otot berkontraksi kembali
isotonik yang mempergunakan pembebanan atau suatu pelatihan yang memungkinkan otot
dinamis, plaiometrik atau regangan yang terjadi untuk mencapai kekuatan maksimal dalam
secara mendadak sebelum otot berkontraksi waktu yang sesingkat mungkin.
kembali, atau pelatihan yang memungkinkan Pliometrik merupakan salah satu metode
otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam pelatihan yang terbaik guna meningkatkan
waktu yang sesingkat mungkin. eksplosif power untuk olahraga. Pelatihan
Pada gerakan pliometrik sebagian besar pliometrik yang dapat meningkatkan eksplosif
mengikuti konsep “power chain” (rantai power) power anggota gerak bawah terdiri dari
dan sebagian besar pelatihan, khusus pelatihan : Bounds, Hops, Jump, Leaps, Skips dan
melibatkan otot pinggul dan tungkai, karena Ricoches (Radcliffe & Farentinos, 1985). Javer
gerakan kelompok otot ini secara nyata dalam (Pyke, 1991) menjelaskan bahwa
merupakan pusat power dari gerakan olahraga pelatihan pliometrik yang dapat meningkatkan
dan benar-benar memiliki keterlibatan yang eksplosif power kelompok otot pinggul dan
besar dalam semua gerakan olahraga. tungkai terdiri dari pelatihan Bounding dan Dept
Pliometrik merupakan salah satu metode Jumping. Chu (1992) menjelaskan bahwa
pelatihan yang terbaik guna meningkatkan pelatihan plaiometrik dapat meningkatkan
eksplosif power untuk olahraga. Metode eksplosif power pada ekstrimitas bawah terdiri
pelatihan pliometrik dapat dibedakan menjadi dari pelatihan jumping-in-place, standing jumps,
tiga kelompok pelatihan yaitu, (1) pelatihan multiple hops and jumps, bounding, box drills dan
untuk anggota gerak bawah (pinggul dan dept jumps. Pelatihan pliometrik adalah metode
tungkai), (2) pelatihan untuk batang tubuh, dan terbaik untuk menghasilkan power yang
(3) pelatihan untuk gerak atas (Radcliffe & diperlukan dalam gerakan-gerakan yang
Farentinos, 1985). bersifat meledak atau eksplosif, sebab
Pelatihan pliometrik dilaksanakan pliometrik dapat mempertemukan celah
berdasarkan tiga kelompok otot dasar, yaitu (1) pemisah antara kekuatan dan power (Javer in
tungkai dan pinggul, (2) togok, dan (3) dada, Pyke, 1991). Pliometrik merupakan gerakan
shoulder gridle, dan lengan. Pada dasarnya ketiga yang sangat kuat dan cepat, yaitu gerakan-
kelompok tersebut secara fungsional gerakan yang eksplosif, maka tujuan pelatihan
merupakan satu kesatuan yang disebut “rantai pliometrik selain meningkatkan hubungan
power” (power chain). antara kekuatan dan power, juga meningkatkan
Sebagian besar gerakan olahraga berasal power anaerobik dan koordinasi
dari pinggul dan tungkai, misalnya gerakan lari, neuromuskuler.
lempar, dan lompat. Banyak gerakan yang Pengorganisasian pelatihan pliometrik
dibangkitkan oleh pinggul dan tungkai, ini mengikuti konsep rangkaian power.
kemudian ditransfer keatas melalui togok Sebagian besar pelatihan adalah khusus
dengan menekuk, merentang atau memutar dan gerakan tungkai dan pinggul, karena kelompok
akhirnya diterima oleh tubuh bagian atas untuk otot ini merupakan pusat power gerakan
melakukan beberapa jenis keterampilan gerak olahraga dan memiliki keterlibatan utama
yan g melibatkan bahu, dada dan lengan. Chu dengan sebagian besar olahraga. Gerakan
(1992) menyatakan bahwa pelatihan pliometrik pliometrik dirancang untuk menggerakkan otot
adalah pelatihan yang memungkinkan otot pinggul dan tungkai, dan gerakan otot khusus
untuk mencapai kekuatan maksimal dalam yang dipengaruhi oleh bounding, hopping,
waktu yang sesingkat mungkin. Pelatihan jumping, leaping, skipping dan ricochet.
pliometrik merupakan bentuk kombinasi
36
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
37
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
tertentu. Atlet baru dapat memperoleh manfaat punggung bagian bawah disarankan selama
dari sejumlah ulangan yang dilakukan dengan beberapa minggu sebelum melakukan gerakan-
sebaik-baiknya. Misalnya, jika seseorang gerakan skipng, swinging dan latihan-latihan
melakukan hops, bounds, atau lompat dengan untuk togok yang serupa.
benar 8 kali ulangan itu sudah cukup. Dalam 7). Program Pelatihan Individualisasi
pliometrik, hanya sedikit yang dicapai jika Untuk memperoleh hasil yang
pelatihan dilakukan dengan intensitas rendah terbaik,tentunya program pelatihan pliometrik
dan kurang sempurna. dapat diindividualisasikan, berarti harus tahu
Banyaknya set, ulangan, dan periode apa yang dapat dilakukan oleh tiap atlet dan
istirahat yang disarankan adalah berdasarkan seberapa banyak pelatihan yang dapat
pengalaman mengajar dan menjadi contoh membawa manfaat. Bidang pelatihan olahraga
dalam pelatihan pliometrik. lain, mengindividualisasikan program pelatihan
6). Istirahat yang Cukup pliometrik lebih merupakan suatu seni dari
Periode istirahat 1-2 menit di sela-sela set pada pengetahuan. Intensitas dan jumlah beban
biasanya sudah memadai nuntuk sistem lebih merupakan dua variabel penting.
neuromuskuler yang mendapat tekanan karena
pelatihan pliometrik untuk kembali pulih. Metode Pelatihan Plaiometrik
Periode istirahat yang cukup juga penting untuk Berbagai gerakan dan rangkaian aktivitas
pemulihan yang semestinya untuk otot, tampak dalam berbagai cabang olahraga. Ada
ligamen, dan tendon. Pada dasarnya jangan yang cukup sederhana dan memerlukan sedikit
mendahului pliometrik, terutama latihan- komponen keterampilan yang dipelajari, tetapi
latihan lompat dan gerakan-gerakan kaki ada yang sangat rumit. Dalam pelatihan
lainnya, dengan latihan berat pada tubuh pliometrik terdapat berbagai bentuk pelatihan,
bagian bawah. dari yang sederhana hingga yang kompleks.
7). Bangun Landasan yang Kuat Terlebih Penentuan mana yang akan digunakan
Dahulu tergantung pada tujuan dan kebutuhan
Dasar atau landasan kekuatan penting olahraganya.
dan bermanfaat dalam pliometrik. Maka dari Sistem untuk menentukan metode
itu suatu program pelatihan beban harus pelatihan pliometrik berdasarkan pada anatomi
dirancang untuk mendukung, dan bukannya fungsional dan hubungannya dengan gerakan
menghambat pengembangan power. olahraga. Pelatihan pliometrik dapat
Mewujudkan landasan kekuatan sebelum dipisahkan dengan gerakan olahraga tertentu
pelatihan pliometrik tidak perlu berlebihan. dengan kelompok otot utama yang terlibat
Para peneliti menyarankan maximum squat dua dalam gerakan-gerakan dasar untuk berbagai
kali berat badan sebelum melakukan dept jump cabang olahraga. Metode pelatihan pliometrik
dan gerakan-gerakan pliometrik serupa. Ini yang tepat merupakan hal yang penting untuk
merupakan kriteria ekstrem dan kriteria yang mencapai manfaat maksimum. Dalam analisis
dirasa tidak perlu untuk keberhasilan kinerja dan penerapan pliometrik digunakan sebagai
dan efek pelatihan positif dengan menggunakan metode, perbandingan dan terminologi.
pliometrik. Keterampilan olahraga atau gerak tidak semata-
Atlet pemula seyogyanya memulai mata terjadi karena adanya gabungan, seperti
dengan latihan-latihan sedang, seperti kekuatan, kecepatan, pembebanan atau
melompat dari tanah atau lantai, hops, bounds peregangan. Kinerja yang sesungguhnya dari
dan leaps dengan kedua tungkai. Dengan setiap pola gerak pliometrik bersifat holistik
meningkatnya kekuatan dan power, dapat yaitu integrasi total dari semua faktor. Dalam
dimulai dengan latihan dengan satu tungkai, perkembangan dan penggunaan power
depth jump dan decline dan incline. Pelatihan mekanisme-mekanisme volisional (fikiran) yang
kekuatan dan fleksibilitas otot perut dan otot menggerakkan dan mengkoordinasikan otot-
38
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
otot rangka, bahkan lebih penting dari pada melangkah lebar atau melompat. Penekanan
serabut otot itu sendiri. Peningkatan kontrol pelatihan untuk meningkatkan kekuatan dan
otot dan power reaktif yang terkait dengan power tungkai dengan pengembangan
pelatihan plaiometrik dengan perubahan- kemampuan otot-otot tungkai melalui metode
perubahan dalam struktur neuromuskuler dan pelatihan pliometrik secara bertahap. Prinsip
jalur-jalur sensori-motorik yang kompleks. kekhususan berlaku pada pelatihan pliometrik.
Berbagai keterampilan olahraga dengan Beberapa gerakan dalam metode pelatihan
gerakan reaksi-eksplosif, otot-otot mengalami pliometrik dirancang untuk mengembangkan
peregangan yang cepat sebagai akibat beban power, kecepatan dan kekuatan otot. Metode
yang dikenakan pada otot. Pelatihan pliometrik pelatihan pliometrik merupakan pelatihan
diperkirakan menstimulasi berbagai perubahan terbaik untuk menghasilkan power yang
dalam sistem neurumuskuler, memperbesar diperlukan dalam gerakan-gerakan yang
kemampuan kelompok-kelompok otot untuk bersifat meledak atau eksplosif pada cabang
memberikan respons lebih cepat dan kuat olahraga atletik. Metode pelatihan pliometrik
terhadap perubahan-perubahan yang cepat. merupakan gerakan yang sangat kuat dan
Salah satu prinsip yang paling mendasar cepat, yaitu gerakan-gerakan yang eksplosif.
adalah prinsip beban lebih yang progresif
(progresif overload principle), yang selama ini telah METODE
sangat berhasil digunakan untuk
mengembangkan kekuatan, power dan daya Jenis penelitian ini adalah penelitian
tahan. Hubungan antara meningkatnya eksperimen semu. Rancangan penelitian yang
kekuatan otot dan beban lebih yang resistif digunakan adalah "Randomized Pretest Posttest
yang menggunakan beban dari dalam diri Design" (Moh Nazir, 2009, Thomas Jerry et all
sendiri dan beban luar. Repetisi beban kerja 2005). Variabel bebas adalah penerapan metode
yang kurang dari beban lebih menekankan pelatihan pliometrik, dan variabel terikat
pada daya tahan otot, bukan kekuatan atau adalah power otot tungkai. Penelitian ini
power. Pengembangan power dalam pelatihan dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Latihan
plaiometrik, power diartikan sebagai kekuatan Mahasiswa (PPLM) Bali Undiksha.
dan frekwensi atau kekuatan yang terbagi Pengambilan data dengan tes power otot
dengan waktu, maka beban harus diberikan. tungkai dengan loncat tegak (vertical jump) dan
Pada pelatihan pliometrik, beban lebih loncat tanpa awalan (standing broad jump). Data
berupa perubahan arah yang cepat pada suatu dianalisis dengan statistik inferensial t-test
anggota tubuh atau seluruh tubuh, seperti pengaruh menggunakan program komputer
mengatasi gaya akibat terjatuh, meloncat, SPSS 17.
Hasil
Tabel 1. Statistik Deskriptif Tes Power Tungkai (Tes Lapangan)
Hasil Tes N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Hasil Tes Awal 10 723 1683 1020.90 275.796
Hasil Tes Akhir 10 760 1934 1109.20 335.371
Valid N (listwise) 10
39
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
Tabel 4. Uji Perbedaan Antara Tes Awal dan Tes Akhir Power Tungkai (Tes Lapangan)
Pair 1
Hasil Tes Awal - Hasil Tes Akhir
Paired Differences Mean -88.300
Std. Deviation 83.216
Std. Error Mean 26.315
95% Confidence Interval of Lower -147.829
the Difference Upper -28.771
T -3.355
Df 9
Sig. (2-tailed) .008
Tabel 5. Uji Perbedaan Antara Tes Awal dan Tes Akhir Power Tungkai (Tes Laboratorium)
Pair 1
Hasil Tes Awal - Hasil Tes Akhir
Paired Mean -51.900
Differences
Std. Deviation 41.046
Std. Error Mean 12.980
95% Confidence Interval of Lower -81.262
the Difference Upper -22.538
T -3.999
Df 9
Sig. (2-tailed) .003
40
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
Tabel 6. Uji Perbedaan Antara Tes Awal dan Tes Akhir Power Tungkai (Standing Broad Jump)
Pair 1
Hasil Tes Awal - Hasil Tes
Akhir
Paired Mean -44.400
Differences
Std. Deviation 12.946
Std. Error Mean 4.094
95% Confidence Interval of the Lower -53.661
Difference
Upper -35.139
T -10.845
Df 9
Sig. (2-tailed) .000
41
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
pada otot skelet meliputi: (1) peningkatan peningkatan yang signifikan antara tes awal
cadangan ATP dan PC dalam otot, (2) dan tes akhir terhadap power otot tungkai
peningkatan aktivitas enzim-enzim anaerob dan dengan tes loncat tegak, tes laboratorium (p <
aerob, yaitu ATPase, Myokinase (MK), dan 0.003), (3) terdapat peningkatan yang signifikan
Creatine Kinase (CPK), dan (3) peningkatan antara tes awal dan tes akhir terhadap power
aktivitas enzim glikolotik (PFK) (Fox, et al, otot tungkai dengan tes loncat tegak, tes
1988). lapangan sebesar 8.64 %, (4) terdapat
Dalam menerapkan metode pelatihan peningkatan yang signifikan antara tes awal
pliometrik akan memperoleh pengaruh dan dan tes akhir terhadap power otot tungkai
peningkatan power yang diperlukan dan akan dengan tes loncat tegak, tes laboratorium
menentukan hasil dari program latihan. sebesar 5.04 %, (5) terdapat peningkatan yang
Program pelatihan pliometrik merupakan signifikan antara tes awal dan tes akhir
proses gerakan pelatihan yang selalu diulang- terhadap power tungkai dengan tes loncat tanpa
ulang, sehingga akan memberikan awalan/standing broad jump (p < 0.000), dan (6)
kemungkinan adanya efisiensi gerak. Metode terdapat peningkatan yang signifikan antara tes
pelatihan pliometrik adalah pelatihan pada awal dan tes akhir terhadap power tungkai
bagian tubuh direncanakan untuk dengan tes loncat tanpa awalan/standing broad
mengembangkan kualitas fisik yang dapat jump sebesar 23 %.
meningkatkan power tungkai yang Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
dipergunakan untuk menghasilkan gerakan disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Pelatih
explosive power pada nomor-nomor cabang PPLM Bali yang membina cabang atletik untuk
atletik. Pelatihan pliometrik ini merupakan menerapkan metode pelatihan pliometrik,
bentuk kombinasi pelatihan isometrik dan sebagai salah satu metode latihan dalam
isotonik (eksentrik dan konsentrik) yang meningkatkan power otot tungkai, (2) Pengajar
mempergunakan bentuk kombinasi pelatihan cabang olahraga atletik untuk menerapkan
isometrik atau regangan yang terjadi secara metode pelatihan pliometrik, sebagai salah satu
mendadak sebelum otot berkontraksi kembali metode latihan dalam meningkatkan power
atau suatu pelatihan yang memungkinkan otot otot tungkai, dan (3) Pengurus Cabang
untuk mencapai kekuatan maksimal dalam Persatuan Atletik Seluruh Indonesia di Bali
waktu sesingkat mungkin. Pelatihan pliometrik khususnya dan cabang olahraga lain untuk
adalah pelatihan pada tubuh yang dilakukan dijadikan sebagai dasar dan dapat
untuk meningkatkan koordinasi neuromuskular menyebarluaskan hasil penelitian ini terutama
dan kecepatan. Pelatihan ini selain merupakan dalam pelatihan pliometrik.
bentuk pelatihan isotonik yang menggunakan
pembebanan kecepatan melawan gerakan otot DAFTAR PUSTAKA
yang berlipat secepat mungkin. Dari segi
pengaruhnya pada metode pelatihan Baumgartner Ted A, et all. 2007. Measurement For
plaiometrik terjadi respon tunggal dan berlipat Evaluation: In Physical Education and Exercise
terus menerus. Science. New York: Publisherd by McGraw-
Hill
Bompa, Tudor O. 2000. Total Training For Young
SIMPULAN
Champion. United States: Human Kinetics
Champaign
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis -------------------------2009. Periodization Theory and
statistik, maka dapat diperoleh simpulan Methodology of Training. United States:
sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan yang Human Kinetics Champaign
signifikan antara tes awal dan tes akhir Chu, D.A .1984. Jumping Into Plyometric, Champaign
terhadap power otot tungkai dengan tes loncat Illinois : Leisure Press
tegak, tes lapangan (p < 0.008), (2) terdapat Fox, E.L. Bower, R.W. & Foss, M.L. 1998. The
Physiological Basic of Physical Education and
42
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)
Athletics, Philadelphia : WB. Saunders Redcliffe, J.C. and Forentinos, R.C. 1985.
Company Plyometrics. Illinois: Human Kinetics
Furqon H dan Muchsin D. 1999. Pemanduan Bakat Publisher Inc
Olahraga Model Sport Search (Terjemahan). Ridwan dan Achmad Kuncoro, Engkos. 2008. Cara
Surakarta: Puslitbang Olaharaga UNS Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur
Lubis Johansyah dan Heryanty Evalina, 2007. (Path Analysis). Bandung: Penerbit Alfabet
Latihan Dalam Olahraga Profesional. Jakarta: Sudono Sumarto Sri. 2000 ”Klub Sebagai Ujung
Badan Pengembangan dan Pengawasan Tombak Pencapaian Prestasi Olahraga
Olahraga Profesional Indonesia Indonesia”. Seminar Ilmiah Keolahragaan PON
Pate Rotella and Mc Clenagan, 1993. Dasar-dasar XV Tahun 2000. Surabaya: Pantia Seminar
Ilmiah Kepelatihan. (penerjemah : Kasiyo dwi Ilmiah PON XV
Juwinto). IKIP Semarang Prees. Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen,
Pyke, F.S. 1991, Better Coaching Advanced Coach’s Bandung: PT Tarsito
Manual. Australia: Australian Coaching Sukarman. 1987. Dasar-dasar Olahraga: Untuk
Council Inc Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta: PT. Indayu
Rushall, BS and Pyke , 1992. Training of The Sport Press
and Fitness. Melbourne The Mc Milan Co of Thomas Jerry R et all. 2005. Research Methods in
Australia, Pty Ltd. Physical Activity. Fifth Edition. United State:
Human Kinetics
43