Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH TENTANG LITOSFER

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

JAN FELIX SIPAYUNG


X MIPA 8
SMA NEGERI 1 SIDIKALANG

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu: Barisfer (lapisan inti bumi yang merupakan
bahan padat yang tersusun dari lapisan nikel dan besi), lapisan antara (lapisan yang terdapat di
atas barisfer dengan tebal 1700 km), dan lapisan Litosfer (lapisan paling luar yang terletak di
atas lapisan antara dengan ketebalan 1200 km).1
Secara harfiah Litosfer artinya “Lapian Batu” (The Stone Sphere). Ahli-ahli geofisika
menggunakan istilah litosfer dalam pengertian yang terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis,
disebut dengan kerak (Crust).2 Pada lapisan inilah makhluk hidup di planet bumi tinggal.
Litosfer ini terletak paling atas atau paling luar dari bagian bumi, sehingga sering disebut
dengan kerak bumi dan terdiri atas batuan dengan ketebalan 1200 km. Yang dimaksud batuan
disini bukanlah benda yang keras saja yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari berupa batu,
akan tetapi juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil, dan sebagainya.

Litosfer merupakan lapisan bumi yang merupakan tempat tinggal makhluk hidup, baik
manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua aktifitas manusia dilakukan di lapisan ini. Lapisan
litosfer memiliki beragam bentuk, ada yang berupa pegunungan, dataran tinggi, maupun dataran
rendah. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor alam yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga endogen dan eksogen ialah tenaga yang membentuk dan mengubah permukaan bumi ini.
Jika tenaga endogen ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang memiliki sifat membentuk,
maka tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang sifatnya merusak. Oleh
sebab itu, kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai litosfer, mulai dari lapisan bumi,
geomagnetisme, proses dalam litosfer, lantai samudera, tektonik lempeng, serta klasifikasi
batuan guna menambah wawasan kita mengenai litosfer yang merupakan bagian dari planet
Bumi yang dihuni oleh manusia.

1
Muhazir Gandra, Makalah Litosfer http://kopite- geografi.blogspot.co.id/2013/05/makalah-
litosfer.html, diakses pada Senin 23 April 2018, pukul
12.02 WIB
2
Bayong Tjasyono, Ilmu Kebumian dan Antariksa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013),
hal. 149

2
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat kami rumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah lapisan bumi?
2. Bagaimanakah geomagnetisme?
3. Bagaimanakah proses dalam litosfer?
4. Bagaimanakah lantai samudera?
5. Bagaimanakah tektonik lempeng?
6. Apa sajakah klasifikasi batuan?

B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan lapisan bumi.
2. Mendeskripsikan geomagnetisme.
3. Mendeskripsikan proses dalam litosfer.
4. Mendeskripsikan lantai samudera.
5. Mendeskripsikan tektonik lempeng.
6. Memaparkan klasifikasi batuan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lapisan Bumi
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak bumi (crush), selimut
(mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu cangkangnya
sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti bumi.3

1. Lapisan kerak bumi


Lapisan bumi yang paling luar adalah kerak bumi dan menjadi tempat tinggal bagi seluruh
makhluk hidup. Lapisan kerak atau kulit bumi, yaitu lapisan yang tersusun dari batuan beku dan
juga terdapat batuan metamorf dan sedimen. Ketebalan rata-rata lapisan kerak bumi adalah 32
km. Lapisan yang paling tebal berada di bawah benua, yaitu mencapai 65 km. Sedangkan
lapisan paling tipis berada di bawah samudera yang ketebalannya hanya 8 km. Kerak Bumi dan
sebagian mantel Bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Suhu dibagian bawah kerak bumi mencapai 1.100°C.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi adalah: Oksigen
(O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe)

3
http://nurlaelamarsal.blogspot.co.id/2016/06/makalah-struktur-bumi.html diakses pada hari
Minggu 22 April 2018 pukul: 15.12 WIB

4
(5,0%), Kalsium(Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium(K) (2,6%),
Magnesium (Mg) (2,1%).
2. Selimut Bumi (Mantle)
Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi.
Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi.Selimut
bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung
silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut mencapai 3.000°C, tetapi tekanannya
belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi
oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat
plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan
memiliki kedalaman sampai 2900 km. Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer,
astenosfer, dan mesosfer.
a. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat
terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi,
kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama , yaitu
lapisan sial dan lapisan sima. Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam
silium dan alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3.. Batuan yang
terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf. Sedangkan
lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan magnesium. Senyawa
dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika
dibandingkan

5
dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan
magnesium.4

b. Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang tebalnya
100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). Astenosfer ini terdiri
dari materi dalam keadaan cair atau semi-cair. Astenosfer suhu normalnya adalah antara
1.400°C sampai 3.000°C yang sangat tinggi suhu dalam segala hal menyebabkan lapisan,
termasuk batu mencair. Hal ini terutama terdiri dari silikat besi dan magnesium. Suhu astenosfer
bervariasi dengan inti. Pada daerah tertentu di permukaan bumi di mana suhu inti lebih tinggi,
masalah astenosfer dapat ditemukan dalam keadaan cair.

4
http://tugasadiwisnu.blogspot.co.id/2017/05/makalah-proses-terjadinya-bumi-dan.html
diakses pada hari Minggu 22 April 2018, pukul:15.20 WIB

6
c. Mesosfer
Mesosfer memiliki bentuk yang padat dengan ketebalan berkisar antara 2.400 hingga 2.750 km
dan terletak di bawah astenosfer. Materi penyusun dari lapisan ini kemungkinan berupa
periodit.5
3. Inti Bumi (Core)

Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2.900-6.371 km. Terbagi menjadi dua macam
yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2.900-5.100
km, dan inti

5
http://www.eventzero.org/struktur-penyusun-bumi/ diakses pada hari Minggu 22 April 2018,
pukul: 14.59 WIB

6
dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5.100-6.371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan
oleh Lehman Discontinuity.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis
meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi
tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Adapun ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan struktur bumi yaitu QS. Al-Mulk ayat 3:

Artinya: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang- ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”

B. Geomagnetisme
Kapan ditemukannya sifat magnet, tidak diketahui secara pasti. Kabarnya di negeri China,
magnet telah dikenal pada 2.600 sebelum Masehi dan Bangsa Yunani pada 600 sebelum Masehi
telah mengetahui bahwa ada batu magnet yang menarik besi, namun tidak menyadari bahwa
bumi sendiri berperan sebagai benda magnet. Pemakaian jarum kompas yang pertama kali untuk
navigasi dilakukan oleh bangsa Arab dan Persi pada akhir abad ke-11. Sifat jarum kompas
pertama kali dijelaskan oleh fisikawan William Gilbert (1540-1603) kepada Ratu Elizabeth
dalam buku yang berjudul “De Magnete” yang dipublikasikan pada tahun 1.600. Gilbert
mengatakan bahwa bumi adalah sebuah magnet raksasa dengan sebuah kutub magnet utara dan
sebuah kutub magnet selatan.

Gilbert percaya bahwa ada magnet permanen di dalam model bumi seperti ditunjukkan dalam
model bola magnet. Penjelasan kemagnetan bumi (Geomagnetisme) yang diterima sekarang
adalah bahwa ada arus listrik di dalam inti bumi (karena keadaan cair dan mudah bergerak),
yang

7
menghasilkan medan magnet seperti dalam elektromagnet. Teori dinamo ini telah
dikembangkan 60 tahun yang lalu. Medan magnet bumi adalah besaran vektor partikel
bermuatan yang bergerak dalam medan magnet, jarum kompas, dan juga magnet permanen yang
lain akan mendapat gaya magnet yang sebanding dengan besarnya medan magnet.

Sebuah magnet, apakah sebuah mineral magnetik, batang besi yang terinduksi magnet, atau
sebuah elektromagnet yang mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Pasangan
kutub-kutub magnet ini disebut sebuah dwikutub (Dipole) magnet. Kutub utara yang terletak
dekat dengan kutub utara magnet akan ditolak, sedangkan kutub selatan yang terletak dekat
dengan kutub utara magnet akan ditarik kearah kutub magnet. Jadi, ujung jarum kompas yang
menunjuk kearah kutub utara magnet bumi adalah kutub selatan. Untuk menghindari
kebingungan, maka ujung jarum kompas dinyatakan sebagai kutub kompas yang mencari utara
dan ujung lain sebagai kutub yang mencari selatan (South-Seeking Pole).

Gaya tarik atau tolak antara dua kutub magnet berbanding terbalik dengan jarak kuadrat antara
kedua kutub magnet. Setiap magnet akan dikelilingi oleh medan magnet. Intensitas medan
magnet pada setiap titik diukur oleh gaya yang akan bekerja pada satu satuan kutub magnet yang
ditempatkan di titik tersebut. Intensitas atau kekuatan medan magnet dinyatakan dalam Gauss
(untuk menghormati K. F. Gauss, seorang ahli geofisika dan matematika pada abad ke-19),
intensitas medan magnet bumi adalah kurang dari satu Gauss.

8
Medan magnet yang mengelilingi sebuah magnet dapat dinyatakan dengan garis-garis gaya
magnet. Garis-garis gaya yang mengelilingi sebuah batang magnet dapat ditunjukkan oleh
taburan serbuk besi (Iron Filings) pada lembaran gelas atau kertas dekat magnet. Dengan proses
induksi maka potongan besi menjadi termagnetisasi oleh medan magnet. Karena itu, setiap
serpih besi bertindak seperti sebuah jarum kompas, dan mengarahkan dirinya sejajar dengan
garis-garis gaya magnet. Gaya magnet atau intensitas medan magnet pada setiap titik diarahkan
sejajar dengan garis gaya.

Pada tahun 1820, Oesterd menunjukkan bahwa medan magnet diproduksi oleh arus listrik yang
mangalir melalui sebuah kawat lurus maka medan magnet membentuk cincin mengelilingi
kawat. Jika arus

9
mengalir melalui ikalan sirkular (Koil) kawat, maka garis-garis gaya magnetik yang melingkari
kawat tegak lurus koil pada pusat ikalan (Loop). Medan magnet bumi dapat diukur dengan
membandingkannya pada medan yang dihasilkan oleh sebuah elektromagnet yang terdiri dari
beberapa koil kawat yang diketahui aliran arusnya, hal ini merupakan jenis magnetometer.
Kekuatan medan magnet bumi dapat juga ditentukan dengan mengukur osilasi sebuah jarum
kompas yang ditempatkan pada medan magnet bumi. Kutub magnet utara terletak dekat lintang
78°U, bujur 100°B di Kepulauan Kanada, sedangkan kutub magnet selatan berada di dekat
lintang 68°S, bujur 146°T pada ujung Antartika. Sebuah jarum kompas cenderung
menyesuaikan diri sejajar dengn garis-garis gaya magnet. Karena kutub-kutub magnet tidak
bertepatan dengan kutub-kutub geografis maka garis-garis gaya magnet tidak teratur, biasanya
sejajar dengan garis-garis bujur (Meridians) geografis. Jadi, jarum kompas pada umunya tidak
mengorientasikan sejajar dengan garis-garis bujur, kecuali untuk lokasi tertentu. Sudut antara
jarum kompas (garis gaya) dan meridian geografis disebut deklinasi magnet (variasi).
Deklinasi timur artinya bahwa jarum kompas menunjuk ke sebelah timur dari utara geografis
(utara yang benar), dan deklinasi barat artinya bahwa jarum jam kompas menunjuk kesebelah
barat dari utara geografis. Jika kompas magnetik akan dipakai untuk menentukan arah utara,
maka harus dikoreksi dengan deklinasi. Misalnya deklinasi magnet di New York adalah 10°B.
Jadi, utara sebenarnya di New York terletak 10° ke sebelah timur dari utara magnetik (ke kanan,
atau searah jarum jam). Di sekitar kutub-kutub magnet, kompas magnetik hampir tidak terpakai
karena tingginya variasi deklinasi di sekitar kutub magnet.
Sudut antara arah vertikal jarum kompas dengan horizontal disebut inklinasi. Pada kutub-kutub
magnet, inklinasinya 90° yaitu jarum kompas menunjuk secara vertikal. Jika garis-garis gaya
magnet adalah horizontal, maka inklinasinya nol. Lingkaran dengan inklinasi nol mengelilingi
bumi disebut ekuator magnetik.

10
Karena adanya material magnetik dalam kerak bumi seperti magnetita, oksida besi, maka medan
magnet menunjukkan ketidakteraturan atau anomali. Anomali ini bermanfaat dalam
penyelidikan geografis endapan mineral dalam bumi. Medan magnet bumi berubah secara
konstan. Ada tiga jenis variasi medan magnet:
1) Perubahan lambat, periode panjang disebut variasi sekuler (Secular Variations).
2) Osilasi reguler (teratur), periode pendek.
3) Fluktuasi ireguler (tak teratur), transien.

Variasi sekuler, termasuk penyimpangan kutub-kutub yang kemungkinan disebabkan oleh


gerakan di dalam inti bumi. Sekarang ada bukti bahwa medan magnet bumi telah berubah
dengan waktu. Bukti tersebut diperoleh dari adaya kemagnetan fosil (paleomagnetisme),
kemagnetan peninggalan ditemukan beku dalam batuan. Arah dan intensitas magnetisasi ini
sangat berbeda dari medan magnet bumi. Paleomagnetisme adalah fenomena yang masih
membingungkan, tetapi hal ini muncul untuk menunjukkan bahwa kerak bumi telah bergerak
relatif terhadap inti bumi dalam masa geologis yang lalu.

Osilasi reguler, periode pendek yaitu amplitudo kecil dibandingkan dengan medan utama yang
diamati pada rekaman magnetogram pada stasiun observasi geomagnetik. Osilasi ini disebabkan
terutama oleh arus listrik dalam daerah atmosfer atas yang disebut ionosfer, yaitu lapisan

11
partikel-partikel bermuatan (terionisasi) yang memantulkan gelombang- gelombang radio
kembali ke permukaan bumi. Ionisasi dihasilkan oleh radiasi ultraviolet (UV). Gerakan pertikel
bermuatan ini menyatakan sebuah konduktor listrik yang bergerak melalui medan magnet,
dengan demikian merangsang arus listrik dan medan magnet yang sesuai. Karena itu, ionosfer
memberikan kontribusi kecil terhadap kemagnetan bumi. Osilasi periodik dalam kontribusi kecil
ini disebabkan oleh pasang surut (tides) atmosfer (akibat matahari) yang menghasilkan fluktuasi
periodik di dalam ionosfer dan dalam medan magnet. Variasi reguler ini juga disebabkan oleh
fakta bahwa jumlah cahaya ultraviolet yang diterima ionosfer dari matahari bervariasi dengan
musim dan aktivitas noda matahri.

Rekaman magnetik juga menunjukkan adanya gangguan tak teratur (Irregular disturbances)
yang muncul secara tiba-tiba dan lenyap secara perlahan-lahan. Fenomena ini dikenal sebagai
gangguan magnetik dan badai magnetik. Kadang-kadang gangguan ringan dan hanya efek
lokalisasi yang diamati. Pada waktu-waktu yang lain gangguan itu dahsyat dan seluruh bumi
terpengaruh. Intensitas badai magnetik ini meningkat dari lintang-lintang rendah ke tinggi.
Hampir pasti bahwa gangguan dan badai magnetik ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa pada
matahari. Terkaan ini didukung oleh fakta bahwa ada hubungan erat antara jumlah noda
matahari rata-rata tahunan (sebagai indikator aktivitas matahari) dan aktivitas magnetik rata-rata
tahunan. Tampaknya bukan noda-noda matahari itu sendiri yang mengakibatkan aktivitas
magnetik, melainkan beberapa manifestasi (penjelmaan) aktivitas matahari yang lain yang
dikaitkan dengan noda-noda matahri. Fenomena matahari yang mana secara langsung
bertanggungjawab terhadap gangguan magnetik, sampai sekarang belum diketahui dengan
pasti.6

6
Bayong Tjasyono, Ilmu Kebumian..., hal. 151-156

12
C. Proses dalam Litosfer
Litosfer adalah lapisan bumi yang terdiri dari seluruh bagian kerak bumi dan bagian luar mantel
dengan ketebalan 50 sampai 100 km. Lapisan setebal 100 km pada mantel bumi di bawah
litosfer dan astenosfer disebut daerah plastis yang seolah-olah litosfer "mengapung" di atas
astenosfer. Daerah plastis terdapat pada kedalaman antara 60 sampai 250 km di bawah
permukaan bumi.
Lapisan astenosfer “hanyut” perlahan-lahan akibat beban yang menekannya sepanjang zaman
oleh blok-blok benua atau gaya mendatar oleh gerakan benua. Peristiwa ini menyebabkan
terjadinya liatan, pengangkatan dan penurunan permukaan bumi.

Gambar diatas menunjukkan terjadinya beda gerakan antara litosfer dan astenosfer sehingga
terjadi pegunungan dan cekungan. Litosfer merupakan lapisan yang retak-retak ada yang saling
merenggang atau saling menekan. Pada daerah yang merenggang terjadi pemisahan antara dua
lapisan Iitosfer, dan daerah yang saling menekan terjadi penunjaman dimana lapisan litosfer
yang satu akan masuk ke bawah lapisan litosfer yang menekannya. Peristiwa-peristiwa ini
dikenal sebagai teori tektonik lempeng.
Kerak bumi terdiri dari lapisan batuan Sima (Si dan Mg) yang berupa batuan basalt terutama di
samudera, sedangkan di benua batuan basalt agak menipis karena diatasnya terdapat batuan
granit yang bersifat Sial (Si

13
dan Al). Batuan basalt mempunyai densitas kurang lebih 12,85 gram/cm3, sedangkan granit
2,65 gram/cm3.
Kerak bumi merupakan bagian dari litosfer dan terdiri dari kerak benua (continental crust) dan
kerak samudera (oceanic crust). Kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 35 km, densitas rata-
rata 2,8 gram/cm3 dan massanya 17,39 x 1021 kg. Kerak samudera mempunyai ketebalan
sekitar 5 km, densitas rata-rata 2,9 gram dan massanya 7,71 x 1021 kg. Kerak samudera
sebagian besar terdiri dari jenis basalt sehingga bersifat basaltic. Terlihat bahwa kerak bumi
yang bersifat padat seolah-olah mengapung di atas lapisan astenosfer yang bersifat cairan Dekat.
Batas kerak bumi dengan bagian atas mantel (astenosfer) disebut diskontinuitas "Mohorovisic"
atau disebut bidang MOHO.7

D. Lantai Samudera
Lantai samudera terdiri dari dua bagian utama yaitu: tepi (margin) kontinental dan kolam
(basin) samudera. Tepi kontinental terdiri dari beting (shelf) kontinental, lereng (slope)
kontinental dan tanjakan (rise) kontinental. Sedangkan kolam samudera terdiri dari dataran
abisal (abyssal plain), punggung (ridge) oseanik, palung laut dalam (deep sea trenches), dan
kepulauan vulkanik (volcanic island).8

7
Ibid., hal 156-157
8
Ibid., hal. 158-160

14
1. Tepi (margin) kontinental
a. Beting (shelf) kontinental
Daerah ini terletak dari garis pantai sampai kedalaman rata-rata
130 m dengan kemiringan 0°7` atau 2 m/km. Di daerah ini intensitas kehidupan tinggi karena
beting kontinental banyak menerima radiasi matahari. Pada zaman es, beting kontinental
merupakan daratan sehingga garis pantai bergeser pada patahan beting (shelf break).
b. Lereng (slope) kontinental
Daerah ini meluas dari patahan beting sampai pada kedalam rata-rata 2 km. Daerahnya curam
dengan kemiringan rata-rata 40°17` atau 1:2 sampai 1:40, dan mencakup luas 13% dari luas
permukaan bumi.
c. Tanjakan (rise) kontinental
Daerah ini adalah daerah transisi antara benua dan samudera, mempunyai kemiringan 1:50
sampai 1:800 dengan rata-rata 1:150. Tanjakan kontinental merupakan tempat pengumpulan
sedimen yang berasal dari benua. Batas antara tanjakan kontinental dengan tanjakan abisal sulit
dikenal, tetapi dapat diambil patokan bahwa kemiringan dataran abisal <1/1.000 sedangkan
tanjakan kontinental
>1/1.000.
2. Kolam samudera
a. Dataran abisal (abyssal plain)
Daerah ini terletak dari kedalaman rata-rata 4.500 m sampai perbatasan dengan punggung
oseanik, mempunyai kemiringan <1/1.000 dan mencakup 52% dari luas permukaan bumi.

15
b. Punggung oseanik (ridge)
Daerah ini mempunyai aktivitas seismik tinggi dan tempat keluarnya bahan cairan panas dari
mantel. Punggung oseanik merupakan daerah rangkaian pegunungan di dasar laut yang
memanjang di seluruh lautan. Daerah ini mencakup 23,1% dari luas permukaan bumi.
c. Palung laut dalam (deep sea trenches)
Palung merupakan bagian dari lantai samudera yang paling dalam dengan kedalaman lebih dari
6 km. Palung yang terdalam adalah mariana palung di Filiphina dengan kedalamn 11,02 km.
Palung terletak pada sisi sebelah laut dari kepulauan vulkanik. Di daerah palung terjadi anomali
gravutasi yang sangat besar jika dibandingkan dengan permukaan bumi lainnya. Palung
merupakan daerah aktivitas gempa yang sangat tinggi.
d. Kepulauan vulkanik (volcanic island)
Kepulauan vulkanik menempati lantai kolam samudera dan dapat mencapai bagian atas
permukaan laut. Contoh kepulauan vulkanik adalah kepulauan Indonesia, kepulauan Jepang, dan
lain- lain. Kepulauan vulkanik merupakan daerah gempa yang sangat aktif.
e. Sedimen laut
Sedimen adalah endapan lepas dari runtuhan pada permukaan bumi. Sedimen laut berasal dari
berbagai sumber, yaitu udara (atau benda-benda angkasa), air, dan tanah. Sedimen laut
didistribusikan pada perairan dangkal dan perairan dalam.
Sedimen laut dapat digolongkan menurut pementukannya yaitu:
1) Lithogenous, berasal dari darat sebagai hasil dari proses pelapukan (weathering).

2) Biogenous, batuan endapan yang berasal dari makhluk hidup yang dapat digolongkan
menjadi dua jenis: kalsium karbonat dan silika.
3) Hydrogenius, sedimen yang terbentuk pada dasar laut akibat proses-prses kimia, misalnya
batu kawi (manganese modules).

16
E. Tektonik Lempeng
1. Pengertian
Ilmuan atau para ahli berpendapat bahwa dulu sebelum lempeng bumi terpecah menjadi
beberapa bagian, kira kira 225 miliar tahun yang lalu, diperkirakan lempeng bumi itu masih
utuh, tetapi setelah 135 milar tahun selanjutnya, pergerakan lempeng yang terdapat celah atau
patahan mulai terlihat menjadi pecahan pecahan yang besar. Pada 65 miliar tahun selanjutnya
lempeng bumi mulai terpecah sebagian menjadi pecahan kecil hingga sekarang telah diketahui
yaitu ada tujuh pecahan besar dan yang sebaiannya adalah pecahan kecil. Dalam hal ini mereka
merasa yakin karena dengan di temukannya fosil batuan yang jenis dan umurnya sama dari
pecahan satu dan pecahan lainya serta pada hal ini dapat dilihat dengan penyebaran hewan-
hewannya.9
Lempeng tektonik mendeskripsikan tentang lapisan luar bumi yaitu litosfer yang seperti
cangkang keras atau batuan yang kuat. Lalu cangkang yang keras ini pecah menjadi tujuh bagian
dan sebagian lainnya berupa pecahan kecil yang disebut lempeng tektonik atau lempeng
lithospheric.
Teori tektonik lempeng membagi bagian luar bumi menjadi dua lapisan yaitu lapisan litosfer dan
astenosfer. Lapisan Litosfer adalah lapisan paling luar yang bersifat kaku dan dingin. Lapisan
kedua yaitu lapisan astenosfer. Lapisan astenosfer ini bersifat panas dan dapat mengalami
perubahan bentuk perlahan-lahan. Perbedaan antara litosfer dan astenosfer didasarkan pada
perbedaan temperaturnya.

9
Bayong Tjasyono, Ilmu Kebumian dan Antariksa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
hal. 168

17
Menurut teori lempeng tektonik, litosfer terpecah-pecah menjadi sejumlah potongan lempeng
yang dapat hanyut di atas astenosfer. Terdapat tujuh lempeng tektonik utama yaitu lempeng
Eurasia, Australia, Pasifik, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika dan beberapa
lempeng kecil lainnya seperti Filipna, Cocos, Nazca, Arab dan Iran. Lempeng berada dalam
keadaan yang bergerak kontinyu. Kegiatan gempa, vulkanik dan barisan gunung berada di
sekitar tepi lempeng dan berkaitan dengan gerakan berbeda antara lempeng-lempeng yang
berdekatan.

Ada tiga jenis tepi lempeng yaitu tepi konstruktif, destruktif, dan konservatif. Tepi konstruktif
sesuai dengan lokasi punggung tengah lautan dimana punggung tengah lautan merupakan suatu
jalur dua lempeng bergerak saling menjauhi. Tapi kedua lempeng tersebut tidak terpisah karena
dibelakang masing-masing lempeng terbentuk kerak baru secara kontinyu. Aktivitas seismik
pada tepi lempeng macam ini rendah sehingga gempanya bersifat dangkal. Ini disebabkan
litosfernya sangat tipis dan lemah sehingga tidak dapat terbentuk gaya tegangan yang cukup
untuk menyebabkan gempa besar. Pada tepi lempeng konstruktif terdapat aktivitas vulkanik
bawah laut sepanjang punggung. Lava yang dimuntahkan terutama adalah basal.
Jenis tepi lempeng kedua yaitu tepi konstruktif atau pemusnahan. Pada tepi ini dua lempeng
bertumbukan. Satu lempeng menunjam di

18
bawah tepi lempeng yang lain dengan sudut sekitar 45°. Lempeng ini biasanya menunjam di
bawah tepi lempeng benua karena lempeng benua lebih tebal dan mengalami daya angkat yang
besar. Secara geografis lokasinya sesuai dengan lokasi palung lautan. Palung lautan terbentuk
karena penunjaman lempeng lautan di bawah tepi lempeng benua dan masuk ke dalam mantel
bumi. Penunjaman ini dinamakan pula subduksi. Tepi lempeng ketiga yaitu tepi konservatif,
yaitu tepi dimana lempeng tidak mengalami penambahan maupun pengurangan luas permukaan.
Kedua lempeng hanya bergesekan. Gesekan antara keduanya begitu besar sehingga dapat
menimbulkan gempa besar. Contohnya yaitu patahan San Andreas. Patahan ini berada diantara
lempeng Pasifik dan lempeng Amerika Utara. Tegangan yang sangat besar, secara periodik
dilepaskan sebagai gempa besar. Aktivitas ini tidak terjadi pada setiap patahan. Misal pada
gempa San Fransisco, hanya terjadi di sepanjang ujung utara patahan San Andreas dengan
perpindahan rata-rata 6,5 cm per tahun.10
2. Batas Lempeng

Akibat pergerakan dinamis antar lempeng tektonik menyebabkan munculnya batas-batas antar
lempeng. Batas-batas antar lempeng tektonik tersebut didefinisikan dalam tiga macam, yaitu:

10
Ibid., hal. 160-164

19
a. Gerak Divergen, yaitu pergerakan dua buah lempeng tektonik atau lebih yang bergerak
saling menjauh satu sama lainnya yang mengakibatkan material mantel naik ke atas atau terjadi
pergerakan mantel membentuk lantai samudra. Pergerakan mantel ini terjadi karena adanya
pendinginan dari atas dan pemanasan dari bawah sehingga mantel akan bergerak ke atas.
b. Gerak Konvergen, yaitu pergerakan lempeng tektonik yang bergerak saling mendekat.
Pergerakan ini dapat menyebabkan salah satu lempeng menyusup di bawah lempeng yang
lainnya, membentuk zona subduksi, atau menyebabkan lempeng-lempeng saling bertumbukan
ke atas, membentuk zona tumbukan. Pada zona subduksi, pada kedalaman sekitar 150-200
kilometer, karena gesekan dan tekanan yang tinggi akan terjadi diferensiasi magma yang dapat
naik ke permukaan bumi menjadi gunung api.
Zona konvergen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1) Zona Tumbukan
Pada zona ini kedua lempeng bergerak saling mendekati sehingga pada batas-batas kedua
lempeng cenderung melipat ke atas dan membentuk pegunungan lipatan.
2) Zona Subduksi
Pada zona ini subduksi ke dua lempeng yang bertumbukan (lempeng benua dan lempeng
samudera). Lempeng yang lebih berat (lempeng samudera) akan menunjam di bawah lempeng
yang lebih ringan (lempeng benua). Hasil aktifitas tektonik semacam ini berupa rangkaian
gunung api.
c. Gerak Transform, yaitu pergerakan lempeng yang bergerak lateral satu sama lainnya atau
bergerak saling bergesekan tanpa membentuk atau merusak lithosfer.11

11
http://supriyadi-02.blogspot.co.id/2010/04/teori-tektonik-lempeng-untuk-
mengetahui.html?m=1 diakses pada hari Minggu 22 April 2018, pukul:21.07 WIB

20
F. Klasifikasi Batuan
Secara umum, komposisi batuan pada litosfer didasarkan jenis batuannya didominasi oleh
batuan sedimen yang menutupi hampir 60% permukaan bumi, sedangkan 34% berupa: batuan
ekstursi 8%, batuan intrusi 9%, dan batuan metamorf 17%.12
Batuan merupakan semua bahan pembentuk kerak bumi dan merupakan kumpulan (agregat)
mineral-mineral yang terbentuk secara alami dan mempunyai sifat fisik dan kimiawi tertentu.
Berikut ini adalah pengklasifikasian batuan:13
1. Batuan Beku
Merupakan batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan magma, suatu masa larutan silikat
cair liat, pijar dan mudah bergerak (mobile).
Pengelompokkan batuan beku berdasarkan proses terjadinya:14
a) Batuan beku Vulkanik/ekstrusi
Batuan beku yang proses pendinginan magma berada di permukaan atau didekat permukaan
bumi, sehingga proses pembekuannya terjadi dengan relatif cepat dengan melepaskan
kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan struktur aliran dan banyak lubang
gasnya (vesikuler), yang menyebabkan terbentuknya mineral penyusun berukuran halus atau
masif (< 1 mm). Contoh: Basalt, Andesit, Dasit, Obsidian, Riolit, Trakit, dll.

(batu basalt)

12
Susilawati, Modul Konsep Dasar Bumi dan Antariksa SD, (Jakarta: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2015), hal. 5
13
Muhammad Burhanif, Klasifikasi Batuan
https://www.academia.edu/5978141/Klasifikasi_batuan, diakses pada 23 April, pukul 09.20 WIB

21
b) Batuan beku Plutonik/intrusif
Batuan beku yang proses pendinginan magma berada pada kedalaman yang besar dan proses
pembekuannya terjadi secara perlahan sehingga memberi kesempatan untuk pengintian dan
pembentukan kristal secara sempurna yang dicirikan dengan mineral penyusun batuan berukuran
besar (> 1 mm). Contoh: Gabro, Diorit, Granit, Granodiorit, Dunit, Peridotit, dll.

(batu granit)

2. Batuan Sedimen
Merupakan batuan yang terbentuk sebagai hasil pembatuan (lithifikasi) dari endapan bahan-
bahan rombakan atau hasil kegiatan organisme atau hasil reaksi kimia tertentu.
Pengelompokkan Batuan Sedimen:
a) Batuan sedimen klastik, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali
rombakan atau pecahan batuan asal, baik yang berasal dari batuan beku, batuan
metamorfik/ubahan maupun batuan sedimen sendiri yang lebih tua. Contoh: Batu pasir, Batu
lempung, Breksi, Konglomerat, dll.

(batu konglomerat)
b) Batuan sedimen non klastik, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia
atau dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung
atau reaksi

22
organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang
terpresipitasi dan replacement). Contoh: Rijang, Halite, Batu gamping Terumbu, Gypsum,
Dolomit, dll.

(batu dolomit)

3. Batuan Metamorf
Merupakan batuan yang berasal dari batuan asal (beku, sedimen ataupun metamorf sendiri) yang
telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur yang terjadi pada fase pedat
sebagai tanggapan atas perbedaan suhu dan tekanan yang tidak sama dengan kondisi
sebelumnya. Metamorfisme adalah proses perubahan struktur dan mineralogi batuan yang
berlangsung pada fase padatan, sebagai tanggapan atas kondisi suhu dan tekanan dari kondisi
batuan tersebut sebelumnya.
Tipe metamorfisme berdasarkan penyebarannya:
a) Metamorfisme Lokal, meliputi:
1) Metamorfisme Kontak: terjadi disekitar tubuh batuan beku sebagai akibat pemancaran
panas selama pendinginannya. Contoh: Marmer, Kuarsit.
2) Metamorfisme Dislokasi/Dinamik/Kataklastik: terjadi pada
daerah yang mengalami dislokasi seperti disekitar sesar. Pergerakan antar blok batuan akibat
sesar memungkinkan menghasilkan breksi sesar, dan batuan metamorfik dinamik. Contoh: proto
milonit,milonit, dan ultra milonit.
3) Metamorfisme Benturan: hujan meteor menghasilkan
metamorfisme pada batuan yang dibenturnya.

23
b) Metamorfisme Regional, meliputi:
1) Metamorfisme Dinamothermal: terjadi pada kulit bumi bagian dalam, faktor yang
berpengaruh adalah temperatur dan tekanan yang sangat tinggi.
Contoh: slate, sekis mika, philit, serpentinit.
2) Metamorfisme Beban: metamorfisme ini tidak ada kaitannya dengan orogenesa atau
intrusi magma, terjadi pada daerah geosinklin (cekungan sedimentasi yang terus menerus),
batuan metamorf terjadi jika batuan terbebani oleh sedimen yang tebal diatasnya sehingga
lapisan sedimen bagian bawah akan mengalami metamorfisme.
3) Metamorfisme Lantai Samudra: metamorfisme yang melibatkan perputaran fluida panas
sehingga akan menyebabkan terjadinya perubahan mineralogi batuan sekitarnya yaitu
penambahan unsur dalam batuan ubahan yang dibawa oleh larutan panas tersebut yang dikenal
metasomatisme.
4. Batuan Piroklastik
Merupakan batuan vulkanik yang bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses
yang berkaitan dengan letusan gunung berapi. Material penyusun tersebut terendapkan dan
terbatukan/terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi oleh air dan es. Contoh: breksi
piroklastik, Aglomerat, batu lapilli, tuff, dll.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak bumi (crush), selimut
(mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu cangkangnya
sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti bumi. Lapisan bumi yang
paling luar adalah kerak bumi dan menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Selimut
atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi, lapisan ini
berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Inti Bumi (Core) terbagi menjadi dua macam
yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2.900-
5.100 km, dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5.100-6.371 km.
Bumi adalah sebuah magnet raksasa dengan sebuah kutub magnet utara dan sebuah kutub
magnet selatan. Pasangan kutub-kutub magnet ini disebut sebuah dwikutub (Dipole) magnet.
Kutub utara yang terletak dekat dengan kutub utara magnet akan ditolak, sedangkan kutub
selatan yang terletak dekat dengan kutub utara magnet akan ditarik kearah kutub magnet. Gaya
tarik atau tolak antara dua kutub magnet berbanding terbalik dengan jarak kuadrat antara kedua
kutub magnet. Setiap magnet akan dikelilingi oleh medan magnet. Intensitas medan magnet
pada setiap titik diukur oleh gaya yang akan bekerja pada satu satuan kutub magnet yang
ditempatkan di titik tersebut. Intensitas atau kekuatan medan magnet dinyatakan dalam Gauss
(untuk menghormati K. F. Gauss, seorang ahli geofisika dan matematika pada abad ke-19),
intensitas medan magnet bumi adalah kurang dari satu Gauss. Medan magnet yang mengelilingi
sebuah magnet dapat dinyatakan dengan garis-garis gaya magnet.
Lapisan astenosfer “hanyut” perlahan-lahan akibat beban yang menekannya sepanjang zaman
oleh blok-blok benua atau gaya mendatar oleh gerakan benua. Peristiwa ini menyebabkan
terjadinya liatan,

25
pengangkatan dan penurunan permukaan bumi. Terjadinya beda gerakan antara litosfer dan
astenosfer sehingga terjadi pegunungan dan cekungan. Litosfer merupakan lapisan yang retak-
retak ada yang saling merenggang atau saling menekan. Pada daerah yang merenggang terjadi
pemisahan antara dua lapisan Iitosfer, dan daerah yang saling menekan terjadi penunjaman
dimana lapisan litosfer yang satu akan masuk ke bawah lapisan litosfer yang menekannya.
Peristiwa-peristiwa ini dikenal sebagai teori tektonik lempeng.
Lantai samudera terdiri dari dua bagian utama yaitu: tepi (margin) kontinental dan kolam
(basin) samudera. Tepi kontinental terdiri dari beting (shelf) kontinental, lereng (slope)
kontinental dan tanjakan (rise) kontinental. Sedangkan kolam samudera terdiri dari dataran
abisal (abyssal plain), punggung (ridge) oseanik, palung laut dalam (deep sea trenches), dan
kepulauan vulkanik (volcanic island).
Lempeng tektonik mendeskripsikan tentang lapisan luar bumi yaitu litosfer yang seperti
cangkang keras atau batuan yang kuat. Lalu cangkang yang keras ini pecah menjadi tujuh bagian
dan sebagian lainnya berupa pecahan kecil yang disebut lempeng tektonik atau lempeng
lithospheric. Teori tektonik lempeng membagi bagian luar bumi menjadi dua lapisan yaitu
lapisan litosfer dan astenosfer. Menurut teori lempeng tektonik, litosfer terpecah-pecah menjadi
sejumlah potongan lempeng yang dapat hanyut di atas astenosfer. Lempeng berada dalam
keadaan yang bergerak kontinyu. Kegiatan gempa, vulkanik dan barisan gunung berada di
sekitar tepi lempeng dan berkaitan dengan gerakan berbeda antara lempeng- lempeng yang
berdekatan. Ada tiga jenis tepi lempeng yaitu tepi konstruktif, destruktif, dan konservatif. Akibat
pergerakan dinamis antar lempeng tektonik menyebabkan munculnya batas-batas antar lempeng.
Batas-batas antar lempeng tektonik tersebut didefinisikan dalam tiga macam, yaitu: Gerak
Divergen, Gerak Konvergen, dan Gerak Transform.
Secara umum, komposisi batuan pada litosfer didasarkan jenis batuannya didominasi oleh
batuan sedimen yang menutupi hampir 60% permukaan bumi, sedangkan 34% berupa: batuan
ekstursi 8%, batuan

26
intrusi 9%, dan batuan metamorf 17%. Batuan merupakan semua bahan pembentuk kerak bumi
dan merupakan kumpulan (agregat) mineral- mineral yang terbentuk secara alami dan
mempunyai sifat fisik dan kimiawi tertentu.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, mempelajari bumi dan antariksa banyak memberikan manfaat
bagi kita, misalnya kita dapat mengetahui batuan apa saja yang menyusun bumi, posisi kutub
utara dan selatan bumi, dan sebagainya. Oleh sebab itu, kami menyarankan kepada setiap guru
untuk mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman melalui media pembelajaran yang
menarik agar setiap siswa tertarik dan semangat untuk mempelajari tentang Bumi dan Antariksa.

27
DAFTAR PUSTAKA

Susilawati. 2015. Modul Konsep Dasar Bumi dan Antariksa SD. Jakarta: Universitas
Pendidikan Indonesia

Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tjasyono, Bayong. 2013. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad Burhanif, Klasifikasi Batuan


https://www.academia.edu/5978141/Klasifikasi_batuan

Muhazir Gandra, Makalah Litosfer


http://kopite- geografi.blogspot.co.id/2013/05/makalah-litosfer.html

http://nurlaelamarsal.blogspot.co.id/2016/06/makalah-struktur-bumi.html

http://supriyadi-02.blogspot.co.id/2010/04/teori-tektonik-lempeng-untuk-
mengetahui.html?m=1

http://tugasadiwisnu.blogspot.co.id/2017/05/makalah-proses-terjadinya-bumi- dan.html

http://www.eventzero.org/struktur-penyusun-bumi/

28
Presiden: Jaga Kebinekaan dan Bangun Solidaritas

Jakarta, Kominfo - Presiden Joko Widodo Selasa (16/05/2017) sore, mengadakan pertemuan
dengan sejumlah tokoh lintas agama di Istana Merdeka, Jakarta. Mengawali pertemuan
tersebut, Presiden Joko Widodo berbicara seputar keberagaman sebagai kekuatan bangsa
Indonesia. Meski terdapat perbedaan keyakinan, semua pihak disebutnya harus dapat bersatu
menjaga kebinekaan dan solidaritas. "Apa pun agamanya, apa pun sukunya, apa pun
golongannya, untuk menjaga kebinekaan dan membangun solidaritas," ujar Presiden.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
Helmy Faishal Zaini, Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Syaiful Bakhri,
Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Ketua
Persekutuan Gereja Indonesia Henriette T. Hutabarat-Lebang, Ketua Perwakilan Umat
Buddha Indonesia Hartati Murdaya, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Wisnu
Bawa Tenaya, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghuchu Indonesia Uung Sendana L.
Linggaraja, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin, Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala Negara dengan para tokoh lintas agama yang hadir
membicarakan seputar dinamika kebangsaan. Ia juga memberikan apresiasi atas kesolidan
semua tokoh lintas agama yang hendak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Saya senang mendengar komitmen semua tokoh agama dan umatnya untuk terus menjaga,
mempertahankan, dan memperkokoh Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. Saya senang dan
berterima kasih mendengar komitmen semua umat beragama untuk terus menjaga persatuan,
persaudaraan, perdamaian, dan toleransi antarumat, antarkelompok, dan antargolongan,"
29
Presiden memberikan pernyataannya di Istana Merdeka usai pertemuan.

Menyikapi dinamika yang terjadi beberapa waktu belakangan di kalangan masyarakat,


Presiden Joko Widodo meminta para pihak maupun kelompok untuk segera menghentikan
gesekan-gesekan yang ada. Sebab sesungguhnya semua orang Indonesia adalah saudara
sebangsa.

"Jikalau pun dalam beberapa waktu terakhir ini ada gesekan antarkelompok di masyarakat,
mulai saat ini saya minta hal-hal tersebut untuk segera dihentikan. Jangan saling menghujat,
karena kita ini adalah saudara. Jangan saling menjelekkan, karena kita ini adalah saudara.
Jangan saling memfitnah, karena kita adalah saudara. Jangan saling menolak, karena kita ini
adalah saudara," ucapnya.

Presiden juga mengingatkan bahwa gelombang demonstrasi yang terus menerus dilakukan
adalah sebuah tindakan yang tidak produktif yang juga harus dihentikan. "Jangan kita saling
mendemo, habis energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif itu. Kita adalah saudara
sebangsa dan se-Tanah Air," ia menegaskan.

Meski demikian, Presiden menekankan bahwa negara melindungi hak setiap warganya untuk
berekspresi dan mengemukakan pendapat. Namun, kebebasan yang ada tersebut tentunya
harus diiringi dengan tanggung jawab dan tidak melanggar aturan yang ada.

"Saya perlu tegaskan di sini bahwa kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul itu
dijamin oleh konstitusi kita. Tapi saya juga perlu tegaskan bahwa kebebasan itu harus sesuai
dengan koridor hukum, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945, serta harus berada dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Presiden.

Mengakhiri pernyataannya, ia menerangkan bahwa dirinya telah menginstruksikan Kapolri


dan Panglima TNI agar menindak tegas setiap ujaran dan tindakan yang dapat mengganggu
persaudaraan dan kesatuan bangsa.

"Saya sudah perintahkan kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk tidak ragu-ragu menindak
tegas segala bentuk ucapan dan tindakan yang mengganggu persatuan dan persaudaraan,
NKRI dan Bhinneka Tungal Ika, dan yang tidak sesuai dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945," tutupnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua MUI Ma'ruf Amin menegaskan komitmen para tokoh
lintas agama yang hadir dalam pertemuan tersebut. Senada dengan yang disampaikan
Presiden, para tokoh memiliki komitmen untuk terus menjaga dan memperkokoh persatuan
bangsa.

"Kami bersepakatan dan mendukung upaya-upaya pemerintah, Bapak Presiden, dan seluruh
jajarannya untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kami juga mendukung upaya
pemerintah untuk menghentikan segala upaya yang dapat menimbulkan terjadinya konflik di
masyarakat," ucapnya.

Ma'ruf Amin juga mengimbau kepada masyarakat yang hendak menyampaikan aspirasinya
melalui demonstrasi untuk menjaga kesantunan dan memastikan segala tindakan tersebut
tidak melanggar aturan yang berlaku.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar dalam menyampaikan aspirasinya, walaupun


Indonesia itu negara yang demokratis, hendaknya disampaikan dalam koridor hukum,
kesantunan, dan dengan cara yang akhlakul karimah," ujarnya.
30
Dua Kelompok di Mesuji Bentrok Akibat Lahan Garapan, 4 Tewas
CNN Indonesia | Rabu, 17/07/2019 21:13 WIB
Lampung, CNN Indonesia -- Sebanyak empat orang dikabarkan tewas akibat bentrok dua kelompok
yang diduga memperebutkan lahan garapan di wilayah hutan Register 45 Kabupaten
Mesuji, Lampung, hari ini. Selain korban tewas, ada sekitar 10 korban luka bacok akibat senjata tajam
dalam bentrokan yang terjadi petang tadi.

Tiga korban tewas telah teridentifikasi identitasnya, sementara satu korban tewas lain belum diketahui.
Para korban tewas akibat terkena sabetan senjata tajam itu mengalami luka pada bagian wajah, tangan,
dan tubuhnya.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Mesuji, Ajun Komisaris Besar Edi Purnomo mengatakan belum bisa
menjelaskan secara rinci terkait bentrok dua kelompok tersebut.

"Ya benar, tapi kami belum bisa jelaskan karena saat ini kami masih berada dilokasi kejadian dan
masih fokus berjaga di sekitar lokasi di-backup dari Kodim 0426 agar konflik tidak meluas," ujar Edi
Purnomo saat dihubungi, Rabu (17/7) petang.

Edi mengatakan setelah mendapat laporan bentrokan itu, aparat kepolisian gabungan dari Polres
Mesuji dibantu anggota TNI dari Koramil Mesuji dan Kodim 0426 Tulangbawang langsung
mengamankan lokasi kejadian.

Saat ini personel gabungan masih terus berjaga-jaga melakukan pengamanan di sekitar lokasi kejadian
karena dua kelompok berseteru masih terkonsentrasi di sekitar lokasi kejadian.

Berdasarkan informasi yang dihimpun CNN Indonesia.com, kelompok yang terlibat bentrok itu adalah
dari Kelompok Mekar Jaya Abadi, KHP Register 45 KBM dengan Kelompok Mesuji Raya dari
Pematang Panggang, OKI, Sumatera Selatan.

Bentrokan itu dipicu mengenai lahan garapan di wilayah hutan register 45 Mesuji. Bentrokan itu
terjadi lantaran dipicu penyanderaan alat pembajak lahan garapan milik kelompok Mesuji Raya oleh
kelompok warga Mekar Jaya.

Sekitar pukul 11.00 WIB, datang alat bajak yang melakukan operasi di lokasi KHP Register 45
kelompok Mekar Jaya Abadi. Bajak tersebut melakukan pembajakan di areal tanah seluas setengah
Ha, milik saudara yusuf (41) kelompok Mekar Jaya Abadi.

Beroperasinya alat bajak itu pun diketahui warga kelompok Mekar Jaya Abadi. Saat itu juga warga
31
yang melihat langsung memukul kentongan sehingga berkumpulah warga lain dan langsung
mengamankan bajak tersebut sambil menanyakan atas perintah siapa pembajakan itu dilakukan.

Setelahnya, operator bajak itu pulang. Tak lama berselang sekelompok warga dari kelompok Mesuji
Raya (Pematang Panggang) datang dengan membawa senjata tajam hendak meminta kembali alat
pembajak tersebut.

Akhirnya, terjadilah bentrok antara dua kelompok itu sekitar pukul 14.20 WIB.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Biro Operasi Polda Lampung Komisaris Besar Yosi Hariyoso
mengatakan dari kepolisian daerah pun langsung mengambil tindakan guna mencegah tidak terjadinya
bentrok susulan dan meluas di wilayah tersebut.

"Polres Mesuji sudah melakukan tindakan, saat ini masih dilakukan penyelidikan. Untuk mengenai
motifnya, kita belum bisa sampaikan tapi bentrok yang terjadi ini yakni antar kelompok yang
bersinggungan," kata Yosi Hariyoso.

Dikatakannya, saat ini situasi di sekitar lokasi kejadian sudah kondusif. Polda Lampung bersama
Polres Mesuji dan dibantu dari TNI, sudah berkoordinasi dengan beberapa tokoh setempat agar tidak
terjadi adanya bentrok susulan.

"Untuk mengamankan lokasi kejadian, kita sudah langsung turunkan personel gabungan dari
Brimobda Lampung, Jatanras, Reskrim, Propam, Sabhara dan Intel. Mohon doanya, supaya tidak ada
bentrokan susulan dan kondisinya tetap kondusif," ujar Yosi.

32

Anda mungkin juga menyukai