Anda di halaman 1dari 3

 Aku anak provinsi banten

Nama saya adalah putri amalia. Saya lahir di tangerang, 27 februari 2003. Saya memulai
pendidikan di SDN SOLEAR 3 dan kemudian setelah lulus saya melanjutkan pendidikan di
SMPN 2 SOLEAR, kab.tangerang. dan saat ini saya menjadi salah satu siswi kelas XI MIPA
1 di SMAN 1 KAB.TANGERANG. saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakak saya
seorang laki-laki bernama ruhiyat, dia berprofesi sebagai guru dan telah mengabdi dalam
bidang pendidikan seperti ayah saya. Sedangkan, ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga.
Saya sangat bersyukur dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang sangat menyayangi diri
saya. Selain itu keluarga ini juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai religius, sederhana, dan
disiplin dalam segala hal.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai saat ini, saya dikenal sebagai anak yang cukup
cerdas, aktif, mudah bergaul, dan religius. Penilaian terhadap diri saya tersebut dilakukan
oleh orang-orang di sekitar saya diantaranya ialah orang tua, nenek, kakak, sahabat, guru, pak
ustadz, dan lainnya. Meskipun mereka menilai seperti itu, namun saya sama sekali tidak
merasa bahwa diri saya pintar, aktif, apalagi religius. Lebih tepatnya saya mengupayakan diri
agar bisa seperti itu dari klaim tersebut tidak berpengaruh apa-apa pada diri saya.

Alamat asli saya ada di kampung Pasirkiang, Rt 01 Rw 02 desa solear, kecamatan solear,
kabupaten tangerang. Tempat tinggal saya termasuk daerah pelosok yang lumayan jauh dari
keramaian, namun juga tidak terlalu jauh. Dan di desa tempat tinggal saya asri dan jauh dari
ingar-bingar kebisingan kota serta aman dari ancaman polusi.

 Aku pemimpin muda Indonesia.

Di masa sekolah baik SD,SMP, Dan SMA saya seringkali ikut perlombaan sastra
(cerpen, puisi, fotografi). Saya sangat menyukai sastra. Karena saya adalah seseorang
yang lebih suka menuangkan semua perasaan dan segala sesuatunya ke dalam media
kertas. Saya seringkali membuat puisi dan kata-kata penyemangat. Saya pernah
membawakan puisi saya di depan orang-orang yang ahli dalam bidang sastra dalam acara
sekolah sehat dan sekolah adiwiyata tingkat nasional. Saya sangat senang karena karya
saya diketahui banyak orang. Dan saya pun berkali-kali mengikuti perlombaan puisi ini
sampai-sampai saya lupa telah berapa kali mengikuti perlombaan tersebut. Perlombaan
demi perlombaan telah saya lalui hingga ke tingkat nasional. Hingga pada titik kebosanan
saya terhadap seni sastra ini. Saya pun mencoba aktivitas lain. Ketika duduk di bangku
SMP kelas 2 saya mencoba sebuah alat musik yang sangat umum di kalangan mayarakat
yakni gitar. Saya belajar secara otodidak, selebihnya saya hanya bertanya pada guru
musik di sekolah. Setelah beberapa upaya pendalaman terhadap alat musik ini saya
lakukan, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti eskul musik dan membentuk
sebuah band. Tidak sampai disitu saya pun mengikuti pelatihan seni tari, musik yang di
adakan oleh dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata kabupaten tangerang.
Pada saat itu saya diberikan kepercayaan untuk mengikuti pentas seni yang di adakan
oleh kabupaten tangerang pada acara hari anak nasional yang di hadiri oleh bapak bupati.
Di sekolah saya aktif mengikuti kegiatan sekolah seperti ekstrakulikuler musik, Pramuka,
PMR, KIR, Dan organisasi OSIS. Sedangkan di luar sekolah saya aktif mengikuti
kegiatan Forum anak, SBH serta komunitas bahasa inggris, jepang, dan arab.

 Ide dan Gagasanku.

Kasus pernikahan dini yang semakin hari semakin marak. Pernikahan dini bukanlah
sekedar kisah sinetron. Kasus pernikahan dini itu nyata terjadi di daerah sekitar
tempat tinggal saya dengan kuantitas yang terbilang tinggi. Di Indonesia masalah
pernikahan dini menjadi masalah yang bisa dikatakan serius. Hukum perkawinan di
negeri ini mengacu pada undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan,
yang mana salah satu poin dalam undang-undang tersebut mensyaratkan, batas usia
pernikahan adalah minimal 16 tahun untuk perempuan. Poin dalam undang-undang
tentang perkawinan itu bertabrakan dengan kampanye badan kependudukan dan
keluarga berencana (BKKBN) dan badan penasihat perkawinan dan perceraian
kementrian agama yang justru mengampanyekan bahwa usia siap menikah ialah pada
usia 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
Pada riset united nations children’s fund (UNICEF) mencatat, satu dari enam anak di
Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun. Adapun yang dibawah usia 15 tahun
mencapai 50.000 anak per tahun. Maka tak heran apabila United National
Development Economic and Social Affair (UNDESA), menempatkan Indonesia pada
peringkat ke-37 dunia dan peringkat ke-2 se-ASEAN sebagai salah satu Negara
dengan angka pernikahan usia dini yang tinggi.
Pernikahan dini hanya akan berdampak negative. Pernikahan dini rentan terhadap
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Dengan perempuan sebagai korbannya.
Bukan hanya itu, seringkali pernikahan dini yang biasanya berlangsung tanpa
kesiapan mental dari pasangannya. Mereka pun akan kehilangan masa kanak-
kanaknya, masa ia bertumbuh, dan masa-masanya menuntut ilmu yang lebih tinggi.
Sebab, biasanya anak yang menikah dini akhirnya putus sekolah. Faktor budaya,
tradisi dan rendahnya pendidikan menjadi salah satu faktor terjadinya pernikahan dini.
Di daerah saya pergaulan bebas menjadi salah satu faktor pernikahan dini. Perilaku
tersebut terjadi karena di pengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang saling
berkesinambungan.
Meskipun kasus pernikahan dini menjadi permasalahan serius, bukan berarti tidak ada
solusi untuk mengatasinya. Menurut saya ada beberapa solusi yang bisa di ambil
untuk mengatasi pernikahan dini ini. Seperti berikut ini:
1. Sebaiknya pemerintah sebagai pemegang kekuasaan sudah tentu harus
melakukan perbaikan pada perundang-undangan yang berlaku.
2. Masyarakat harus paham dampak negative dari pernikahan dini.

Tingginya pernikahan dini ini, menurut saya di sebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang
berbagai dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini tersebut. Jadi hal ini sangat
mendorong saya untuk mendirikan posyandu remaja. Bagi saya, posyandu ini didirikan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi remaja. Hal ini menjadi penting dan perlu di lakukan
karena di masa depan masalah yang dihadapi remaja akan lebih besar lagi.

Jadi posyandu remaja ini memiliki sebuah program yang di namakan “ tangerang cemerlang”
,program ini menyasar para remaja usia SMP hingga SMA. Kegiatan ini berupa penyuluhan
yang diberikan secara berkala terkait pemberdayaan kesehatan remaja. Adapun materinya
meliputi pengetahuan tentang pernikahan dini, bahaya seks pra-nikah, efek negative miras
dan nikotin, serta budaya hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. Namun posyandu
juga memiliki jadwal rutin bulanan, serta rencana kurikulum komunikasi, informasi, dan
edukasi. Dan, “ tangerang cemerlang” pun secara aktif melakukan kaderisasi bagi para remaja
yang dibina untuk dapat melakukan pemberdayaan serta penyuluhan masalah kesehatan
remaja ke anak-anak usia remaja lainnya.

Dengan diberikan penyuluhan terkait pernikahan dini, diharapkan dapat mencegah para siswa
untuk melakukan seks bebas dan pernikahan dini. Selain itu, diharapkan dapat memotivasi
para remaja untuk meraih mimpi dan menggapai masa depan yang cemerlang.

Anda mungkin juga menyukai