Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Etika, Profesi, dan Kode Etik Profesi

1. Etika
Pengertian Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman
dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.

PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI:


a. Soergarda Poerbakawatja
Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah suatu ilmu yang
memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia.

b. H. A. Mustafa
Menurut H. A. Mustafa, pengertian etika adalah ilmu yang menyelidiki terhadap suatu
perilaku yang baik dan yang buruk dengan memerhatikan perbuatan manusia sejauh
apa yang diketahui oleh akan serta pikiran manusia.

c. K. Bertens
Menurut K. Bertens, definisi etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi suatu
acuan bagi umat manusia secara baik secara individual atau kelompok dalam
mengatur semua tingkah lakunya.

2. Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
CIRI - CIRI PROFESI:
a. Adanya pengetahuan khusus yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang bertahun - tahun.

b. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus


meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

d. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk
menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

e. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

3. Kode Etik Profesi


kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila
ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak muluk dalam kategori norma hukum yang
didasari kesusilaan.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan kode etik agar profesionalisme
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya. Adanya kode etik
akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

PRINSIP - PRINSIP ETIKA PROFESI:


Dalam menjalankan profesi, seseorang perlu memiliki dasar-dasar yang perlu diperhatikan,
diantaranya:
a. Prinsip Tanggung Jawab. Seorang yang memiliki profesi harus mampu bertanggung
jawab atas dampak yang ditimbulkan dari profesi tersebut, khususnya bagi orang-
orang di sekitarnya.
b. Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar seseorang mampu menjalankan profesinya
tanpa merugikan orang lain, khususnya orang yang berkaitan dengan profesi tersebut.
c. Prinsip Otonomi. Prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang profesional untuk
diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya.
d. Prinsip Integritas Moral. Seorang profesional juga dituntut untuk memiliki komitmen
pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan masyarakat.
B. Contoh Kasus

Seperti yang kita lihat organisasi yang terlibat dalam kasus ini adalah PII dan
tersangka adalah pegawai BUMN dengan bidang pekerjaan sebagai pengawas proyek di PT
Pelindo III cabang Tanjung perak Surabaya.
Dalam kasus ini KPK menetapkan Yulianti sebagai tersangka korupsi proyek paving
senilai Rp 3,5 milyar saat masih menjabat sebagai pengawas proyek.

C. Catur Karsa dan Saphta Darma


CATUR KARSA, PRINSIP-PRINSIP DASAR:
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan
umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.

SAPTHA DHARMA, TUJUH TUNTUNAN SIKAP:


1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan Masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.
3. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung jawab tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan
masing-masing.

Dalam kasus ini Yulianti melanggar semua catur karsa dan sapta dharma dimana
Yulianti lebih mementingkan kepentingan pribadinya dibanding kepentingan masyarakat,tidak
bertanggung jawab dengan pekerjaannya,dan menghancurkan reputasi profesinya. Itu semua
terjadi karena ia melakukan korupsi yang mengakibatkan berkurangnya mutu fasilitas umum
yang dikerjakannya.
D. Analisa Hukum
MA menyangka Yulianti melanggar UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU
RI Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat 1 KUHP.

Majelis hakim di tingkat kasasi memvonisnya dengan hukuman pidana penjara selama
4 tahun dan denda Rp 200 juta subsider 6 bulan kurungan.

Anda mungkin juga menyukai