Anda di halaman 1dari 9

Prosedur pembuatan gigitiruan lengkap

1. Pencetakan Pendahuluan Rahang Atas dan RB


a. Pemilihan sendok
Sendok cetak perforasi yang dipilih harus sesuai dengan ukuran rahang (lebih besar
4-5 mm untuk memberi tempat bagi bahan cetak) dan mencapai batas palatum lunak
dan keras serta hamular notch, untuk rahang atas dan retromolar pad untuk rahang
bawah.
b. Posisi pasien
Pasien duduk dengan posisi tegak dan bidang oklusal sejajar lantai. Posisi mulutnya
setinggi siku, untuk pencetakan rahang bawah dan setinggi bahu operator untuk
pencetakan rahang atas
c. Bahan cetak
Bowl karet yang sudah disiapkan, diisi air dengan suhu kamar sesuai takaran. Lalu
bubuk alginate di tuang dengan takaran sesuai petunjuk pabrik. Pengadukan dilakukan
selama 1 menit dengan cepat hingga homogen. Pada penuangan alginat ke dalam
sendok usahakan jangan sampai ada udara terjebak dan semua bagian sendok terisi
dengan baik.
d. Penempatan sendok ke dalam mulut
Setelah bahan cetak ditempatkan pada sendok, bagian-bagian kritis seperti
preparasi sandran, retromilohioid, tuber maksilaris, dan bagian tengah palatum boleh
diulasi alginate dengan jari tangan.
e. Posisi operator waktu mencetak
Operator berdiri pada sisi kanan agak ke belakang untuk pencetakan rahang atas
dan sisi kanan agak ke depan untuk rahang bawah.
f. Pencetakan rahang atas
Masukkan sendok cetak dengan salah satu sisinya terlebih dahulu. Untuk
memudahkan sudut mulut pada sisi berlawanan disingkap menggunakan kaca mulut.
Segera setelah sendok benar, sendok cetak ditekan keatas. Penekanan sendok cetak
diawali dengan bagian posterior terlebih dahulu, baru kemudian bagian anterior.
g. Pencetakan rahang bawah
Sudut kanan mulut disingkap dengan kaca mulut, lalu sisi kiri sendok dimasukkan
dengan arah memutar.penempatan dilakukan di senter sambil menginstruksikan pasien
untuk mengangkat lidahnya sebentar. Sendok cetak ditekan dan meminta pasien
menurunkan kembali lidahnya.
2. Membuat Model Studi
Setelah sendok cetk dimasukkan kedalam mulut pasien. Sendok cetak dikeluarkan
dari mulut dengan gerakan sejajar sumbu panjang gigi. Ke luar mulut, sendok langsung
dicuci dengan air mengalir untuk membersikan saliva dari permukaannya. Pengisisan
cetakan dengan bahan gypsum harus dilakukan secepatnya selambat-lambatnya 15
menit.5
3. Membuat sendok cetak individual
a. Membuat Outline Gigi Tiruan
Fungsinya sebagai batas untuk pembuatan galengan gigit menggunakan malam merah.
Model studi yang telah jadi dibuatkan basis kemudian di beri garis batas fungsional
(mukosa bergerak dan tidak tergerak) pada model dengan menggunakan pensil/spidol.
b. Membuat Spacer Malam
Fungsinya untuk menciptakan ruang pada sendok cetak perseorangan yang nantinya
ckan diisi oleh elastomer. Malam merah (base plate wax) yang telah dilunakkan
kemudian ditekan pada model sedemikian rupa lalu dipotong sesuai outline yang telah
dibuat sebelumnya. Spacer malam diberi oklusal stopper region caninus dan regio
molar. Penempatan sendok cetak pada model/rongga mulut pasien, sebagai control
tekanan saat pencetakan dan control ketebalan bahan cetak.
c. Pembuatan sendok cetak perseorangan/Individual Tray, fungsi sendok cetak
perseorangan untuk mendapatkan hasil cetakan yang lebih akurat. Bahan yang
digunakan adalah resin akrililk tipe selfcured.
d. Membuat Cetakan Fungsional Rahang Bawah
1) Melakukan border molding
Fungsinya untuk menghias atau mendapatkan batas tepi dari basis gigi tiruan.
tekniknya dengan muscle trimming. Seluruh otot-otot fungsional di rongga mulut
pasien diaktıfkan (otot bibir, otot lidah dan otot pipı). Cobakan terlebih dahulu
sendok cetak perseorangan pada pasien. Buat under extended seluruh tepi sendok
cetak dengan mengurangi bagian malam merah sebanyak 2-3 mm. Border molding
menggunakan bahan cetak compound (green stick) yang diletakkan pada tepi sendok
cetak. Sifat bahan ini reversihle yaitu bisa digunakan berulang-ulang.

Pada rahang atas pasien diinstruksikan membuka mulut dan menggerakkan rahang
bawah ke kanan dan kiri serta ke depan untuk membentuk hamular notch. Untuk
daerah frenulum bukalıs, pipi dan bibır pasien ditarik ke luar, ke bclakang, ke depan
dan ke bawah serta penarikan bibir atas ke depan untuk daerah frenulum labialıs.
Untuk membentuk daerah posterior palatum durum yang merupakan batas antara
palatum molle dan palatum durum mcegucapkan "ah” pasien dinstruksikan.

Pada rahang bawah sendok cetak telah difiksasi, pasien diminta untuk membuka
mulut kemidian menutup mulul untuk mengaktilkan otot masseter. Kemudian untuk
membentuk daerah distolingual dan postmylohiodl maka pasien diinstruksikan
untuk menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan serta ke posterior palatum durum.
Frenulum lingual dibentuk dengan menginstruksikan kepada pasien untuk
meletakkan ujung lidanya ke bgian anterior palatum dan ke bibir atas.
2) Cetak parcobaan (trial impression)
Menggunakan bahan hidrokoloid ireversible (alginate). Fungsinya untuk
mengoreksi apakah hasil border molding yang telah diakukan benar tidak. Koreksi
dengan melihat hasil cetakan, misal bahan cetak melebihi bordel molding, artinya
border molding kurang Panjang.
3) Cetak akhir (final impression)
Teknik mencetak sama padasaat melakukan melakukan border molding yaitu
menggurakan gerakan muscle trimming .

4. Membuat Model Kerja


Model kerja merupakan replika dari struktur rongga mulut yang digunakan sebagai media
pembuatan gigitiruan. Hasil cetakan elastomer di isi dengan plaster of paris III (tipe gips
biru) dan dibuatkan basis Lakukan pengurangan seleber 0.5 cm pada bagian tepi untuk
tetap mempertahankan hentuk perip Buat tia cekungan pada dasar model, buat outline
form, garis puncak ridge heral dan garis mcdian
5. Pembuatan Galengan Gigit
Fungsinya menggant kan prosesss alveolaris y akihar hilangnya zigi Rahan yang digunakan
adalah hase wax (malam merah) Pertama lunakkan selembar malam di atas lamp spiritis
pada schelah sisi kemidian sisi ini diguung (dalam gulungan ada malam cair, unik penyati)
l emharan malam dipanasi lagi, lalu digulung lagi sampei memhentik scbiah silinder Hanis
diperhatkan hahwa setiap digulng malam tersrhut harus melckat sat dengan yang lainnya
Gulgan malam yang dibenhik hentuk tapal kuda dengan tehal atau ketinggian untik rahang
atas 22 mim dan rahang bawah 18-22 mm Pada rahang atas galengan gigt dibunt hanya
sampai region molar pertama
a. Kesejajaran
yang mengalani resorpsi berbentuk silinder Fungsinya untuk memperoleh kondisi ideal
rahang bawah tehadap rahang atas dari dalam rongpa mulut yang kemudian
diproyeksikan di luar ronega mulut cengan bantuan sarana palengan gigit
Penyesa angalengan ggit rahang atars Pasang galengan gigit rahang atas. periksa
stabilitas , retensi ekstensi dan kenyamanan. Koreksi bentuk kesejajaran bidang oklusa
dengan menggunakan bite plate, dilihat tampak depan sejajar dengan garis interpupil
(garis untuk melihat bidang insisal gigi) dan dari samping sejajar dengan garis chemper
( earis yang ditarik dari ala nasi sampai tragus)
Korcksı bcntuk permukaan labia, bukal dan palatal galcngan gigit. Bagian labial,
discsueıkan dengan bibir pendcrita normalnya 1-2 mm dibewah bibr. Lihat dan
samping lengkung depan kontur labıal harus membentuk lp support yang baik untuk
mcnun ang rctensı.
Galcngan gigit rahang bawah dimasukkan dalam mulut pasicn, kcmudian rerhatikan
kontak antara galengan gigit raharg atas dan hawah Kontak harus merata dan scimhang
serta tidak terjadi kontak semu
b. Penetapan Dimensi Vertikal
Pada pengukuran dimensi vertikal gigitiruan penuh, dimensi vertikal istirahat
ditentukan terlebih dahulu kemudian pengukuran dimensi vertikal oklusi. Dimensi
vertikal istirahat fisiologis diartikan sebagai posisi netral dari rahang bawah pada saat
otot-otot membuka dan menutup mulut berada dalam keadaan seimbang. Dimensi
vertikal istirahat fisiologis diukur pada saat rahang bawah dalam keadaan istirahat
fisiologis dengan cara pasien didudukkan dalam keadaan rileks dengan posisi kepala
sedemikian rupa dimana alanasi-tragus sejajar lantai, buat tanda berupa dua titik pada
wajah, satu diatas puncak hidung dan satu lagi pada bagian paling menonjol dari dagu
pasien. Pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan menelan dan rahang bawah
dibiarkan dalam keadaan posisi istrirahat fisiologis, ukur jarak kedua titik tersebut.
Kemudian pasien diinstruksikan untuk mengucapkan huruf “mmm” berdengung dan
secara bersamaan dilakukan pengukuran jarak kedua titik kembali. Apabila hasil pada
kedua pengukuran sama, maka posisi tadi dapat diterima sebagai dimensi vertikal
istirahat. Pengukuran ini harus dilakukan beberapa kali, pasien diajak berbicara dan
rileks diantara kedua pengukuran tersebut. Setelah ukuran dimensi vertikal istirahat
diperoleh, kemudian dikurangi dengan jarak free way space sekitar 2-3 mm sehingga
didapatkan hasil akhir yang merupakan dimensi vertikal oklusal pendahuluan.
Masukkan oklusal rim ke dalam mulut dan pasien diinstruksikan menutup mulut hingga
mencapai kontak minimal antara oklusal rim rahang atas dan oklusal rim rahang bawah.
Oklusal rim disesuaikan hingga mencapai dimensi vertikal oklusal pendahuluan. Untuk
mengetahui ketepatan dari dimensi vertikal, dilakukan dengan tes fonetik. Pasien
diintruksikan untuk mengucapkan kata-kata yang mengandung huruf desis yaitu huruf
“S”, contohnya mengucapkan angka dari “sebelas” sampai “sembilanbelas”. Pada saat
pasien mengucapkan kata-kata ini, harus terdapat celah diantara kedua oklusal rim di
daerah gigi premolar yang besarnya skitar 2-4 mm. Jarak ini disebut ruang bicara
terkecil (closest speaking space). Secara estetik, ketika oklusal rim berkontak, bibir
harus bersentuhan secara minimal dan dagu tidak terlihat terlalu dekat dengan hidung.
c. Menetukan relasi sentrik
Pasien diinstuksikan menelan berulang kali, lakukan gerakan mandibular maju
mundur, operator membantu mendorong mandibular untuk dalanm keadaar peling
posterior. Kemudian pasien diinstruksikan untuk menutup perlahan
d. Pencatatan Akhir
Menenukelasi borixntal relai sentrik Perxaia an akhii Gorcskan dua garis vcrtıkal
menyılangi garis kontak antare galangan gigit atas dan bawah pada dacrah premclar di
kcdua sISI Paca kodua sisi galangan gigit atas dibuat cckungan berbcntuk V di antara
garis yang digorcskan ii Pada kcratın diberi malam lunak, kcmudsan ditempclkan stples
lastikan kontak kedua galangan gigit baik dan garis yang dibuat seling bertepatan.
Kemudian kcdua galangan gigit dapat dilcpas sccara bcrsamaan.
6. Pemasangan Model Kerja pada articulator
Fungsinya untuk memperoleh oklusi dan atikulasi yarig seimban dan sebagai si nluk
menygerakkan rahang sehingya gizi ua yang dilasilkan dapal berlurigsi sepeti aslinya.
Perhatikan gais meian mudel sejaja dengan garis meian ariculatur, bidang uklusal dii
galengan gigit harus sejaj deaaris oklusal articulator dengan banuan kaelelang serla pi
hurizotal meryentuh ilik polang antra garis median dan insisal insisif rakrang bawah.
7. Penyusunan Gigi
a. Pemilihan gigi
Warne gigi normeInya wana gig: ccndcrung akan scmakın gckp sciring dengan
bertambahnya usia. Maka dari itu, untuk warna gigi scsuaikan dengan umur pasien.
Bentuk gig: hendaknya scsuai dengan bentuk lcngkung rahang, bentuk kcpala, bentuk
muka, dan jenis kelamin. Bcsar g1g1 scsuai dengan besar kccinya lcngkung rahang.
b. Penyusunan gigi anterior atas
Gigi InsiSi scntral atas Penyusunan gigi anterior atas Pusisinya sesuai dengan garis
median yany lelah dibual diletakkan dengan memperhatikan nklirasi mesiu-distal. Gigi
Insisiv lateral utas Diletakkan ditempet ni dengan mcmpcrhatikan inklinas mesio distal,
long axisnya membuat sudut 80 derajat dengan hidang oklusal dan tepi oklisalnya 1
mm diatas h dang ok usel Gigi kaninus alas Diletakkan dengan memperhatikan inklimsi
mesio-dista long axisnya hampir sama dengan gigi I-1 atas atau paling condong garis
luar distal tegak lurus bidang oklusi ctau me a artikulator dar inklinasi antero posterio
bagian serviknl tampak lebih menonjol dan ujung cusp leb h kepalatal dan menyentuh
bidang orientnsi dilihat dari bidang oklusal.
c. Penyusunan gigi anlerio bawah Discsua kan dengan gigi antcror atas Harus diberi jarak
vertikal ovcrbitc dan jarak hiontaVovcryct sccukupnya menycsuaikan dcngan tinggi
bonjolicusp gigi posterior. Gigi Insisiv sentral hawah Diletakkan dengan
memperhatikan inklirasi mesio-distal long axisnya membuat sucut 83 derajat dengan
bidang oklusal dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal, inklinasi antero-posterior
Gigi Insisv latcral bawah Diletakkan dengan emperhatikan inklinasi mesio distal, long
axisnya membuat sudut 80 at dengan hidang okhsal inklinasi antero posteriororg
axisnya tegak lurus bidang oklusal, hapian tepi sa dan agian servikal sama jaraknya,
lepi insisal 1-2 mm dialas bidang oklusal Gigi Cikaninus bawah Dictakkan dengan
mempcrhat kan nklinasi mcsio-distal: long axisnya minngl paling condong gars luar
distalnya tcgak lurus bidang oklusa, inklinasi antcro-postenor. Gigi condong
kclıngual/bagian scrv kal mcnonjol scrta dilihet darı bidang oklusal ujung cusp terictak
diatas lingır rahang, bagian kontak distal berhumpit dengan garis lingir postcrior.
d. Penyusunan gigi posterior atas
Gigi P1 atas Cusp bukel pada bidang oklusi da cusp palatel kirakia Imun diatas bidang
oklusi serta dilihial dai bidang uklusi serla dilihat dai bilang oklusal gruove
developmetal senral erletak diatas lingir raan. Gigi P-2 atas Cusp bukal dan cusp palatal
tcrlctak pada bidang oklusal scrta dilihat darı bidang oklusal devclopment groove
scntralnya terlctak datas ingir rahang Gigi M-1 atas Cusp mesio-palatal terletak pad
biding oklus, cusp mesio-bukal dan disto-palatal sama tinggi kira kira Imm diatas
bidang oklusi dan cusp disto-bukal kira-kira 2 mm doiatas bidang oklusi serta dilihat
dari bidang oklusal cusp-cuspnya terletak pada kurva Icteral. Gigi M-2 atas Cusp-
cuspiya ecleiak pada b da ubliqe dai kurva alo pusleriox, serta uilihal dai bidang uklusal
permukaun bukal ggi M-2 alas eletak pada kurva laleral.
e. l'cnyusunan gigı posterior bawah
Gipi M-1 bawah Cusp mcso-bukal gigi M-I atas bcrada digroove mesio-bukal gigi M-
1 bawah Irklinası antcro-postcnor cusp bukal gigi M1 (holding cusp) bawah bcrada
ditosa scn ral gigi gcraham atas dan tcrlhat adanya ovcrbte dan ovcct scrta dlha da
b:dang oklusal cusp bukal gigi gcraham bawah bcrada d atas lingir rahang Gigi P-2
hawah Cusp bukalnya berada pada di fosa senral eigi P-1 dan P-2 atas terl hat adanya
overjet dan overbite serta dil hat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir
rahang. ig M-2 bawah Cusp bukalnya berada dialas lingir ralrany. Gigi P-1 bawah Cusp
bukalnya bcrada pada di fosa scntral gig 1 dan Catas serta dilihat darı bidang aklusal:
cusp buka Inya bcrada diatas lingir rahang.
8. Pasang percobaan gigi tiruan
Trial denture ndalah geli penderita untuk mlihat estetik, fonetik dan fiungsinya oleh karena
itu trial denture hanus sudah seperti gigi tirian jadi, demikian juga mengenai tehal batas-
hatas perifer dan anatomisnya
9. Flasking
Flasking merupakan suatu proses penanaman model dan trial denture malam merah dalam
suatu flask/cuvet untuk membuat sectional mold. Mold bagian bawah dibuat dengan
menanam Model dalam gips dan bagian atas dibuat dari 2 adukan stone yang terpisah diatas
denture malam merah. Proses ini dilakukan untuk memampatkan dan memproses resin
akrilik saat pembuatan gigi tiruan.

Prosedur flasking :

a. Memilih kuvet yang sesuai dengan model kerja, olesi permukaan flask dengan vaselin
agar mudah ketika proses deflasking.
b. Model kerja dilepaskan dari artikulator
c. Model dimasukkan dengan jarak ujung model ke tepi kuvet atas kurang lebih 13 mm
dengan teknik pulling the casting. Permukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi
kuvet harus dibersihkan
d. Setelah gips mengeras, permukaan gips diolesi dengan vaseline kecuali plat malam ,
elemen gigi akrilik dan cengkeram
e. Kuvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips sampai penuh sambil diketuk secara
perlahan-lahan agar gips dapat masuk ke daerah yang sempit lalu press sampai
kelebihan gips keluar. Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan proses
boiling out.
10. Membuang malam (wax elimination)
a. Air dipanaskan sampai mendidih kemudian kuvet dimasukkan kedalam panci berisi
air mendidih kurang lebih 5 menit , kemudian diangkat lalu kuvet dibuka dengan
pisau gips kemudian sisa malam disiram dengan air panas hingga bersih.
b. Setelah proses boiling out selesai, kemudian mendapatkan mould space , serpihan gips
dibersihkan dan tepi-tepi tajam dirapikan.
11. Molding
Molding merupakan suatu proses pembuatan cetakan atau mempersiapkan ruang untuk
pengisian akrilik.
Cara memolding :
a. Setelah gips pada cuvet lawan mengeras, dapat diperiksa dengan membuka tutup atas
dari cuvet, buka kuvet tersebut (kuvet antagonisnya)
b. Buang wax dengan menyiramkan air mendidih
c. Olesi bahan separasi , jangan mengenai gigi tiruan
12. Post Dam
Dibuat dengan mcngikır model kcrja rahang atas yang tclah ditanam pada kuvct dan tclah
dilakukan pembuangan malam. Fungsirya untuk menembeh rctensi tcrutama olch gaya
gravitasi vang timbul pada gcligi tiruan rahang atas.
13. Packing
Packing adalah pengisian mould yang terbuat dari gips yang terdapatdalam kuvet logam
dengan bahan plastis kemudian diproses untuk membuat protesa
Tahapan dari proses packing , yaitu:
a. Mould diolesi Cold Mould Seal (CMS)
b. Semua alat dan bahan yang dibutuhkan harus disiapkan3)
c. Adonan akrilik dibuat dengan mencampurkan monomer dan polimer kedalam mixing
jar , Adonan akrilik ditutup dan didiamkan agar berpolimerisasi dengan baik. Setelah
adonan mencapai dough stage,dibentuk menjadi gulungan kemudian diaplikasikan ke
dalam mould space dengan jari tangan lalu plastik cellophane diletakkan di antara kuvet
atasdan kuvet bawah, kuvet atas dan kuvet bawah disatukan kemudian dipres.
d. Press dilakukan secara perlahan-lahan sampai metal to metal kontak agar akrilik dapat
mengalir ke semua daerah dan kelebihannya mengalir keluar kuvet.
e. Kuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan kemudian plastik
cellophane diletakkan kembali dan lakukan pres kedua.Kuvet dibuka dan apabila sudah
tidak ada kelebihan akrilik, akrilik diolesi dengan liquid kemudian dilakukan pres
terakhir tanpa plastik cellophane.
f. Kemudian kuvet direndam dibawah air pada suhu kamar selama 30 menit

13. Pemasakan Akrilik (Curing)

a. Air dipanaskan sampai mendidih lalu kuvet dimasukkan selama ± 1 jam 30menit dari
air mendidih
b. kuvet diangkat dan didiamkan sampai kembali pada suhu kamar
14. Deflasking
Deflasking adalah tindakan mengeluarkan model dan gigi tiruan dalamkuvet. Kuvet
dibuka, Protesa dipisahkan dari gips dengan menggunakangergaji kecil atau pisau gips
secara hati-hati agar protesa tidak cacat/patah.
15. Remounting dan Selective Grinding
Remounting adalah suatu prosedur pemasangan kembali gigitiruan ke artikulator yang
bertujuan untuk mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari gigitiruan yang
baru selesai diproses. Biasanya incisal guidance pin dari artikulator tidak berkontak dengan
incisal guidance table dan gigitiruan harus digrinding untuk memperbaiki dataran bidang
oklusi.
Selective grinding merupakan pengasahan permukaan oklusal gigitiruan pada tempat-
tempat tertentu untuk memastikan bahwa oklusi sentrik gigitiruan tepat dengan hubungan
rahang sentrik dan juga gigitiruan harus dalam kontak eksentrik yang seimbang pada semua
sisi. Merupakan salah satu tahap terpenting untuk mencapai oklusi seimbang dari
gigitiruan. Oklusi yang seimbang memastikan bahwa tekanan akan jatuh merata disetiap
bagian lengkung rahang sehingga kestabilitan gigitiruan dapat dipertahankan ketika rahang
bawah berada pada posisi sentrik maupun eksentrik
16. Finishing dan polishing
a. Protesa dibersihkan dari sisa-sisa gips
b. Menghaluskan seluruh bagian permukaan gigi tiruan kecuali bagian yangmelekat
dengan mukosa.
c. polishing permukaan gigi hingga mengkilap kecuali pada bagian fitting surface. Poles
yang pertama dilakukan dengan menggunakan feltcon dan pumice. Poles yang kedua
dilakukan dengan menggunakan sikat dan pumice
17. Insersi
Masukkan gigi tiruan satu persalu pada rongya mulul pasien dan perhiatikan Retensi
I'cmcnksaan rctcnsi dengan cara menggecrak gcrakkan pipi dan bibr, protcsa lcpas atau
tidak Oklusi Dengan menggunckan articulating paper, bagicn yang kontck premature
harus diasah giginya Stailias Diperiksa saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu
mastiknsi, penelanan, bicara, ekspresi wajah dsh Selain itu diperiksa juga adaptasi hasis
dan tepi giia posisi dstal, dimensi vertical, fonetik, estrtik dan keadaan jaringan
pendukune gigi an Pastikan tidak ada gusi yang berwarna ucat yan diakibatkan olch
tekanan gigi tinan Selanjutnya pasien diajarkan cara memasang dan melepas pigi
tiruannya. Pasien juga diberikan insruksi penggunaan dan pemeliharaan protesa, seperti .
Bersihkan gipi tiuan dengan sikat dan sahun sehahis makan Protesa direndam dalam air
bersih scwaktu dilcpas - Pada malam hari, sebelum tidur lepas gigi tiruan agar
jaringanoo- otot dibawahnya dapat bcristahat * Sebagai latiln, petama tama sebaiknya
makan makanan yay luak atau makanan yang mudah dimakan Apabila tidak ada keluhan,
maka boleh makon makanan bisa. e Riasakan mengiunyah makanan pada kedua sisi
rahang secara bersamaan . Hindarı makaran yang kcras, lengkct atzu terlalu panas *
Apabila ada rase tidak nyaman atau sakit, gangguan bicara, gigi tiruan tidak stabıl
ataupun tcrjadı kcrusakan pada gigı tıruar dianjurkan mcnghubungı opcrator.
18. Kontrol
Fungsinya uluk mengevaluasi hail pemaka dai i pada iongga mulu pase. Kontl Pertama,
dilakukan selelah 24 ja pemakaian pertama flidak oleh untuk makan. Dilakukan pereiksan
keadaan jaringan pendukung, fungsi stikasi, funetik, retensi, slabilisasi dan uklusi Kontrul
kedue dilakukan liya hari setelah kunol pertama

Anda mungkin juga menyukai