Anda di halaman 1dari 11

42

BAB VII
PEMBAHASAN

VII.1 Analisis Hasil Survei Penyebab Masalah Cakupan Asi Eksklusif di RT


26 Rawasari
Hasil observasi yang dilakukan di RT 26 Rawasari didapatkan
sebanyak 10 responden yang tidak memberikan ASI eksklusif. Dilakukan
wawancara dan pengisian kuesioner mengenai pengetahuan dan sikap
terhadap responden yang memiliki bayi antara usia 7 – 24 bulan. Dari hasil
kuesioner pengetahuan didapatkan pengetahuan responden cukup baik.
Pada kuesioner sikap menunjukkan beberapa yang memiliki perilaku
dalam memberikan ASI eksklusif masih kurang.

VII.2 Analisis Penyebab Masalah dengan Pendekatan Sistem


VII.2.1 Analisis Input Penyebab Masalah
Tabel 13. Analisis Input Penyebab Masalah
Input Kekurangan
Man  Tidak ada.

Money  Tidak ada.

Methode  Tidak ada.

Material  Tidak adanya alat yang dapat digunakan untuk melakukan


penyuluhan maupun sosialisasi mengenai ASI eksklusif.

Machine  Tidak ada.

VII.2.2 Analisis Proses Penyebab Masalah


43

Tabel 14. Analisis Proses Penyebab Masalah


Proses Kekurangan
P1  Tidak adanya penjadwalan kunjungan rumah terhadap bayi 0 – 6
bulan yang masih mendapat ASI eksklusif.
P2  Belum ada program khusus dari Puskesmas atau Posyandu
setempat untuk mengadakan pembinaan terhadap ibu-ibu
menyusui.
P3  Belum tersedianya buku catatan maupun arsip untuk melakukan
pencatatan cakupan ASI eksklusif.

VII.2.3 Analisis Lingkungan Penyebab Masalah


Tabel 15. Analisis Lingkungan Penyebab Masalah
Kekurangan

Lingkungan  Kurangnya kesadaran dan perilaku ibu memberi ASI


eksklusif.
 Angapan tentang pemberian makanan dan minuman tidak
berpengaruh terhadap kadar ASI.
 Keluarga belum memahami mengenai ASI eksklusif.

 Kurangnya waktu pemberian ASI bagi ibu bekerja.

 ASI belum keluar dan tidak lancar.


 Terdapat beberapa ibu yang mempunyai pola pikir yang
kurang tepat mengenai ASI eksklusif karena mendapatkan
informasi dari sumber yang kurang tepat.

VII.3 Rekapitulasi Penyebab Masalah


Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, didapatkan
penyebab masalah yang ada sebagai berikut :
1. Kesadaran dan perilaku ibu memberi ASI eksklusif kurang.
2. Angapan tentang pemberian makanan dan minuman tidak
berpengaruh terhadap kadar ASI
3. Keluarga belum memahami mengenai pentingnya ASI eksklusif
4. Kurangnya waktu pemberian ASI bagi ibu bekerja
5. ASI belum keluar/tidak lancar
44

6. Terdapat beberapa ibu yang mempunyai pola pikir yang kurang tepat
mengenai ASI eksklusif karena mendapatkan informasi dari sumber
yang kurang tepat.
7. Tidak adanya alat yang dapat digunakan untuk melakukan penyuluhan
maupun sosialisasi mengenai ASI eksklusif.
8. Belum tersedianya buku catatan maupun arsip untuk melakukan
pencatatan cakupan ASI eksklusif.
9. Tidak adanya penjadwalan kunjungan rumah terhadap bayi 0 – 6
bulan yang masih mendapat ASI eksklusif.
10. Belum ada program khusus dari Puskesmas atau Posyandu setempat
untuk mengadakan pembinaan terhadap ibu-ibu menyusui.
45

VII. 5 Alternatif Pemecahan Masalah


Berikut ini adalah alternatif pemecahan penyebab masalah yang ada:
Tabel 16. Alternatif Pemecahan Masalah
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kesadaran dan perilaku ibu 1. Memberikan penyuluhan dan
memberi ASI eksklusif kurang. pembinaan kepada ibu hamil, serta ibu
yang mempunyai anak yang berusia 0-
6 bulan tentang keuntungan serta
dampak buruk tidak memberi ASI
eksklusif dengan media promosi yang
lebih menarik (brosur,poster,video,dll)
46

2. Angapan tentang pemberian 2. Memberikan penyuluhan untuk


makanan dan minuman tidak meningkatkan pengetahuan ibu
berpengaruh terhadap kadar tentang cukupnya pemberian ASI saja
ASI sampai bayi berusia 6 bulan

3. Keluarga belum memahami 3. Penyuluhan kepada keluarga (suami,


mengenai pentingnya ASI orang tua) ibu hamil serta menyusui,
eksklusif mengenai pentingnya ASI eksklusif
tentang keuntungan serta dampak
buruk tidak memberi ASI eksklusif,
cukupnya pemberian ASI saja sampai
bayi berusia 6 bulan, , cara pemerasan
ASI, cara penyimpanan ASI dan
tentang manajemen laktasi yang baik.
4. Kurangnya waktu pemberian 4. Memberikan penyuluhan tentang cara
ASI bagi ibu bekerja pemerasan ASI dan cara penyimpanan
ASI

5. ASI belum keluar/tidak lancar 5. Memberikan penyuluhan tentang


manajemen laktasi yang baik
6. Terdapat beberapa ibu yang 6. Memberikan penyuluhan dan
mempunyai pola pikir yang pembinaan kepada ibu hamil, serta ibu
kurang tepat mengenai ASI yang mempunyai anak yang berusia 0-
eksklusif karena mendapatkan 6 bulan tentang keuntungan serta
informasi dari sumber yang dampak buruk tidak memberi ASI
kurang tepat. eksklusif dengan media promosi yang
lebih menarik (brosur,poster,video,dll)
7. Tidak terdapat alat yang dapat 7. Pengajuan anggaran dana untuk
digunakan untuk melakukan melakukan kegiatan penyuluhan atau
penyuluhan maupun sosialisasi pembinaan ASI eksklusif bersama
mengenai ASI eksklusif. dengan team Promosi Kesehatan
8. Membuat brosur, leaflet dan poster
yang akan digunkan sebagai media
edukasi.
8. Belum tersedianya buku catatan 9. Pengajuan anggaran dana untuk
maupun arsip untuk melakukan menyediakan buku sehingga
pencatatan cakupan ASI pencacatan cakupan ASI eksklusif
eksklusif. dapat tercatat dengan baik.
47

9. Tidak adanya penjadwalan 10.Membuat jadwal rutin kunjungan


kunjungan rumah terhadap bayi rumah terhadap bayi 0 – 6 bulan yang
yang tidak mendapat ASI masih mendapat ASI eksklusif
eksklusif.
10. Belum ada program khusus dari 11.Mengalokasikan waktu khusus untuk
Puskesmas atau Posyandu melakukan penyuluhan mengenai ASI
setempat untuk mengadakan eksklusif.
pembinaan terhadap ibu-ibu
menyusui.

VII.6 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah


Tabel 17. Pengabungan Alternatif Pemecahan Masalah
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kesadaran dan perilaku ibu 1. Memberikan penyuluhan dan
memberi ASI eksklusif pembinaan kepada ibu hamil,
kurang. serta ibu yang mempunyai anak
yang berusia 0-6 bulan tentang
keuntungan serta dampak buruk
tidak memberi ASI eksklusif,
cukupnya pemberian ASI saja
sampai bayi berusia 6 bulan, cara
pemerasan ASI dan cara
penyimpanan ASI, dan tentang
manajemen laktasi yang baik.
2. Anggapan tentang pemberian 2.Memberikan penyuluhan
ASI saja tidak cukup kepada keluarga (suami, orang
kenyang untuk dan anak tua) ibu hamil serta menyusui,
menjadi rewel sehingga ibu mengenai pentingnya ASI
memberi makanana eksklusif tentang keuntungan
pendamping ASI < 6 bulan. serta dampak buruk tidak
48

memberi ASI eksklusif, cukupnya


pemberian ASI saja sampai bayi
berusia 6 bulan, , cara pemerasan
ASI, cara penyimpanan ASI dan
tentang manajemen laktasi yang
baik
3. Kurangnya waktu pemberian
ASI bagi ibu bekerja
4. ASI belum keluar/tidak
lancar
5. Terdapat beberapa ibu yang
mempunyai pola pikir yang
kurang tepat mengenai ASI
eksklusif karena
mendapatkan informasi dari
sumber yang kurang tepat.
6. Keluarga belum memahami 2.Memberikan penyuluhan
mengenai pentingnya ASI kepada keluarga (suami, orang
eksklusif tua) ibu hamil serta menyusui,
mengenai pentingnya ASI
eksklusif tentang keuntungan
serta dampak buruk tidak
memberi ASI eksklusif, cukupnya
pemberian ASI saja sampai bayi
berusia 6 bulan, , cara pemerasan
ASI, cara penyimpanan ASI dan
tentang manajemen laktasi yang
baik
7. Kurang bekerja sama dengan 3.Diskusi dengan team Promosi
team Promosi Kesehatan Kesehatan mengenai penyuluhan
sehingga tidak terdapat alat ASI eksklusif dan membuat
yang dapat digunakan untuk brosur, leaflet dan poster yang
melakukan penyuluhan akan digunkan sebagai media
edukasi.
49

maupun sosialisasi mengenai 4.Pengajuan anggaran dana untuk


ASI eksklusif. melakukan kegiatan penyuluhan
atau pembinaan ASI eksklusif
dan penyediaan buku untuk
pencatatan cakupan ASI eksklusif
sehingga tercatat bayi yang
mendapat ASI atau tidak
8. Belum tersedianya buku
catatan maupun arsip untuk
melakukan pencatatan
cakupan ASI eksklusif.
9. Tidak adanya penjadwalan 5. Membuat jadwal rutin
kunjungan rumah terhadap kunjungan rumah terhadap bayi 0
bayi yang tidak mendapat – 6 bulan yang masih mendapat
ASI eksklusif. ASI eksklusif

10. Belum ada program khusus 4.Pengajuan anggaran dana untuk


dari Puskesmas atau melakukan kegiatan penyuluhan
Posyandu setempat untuk atau pembinaan ASI eksklusif
mengadakan pembinaan dan penyediaan buku untuk
terhadap ibu hamil dan ibu pencatatan cakupan ASI eksklusif
menyusui. sehingga tercatat bayi yang
mendapat ASI atau tidak

VII. 7 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah


1. Memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada ibu hamil, dan ibu
menyusui pada usia 0-6 bulan mengenai ASI eksklusif.
2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga (suami, orang tua) ibu
hamil serta menyusui, mengenai pentingnya ASI eksklusif
3. Diskusi dengan team Promosi Kesehatan mengenai penyuluhan ASI
eksklusif dan membuat brosur, leaflet dan poster yang akan digunkan
sebagai media edukasi.
4. Pengajuan anggaran dana untuk melakukan kegiatan penyuluhan atau
pelatihan ASI eksklusif dan penyedian buku untuk pencatatan cakupan
ASI eksklusif sehingga tercatat bayi yang mendapat ASI atau tidak.
50

5. Membuat jadwal rutin kunjungan rumah terhadap bayi 0 – 6 bulan


yang masih mendapat ASI eksklusif.
Penentuan prioritas pemecahan masalah adalah untuk menentukan
pemecahan masalah yang paling efektif, efesien dan mudah dilakukan
sehingga pemecahan masalah tersebut mampu menyelesaikan masalah
yang ada dengan efisien dan efektif, dengan menggunakan metode MIV :

M.I.V
C
M = Magnitude, besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
I = Importancy, pentingnya penyelesaian masalah
V = Vulnerability, sensitifitas cara penyelesain masalah
C = Cost, biaya
Skor :
Magnitude, besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
1 = Sangat kurang dapat menyelesaikan masalah
2 = Kurang dapat menyelesaikan masalah
3 = Cukup dapat menyelesaikan masalah
4 = Dapat menyelesaikan masalah
5 = Sangat dapat menyelesaikan masalah
Important, pentingnya penyelesaian masalah
1 = Sangat kurang penting
2 = Kurang penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting
Vulnerability, sensitifitas cara penyelesaian masalah
1 = Sangat kurang sensitif
2 = Kurang sensitif
3 = Cukup sensitif
4 = Sensitif
5 = Sangat sensitif
51

Cost, biaya
1 = Sangat tidak mahal
2 = Tidak mahal
3 = Cukup mahal
4 = Mahal
5 = Sangat mahal
Untuk mendapatkan nilai dari setiap poin M, I, V, dan C,
dilakukan penilaian menggunakan metode kriteria matriks, sebagai
berikut:

Tabel 18. Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Berdasarkan Metode


MIV/C
Pemecahan Masalah Nilai Kriteria Hasil Akhir Urutan

M I V C (M.I.V)/C
1. Memberikan penyuluhan dan 5 5 4 2 50 I
pembinaan kepada ibu hamil, dan
ibu menyusui pada usia 0-6 bulan
mengenai pentingnya ASI eksklusif
2. Memberikan penyuluhan kepada 3 5 4 2 30 II
keluarga ibu hamil dan menyusui
mengenai pentingnya ASI eksklusif
3. Diskusi dengan team Promosi 1 4 3 3 4 V
Kesehatan mengenai penyuluhan
ASI eksklusif dan membuat brosur,
leaflet dan poster yang akan
digunakan sebagai media edukasi.
4. Pengajuan anggaran dana untuk 3 4 3 3 12 III
melakukan kegiatan penyuluhan atau
pembinaan ASI eksklusif dan
penyedian buku untuk pencatatan
cakupan ASI eksklusif sehingga
tercatat bayi yang mendapat ASI
atau tidak.
52

5. Membuat jadwal rutin kunjungn 1 4 4 2 8 IV


rumah terhadap bayi 0 – 6 bulan
yang masih mendapat ASI
eksklusif.

Dari hasil metode MIV/C, prioritas penyelesaian masalah yang paling


efektif dan efisien yaitu :
1. Memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada ibu hamil, dan ibu
menyusui pada usia 0-6 bulan mengenai pentingnya ASI eksklusif.
2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga ibu hamil dan menyusui
mengenai pentingnya ASI eksklusif
3. Pengajuan anggaran dana untuk melakukan kegiatan penyuluhan atau
pembinaan ASI eksklusif dan penyedian buku untuk pencatatan
cakupan ASI eksklusif sehingga tercatat bayi yang mendapat ASI atau
tidak
4. Membuat jadwal rutin kunjungan rumah terhadap bayi 0 – 6 bulan
yang masih mendapat ASI eksklusif.
5. Diskusi dengan team Promosi Kesehatan mengenai penyuluhan ASI
eksklusif dan membuat brosur, leaflet dan poster yang akan digunakan
sebagai media edukasi

Anda mungkin juga menyukai