BAB I
PENDAHULUAN
mampu menjadi salah satu bagian dari industri yang potensial untuk
Home industri atau rumah produksi merupakan salah satu wujud dari
barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena
tersebut. Begitu juga sebaliknya masyarakat tidak bisa lengkap tanpa kegiatan
ekonomi.
keluarga tertentu dan biasanya para karyawan berdomisili di tempat yang tak jauh
dari rumah produksi tersebut, karena secara geografis dan psikologis hubungan
1
2
bahwa kegiatan ekonomi ini adalah milik keluarga, kerabat dan juga waega
perusahaan mereka.
secara unik, terkait dengan kearifan lokal, sumber daya setempat dan
mengedepankan buatan tangan. Home industri bergerak dalam skala kecil, dari
tenaga kerja yang bukan professional, modal yang kecil, dan produksi hanya
di pasaran mulai dari luar kota ada pula yang sampai ke luar negeri.
ekonomi dan pendidikan di Desa Cikoneng masih terbilang rendah. Dalam sektor
rumah produksi atau yang disebut juga sebagai home industry, yakni dengan cara
membuat home industry ranginan miliknya sendiri. Dengan kata lain, mereka
pendapatan mereka tetap terbilang rendah karena penjualan ranginang dari home
maka identifikasi masalah dalam proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
berpengaruh.
masyarakat.
1. Kegunaan Akademik
penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor
5 tahap:
6
adalah:
b. Sosial, dan
mulanya
yang
7. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi kurang merangsang
7
1) Masyakarat Tradisional
produksi yang relatif masih primitif (yang didasarkan pada ilmu dan teknologi
pra-Newton) dan carahidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-
nilai yang kurang rasional,tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun. Tingkat
produktivitas per pekerjamasih rendah, oleh karena itu sebagian besar sumberdaya
moyangnya.
Sementara itu kegiatan politik dan pemerintah pada masa ini digambarkan
tersebut.
tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-negaraEropa, Asia, Timur
Kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh negara-
pendapatan nasional.
perkembangan di sektorpertambangan.
dana investasi.
harusdilakukan pemerintah.
disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar negara Barat mencapai masa tinggal landas pada abad yang
Kanada, dan Rusia. DiSwedia, sektor pemimpin adalah industri kayu, di Jepang
bahwa untukmencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor ekonomipun yang
karena itu, suatu Negara tertentu tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola
cepat.
pembangunan sektorpemimpin.
sektor-sektorlain.
teknologi, kekayaanalam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga
oleh kebijaksanaanpemerintah.
tiap Negara tersebutjenis-jenis sektor pemimpin pada tahap sesudah tinggal landas
adalahberbeda dengan yang ada pada tahap tinggal landas. Di Inggris, misalnya,
industry tekstil yang telah mempelopori pembangunan pada tahap tinggal landas
telahdigantikan oleh industri besi, batu bara dan peralatan teknik berat. Sedangkan
kereta apimemegang peranan penting pada tahap tinggal landas, telah digantikan
oleh industry baja dan industri peralatan berat pada tahap menuju ke kedewasaan.
pengusaha-pemilik.
pedesaan biasanya adalah industri kecil yang tujuan utamanya adalah menambah
pendapatan keluarga.
mempekerjakan 5-19 orang yang terdiri dari pekerja kasar yang dibayar, pekerja
mempunyai tenaga kerja 1-4 orang disebut sebagai industri rumah tangga.
15
pengertian dari bahasa Sansekerta “Catera” yang berarti payung. Dalam konteks
ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti “Catera” (payung) adalah orang
yang sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan,
damai, makmur, dan selamat (terlepas) dari segala macam gangguan, kesukaan
kerusakan dan kejadian yang tidak diiginkan. Keselamatan biasanya dijamin oleh
maupun batin.
tidak kurang dalam satu apapun dalam batas yang mungkin dicapainya, jiwa nya
mengaancam.
16
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat
fungsi sosialnya.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
terdahulu berupa beberapa jurnal maupun skripsi yang terkait dengan penelitian
kasus di Kabupaten Cianjur, skripsi ini dibuat oleh Depi Pramana, dari
dengan menggunakan pendekatan linear dan hierarkis dari atas kebawah. Hasil
17
18
Cianjur.
Desa Trusmi, skripsi ini di buat oleh Muhammad Noufaldi dari Universitas Islam
Negeri Bandung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi. Penelitian ini merupakan
triangulasi. Teknis analisis data digunakan teknik induktif. Pada penelitian ini
promosi yang diterapkan oleh home industri detergen curah birdie dalam
promosi yang diterapkan oleh home industri detergen curah birdie dalam
curah birdie dalam membangun strategi bauran promosi melalui media periklanan,
personal selling dan direct online markrting. Namun, kedepannya home industri
detergen curah birdie akan menggunakan kesemua elemen promosi agar hasil
19
mana melalui pendekatan strategi bauran promosi kepada konsumen agar tujuan
perusahaan dapat tercapai. Meskipun saat ini home industri detergen curah birdie
hanya menggunakan tiga elemen promosi namun yang lebih diutamakan adalah
melalui media personal selling atau penjualan langsung kepada calon konsumen
Pemasaran Terpadu dalam Memasarkan Produk Cat Duta Paint”. Bertujuan untuk
Utama Batu terhadap volume penjualan. Data dalam penelitian didapatkan melalui
Busana Musim “Baju Taqwa” dalam meningkatkan volume penjualan (Studi Pada
kendala yang dihadapi oleh home industri bordir dalam hal produksi yang
dilakukan yaitu mengenai proses produksi yang masih kurang efektif, sehingga
kualitas dari produk bordir yang mereka buat menjadi menurun dan berdampak
20
pada volume penjualan produk bordir mereka. Dalam penelitian ini peneliti
sebuah Desa.
skala kecil dapat dikembangkan oleh organisasi masyarakat lokal (Lanti dalam
Sigh,et.al, 1997:100).
2) Hambatan kedua, reaksi balik yang datang dari masyarakat sebagai akibat
dari diperlakukannya pembangunan sebagai ideologi baru di negara kita.
Sebagai ideologi maka pembangunan harus diamankan dan dijaga dengan
ketat. Persepsi seperti ini mendukung asumsi bahwa subsistem adalah
suatu subordinate dari suprasistem dan membuat subsistem menjadi bagian
yang benar‐benar pasif. Pengamanan yang ketat terhadap pembangunan
menimbulkan reaksi balik dari masyarakat yang merugikan usaha
membangkitkan kemauan rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Definisi usaha kecil, menurut UU No.9/ 1995 tentang Usaha Kecil, adalah sebagai
berikut: Pertama, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, Kedua, memiliki hasil penjualan
25
Pengertian pada industri kecil memiliki arti yang berbeda dalam berbagai
konteks dan lembaga yang menggunakannya, dan hal ini sering kali menimbulkan
kekeliruan interpretasi bagi yang mencoba mengadopsi kebijakan atau
pengalaman Negara lain dalam pengembangan industri kecil. Kriteria perusahaan
di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang sebagai industri kerajinan dan
rumah tangga, perusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang sebagai industri kecil,
perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang sebagai industri sedang atau
menengah, dan perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai
industri besar (Pawe, 2007).
B. Macam-macam Industri
Untuk mengetahui macam-macam industri ini bisa dilihat dari beberapa
sudut pandang.Pertama, pengelompokan industri yang dilakukan Departemen
Perindustrian (DP). Menurut DP, industri nasional Indonesia dikelompokkan
menjadi 3 kelompok besar yaitu:
1. Industri dasar yang meliputi kelompok industri mesin dan logam kimia
dasar. Yang termasuk dalam industri mesin dan logam dasar; industri
mesin pertanian, elektronika kereta api, pesawat terbang, kendaraan
bermotor, besi baja, aluminium, tembaga, dan sebagainya. Sedangkan
yang termasuk kelompok kimia dasar antara lain: industri pengolahan kayu
27
dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industri batu bara,
industri silikat, dan sebagainya.
2. Industri kecil yang meliputi antara lain industri pangan (makanan,
minuman, tembakau) industri sandang dan kulit (tekstil pakaian jadi, serta
barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas,
percetakan, penerbitan, barang-barang karet, plastik, dan lain-lain.
Kelompok industri kecil ini mempunyai misi melaksanakan pemerataan.
Tekhnologi yang digunakan menengah atau sederhana, dan padat karya.
3. Industri hilir yaitu kelompok aneka industri yang meliputi antara lain
industri yang mengelola sumber daya hutan, industri yang mengelola hasil
pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara
luas,dan lain-lain. Kelompok aneka industri ini mempunyai misi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau pemerataan, memperluas
kesempatan kerja, tidak padat modal, dan tekhnologi yang digunakan
adalah tekhnologi menengah atau teknologi maju.
Pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), pengelompokkan industri dengan cara ini
dibedakan menjadi 4 yaitu:
a. Rendahnya pendidikan
Rendahnya pendidikan pengusaha akan mempengaruhi pada kualitasnya,
sebab sumber daya manusia dalam industri kecil memiliki dasar yang kuat maka
sumber daya manusia sangat perlu dibenahi lebih dahulu, baru kemudian
membenahi faktor yang lain misalnya modal dan lokasi usaha.
b. Keterbatasan modal
Keterbatasan modal usaha merupakan suatu masalah yang sering dihadapi
oleh para pengusaha kecil.Masalah permodalan telah menjadi suatu dilema yang
berkepanjangan.Keterbatasan akses bagi industri kecil pada dasarnya dapatlah
dikatakan sebagai iklim diskriminatif yang bersumber dari sektor swasta.
usaha yang dimilikinya dari waktu ke waktu. Bila jumlah modal yang tersedia
bagi perusahaan relatif besar keadaan ini pada akhirnya akan memberikan
kemudian bagi perusahaan tersebut untuk melakukan ekspansi usaha. Selanjutnya,
sejalan dengan terjadinya perkembangan ekonomi, tujuan perusahaan-perusahaan
industri turut pula mengalami pergeseran.Tujuan perusahaan yang sebelumnya
hanya terpusat kepada berusaha mecapai kentungan pasar sebesar-besarnya,
namun dewasa ini telah meluas bertambah dengan tujuan ekonomi lainnya yang
berhubungan dengan bentuk organisasi perusahaan yang berkembang di dalam
perekonomian (Teguh, 2010).
Masyarakat dan pedesaan atau desa, dua kata yang mempunya arti
tersendiri. Untuk mendapatkan pengertian dari dua kata ini harus diartikan terlebih
dahulu kata perkata. Misalnya, Masyarakat diartikan golongan besar atau kecil
yang terdiri dari beberapa manusia dengan atau karena sendirinya bertalian secara
golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain (Shadily, 1993).
Masyarakat dapat juga diartikan sebagai sekumpulan manusia yang saling
berinteraksi (Koentjaraningrat, 2002).
Pandangan tentang kedua kata diatas yaitu masyarakat pedesaan atau desa
dapat diartikan sebagai masyarakat yang memiliki hubungan yang lebih
mendalam dan erat dan sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan. Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan
sebagainya. Dengan kata lain masyarakat pedesaan identik dengan istilah gotong
royong yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan kepentingan
mereka.
a. Gemeinschaft (Paguyuban).
Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim
dan pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Ikatan
pernikahan dan keluarga digambarkan sebagai gemeinschaft of life. Contohnya
kehidupan rumah tangga, kekerabatan, dan sebagainya. Gemeinschaft dibagi atas
tiga tipe, yaitu gemeinscharft by blood, gemeinschaft of place, dan gemeinschaft
of mind. Gemeinschaft by blood adalah paguyuban yang mengacu pada
kekerabatan, atau di dasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya
keluarga. Gemeinschaft of place adalah paguyuban yang mengacu pada kedekatan
tempat, sehingga dapat saling bekerja sama dan tolong-menolong. Misalnya rukun
tetangga atau rukun warga. Gemeinschaft of mind adalah paguyuban yang
mengacu pada hubungan persahabatan karena persamaan minat, hobi, profesi,
atau keyakinan. Misalnya kelompok agama.
b. Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu
yang pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya
32
bersifat mekanis. Bentuk memerlukan bantuan atau kerja sama dengan kelompok
luarnya. Masing – masing anggota pada umumnya dapat menjalankan peranan
yang diperankan oleh anggota lain, pembagian kerja belum berkembang. Peranan
semua anggota sama sehingga ketidakhadiran seorang anggota kelompok tidak
mempengaruhi kelangsungan hidup kelompok karena peranan anggota tersebut
dapat dijalankan orang lain. Kohesi sosial yang terjadi berdasarkan
ketergantungan individu dalam masyarakat juga lebih maju terhadap satu sama
lain. Di kalangan masyarakat industri pembagian tenaga kerja pun meningkat.
Meskipun individu melakukan tugas yang berbeda dan sering memiliki nilai dan
kepentingan yang berbeda.
a. Solidaritas mekanis
Solidaritas mekanis adalah ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana
yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum
ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan karena pada dasarnya
setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong. Masyarakat
ini juga terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial
yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung akrab dan didasarkan pada
sistem nilai yang sama. Contoh masyarakat dengan solidaritas ini adalah
masyarakat pedesaan yang masih tradisional. Pada umumnya masyarakat tersebut
mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.
b. Solidaritas Organis
Solidaritas organis adalah bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat
kompleks atau beragam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci.
Dengan demikian muncul keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota
masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling
tergantung satu sama lain dan tidak dapat hidup secara sendiri tanpa melakukan
hubungan atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun
demikian kesadaran bersama di antara mereka lemah. Misalnya kehidupan pada
masyarakat kota. Ada banyak jenis pekerjaan pada masyarakat kota, seperti
karyawan swasta, pengusaha, buruh, guru, pegawai negeri, dan lain-lain, di mana
33
.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Hadari Nawawi (2003: 63-64) bahwa metode deskriptif adalah cirinya
menganalisa data-data yang ada kaitannya dengan objek kajian. Metode ini sangat
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Lexy J. Moleong, 2008: 4). Dengan metode ini, data
yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Pada
penulisan laporan, peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut sejauh
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
30
36
secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau
Bandung).
suatu informasi atau data tentang “Kontribusi home industry ranginang dalam
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Sumber primer adalah segala
(Moleong, 2002) Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah:
tersebut.
Sumber data sekunder adalah catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari
sumber orisinil. Dilihat dari segi sumber data, sumber tertulis dibagi atas sumber
buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen
resmi.
catatan resmi, serta dengan membaca bahan bacaan yang ada yang dapat dijadikan
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
untuk mendapatkan data. (Moleong, 2002) Dilihat dari sumber data, maka
1. Observasi
secara langsung maupun tidak langsung.Metode ini peneliti gunakan untuk data
kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas yang
sukar diperoleh dengan metode lain. Dengan teknik observasi partisipan seperti ini
lebih dekat.Ada beberapa jenis teknik observasi yang bisa digunakan tergantung
a) Observasi partisipan, dalam hal ini peneliti terlibat langsung dan ikut serta
b) Observasi non partisipan, pada teknik ini peneliti berada di luar subyek
lebih baik.
2. Wawancara
3. Dokumentasi/Pencatatan Arsip
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
dokumen digunakan untuk memperoleh arsip mengenai posisi Desa Cikoneng dari
Analisis data adalah proses merinci usaha secara formal untuk menentukan
tema dan merumuskan hipotesis atau ide seperti yang disarankan oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Moleong,
2002: 135).
data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Tahap-tahap yang
yang lengkap.
jawabkan data yang diambil. Dalam lokasi penelitian ini ditetapkan berada di satu
tempat yaitu Desa Cikoneng. Penetapan lokasi penelitian ini dimaksudkan untuk
bawah ini:
42
Tabel 3.1
Penelitian
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.
1. Pengajuan
Judul
2. Pembuatan
Proposal
Penelitian
3. Bimbingan
Proposal
Penelitian
4. Seminar
Proposal
Penelitian
43
DAFTAR PUSTAKA
Utama Press.
Setia.
Setia.
Rosdakarya.
38
44
Saebani, Beni Ahmad. (2016). Perspektif Perubahan Sosial. Bandung: Pustaka Setia.