MENTAL REMAJA.
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Seorang remaja yang menjadi korban disorganisasi keluarga akan mengalami tekanan
mental yang cukup berat dalam lingkungan hidup, sebagai percontohan ia akan merasa malu
dan tidak percaya diri terhadap orang di sekitarnya karena kondisi orang tuanya yang sedang
dalam keadaan tidak baik – baik saja. Di lingkungan belajar pun ia akan cenderung menjadi
bahan pembicaraan bagi kawan disekitarnya sehingga pikiran menjadi tidak terkonsentrasi
dalam pelajaran kemudian remaja tersebut akan menjadi pendiam serta cenderung menjadi
anak yang menyendiri juga suka melamun.
Jika seorang remaja telah dalam fase terendahnya menghadapi disorganisasi keluarga,
ia akan mencari pelampiasan diri yang bisa diekspresikan dalam berbagai bentuk seperti
contoh: Merokok, menggunakan obat terlarang, pergaulan bebas yang menyesatkan. Serta
bukan suatu hal yang tidak mungkin ia akan memilih mengakhiri hidupnya.
Namun seorang remaja juga memiliki berbagai cara yang positif untuk menghadapi
sebuah disorganisasi keluarga yaitu dengan cara mendekatkan diri pada tuhan, bergaul
dengan orang yang positif dan mendukungnya, atau bahkan ia dapat pergi pada seorang
psikolog untuk menceritakan masalahnya dan mendapat saran untuk menuju jalan keluar dari
permasalahan yang tengah ia hadapi.