Anda di halaman 1dari 13

Wawasan sebagai Geopolitik Indonesia

Dosen Pengampu : Netty Thamaria P., S.H., M.H.


Disusun Oleh :
Diana Nur Amalina
Dilla Kanitha
Embun Syawalia Sendin
Fadila Gita Nisrena
Farah Fadhila
Fiskia Maulida Nurilah
Hafidza Qatrunada Adristi
Hanna Christi Caroline
Hasbiyalloh
Husnul Chotimah

Prodi Diploma III Analisa Farmasi dan Makanan


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 2
Jakarta,8 November 2017

1
Daftar Isi
Kata Pengantar ...............................................................................................3
BAB I Pendahuluan .......................................................................................4
A. Latar Belakang ...................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................4
BAB II Pembahasan .......................................................................................5
A. Pengertian Wawasan Nusantara .........................................................5
B. Pengertian Geopolittik .......................................................................5
C. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Inodonesia .........................5
BAB III Penutup ............................................................................................12
A. Kesimpulan ........................................................................................12
B. Saran
Daftar Pustaka………………………………………………………………13

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Y.M.E atas limpahan rahmat, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Pembuatan makalah ini untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembahasan Wawasan sebagai Geopolitik
Indonesia

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir harapan penulis adalah semoga Penulisan Makalah ini dapat bermanfaat, bagi
penulis serta para pembaca Penulisan Makalah ini.

Jakarta, 8 November

2017

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara konsepsional, wawasan nusantara (Wawasan) merupakan wawasan nasionalnya bangsa


Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut Wawasan
Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas
pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi
lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara. Jadi
Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

Konsep Geopolitik, sesungguhnya adalah merupakan ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalahmasalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu
bangsa. Negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para
pendiri Negara ini.

Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Wawasan Nusantara
sebagai Geopolitik di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian wawasan Nusantara ?

2. Apa pengertian geopolitik itu?

3. Bagaiman wawasan nusantara sebagai geopolitik di Indonesia?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

Berdasarkan pengertian Wawasan Nusantara berdasarkan Tap. MPR Tahun 1993 dan tentang
GBHN. Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada
Pancasila dan berdasarkan Undang-undang Dasar 1945, yaitu cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk menccapai tujuan nasional.

2.2 PENGERTIAN GEOPOLITIK

Geopolitik berasal dari dua kata yaitu “geo” dan politik. Maka membicarakan pengertian
geopolitik tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. “Geo”
artinya bumi/planet bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang yaitu
sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi
berkaitan dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Politik
berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan
alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.

Maka, geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial dalam arti luas) suatu
negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system
politik suatu negara.

2.3. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

A. Wawasan Nasional RI

5
Dalam suatu wilayah yang disebut negara Pemerintah dan rakyat memerlukan konsep berupa
wawasan nasional sebagai visi nasional untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan
wilayah, dan jati diri bangsa. Istilah wawasan berasal dari kata wawas (bahasa jawa) yang
artinya melihat/memandang, dengan akhiran –an, berarti cara lihat/cara pandang. Wawasan
nusantara adalah wawasan nasional bangsa indonesia, dimana kondisi geografisnya adalah
kepulauanyang terletak di antara dua benua dan dua samudra.

Dalam mewujudkan arpirasi dan perjuangan, suatu negara perlu memperhatikan tiga faktor
utama :

1) Bumi dan ruang dimana bangsa itu hidup

2) Jiwa, tekat, dan semangat manusianya

3) Lingkungan sekitar

Dengan demikian, wawasan nasional ialah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara
tentang diri dan lingkungannya dalam eksisitensinya yang serba terhubung dengan bangsa lain
dan negara lain, dan dalam perkembangannya di lingkungan daerah, nasional, regional, dan
global.

B. Teori Kekuasaan dan Geopolitik Indonesia

Ajaran Wawasan Nasional indonesia dikembangkan berdasarkan teori wawasan nasional


secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh Paham Kekuasaan bangsa
Indonesia dan Geopolitik Indonesia.

a) Paham Kekuasaan bangsa Indonesia

Menganut paham tentang “perang dan damai” yaitu : “Bangsa Indonesia cinta damai, tetapi
lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya”. Artinya bahwa hidup di antara sesama warga
bangsa dan bersama bangsa lain di dunia merupakan kondisi yang terus menerus perlu
diupayakan. Sedangkan penggunaan kekuatan nasional dalam wujud perang hanyalah
digunakan untuk mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, martabat bangsa dan integritas
nasional, serta sedapat mungkin diusahakan agar wilayah nasional tidak menjadi ajang perang.
Konsekuensinya, bangsa Indonesia harus merencanakan, mempersiapkan, dan
mendayagunakan sumber daya nasional secara tepat dan terus menerus sesuai dengan
perkembangan zaman.

6
b) Geopolitik Indonesia

Pemahaman tentang negara Indonesia menganut paham negara kepulauan, yaitu paham yang
dikembangkan dari asas archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman archipelago
di negara-negara Barat pada umumnya. Menurut paham Barat, laut berperan sebagai ‘pemisah”
pulau. Sedangkan menurut paham Indonesia laut adalah “penghubung” sehingga wilayah
negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai “Tanah Air” dan disebut “Negara Kepulauan”.

C. Dasar Pemikiran Wawasan Nasional Indonesia

Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
Indonesia yang berdasarkan falsafah pancasila dan oleh pandangan geopolitik Indonesia yang
berdasarkan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena dasar pemikiran
wawasan nasional Indonesia terdiri atas dasar pemikiran berdasarkan filsafat, kewilayahan,
sosial budaya, dan kesejarahan.

a) Dasar Pemikirian berdasarkan Falsafah Pancasila

Manusia Indonesia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, dan
daya pikir; sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya,
lingkungannya, alam semesta, dan Penciptanya, yang menumbuhkan cipta, karsa, dan karya
untuk mempertahankan eksistensinya. Nilai-nilai Pancasila tercakup dalam penggalian dan
pengembangan Wawasan Nusantara(Wawasantara).

Sila Ke-1 : Ketuhanan Yang Maha Esa

-Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa

-Hormat menghormati antar pemeluk agama dan toleransi

-Kebebasan beragama

Sila Ke-2 : Kemanusiaan yang adil dan beradab

Memberi hak dan kewajiban yang sama kepada setiap warga negara dalam menerapkan HAM

Sila Ke-3 : Persatuan Indonesia

-Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara namun tidak mematikan kepentingan


individu, golongan, dan suku.

7
Sila Ke-4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan

-Keputusan diusahakan melalui musyawarah untuk mufakat, namun tidak menutup


kemungkinan voting.

Sila Ke-5 : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

-Mengakui dan menghargai hak warga negara untuk mencapai kesejahteraan namun tidak
merugikan kepentingan orang lain.

Wawasan Nasional Indonesia menghendaki tercapainya persatuan dan kesatuan, namun tidak
menghilangkan sifat, ciri, dan karakter kebinekaan.

b) Pemikiran berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pengaruh geografi terhadap sikap dan tatalaku
negara yang bersangkutan merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhitungkan.

(1) Hukum Laut

Dalam hukum laut internasional dikenal dua konsep yang bertentangan, yaitu:

*Res Nullius, yang menyatakan bahwa laut tidak ada yang mem-punyainya, dan oleh karena
itu dapat dimiliki tiap-tiap negara.

*Res Communis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat du-nia dan karena itu
tidak dapat dimiliki tiap-tiap negara.

Hugo de Groot (Belanda) dalam bukunya Mare Liberium menyatakan bahwa laut bebas untuk
semua bangsa.

Grotius dalam bukunya De Jure Belli Ac Pasis (1625), mengakui laut sepanjang pantai suata
negara dapat dimiliki sejauh yang dapat dikuasai darat.

Cornelis van Bynkershosk dalam bukunya De Dominio Maris Di sertatio menyatakan bahwa
penguasaan dari darat itu berada sejauh yang dapat dikuasai oleh meriam dari darat, pada waktu
itu diperkirakan sejauh 3 mil.

8
(2) Deklarasi Juanda

Kondisi objektif geografis Nusantara merupakan untaian ribuan pulau, terbentang di


khatulistiwa berada pada posisi silang yang strategis.

Wilayah Indonesia pada saat Proklamasi Kemerdekaan masih mengikuti hukum laut
“Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie” (TZEMKO) tahun 1939, dimana lebar
laut wilayah Indonesia 3 Mil dari pantai tiap pulau. Hal ini tidak terjamin kesatuan wilayah
NKRI.

Tujuan inti dari deklarasi juanda antara lain adalah :

• Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan RI yang utuh dan bulat

• Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan asas Negara kepualauan
(Archipelagic State Principles)

• Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamaan NKRI

(3) Hukum Ruang Udara/dirgantara

Hukum udara adalah perangkat kaidah tentang matra udara yang dikaitkan dengan batas
yurisdiksi Negara. Perkembangan hukum udara dimulai ketika Perang Dunia I berakhir. Pada
saat itu Negara dihadapkan pada:

• perlu penegasan konsep kedaulatan ruang udara, dan

• perlu memperketat pertahanan Negara melalui control ruang udara

Akhirnya dicapai suatu kesepakatan :

• Demi keselamatan penerbangan perlu ditetapkan standardisasi internasional yang berkaitan


dengan prosedur teknis penerbangan (navigasi) udara.

• Menegaskan prinsip kedaulatan yang utuh dan penuh dari negara-negara atas ruang udara
diatas wilayah nasional suatu negara, dilangsungkan jaringan penerbangan sipil internasional
secara aman, tertib, teratur, dan nyaman.

9
c) Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya

Budaya merupakan hasil kekuatan budi manusia, lengkapnya ialah cipta, rasa, dan karya.
Budaya dilahirkan dari hubungan antar manusia yang membentuk pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak yang merangsang hubungan sosial di antara anggotanya.

Cipta, karsa, dan karya sangat dipengaruhi oleh lingkungan alamiah tempat manusia hidup.
Itulah sebabnya bangsa Indonesia yang mempunyai ruang hidup dengan kondisinya yang
masing-masing membentuk karakter bangsa yang berbeda, dari segi etnis, alam, dan
pendidikan. Heterogenitas karakter bangsa, secara budaya meliputi:

• Sistem religi/ keagamaan

• Sistem masyarakt / organisasi

• Sistem pengetahuan

• Sistem keserasian / budaya dalam arti sempit

• Sistem mata pencaharian / ekonomi, dan

• Sistem teknologi dan peralatan

Kebudayaan yang merupakan warisan, memaksa generasi berikutnya untuk menerima dan
memelihara norma-norma. Penerimaan ada yang bersifat emosional yang mengikat secara kuat
dan sensitif sehingga dapat memicu konflik sosial, ras, antar golongan (SARA) secara tidak
rasional. Keterikatan masyarakat dan daerahnya juga dapat membentuk sentimen daerah yang
sering dijadikan perisai terhadap ketidakmampuan individu dalam menghadapi perubahan
yang dianggap mengancam eksistensi budayanya. Jika penerimaan secara emosional ini terus
dikembangkan, konflik konflik akan bereskalasi menjadi konflik antar daerah yang bersifat
nasional. Untuk itulah diperlukan rekayasa sosial dalam pembangunan karakter nasional
(national and character building), yaitu Wawasan Nusantara yang dilandasi Bhineka Tunggal
Ika.

d) Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejarahan

Nuansa kebangsaan mulai muncul sejak tahun 1900-an ditandai oleh lahirnya konsep baru dan
modern (dasar dan tujuannya berbeda dengan konsep lama).

Wilayah NKRI masih berdasarkan warisan kolonial Belanda, yaitu batas wilayah perairan
berdasarkan “Teritoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie” tahun 1939 ialah selebar 3 mil

10
dari garis pangkal tiap pulau. Melalui proses perjuangan yang panjang (±28 tahun) Indonesia
berhasil mengubah batas wilayah perairan, yaitu 12 mil dari pantai pulau-pulau terluar
(Deklarasi Juanda 13 Des 1957). Dengan demikian terwujudlah kesatuan wilayah RI yang
disebutkan dengan istilah “Konsepsi Nusantara”, terdiri atas kata “Nusa” = pulau dan “Antara”,
yaitu yang terletak di antara dua benua dan dua samudera. Konsepsi Nusantara mengilhami
Angkatan-angkatan dalam tubuh TNI untuk mengembangkan wawasan berdasarkan
mantranya:

*Angkatan Darat mengembangkan Wawasan Benua

*Angkatan Laut mengembangkan Wawasan Bahari

* Angkatan Udara mengembangkan Wawasan Dirgantara

Dalam Ketetapan MPR N. IV/MPR/1973 Wawasan Nusantara dimasukkan dalam GBHN (Bab
II huruf “E”). Perjuangan di dunia internasional untuk diakuinya wilayah Nuasantara, sesuai
dengan Deklarasi Juanda, merupakan rangkaian perjuangan yang panjang: Dimulai sejak
Konverensi PBB tentang Hukum Laut I tahun 1958 kemudian yang II tahun 1960, akhirnya
pada konverensi III tahun 1982, pokok-pokok asas negara kepulauan diakui dan dicantumkan
dalam UNCLOS 1982.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Secara sederhana wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya. Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu
kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional.
Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan visi
bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan
konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan
utuh pula. Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik
Indonesia. Berdasarkan fakta geografis dan sejarah, wilayah Indonesia beserta apa yang ada di
dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau Wawasan nasional Indonesia ini
dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa
Indonesia.

3.2. SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat untuk kami sendiri dan bagi pembaca
lainnya serta menambah wawasan, khususnya Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik di
Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Pusposutardjo,Suprodjo.Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan(Untuk


Mahasiswa), Jakarta:2001
 https://tiekawati.wordpress.com/2014/03/15/wawasan-nusantara-sebagai-geopolitik-
indonesia/
 http://liasetianingsih.wordpress.com/2010/04/19/wawasan-nusantara/

13

Anda mungkin juga menyukai