Anda di halaman 1dari 26

BAHAN AJAR/MODUL

MENERAPKAN DAN MERAWAT BERKALA SISTEM PENDINGIN

KELAS XI / SEMESTER 1

Penyusun
Fatchur Rijal Alattas, S.Pd

TEKNIK KENDARAAN RINGAN


SMK NEGERI 2 KEBUMEN
2017
VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini selasa tanggal 26 bulan September tahun 2017 Bahan Ajar Mata Pelajaran
Pemeliharaan Mesin Kendaraan ringan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK
Negeri 2 Kebumen telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/Ketua Program Keahlian ...

Kebumen, 2017
Ketua Program Keahlian Penulis
TKR

Nama Fatchur Rijal Alattas, S.Pd

ii
PRAKATA

Modul Pemeliharaan/servis Sistem Pendingin dan komponen-komponennya ini


digunakan sebagai pedoman kegiatan belajar siswa SMK Program Keahlian: Teknik
Kendaraan Ringan, untuk mencapai kompetensi dasar menerapkan cara perawatan sistem
pendingin dan merawat berkala sistem pendingin.
Bahan ajar ini memberikan uraian-uraian terkait dengan merawat sistem pendingin
diantaranya : 1. Prinsip kerja sistem pendingin, 2. Komponen sistem pendingin dan
fungsinya, 3. Cara kerja sistem pendingin, 4. Prosedur perawatan sistem pendingin, 5.
Latihan Soal. Semoga bahan ajar ini bermanfaat bagi peserta didik program keahlian
Teknik Kendaraan Ringan khususnya pada kompetensi dasar menerapkan cara perawatan
sistem pendingin dan merawat berkala sistem pendingin.
Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan bahan ajar ini,
sehingga saran dan masukan yang membangun sangat penyusun harapkan. Semoga bahan
ajar ini banyak memberikan manfaat.

Semarang, 26 September 2017


Penyusun

Fatchur Rijal Alattas, S.Pd

iii
DESKRIPSI

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
K3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, dalam
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
K4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri dan mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan cara perawatan sistem pendinginan
4.3 Merawat berkala sistem pendinginan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator Pencapaian Kompetensi pada KD Pengetahuan
KD : 3.3 Menerapkan cara perawatan sistem pendingin
Indikator :
1.1 Menjelaskan tentang sistem pendingin
1.2 Menjelaskan fungsi perawatan sistem pendingin
1.3 Menentukan prosedur perawatan sistem pendingin

2. Indikator Pencapaian Kompetensi pada KD Keterampilan


KD : 4.3 Merawat berkala sistem pendinginan
Indikator :
4.3.1 Melakukan perawatan sistem pendingin
4.3.2 Menyimpulkan hasil perawatan sistem pendingin
4.3.3 Mengontrol hasil perawatan sistem pendinginan

C. Tujuan Pembelajaran

iv
Berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi diatas, maka rumusan tujuan
pembelajarannya yaitu siswa dapat :
1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan tentang
prinsip kerja, komponen dan cara kerja sistem pendingin dengan santun
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menerangkan fungsi
perawatan sistem pendingin dengan cermat dan teliti
3. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menentukan
prosedur perawatan sistem pendingin cermat dan teliti
4. Setelah disediakan peralatan dan jobsheet, siswa dapat melakukan perawatan sistem
pendingin sesuai prosedur.
5. Setelah mengakses informasi spesifikasi dari pabrik dan hasil perawatan, peserta
didik dapat menyimpulkan hasil perawatan sistem pendingin dengan cermat dan
teliti
6. Setelah menghidupkan mesin, siswa dapat mengontrol hasil perawatan sistem
pendingin dengan cermat dan teliti

v
DAFTAR ISI

Verifikasi Bahan Ajar ii


Prakata iii
Deskripsi Mata Pelajaran iv
Daftar Isi v
BAB I JUDUL BAB 1
A. Deskripsi Singkat
B. Tujuan Pembelajaran (yang sesuai dengan materi Bab I)
C. Materi
1.
2.
D. Rangkuman
E. Latihan Soal
BAB II JUDUL BAB
A. Deskripsi Singkat
B. Tujuan Pembelajaran (yang sesuai dengan materi Bab II)
1.
2.
C. Materi
D. Rangkuman
E. Latihan Soal
Daftar Pustaka

vi
BAB I
MEMAHAMI SISTEM PENDINGIN

A. Deskripsi Singkat
Pada bab ini akan menguraikan materi tentang prinsip kerja sistem
pendingin, jenis-jenis sistem pendingin, komponen sistem pendingin dan cara
kerja sistem pendingin. Diakhir uraian akan diberikan latihan soal untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari seluruh materi yang terdapat pada bab ini, diharapkan peserta
didik dapat :
1. Menjelaskan prinsip kerja sistem pendingin
2. Menjelaskan jenis-jenis sistem pendingin
3. Menjelaskan komponen sistem pendingin beserta fungsinya
4. Menjelaskan cara kerja sistem pendingin
5. Gangguan-gangguan pada sistem pendingin

C. Uraian Materi
1. Prinsip Kerja Sistem Pendingin
Menurut neraca panas, pada motor bakar hanya akan diperoleh
sekitar 25 persen hasil pembakaran bakar yang dapat diubah menjadi
energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas buang (kira-
kira 34 persen), melalui sistem pendinginan (kira-kira 32 persen) dan
sisanya akan melalui kerugian pemompaan dan gesekan.

Gambar 1.1 Neraca panas pada mesin

1
Berdasarkan neraca panas di atas maka fungsi pendinginan
pada motor menjadi penting, karena panas yang akan terserap oleh sistem
pendinginan dapat mencapai 32 persen.
Bila mesin tidak didinginkan akan terjadi pemanasan yang lebih
(overheating) dan akan mengakibatkan gangguan- gangguan sebagai
berikut:
a. Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh: torak yang terbuat dari
logam paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira
sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan
berubah bentuk atau bahkan mencair.
b. Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak
menjadi terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan.
Misalnya torak akan memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan
aluminium) daripada blok silinder (yang terbuat dari besi tuang)
sehingga gerakan torak menjadi macet.
c. Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh
perubahan suhu. Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet
karena adanya tegangan tersebut.
d. Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan. Jika
suhu naik sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah menjadi
karbon dan cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan
baik, atau cincin macet (ring stick). Pada suhu 500 ºC pelumas
berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan macet
sekalipun masih mempunyai ruang bebas.
e. Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi
ketukan (knocking).

Sebaliknya bila motor terlalu dingin akan terjadi masalah, yaitu:


a. Pada motor bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran
udara bahan bakar menjadi gemuk. Hal ini menyebabkan pembakaran
menjadi tidak sempurna.

2
b. Pada motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan
mengeluarkan asap putih dan menimbulkan ketukan dan motor tidak
mudah dihidupkan.
c. Kalau pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat
tambahan tekanan
d. Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada
suhu kira-kira 50 ºC

2. Jenis-jenis sistem pendingin


a. Sistem pendinginan udara
1) Sistem pendinginan udara secara alamiah
Pada sistem ini panas yang dihasilkan oleh pembakaran gas dalam
ruang bakar sebagian dirambatkan keluar dengan menggunakan
sirip-sirip pendingin (cooling fins) yang dipasangkan di bagian
luar silinder (Gambar 2). Pada tempat yang suhunya lebih tinggi
yaitu pada ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang
daripada sirip pendingin yang terdapat di sekitar silinder yang
suhunya lebih rendah.

Gambar 2.1 Pendinginan udara secara alamiah

2) Sistem pendinginan oleh tekanan udara


Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus
berbentuk aliran atau udaranya hrus mengalir agar suhu udara di
sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap
berlangsung sempurna. Hal ini dapat dicapai dengan jalan
menggerakkan sirip pendingin atau udaranya. Bila sirip pendingin
yang digerakkan atau mesinnya bergerak seperti pada
sepedamotor. Pada mesin stasioner aliran udaranya diciptakan

3
dengan cara menghembuskannya melalui blower yang
dihubungkan langsung dengan poros engkol Gambar 3
menunjukkan pendinginan udara menggunakan kipas/blower
yang terpasang pada roda gila (flywheel fan), yang dianggap tidak
efisien karena tanpa pengarah aliran (shroud). Agar aliran udara
pendingin lebih dapat mendinginkan sirip-sirip digunakan
pengarah

Gambar 1.3 kipas udara pada fly wheel tanpa pengarah

Gambar 1.3 kipas udara pada fly wheel dengan pengarah

b. Sistem Pendinginan Air


Sistem pendinginan air lebih rumit dan lebih mahal jika dibandingkan
dengan sistem pendingin yang lain. Namun sistem pendinginan ini juga
memiliki kelebihan diantaranya lebih aman sebab ruang bakar dikelilingi
oleh air pendingin, juga bertindak sebagai peredam suara mesin

Sistem pendingin air dilengkapi radiator, kipas, thermostate, water


jacket, pompa air dan slang karet

4
Gambar 1. 4 Konstruksi Pendingin air
Pada sistem ini sebagian panas dari hasil pembakaran dalam ruang
bakar diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder.
Oleh karena itu di luar silinder dibuat mantel air (water jacket).
Pada sistem pendinginan air ini air harus bersirkulasi. Adapun
sirkulasi air dapat berupa 2 (dua) macam, yaitu:
1) Sirkulasi alamiah/Thermo-syphon
Pada sistem pendinginan air dengan sirkulasi alamiah, air
pendingin akan mengalir dengan sendirinya yang diakibatkan
oleh perbedaan massa jenis air yang telah panas dan air yang
masih dingin

Gambar 1.5 Prinsip sirkulasi alamiah

Agar air yang panas dapat dingin, maka sebagai pembuang


panas dipasangkan radiator.

Gambar 1.6 Sirkulasi alamiah di mesin

5
Air yang berada dalam mantel air dipanaskan oleh hasil
pembakaran sehingga suhunya naik, sehingga massa jenisnya
akan turun dan air ini didesak ke atas oleh air yang masih
dingin dari radiator. Agar pembuanganpanas dari radiator
terjadi sebesar mungkin maka pada sistem pendingin
dilengkapi juga dengan kipas.

2) Sirkulasi dengan tekanan


Pada sirkulasi dengan tekanan pada prinsipnya sama dengan
sirkulasi alam, tetapi untuk mempercepat terjadinya sirkulasi
maka pada sistem dipasang pompa air

Gambar 1.7 Sirkulasi dengan tekanan

3. Komponen utama sistem pendingin


a. Radiator
Komponen ini berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah
menjadi panas setelah melalui saluran water jacket. Radiator terdiri dari
tangki air bagian atas ( upper water tank) dan radiator core pada bagian
tengahnya. Cairan pendingin masuk ke upper tank dari selang atas (upper
house). Upper tank dilengkapi dengan tutup radiator untuk menambah air
pendingin dan dihubungkan slang ke reservoir tank sehingga air pendingin
atau uap berlebihan dapat ditampung.

Gambar 1.8 komponen pada radiator


Inti Radiator (radiator core) terdiri dari pipa-pipa dimana cairan pendingin
melaluinya dari upper ke lower tank. Juga dilengkapi dengan sirip-sirip yang

6
didinginkan oleh kipas udara akibat gerakan dari kendaraan, yang mengalir
melalui sirip-sirip pada saat kendaraan sedang berjalan

Gambar 1.9 radiator core


Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin
dengan jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas
sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi daripada tekanan udara luar.
Di samping itu pada sistem pendinginan tetutup, tutup radiator
berfungsi untuk mempertahankan air pendingin dalam sistem
meskipun dalam keadaan dingin atau panas.

Gambar 1.10 Konstruksi tutup radiator

Tutup Radiator merupakan salah satu komponen yang berada pada upper
tank radiator yang bertekanan dan menutup rapat. Ini memungkinkan
naiknya temperatur pendingin 100o C tanpa terjadi mendidih. Penggunaan
tutup radiator yang bertekanan (pressure cap) diutamakan sebab efek
pendinginan radiator bertambah dan membuat perbedaan suhu antara udara
luar dan cairan pendingin. Pada tutup radiator dilengkapi relief valve dan
vacuum valve. Bila volume pendingin bertambah saat temperatur mulai naik,
maka tekanan juga akan bertambah. Bila tekanan naik hingga mencapai 0.3-
1,0 kg/cm2 pada 110-120oC reliev valve akan membuka dan membebaskan
kelebihan tekanan melalui overflow pipe.

Gambar 1.11 Cara kerja Relief Valve

7
Temperatur cairan pendingin berkurang setelah mesin berhenti dan
membentuk ruangan vakum di dalam radiator. Vacuum valve akan membuka
secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti kevakuman dalam
radiator. Kemudian cairan pendingin dalam radiator pada tekanan atmosfir
bila mesin sudah benar-benar menjadi dingin.

Gambar 1.12 Cara kerja Vacuum Valve

b. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk menyirkulasikan air pendingin dengan
jalan membuat perbedaan tekanan antara saluran isap dengan saluran
tekan pada pompa. Pompa air yang biasa digunakan adalah pompa
sentrifugal. Pompa air ini digerakkan oleh mesin dengan bantuan tali
kipas (“V” belt) dan puli dengan perbandingan putaran antara pompa
air dengan mesin sekitar 0,9 sampai 1,3. Hal ini dimaksudkan agar
dapat mengalirkan air pendingin sesuai dengan operasi mesin.

Gambar 1.13 Konstruksi pompa air

c. Kipas Pendingin
Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator
agar panas yang terdapat pada inti radiator dapat dipancarkan ke udara
dengan mudah. Kipas pendingin dapat berupa kipas pendingin biasa
(yang diputarkan oleh mesin) atau kipas pendingin listrik. Kipas
pendingin biasa digerakkan oleh putaran puli poros engkol. Poros
kipas biasa sama dengan poros pompa air sehingga putaran kipas sama
dengan putaran pompa.

8
Gambar 1.14 Kipas pendingin dengan motor lstrik

Bila suhu air pendingin dibawah 83 ºC temperature switch ON dan


relay berhubungan dengan masa. Fan relay coil terbuka dan motor
tidak bekerja. Bila suhu air pendingin di atas 83 ºC, temperature
switch akan OFF dan sirkuit relay ke masa terputus. Fan relay tidak
bekerja, maka kontak poin merapat dan kipas mulai bekerja.

d. Katup Termostat
Katup termostat berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi
pada saat suhu mesin yang rendah dan membuka saluran dari mesin ke
radiator pada saat suhu mesin mencapai suhu idealnya. Katup
termostat biasanya dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke
radiator yang dimaksudkan agar lebih mudah untuk menutup saluran
bila mesin dalan keadaan dingin dan membuka saluran bila mesin
sudah panas.

Gambar 1.15 Katup Termostat

e. Tangki Cadangan (Reservoir Tank)


Tangki cadangan (reservoir tank) dihubungkan ke radiator dengan slang
overflow. Bila volume cairan pendingin berekspansi disebabkan naiknya
temperatur, maka cairan pendingin yang berlebihan dikirim ke tanki
cadangan. Bila temperatur turun, maka cairan pendingin yang ada dalam
tanki cadangan akan kembali ke radiator. Ini untuk mencegah terbuangnya
cairan pendingin dan untuk menjamin agar tetap dapat mengirimkan cairan
pendingin saat diperlukan penambahan secara tetap.

9
Gambar 1.16 Tangki Cadangan (reservoir tank)
4. Cara Kerja Sistem Pendingin
Proses pendinginan adalah proses berpindahnya energi panas atau kalor
dari zat yang bertemperatur lebih tinggi ke zat lain yang bertemperatur lebih
rendah. Cara kerja sistem pendinginan air pada mesin dapat dijelaskan pada saat
mesin sudah hidup, mulai dari kondisi temperatur mesin masih dingin atau
bertemperatur udara luar atmosfir, kemudian diharapkan mesin cepat panas atau
cepat mencapai temperatur kerja yang diinginkan (80°C s.d 1000 C) dan
selanjutnya mempertahankan temperatur kerja mesin tersebut, jangan sampai
temperatur mesin dibawah batas tersebut dan juga jangan sampai temperatur
mesin diatas batas atas tersebut diatas (overheating).

Gambar 1.17 Kerja sistem pendingin

a. Saat Temperatur Mesin Dingin Sampai Temperatur Kerja

Pada saat mesin masih dingin (bertemperatur udara atmosfir) dan


kemudian mesin dihidupkan, maka di dalam silinder terjadi proses
pembakaran yang berulang-ulang, sehingga komponen mesin dan air
pendingin temperaturnya semakin meningkat. Bersamaan dengan itu,
pompa air (6) berputar, maka terjadi sirkulasi air hanya di dalam rongga
blok motor dan kepala silinder (1). Air tidak dapat bersirkulasi melewati
radiator (4), karena termostat (5) masih tertutup. Oleh karena sirkulasi
air hanya di dalam mesin dan air tidak didinginkan radiator, maka
komponen mesin dan air menjadi cepat panas atau disebut dengan
mesin telah panas, mencapai temperatur kerja yang diinginkan (80°C
s.d 1000 C).

10
b. Saat temperatur kerja stabil
Setelah mesin panas atau mencapai temperatur kerja, temperatur
mesin tidak boleh naik lagi melebihi batas atas temperatur kerja, karena
akan mengakibatkan panas mesin berlebihan (overheating), harus
diupayakan temperatur kerja mesin stabil pada rentang temperatur yang
diinginkan (80°C s.d 1000 C). Supaya temperatur mesin tidak naik lagi,
maka air pendingin yang panas harus disirkulasikan dan didinginkan
radiator. Oleh karena itu saat mesin panas termostat harus membuka,
sehingga sirkulasi air tidak hanya di dalam mesin, tetapi melewati
termostat (5), slang bagian atas (2), radiator (4), slang bagian bawah
(3), pompa air (6) dan ke dalam mesin (1), termostat dan seterusnya.
Akibatnya panas air pada radiator akan berpindah ke sirip-sirip radiator
dan terus berpindah ke udara yang melewati radiator. Dengan sirkulasi
air yang terus menerus melewati radiator dan didinginkan oleh udara
yang selalu lewat dari depan kendaraan ke arah mesin, maka temperatur
air yang cenderung semakin panas akan didinginkan, sehingga mesin
akan terjaga tidak melebihi batas panas temperatur kerja. Kipas yang
berputar akan menjamin kecukupan aliran udara yang melewati
radiator.
5. Gangguan-gangguan pada sistem pendingin
a. Kekurangan atau kehabisan air pada radiator dan reservoir.
b. Sabuk penggerak (fan belt) pompa air kendor atau putus.
c. Slang-slang air radiator tidak tersambung dengan baik, retak-retak
atau bocor.
d. Radiator kotor atau bocor.
e. Termostat tidak dipasang atau rusak dalam kondisi terbuka terus atau
f. Termostat rusak dalam kondisi tertutup terus.
g. Tutup radiator tidak menutup dengan rapat atau katup pelepas dan
katup vakumnya tidak dapat terbuka.
h. Seal pompa air bocor.

D. Rangkuman

11
Bagian-bagian sistem pendinginan mesin yang perludipelihara/diservis
adalah : radiator, tutup radiator, tangki reservoir, kipas, pompa air dan
termostat.
a. Radiator berfungsi untuk mendinginkan air atau membuang panas air ke
udara melalui sirip-sirip pendinginnya. Cara kerjanya adalah membuang
panas secara konveksi dan radiasi. Radiator perlu diservis karena untuk
mengalirnya air pendingin dengan sirip yang sangat banyak
b. Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih airpendingin dengan
jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan
air menjadi lebih tinggi dari pada tekanan udara luar. Tutup radiator perlu
diservis dari kemungkinan kebocoran perapatnya dari tekanan.
c. Pompa air berfungsi untuk menyirkulasikan air pendingin dengan jalan
membuat perbedaan tekanan antara saluran isap dengan saluran tekan pada
pompa. Pompa air perlu diservis karena pompa bekerja menyirkulasikan
air yang tidak boleh ada kebocoran dalam pompa.
d. Tangki reservoir berfungsi untuk menampung air pendingin ketika terjadi
kenaikan tekanan air karena suhu tinggi dalam radiator sehingga air akan
meluap. Ketika suhu air pendingin turun terjadi kevakuman maka air
dalam tangki reservoir akan diisap kembali ke dalam radiator.
e. Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas
yang terdapat pada inti radiator dapat dipancarkan ke udara dengan mudah.
Kipas pendingin dapat berupa kipas pendingin biasa (yang diputarkan oleh
mesin) dan kipas pendingin listrik yang digerakkan oleh motor listrik.
Kipas perlu diservis dari kemungkinan kotor dan porosnya yang aus, serta
tali kipasnya yang kendor.
f. Katup termostat berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi pada
saat suhu mesin yang rendah dan membuka saluran dari mesin ke radiator
pada saat suhu mesin mencapai suhu idealnya. Katup termostat perlu
diservis dari kemungkinan tidak berfungsi secara baik.

E. Latihan Soal

12
1. Jelaskan fungsi dan cara kerja radiator dalam sistem pendinginan air serta
alasan mengapa harus diservis.
2. Jelaskan fungsi dan cara kerja tutup radiator dalam sistem pendinginan air
3. Jelaskan fungsi dan cara kerja tangki reservoir dalam sistem pendinginan
air
4. Jelaskan fungsi dan cara kerja kipas pendinginan serta alasan perlunya
diservis.
5. Jelaskan mengapa pompa air perlu diservis
6. Jelaskan fungsi dan cara kerja termostat pada sistem pendinginan air pada
mesin.

F. Kunci Jawaban
1. Radiator berfungsi untuk mendinginkan air atau membuang panas air ke
udara melalui sirip-sirip pendinginnya. Cara kerjanya adalah membuang
panas secara konveksi dan radiasi. Radiator perlu diservis karena untuk
mengalirnya air pendingin dengan sirip yang sangat banyak
2. Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan
jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan
air menjadi lebih tinggi daripada tekanan udara luar. Tutup radiator perlu
diservis dari kemungkinan kebocoran perapatnya dari tekanan
3. Pompa air berfungsi untuk menyirkulasikan air pendingin dengan jalan
membuat perbedaan tekanan antara saluran isap dengan saluran tekan pada
pompa. Pompa air perlu diservis karena pompa bekerja menyirkulasikan
air yang tidak boleh ada kebocoran dalam pompa.
4. Tangki reservoir berfungsi untuk menampung air pendingin ketika terjadi
kenaikan tekanan air karena suhu tinggi dalam radiator sehingga air akan
meluap. Ketika suhu air pendingin turun terjadi kevakuman maka air
dalam tangki reservoir akan diisap kembali ke dalam radiator.
5. Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas
yang terdapat pada inti radiator dapat dipancarkan ke udara dengan mudah.
Kipas pendingin dapat berupa kipas pendingin biasa (yang diputarkan oleh

13
mesin) dan kipas pendingin listrik yang digerakkan oleh motor listrik.
Kipas perlu diservis dari kemungkinan kotor dan porosnya yang aus, serta
tali kipasnya yang kendor.
6. Katup termostat berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi pada
saat suhu mesin yang rendah dan membuka saluran dari mesin ke radiator
pada saat suhu mesin mencapai suhu idealnya. Katup termostat perlu
diservis dari kemungkinan tidak berfungsi secara baik.

14
BAB II
MERAWAT BERKALA SISTEM PENDINGIN

A. Deskripsi Singkat
Pada bab ini kita akan membahas perawatan/ pemeliharaan komponen
sistem pendingin. Perawatan berkala ini sangat penting dilakukan untuk menjaga
usia komponen dan performa mesin.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah disediakan peralatan dan jobsheet, siswa dapat melakukan
perawatan sistem pendingin sesuai prosedur tanpa menyebabkan
kerusakan.
2. Setelah mengakses informasi spesifikasi dari pabrik dan hasil perawatan,
peserta didik dapat menyimpulkan hasil perawatan sistem pendingin
dengan cermat dan teliti
3. Setelah menghidupkan mesin, siswa dapat mengontrol hasil perawatan
sistem pendingin dengan cermat dan teliti

C. Materi Merawat Komponen Sistem Pendingin


1. Sirkuit Sistem Pendingin
Sebelum kita melangkah pada tahap perawatan, hendaknya kita pahami dulu
gambar sirkuit sistem pendingin tentang bagaimana komponen sistem pendingin
bekerja.

Gambar 2.1 Sirkuit Sistem Pendingin

2. Perawatan berkala yang dilakukan pada kendaraan

1. Memeriksa kuantitas air pendingin


2. Memeriksa kualitas air pendingin
3. Memeriksa kerja vacuum valve
4. Memeriksa kebocoran sistem pendingin
5. Memeriksa kondisi tali kipas
6. Pengukuran defleksi tali kipas

15
3. Air Pendingin
a. Periksa kuantitas air pendingin
Lihat level ketinggian pada reservoir tank,
jika tinggi air kurang, sisi hingga garis FULL

b. Periksa kualitas air pendingin


Kemungkinan bisa tercampur oli,
karat atau kotoran

4. Radiator
Merawat radiator dilakukan secara berkala bersamaan dengan tune up mobil
bertujuan untuk mempertahankan performa mesin

a. Memeriksa Kebocoran radiator


Pasang alat uji Radiator Cap Tester
pada dudukan tutup radiator dan
berikan tekanan 1,2 kg cm2

b. Memeriksa kekuatan tekan dan


kerja dari vacuum valve
Pasang Radiator cap tester pada
tutup radiator berikan tekanan
STD : 0,75 – 1,05 kg cm2
Limit: 0,6 kg cm2
c. Periksa sirip dan inti radiator dan
perbaiki sirip yang menghambat
saluran air dengan menggunakan
obeng pipih

d. Pemeriksaan pipa-pipa dan bagian yang disolder pada tangki atas dan
bawah dari kemungkinan bocor, kalau perlu diperbaiki atau diganti
5. Tali Kipas
a. Pemeriksaan secara visual kondisi
tali kipas dari kemungkinan :
- Retak berubah bentuk, terlalu
kencang atau aus
- Terkena oli atau gemuk
b. Pemeriksaan persinggungan tali
Kipas dengan puli

c. Periksa dan stel kekencangan/ defleksi


tali kipas
Dengan kekuatan tekanan 10 kg, tekan

16
Tali pada tempat-tempat seperti gambar.
Pompa air – Alternator : 7 – 11 mm
Engkol –Kompressor : 11-14 mm
(selain 5K)
12-16 mm (5K)
6. Termostat
a. Celupkan termostat ke dalam air
dan periksa suhu pembuka katup
dengan jalan memanaskan air sedikit
demi sedikit.

b. Ganti termostat jika kayup tetap tertutup


pada temperatur kerja atau tidak tertutup
papat waktu menutup
Jenis suhu rendah:
Katup mulai membuka pada 80-84oC
Katup akan membuka selebar lebih dari
8 mm pada suhu 84oC.
Jenis suhu tinggi :
Katup mulai membuka pada 86-90oC
Katup akan membuka selebar lebih dari
8 mm pada suhu 100oC

7. Pompa Air

Gambar 2.2 Komponen Pompa

Untuk servis pompa air dilakukan dengan membongkar, membersihkan,


mengganti seal-seal yang bocor, memastikan kerapatannya dan merakit
kembali. Pembongkaran pompa tidak termasuk pada perawatan berkala.
Pekerjaan ini dilakukan saat terjadi gejala-gejala kerusakan pompa saja
seperti, bunyi berisik pada pompa, tidak mengalirnya air pendingin dsb.
Tindakan perawatan/ servis pompa diantaranya :

a. Memanaskan bodi pompa

17
Bertujuan untuk menghilangkan kotoran
Maupun kerak-kerak yang terdapat di
dalam pompa. Dengan cara merebus
bodi pompa pada temperatur 80o C

b. Melepas bantalan rotor


Melepas bantalan rotor menggunakan
SST.
Periksa kondisi bantalan rotor jika
putaran kasar dan berbunyi segera
ganti komponen

8. Memeriksa/ Mengontrol hasil perawatan sistem pendingin


a. Mengontrol sirkulasi air pendingin
Setelah dilakukan perawatan sistem pendingin, hendaknya pastikan bahwa
sistem pendingin yang telah kita periksa dapat bekerja dengan baik dengan
cara :
1) Buka tutup radiator
2) Hidupkan mesin
3) Amati aliran air pendingin melalui tangki atas radiator
a) Aliran deras manandakan sirkulasi berjalan dengan baik
b) Tidak mengalir lancar, kemugkinan terdapat kerusakan pada
komponen sistem pendingin
c) Terdapat gelembung udara kemungkinan cylinder head melengkung
menyebabkan udara luar masuk ke sistem pendingin
d) Air pendingin menyemprot keluar saat distarter kemungkinan
tekanan kompresi masuk ke saluran sistem pendingin.
b. Mengontrol kekencangan tali kipas
Kekencangan tali kipas yang tidak sesuai spesifikasi yakni terlalu kencang
atau terlalu kendor akan mengakibatkan bunyi berisik
c. Mengontrol kerja bantalan rotor pada pompa
Bantalan yang sudah aus akan mengakibatkan timbulnya suara berisik pada
mesin.

D. Rangkuman
Perawatan berkala pada sistem pendingin antara lain :
1. Memeriksa kuantitas air pendingin
2. Memeriksa kualitas air pendingin
3. Memeriksa kerja vacuum valve

18
4. Memeriksa kebocoran sistem pendingin
5. Memeriksa kondisi tali kipas
6. Pengukuran defleksi tali kipas

E. Latihan Soal
1. Sebutkan langkah-langkah pemeriksaan dan perbaikan pada unit radiator ?
2. Jelaskan cara memelihara termostat dengan benar!

F. Kunci Jawaban
1. Pemeriksaan dan perbaikan radiator dilakukan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pipa-pipa dan bagian yang disolder pada tangki atas dan
bawah dari kemungkinan bocor, kalau perlu diperbaiki atau diganti
b. Periksa sirip dan inti radiator dan perbaiki sirip yang menghambat
saluran air dengan menggunakan obeng pipih.
c. Bila yang tersumbat dari intinya melebihi 20 persen radiator harus
diganti
d. Periksalah slang radiator dan jika ternya rusak atau keras harus diganti
e. Periksalah katup pengatur pada tutup radiator dan katup vakum dari
kemungkinan pegasnya yang lemah atau dudukannya kurang rapat.
Jika katup membuka pada tekanan di bawah harga spesifikasi atau ada
kerusakan lain , tutup radiator harus diganti.

2. Cara memelihara termostat adalah sebagai berikut :


Untuk menservis termostat dilakukan dengan cara:
d. Membuka termostat dari sistem pendinginan, (b)
e. Memeriksa termostat dengan cara:
1) Menaruh termostat pada tempat yang berisi air.
2) Periksalah suhu saat pembukaan katup dengan jalan manikkan suhu
air sedikit demi sedikit.
Termostat harus diganti bila ternyata terdapakerusakan,
f. Mamasang kembali termostat pada sistem.

19
Daftar Pustaka
(ditulis sesuai kaidah penulisan pustaka-metode Harvard)

Nama belakang penulis, singkatan nama depan. Tahun. Judul buku. Kota: Nama Penerbit.
(jika satu penulis)

Nama belakang penulis1, singkatan nama depan penulis 1., dan Nama belakang penulis 2,
singkatan nama depan penulis 2. Tahun. Judul buku. Kota: Nama Penerbit. (jika 2
penulis)

Nama belakang penulis1, singkatan nama depan penulis 1., Nama belakang penulis 2,
singkatan nama depan penulis 2., dan Nama belakang penulis 3, singkatan nama
depan penulis 3. Tahun. Judul buku. Kota: Nama Penerbit. (jika lebih dari 2
penulis)

Nama belakang penulis 1, singkatan nama depan penulis 1. Tahun. Judul artikel. Alamat
lengkap web. Diakses kapan (sumber internet)

Nama belakang penulis, singkatan nama depan penulis. Tahun. Judul artikel pada jurnal.
Nama Jurnal. Volume. Nomor: Halaman: berapa-berapa. (sumber jurnal)

Nama ditulis secara alfabetis

20

Anda mungkin juga menyukai