Anda di halaman 1dari 17

SMK Sistem Kopling

SISTEM KOPLING

A. KONSEP DASAR FUNGSI DAN KERJA UNIT KOPLING


Kopling dan komponen pengoperasiannya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah
kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memindahkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/penggunaan tenaga).
Pemindahan tenaga dari mesin kesistem penggerak pada kendaraan, tentunya diperlukan suatu proses yang
halus tanpa adanya kejutan, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengendara dan penumpang. Di samping itu,
kejutan juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian mesin.
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari Unit kopling, transmisi, defrensial, poros dan roda
kendaraan.
Sementara Posisi unit kopling dan komponennya (Clutch Assembly), terletak pada ujung paling depan dari sistem
pemindah tenaga pada kendaraan. Sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk memutus dan menghubungkan, unit kopling
memutus dan menghubungkan aliran daya/gerak/momen dari mesin ke sistem pemindah tenaga. Dengan adanya
kopling, maka saat tidak diperlukan tenaga gerak, maka tidak perlu harus mematikan sumber gerak (mesin).
Posisi unit kopling pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

Posisi Kopling (Clutch) pada kendaraan

Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga (Engine) kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke
unit kopling (Clutch) diteruskan ketransmisi (Gear Box) ke propeller shaft dan keroda melalui differensial (Final
Drive).
Pada kendaraan, salah satu jenis kopling yang banyak digunakan pada kendaraan yaitu kopling gesek. Kopling
gesek adalah kopling yang berkerja dengan memanfaatkan gaya gesek pada dua buah piringan kopling untuk
melakukan perpidahan daya.
Berikut ini akan dibahas Konsep kerja kopling gesek yang dapat dijelaskan melalui gambar berikut..

Saat Piringan pemutar (Drive Disc) tidak berhubungan dengan piringan yang diputar (Driven disk)

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

1
SMK Sistem Kopling

Berdasarkan skema rangkaian tersebut, kini terlihat fungsi utama kopling adalah memutus dan menghubungkan
jalur tenaga dari mesin ke roda kendaraan. Proses perpindahan tenaga, poros engkol (crank shaft) memutar drive disc
dalam kopling. Selama piringan/disc yang lain (driven disc) tidak berhubungan dengan drive disc, maka tidak ada
tenaga/torsi/ gerak yang ditransfer dari mesin ke pemindah daya. Atau kopling dalam kondisi bebas.
Pada saat drive disc dan driven disc bersinggungan, maka drive disc akan memutar driven disc yang
berhubungan dengan poros input transmisi. Sebagai hasilnya, torsi/gaya putar dari mesin ditransfer melalui kopling
ke komponen pemindah daya yang lainnya hingga ke roda penggerak. Saat kedua disc bersinggungan, dan saling
berputar bersama dapat diilustrasikan dalam gambar berikut ini.

Saat Kedua piringan berhubungan dan berputar bersama.

Pada prakteknya, saat menghubungkan kopling yaitu disaat bersamaan melepas pedal kopling, tidak dilepas
langsung namun sedikit demi sedikit hingga terhubung. Proses ini untuk menghindarkan terjadinya kejutan saat
kedua berhubungan. Sebab bila kedua piringan tersebut, berhubungan secara langsung tentu akan terjadi kejutan
gerak pada kendaraan, dan ini sering dialami oleh pengemudi pada pengalaman pertamanya melepas pedal kopling,
hingga mobilnya bergerak tersendat-sendat. Jadi dengan melepas kopling sedikit (kalau istilah masyarakat setengah
kopling), terjadi perpindahan tenaga melalaui gesekan plat kopling. Dengan kata lain, perpindahan tidak terjadi
sekaligus.

Kopling (clutch) terletak diantara mesin dan transmisi, dan berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan
putaran mesin ke transmisi.

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling adalah :


 Harus dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
 Harus dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.
 Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

2
SMK Sistem Kopling

B. KONSTRUKSI

Kopling terdiri dari :

1. Clutch disc (plat kopling )


2. Pressure plate
3. Diapragm spring
4. Release bearing
5. Clutch cover
6. Release fork
7. Release cylinder

Fungsi Komponen kopling


1. Clutch disck (Plat kopling) berfungsi sebagai media penghantar putaran dari mesin ke transmisi
2. Pressure plate (plat penekan) berfungsi untuk menekan clutch disk
3. Diafragma spring (pegas diafragma) berfungsi memberikan tekanan pada pressure plate
4. Release bearing (bantalan pembebas) berfungsi untuk meneruskan gaya tekan dari release fork
5. Clutch cover (tutup kopling) berfungsi sebagai dudukan dan menjepit clutch disk terhadap fly wheel.
6. Release fork (garpu pembebas) berfungsi untuk menekan release bearing sehingga menyentuh diafragma
spring
7. Release cylinder berfungsi menggerakkan piston dengan tekanan hidrolis dari master cylinder untuk
mendorong release fork melalui tongkat pendorong
a. Tutup Kopling (Clutch Cover)
Uraian
Clutch cover terikat pada flywheel. Ini berarti bahwa saat mesin berputar clutch cover juga berputar.
Syarat utama yang harus dimiliki oleh clutch cover adalah balance dan mampu memindahkan panas dengan baik.

 Clutch Cover Tipe Coil Spring

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

3
SMK Sistem Kopling

Tipe ini mempunyai keuntungan :

 Penekanan terhadap plat kopling lebih kuat.

Dan kerugian :

 Tenaga untuk menekan pedal kopling besar.


 Konstruksi rumit sehingga harganya mahal.
Cara Kerja :

 Saat pedal ditekan

Release fork menekan release bearing, release bearing menekan release lever sehingga release lever
mengangkat pressure plate melalui pivot pin melawan tekanan pressure spring dan menyebabkan plat
kopling terbebas (tidak lagi terjepit di antara flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat
diteruskan ke input shaft transmisi.

 Saat pedal dilepas

Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan release lever sehingga pressure
spring menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Terjadi perpindahan
tenaga :
Mesin (flywheel) => clutch cover => pivot pin => release lever => pressure plate => clutch disc => spline
=> input shaft transmisi.

 Clutch Cover Tipe Diafragma Spring

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

4
SMK Sistem Kopling

Tipe ini mempunyai keuntungan :


 Tenaga penekanan pedal kopling lebih ringan.
 Penekanan terhadap plat kopling lebih merata.
 Tenaga pegas tidak akan berkurang karena gaya sentrifugal saat kecepatan tinggi.

Dan kerugian :
 Penekanan terhadap plat kopling lebih kecil.
Cara Kerja :

 Saat pedal ditekan

Release fork menekan release bearing, release bearing menekan diapragm spring sehingga diapragm spring
mengangkat pressure plate melalui pivot ring dan menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi terjepit di
antara flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.

 Saat pedal dilepas

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

5
SMK Sistem Kopling

Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan diapragm spring sehingga
diapragm spring menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Terjadi
perpinda-han tenaga :
Mesin (flywheel) => clutch cover => pivot ring => diapragm spring => pressure plate => clutch
disc => spline => input shaft transmisi.

b. Plat Kopling (Disc Clutch)


Plat kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin ke transmisi dengan lembut tanpa terjadi slip.

Plat kopling terdiri dari facing yang berfungsi sebagai bidang


gesek yang dikeling pada cushion plate yang berfungsi untuk
memperlembut saat kopling berhubungan, dan cushion plate dikeling
pada disc plate.
Pada plat kopling juga terdapat torsion damper yang berfungsi
untuk meredam kejutan saat kopling berhubungan.

C. MEKANISME PENGGERAK
1) Kopling Mekanis (Mechanical Clutch)

Mechanical clutch terdiri dari :

1. Clutch pedal
2. Clutch release lever
3. Clutch release cable
4. Release fork
5. Clutch cover

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

6
SMK Sistem Kopling

2) Kopling Hidraulis (Hydraulic Clutch)

Pada tipe ini, gerakan pedal kopling dirubah


menjadi tekanan hidraulis oleh master cylinder yang
kemudian diteruskan ke release fork melalui release
cylinder.
Tipe ini terdiri dari :
1. Master cylinder
2. Flexible hose
3. Release cylinder

a Master Silinder kopling

Master silinder kopling berfungsi untuk menghasilkan tekanan hidraulis.


Dan terdiri dari :
1. Reservoir tank
2. Piston
3. Push rod
4. Inlet valve
5. Conical spring
6. Connecting rod
7. Compression spring
8. Spring retainer

Cara Kerja :
 Saat Pedal Kopling Di Tekan

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

7
SMK Sistem Kopling

Connecting rod bergerak ke kiri karena tenaga dari conical spring, dan mengakibatkan reservoir
tertutup oleh inlet valve. Chamber A terpisah dari chamber B, tekanan hidraulis pada chamber A naik,
kemudian tekanan diteruskan ke pipa dan release cylinder.

 Saat Pedal Kopling Di Lepas

Piston akan kembali ke kanan oleh tekanan compression spring, connecting rod tertarik ke kanan oleh
spring retainer melawan tekanan conical spring, sehingga inlet valve terbuka dan chamber A
berhubungan dengan chamber B.

b Silinder Pembebas Kopling

Silinder pembebas kopling berfungsi untuk


mendorong release fork (meneruskan tekanan hidraulis
dari master cylinder) Dan terdiri dari :
1. Push rod
2. Cylinder cup
3. Cylinder body
4. Conical spring
5. Piston

D. JENIS KOPLING
Mungkin ada yang belum kita tahu pembagian atau jenis kopling di mesin mobil. Jenis kopling di dalam komponen
mobil itu banyak macamnya. Untuk memudahkan kita dalam mengetahuinya kita akan mengelompokannya, yaitu:

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

8
SMK Sistem Kopling

1. Jenis kopling berdasarkan cara kerjanya


a. Kopling Manual
Kopling manual yaitu kopling yang yang di jalankan dengan cara manual atau dengan pengendalian
pengemudinya sendiri. Kopling Manual di buat agar sang pengemudi dengan leluasa mengoprasikan
kinerja mesin saat di jalan. Sehingga dapat mengatur tingkat kecepatan kendaraan.
Kopling Manual di jalankan dengan membutuhkan tingkat ketrampilan dan ketelitian tingkat tinggi saat
berkendara. Pengemudi mobil harus mempunyai skill untuk mengoprasikan mobil yang menggunakan
kopling manual. Selain itu, pengemudi juga harus fokus saat berkendara agar tidak terjadi hal yang di
inginkan

b. Kopling Otomatis
Kopling otomatis sering di jumpai di semua mobil matic, karena memang tujuan pada mobil matic
memakai komponen kopling otomatis tentunya untuk memudahkan pengemudi mobil yang kesulitan
memakai mobil dengan kopling manual, sedangankan pada mobil matic juga hanya mempunyai 3 (tiga)
arah tuas untuk mundur, untuk kecepatan sedang dan untuk kecepatan maksimal
Kopling otomatis yang dimaksud dalam hal ini adalah torque converter. Kopling otomatis ini adalah
kopling yang dapat menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi dengan sendirinya
(otomatis).
Torque converter adalah suatu komponen power train yang bekerjanya secara hidrolis. Prinsip kerja
dari torque converter adalah merubah tenaga mekanis dari engine menjadi energi kinetis (oil flow) dan
merubahnya lagi menjadi tenaga mekanis pada shaft output-nya.
Kopling otomatis digunakan pada kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis. Kopling otomatis
diisi dengan ATF (Automatic Transmision Fluid) dan momen mesin dipindahkan dengan adanya aliran
fluida.
Fungsi torque converter adalah sebagai berikut:
 Sebagai kopling otomatis (automatic clutch) untuk meneruskan engine torque ke input transmisi.
 Meningkatkan (multiflies) torque yang dibangkitkan oleh engine.
 Meredam getaran puntir (torsional vibration) dari engine dan drive train.
 Meratakan (smoothes) putaran engine.

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

9
SMK Sistem Kopling

Jika kopling fluida hanya terdiri atas pump impeller yang dihubungkan dengan mesin dan turbine
runner yang dihubungkan dengan input transmisi , sedangkan pada torque converter terdapat
penambahan komponen yang dipasangkan diantara pump impeller dan turbine runner, yang disebut
dengan stator. Untuk memaksimalkan kerja stator maka pada poros stator dipasangkan OWC (one way
clutch) yang berfungsi untuk mencegah putaran balik stator yang dapat menghambat aliran fluida untuk
menggerakkan turbine runner.

c. Kopling Magnet

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

10
SMK Sistem Kopling

Untuk jenis ketiga, masuk dalam semi otomatis. Karena pengguna tidak secara langsung terlibat dalam
cara kerja jenis ini. Kopling magnet memanfaatkan gaya tarik magnet untuk melakukan pemutusan dan
penghubungan arus.

Prinsip kerja kopling magnet adalah saat ada arus listrik mengalir ke field coil, maka akan menimbulkan
kemagnetan. Kemagnetan itu akan menarik pelat untuk menempel pada pulley utama. Sehingga saat
pulley berputar, pelat itu juga ikut berputar. Jika arus listrik dihentikan maka hubungan antara pelat dan
pulley akan renggang.

Umumnya, sistem ini tidak dipakai untuk untuk transfer energi mesin ke transmisi. Tapi lebih ke sistem
yang lebih sederhana. Contohnya pada sistem AC, anda akan menemui magnetic clutch pada kompressor
AC.

2. Kopling berdasarkan Jenisnya


Jenis kopling paling tidak dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu kopling dengan menggunakan gigi
dan menggunakan gesekan.
Secara skema seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

11
SMK Sistem Kopling

Kopling jenis Dog dan Friction

1. Kopling jenis dog banyak dipergunakan pada mekanisme hubungan roda gigi transmisi. Untuk
menyambungkan antara poros sumber tenaga dengan poros yang digerakan biasanya kopling ini mengalami
kesulitan bila tidak dalam kondisi berhenti. Untuk itu pada transmisi dilengkapi dengan komponen yang
disebut dengan synchronmesh. Synchronmesh pada dasar nya adalah salah satu bentuk kopling gesek dengan
bentuk konis. Kopling konis ini akan menyamakan gerak kedua gigi yang akan dihubungkan, sehingga
kopling dog akan mudah disambungkan.
2. Kopling gesek (Friction Clutch) adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian penggerak
dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada sistem pemindah tenaga
kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya.

3. Kopling Menurut Jumlahnya

a. Kopling Plat Ganda/Banyak


Kopling plat ganda atau banyak yaitu kopling yang mempunyai bidang kopling yang jumlah piringanya dua
atau lebih. Sehingga antara kopling bisa bergesekan agar komponen pada mesin berkerja. Kopling ini mudah
kita jumpai terutama pada sepeda motor

b. Kopling Plat Tunggal


Kopling plat tunggal yaitu kopling yang hanya mempunyai satu piringan saja. Memang bisa ? Ya bisa, jenis
kopling ini biasanya digunakan di mobil manual..

4. Kopling berdasarkan Kondisi Pelumas

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

12
SMK Sistem Kopling

Sementara untuk area pelumasan, kopling juga memiliki dua macam, ada kopling yang terendam bersama
pelumas mesin, ada pula kopling yang tidak boleh terkena pelumas sedikitpun.
a. Kopling kering
Sesuai namanya, jenis ini tidak menggunakan pelumas dalam bagian komponenya. Malah, jika ada pelumas
pada jenis ini berpotensi menyebabkan selip pada kopling. Jenis kopling basah akan kita temui pada kopling
manual mobil dimana jenis ini memiliki potensi selip yang kecil. Karena tidak terendam oli mesin, maka
kinerja kopling kering bersifat independent atau tidak terikat kualitas oli mesin.

b. Kopling basah.
Sementara untuk tipe basah, bisa kita temui pada kopling sepeda motor pada umumnya. Kopling ini disebut
tipe basah karena terendam dalam oli mesin. Kelebihanya, karena terendam pelumas maka kampas kopling
akan lebih awet dibandingkan tipe kering.
Apakah tipe ini tidak mengalami selip ? Keunikan lainya juga walau terendam oli mesin jenis kopling
mengalami selip ketika digunakan. Hal ini karena pada tipe kopling basah menggunakan pelat ganda.
Sehingga daya rekat bisa lebih kuat. Namun, kinerja kopling ini dipengaruhi kualitas oli mesin yang
digunakan.
5. Kopling Berdasarkan Pengendalian
Sementara berdasarkan konstruksinya, kopling dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain ;
a. Kopling Mekanis
Jenis kopling mekanis masih banyak digunakan pada sepeda motor. Cirinya, sistem mekanis menggunakan
kabel kawat untuk menghubungkan pedal menuju kopling. Keuntungan dari sistem mekanis ini adalah tidak
perlu memikirkan kebocoran fluida atau masuk angin. Namun kekurangan sistem ini, kawat merupakan jenis
logam yang bisa memuai. Sehingga perlu dilakukan penyetelan agar pengoeprasian berlangsung lebih
nyaman.
b. Kopling Hidrolis
Jenis kedua, sudah menggunakan sistem hidrolik atau hidrolis seperti pada sistem rem. Cara kerjanya pun
mirip cara kerja sistem rem hidrolik. Kelebihan dari sistem ini adalah lebih efektif dan responsif karena tidak
perlu mengkhawatirkan pemuaian seperti kawat. Namun sistem hidrolis lebih sensitif khusunya saat ada
udara didalam sistem. Sehingga perawatan juga tidak boleh ketinggalan.
c. Kopling Sentrifugal

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

13
SMK Sistem Kopling

Kopling sentrifugal tidak dioperasikan lewat pedal atau tuas kopling. Namun tipe ini dikendalikan melalui
RPM mesin. Cara kerjanya, semakin tinggi RPM mesin, semakin erat pula hubungan kopling ini. Tipe
kopling sentrifugal menggunakan gaya sentrifugal untuk menghubungkan input dari mesin ke output yang
terhubung dengan transmisi. Jenis ini bisa kita lihat pada sistem power train sepeda motor bebek.

E. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN KOPLING


Pemeliharaan atau sering disebut dengan maintenace bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen
kendaraan tetap baik, dan mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan pada komponen tersebut. Hal ini
tentunya juga diperlukan terhadap unit kopling dan komponen pengoperasiannya. Hal ini mengingat fungsi dari unit
kopling dan komponen pengoperasiannya sangat penting bagi lajunya kendaraan bermotor, dan terjadinya kerusakan
pada sistem ini akan berpengaruh terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh.

Proses Perawatan Unit Kopling Dan Komponen


Pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu melakukan penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala
yang menunjukkan bahwa unit kopling dan komponen Pengoperasiannya mengalami permasalahan. Penyetelan
merupakan prosedur agar suatu sistem dapat bekerja secara optimal.
1) Proses perawatan dan penyetelan mekanisme Kopling sistem mekanis.
Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling, yaitu saat pedal
tidak diinjak sampai mulai menekan. Fungsi kebebasan kopling ini dimaksudkan agar saat pedal kopling dilepas,
unit pengoperasian kopling khususnya bantalan tekan tidak menyentuh unit kopling yang berputar bersama
mesin. Sehingga akan mengurangi kerja bantalan tekan dan mengurangi kemungkinan terjadinya gesekan. Setiap
kendaraan berbeda-beda, maka sebaiknya berapa besarnya kebebasan pedal kopling dilihat pada buku
manualnya. Perawatan dan penyetelan yang perlu dilakukan terhadap unit kopling sistem mekanik adalah
memberi pelumasan dan melakukan penyetelan.

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

14
SMK Sistem Kopling

Gambar 24. Perawatan dan penyetelan kopling sistem mekanik.

Pada bagian kait perlu dilumasan menggunakan greeze, untuk menghindarkan keausan pada ujung-ujung
kabel kopling. Pada bagian-bagian yang ditunjuk pada gambar tersebut terjadi penggeseran dengan pembebanan,
sehingga kemungkinan terjadi keausan cukup tinggi.
Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling. Untuk berapa besar kebebasan
pedal kopling, sangat bervariasi antar merk kendaraan. Oleh karena itu, perlu melihat spesifikasi kendaraan yang
akan distel, dalam buku manual.
Cara penyetelannya untuk yang sistem mekanik, adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat yang diperlukan
b. Ukur kebebasan pedal kopling yang ada.
c. Bandingkan dengan ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
d. Bila tidak cocok, kendorkan mur pengunci pada ujung kabel kopling.
e. Kendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil. Atau keraskan mur penyetel bila jarak
kebebasan lebih besar dari spesifikasi.
f. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang sesuai dengan spesifikasi.
g. Uji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum baik, ulangi langkah 5, 2 dan 3, hingga
diperoleh hasil yang baik.
h. Bersihkan kendaraan dan alat yang dipergunakan.

2) Proses perawatan dan penyetelan mekanisme Kopling sistem hidrolis.


Unit kopling dan komponen operasional dengan sistem hidrolis pemeliharaannya agak lebih rumit
dibandingkan yang sistem mekanik. Namun demikian masih tergolong sederhana dan mudah.
Dalam melakukan pemeliharaan, perlu memeriksa kondisi minyak hidrolis baik kualitas maupun
kuantitasnya. Kualitas terkait dengan berapa lama minyak tersebut telah digunakan, yaitu dengan melihat
jumlah kilometer perjalanannya atau dapat juga dilihat dari warna minyak hidrolis. Bila sudah berwarna gelap,
berarti minyak sudah waktunya diganti. Ini merupakan salah satu unsur pemeliharaan berkala. Bila sudah pada
waktu pengantian, maka minyak perlu diganti dengan yang baru.

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

15
SMK Sistem Kopling

Prosedur penggantian minyak hidrolis koplingadalah sebagai berikut:


a. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan minyak hidrolis yang baru, kunci bleeding, slang elastis kecil,
dan penampung minyak hidrolis.
b. Kendorkan baut bleeder
c. Pasang pipa elastis diujung baut bleeder dan ujung lainnya ke penampung minyak hidrolis.
d. Tekan pedal kopling beberapa kali sampai dengan minyak yang direservoir habis.
e. Tuangkan minyak hidrolis yang baru.
f. Tekan kembali pedal kopling, hingga minyak yang keluar dari pipa elastis keluar minyak yang baru.
Jaga minyak yang direservoir agar tidak kehabisan.
g. Saat diketahui yang keluar pada pipa elastis sudah minyak yang baru, pedal kopling pertahankan pada
posisi tertekan.
h. Keraskan baut bleeder, dan pompalah padal kopling.
i. Tunggu beberapa saat, dan coba tekan pedal kopling. Bila ringan tidak menggerakan tuas pembebas
kopling, berarti sistem kemasukan udara.
j. Maka lakukan pemblidingan terhadap sistem kopling sampai udara keluar dari sistem.
k. Ulangi langkah 9). Hingga diperoleh penekanan yang baik.
l. Tambahkan minyak hidrolis pada reservoir hingga batas maksimum, dan pasang tutup reservoir.
m. Bersihkan alat dan perlengkapan yang telah dipergunakan.

Selanjutnya proses penyetelan kopling dengan pengoperasian sistem hidrolis, dengan langkah sebagai berikut:
a. Siapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan
b. Menyetel kebebasan pedal kopling, seperti terlihat pada gambar 25 berikut ini.

Gambar 25. Penyetel Pedal kopling sistem hidrolis.

c. Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.


d. Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual
e. Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
f. Bila beda lakukan penyetelan pada push rod master silinder.
g. Penyetelan kebebasan bantalan tekan, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

16
SMK Sistem Kopling

Gambar 26. menyetel kebebasan bantalan tekan

h. Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel


i. Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual
j. Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
k. Bila beda lakukan penyetelan pada push rod silinder kopling.

DAFTAR PUSTAKA
---------------. 2004. Pemeliharaan/Servis Kopling dan Komponen-komponennya sistem Pengoperasian.Yogyakarta:
Tim FT UNY.
Isuzu. Sistem Kopling. Isuzu Training Center

Aria Sidiq Laksana Adi, S.Pd./PPG/UNNES/2017

17

Anda mungkin juga menyukai