Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Kelompok 1
JALUM 1B
2019/2020
1. Fertilisasi
Sel telur mamalia di kelilingi oleh lapisan ekstra seluler tebal yang deisebut
zona pelusida. Langkah pertama fertilisasi adalah perlekatan sperma secara longgar
di permukaan zona pelusida. Peristiwa itu diikuti oleh pengikatan sperma dengan
zona pelusida. Ikatan yang terbentuk sangat spesifik dan erat. Reseptor pengikatan
sperma ada di zona pelusida sedang protein spesifik pengikatan sel telur terdapat
dalam membran plasma sperma. Ribuan sperma dapat melekat kesatu sel telur yang
sama. Sperma yang melekat lalu menyelesaikan reaksi akrosom yang merupakan
proses persiapan penyatuan sperma dan sel telur. Membran terluar dari struktur dua
lapis akrosomal melekat dan berfusi dengan membran plasma sperma di tempat-
tempat sepanjang bagian tepi kepala sperma. Reaksi akrosomal melepaskan enzim-
enzim hidrolitik (akrosin) yang memungkinkan sperma bergerak melalui zona
pelusida ke sel telur. Terowongan yang sangat sempit dihasilkan oleh sperma selama
perjalanannya menembus zona tersebut.
Sel telur dikelilingi sperma dan salah satu sperma berhasil menembus
lapisan dinding telur.
4. Stadium Morula
Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan
berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan
tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil
yang membentuk dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel
membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan kedua secara
samar pada kutup anima. Stadium morula berakhir apabila pembelahan sel sudah
menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil
membentuk dua lapis sel. Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel.
Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau
gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells), fungsinya membentuk tubuh embrio.
Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang meliputi trophoblast, periblast, dan
auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi antara embrio dengan induk
atau lingkungan luar.
5. Stadium Blastula
6. Stadium Gastrula
7. Stadium Organogenesis
Organogenesis merupakan stadium terakhir dari proses perkembangan
embrio. Stadium ini merupakan proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk
hidup yang sedang berkembang. Sistem organ-organ tubuh berasal dari tiga buah
daun kecambah, yaitu ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Pada ektodermal
akan membentuk organ-organ susunan (sistem) saraf dan epidermis kulit.
Endodermal akan membentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar
pencernaan dan alat pernafasan, dan mesodermal akan membentuk rangka, otot, alat-
alat peredaran darah, alat eksresi, alat- alat reproduksi, dan korium (chorium) kulit.
Jika proses organogenesis ini telah sempurna maka akan dilanjutkan dengan proses
penetasan telur. Organ-organ tersebut merupakan perkembangan lebih lanjut dari
ketiga lapisan embrionik yang terbentuk saat gastrulasi.
Ektoderm mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-
alat indra.
Mesoderm mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti
testis dan ovarium), alat peredaran darah, dan alat ekskresi seperti ginjal.
Endoderm mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, dan
alat-alat pernapasan seperti paru-paru.
a. Lapisan Ektoderm
Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri dari bakal bumbung
neural, bakal pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural (neural tube)
merupakan bakal dari sistem saraf pusat sedangakan pial neural (neural chest) akan
membentuk sistem saraf periferi serta ganglion, medulla adrenal, sel-sel pigmen,
rawan larinks dan rawan kepala. Turunan epidermis dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu: Yang berasal dari penebalan epidermis (plakioda), seperti lensa mata, telinga
bagian dalam, puting-puting pengecap dan epidermis lainnya akan membentuk
epidermis kulit, rambut, tanduk, kuku, dan lapisan permukaan mulut dan anus, serta
hipofisa anterior.
Pada daerah otak depan bagian posterior terbentuk vesikula optik yang
merupakan penonjolan kearah lateral. Vesikula optik menyentuh ektoderm dan
menginduksi ektoderm membentuk plakoda. Induksi ini sangat spesifik, bila vesikula
optik dipindahkan kedaerah lain dari kepala, ia akan mengiduksi ektoderm untuk
membentuk lensa bukan epidermis kepala. Setelah plakoda lensa terbentuk, ia akan
berinvaginasi dan mengiduksi balik vesikula optik dan menyebabkan perubahan pada
vesikula tersebut. Vesikula optik berinvaginasi sehingga terbentuk suatu cawan optik
dengan dinding rangkap. Sambil invaginasi berlangsung lebih lanjut, hubungan antara
cawan optik dan otak menyempit menjadi tangkai optik, sedang lapisan cawan optik
mengalami diferensiasi. Sel-sel pada lapisan luar menghasilkan pigmen dan disebut
lapisan berpigmen retina yang akhirnya menjadi retina berpigmen. Lapisan dalam
memperbanyak diri dengan cepat dan membentuk neuron, glia, interneuron dan sel-
sel ganglion, lapisan ini disebut lapisan sensori retina yang kelak akan menjadi retina
sensoris. Akson dari sel-sel ganglion bertemu pada bagian dasar mata sepanjang
tangkai optik dan menjadi saraf mata. Bakal lensa berinvaginasi dan membentuk
gelembung, kemudian melepaskan diri dari ektoderm. Lensa bersentuhan dan
menginduksi ektoderm yang menutupinya untuk membentuk kornea. Lensa
mengalami diferensiasi sehingga menjadi transparan. Diferensiasi ini menyangkut
perubahan struktur sel maupun terjadinya sintesis suatu protein spesifik yang disebut
kristalin. Sel-sel lensa pada sisi dekat retina mula-mula berubah menjadi panjanf
berbentuk serabut dan menghasilkan kristalin. Sel-sel tumbuh terus sehingga mengisi
rongga lensa, dengan demikian lensa sekarang terisi penuh dengan sel-sel kristalin
yang jernih atau transparan serta tidak berisi. Langsung dimuka lensa terdapat
jaringan ikat, yaitu iris, yang berasal dari ektoderm daerah cawan optik yang tidak
terdiferensiasi menjadi retina sensoris. Lapisan koroid dan sklera, yaitu lapisan luar
dari mata yang dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi mengelilingi bola mata.
Kornea akan menjadi jernih karena pigmen pada sel-sel epidermis hilang
b. Lapisan Mesoderm
Kedua selaput ini membatasi suatu rongga baru yang disebut rongga
selom intra-embrional, dimana melanjutkan diri dengan selon ekstra-embrional pada
kedua sisi mudigah. Jaringan yang menghubungkan mesoderm paraksial dan lempeng
lateral disebut mesoderm intermediat.
Mesoderm Paraksial
Sistem Ekskresi
Sistem Genitalia
Pada betina (dengan kromosom XY), BSK berada pada epitelium germinal
pita sek yang pertama dibentuk dan akan berdegenerasi dan gonad bagian dalam
berisi mesenkim dan pembuluh darah. Epitelium germinal atau korteks menebal dan
sel-sel korteks sebelah dalam berkelompok mengelilingi BSK yang kelak menjadi
folikel frimer dari ovarium.
Bakal atau tunas anggota tubuh dibentuk dari proliferasi sel-sel mesoderm
somatik yang terletak dibawah ektoderm sehingga terbentuk suatu tonjolan berbentuk
dayung. Permukaan tonjolan ini ditutupi oleh suatu penebalan eotoderm disebut
pematang ektoderm apikal (Apikal Ektodermal Ridge, AER). Terdapat suatu
ketergantungan antara AER dan mesoderm tunas anggota tubuh. Kalau mesoderm
tunas tidak ada maka AER tidak akan terbentuk, sebaliknya bila AER tidak ada maka
mesoderm tidak tumbuh. Asal mesoderm dari daerah pembentuk anggota tubuh
mempunyai dua sumber yaitu mesoderm somatik dan sel-sel somit yang berpindah
kedaerah bakal anggota tubuh yang akan menjadi otot anggota tubuh. Setelah sel-sel
somit berada ditunas anggota tubuh, sel-sel somit tidak dapat dibedakan dari
mesoderm somatik. Sambil tunas memanjang, sel-sel bakal rawan menenpati bagian
tengah. Tunas anggota tubuh kemudian berubah bentuk dari bentuk dayung menjadi
bentuk kerucut menjadi bentuk anggota tubuh yang sebenarnya. Bentuk anggota
tubuh dicapai karena terjadi tumbuh secara diferensiasi dan dibantu dengan kematian
sel. Morfologi anggota tubuh dicapai melalui kemtian sel sepanjang tepi anterior dan
posterior mesoderm anggota tubuh. Kematian sel terjadi pula pada erosi jarungan
antara jari dalam pembentukan jari, sehingga bila hal ini ridak terjadi maka jari akan
tetap dihubungkan dan disatukan oleh selaput seperti halnya pada selaput renang pada
bebek
Sistem Peredaran Darah
Pembentukan Jantung
Saluran Penceraan
Pada posterior dari faringks dibentuk eksofagus, lambung, usus halus, usus
kasar. Lapisan permukaaan dalam dari saluran ini serta kelenjar-kelenjarnya berasal
dari endoderm tetapi otot pada dinding, jaringan ikat, pembuluh darah, mensenterium
dan epitel yang menutupi permukaan usus awal, saluran pencernaan merupakan
saluran sederhana. Pada ujung kaudal usus terjadi suatu lekukan tempat pertemuan
ektoderm dan endoderm dan kedua lapisan ini dibatasi oleh membran kloaka yang
akan pecah dan menjadi anus. Disebelah kauda lambung terbentuk ketiga turunan
saluran pencernaan. Devertikulum hati merupakan saluran yang keluar dari usus
depan, masuk ke mesenkim yang ada disekeliling lambung. Mesenkim menginduksi
endoderm untuk berfoliferasi, bercabang dan membentuk sel-sel hati. Sebagian
divertikulum hati akan berfungsi sebagai saluran dari hati dan cabangya akan
membentuk kantung empedu. Pankreas dibentuk sebagai fusi dari divertikulum yang
berasal dari sebelah dorsal dan ventral saluran pencernaan tepat disebelah kaudal
empedu.
Saluran Pernapasan
https://slideshare/ProsesPembentukanorganpenciumandanorganogenesis