Anda di halaman 1dari 24

Tugas

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN JANIN

Dosen Pengampu : Yuli Farida, SST, M. Keb

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Salsabilla Valeska (P17324419034)

Tia Fany (P17324419043)

JALUM 1B

PRODI KEBIDANAN KARAWANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG

2019/2020
1. Fertilisasi
Sel telur mamalia di kelilingi oleh lapisan ekstra seluler tebal yang deisebut
zona pelusida. Langkah pertama fertilisasi adalah perlekatan sperma secara longgar
di permukaan zona pelusida. Peristiwa itu diikuti oleh pengikatan sperma dengan
zona pelusida. Ikatan yang terbentuk sangat spesifik dan erat. Reseptor pengikatan
sperma ada di zona pelusida sedang protein spesifik pengikatan sel telur terdapat
dalam membran plasma sperma. Ribuan sperma dapat melekat kesatu sel telur yang
sama. Sperma yang melekat lalu menyelesaikan reaksi akrosom yang merupakan
proses persiapan penyatuan sperma dan sel telur. Membran terluar dari struktur dua
lapis akrosomal melekat dan berfusi dengan membran plasma sperma di tempat-
tempat sepanjang bagian tepi kepala sperma. Reaksi akrosomal melepaskan enzim-
enzim hidrolitik (akrosin) yang memungkinkan sperma bergerak melalui zona
pelusida ke sel telur. Terowongan yang sangat sempit dihasilkan oleh sperma selama
perjalanannya menembus zona tersebut.

Sel telur dikelilingi sperma dan salah satu sperma berhasil menembus
lapisan dinding telur.

Setelah berhasil melewati zona pelusida sperma tiba di terowongan


perivitelin yang memisahkan sel telur dengan zona pelusida. Satu sperma menjalani
fusi dengan sel telur melalui penyatuan membran akrosomal posterior sperma
dengan membran plasma sel telur. Halangan yang terbentuk secara cepat dapat
mencegah polispermi (fertilisasi satu sel telur oleh lebih dari satu sperma)
kemuungkinan terjadi akibat perubahan-perubahan potensial listrik pada membran
sel telur setelah masuknya sperma. Masuknya sperma mengaktifasi sel telur dan
nukleusnya. Pronukleus sperma menyatu dengan pronukleus sel telur. Granula
kortikal di bagian tepi sitoplasma sel telur berfusi dengan membran plasma, dan
berbagai enzim dilepaskan ke dalam rongga perivitelin. Enzim-enzim itulah yang
menyebabkan zona pelusida menjadi kaku dan hilang kemampuannya untuk
mengikat sperma. Sehingga dengan adanya zona pelusida yang menjadi kaku ini
dapat mencegah polispermi.Fertilisasi mamalia berlangsung dalam oviduk.

2. Tahapan Perkembangan Embrio


Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zygote (cleavage),
stadium morula (morulasi), stadium blastula (blastulasi), stadium gastrula
(gastrulasi), dan stadium organogenesis.

3. Stadium Cleavage (Pembelahan)


Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-unit yang lebih
kecil yang di sebut blastomer. Stadium cleavage merupakan rangkaian mitosis yang
berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan
morula dan blastomer.

Proses awal pembelahan embrio

Pembelahan pada manusia, berlangsung seiring dengan perangkat-perangkat


pelekatan dari embrio kepada dinding uterus induknya. Telur manusia pada umumnya
tidak memiliki yolk, dibuahi disaluran telur sewaktu bergerak kearah uterus dan
pembelahan-pembelahan awalnya berlangsung kurang dari 24 jam. Pembelahannya
adalah meridional tidak ekual. Pembelahan berikutnya agak tidak teratur, tetapi
dengan cepat membentuk suatu bola padat berisi sel, yang disebut morulla.

4. Stadium Morula

Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan
berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan
tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil
yang membentuk dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel
membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan kedua secara
samar pada kutup anima. Stadium morula berakhir apabila pembelahan sel sudah
menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil
membentuk dua lapis sel. Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel.
Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau
gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells), fungsinya membentuk tubuh embrio.
Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang meliputi trophoblast, periblast, dan
auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi antara embrio dengan induk
atau lingkungan luar.

Bentuk Morulla pada Embrio Manusia


Tropoblast melekat pada dinding uterus. Sel-selnya memperbanyak diri
dengan cepat dan memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi. Setelah 9
hari, seluruh blastokista tertahan dalam dinding uterus. Sewaktu ini berlangsung, sel-
sel yang berada disebelah bawah dari masa sel dalam menyusun diri menjadi suatu
lapisan yang disebut endoderm primer, yang akan membentuk saluran pencernaan
makanan. Sel-sel sisa dari masa sel dalam memipih membentuk suatu keping yaitu,
keping embrio. Antara keping embrio dan tropoblast yang menutupi timbulnya suatu
rongga (rongga amnion) berisi carian. Dinding rongga yaitu amnion, menyebar
mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion.

5. Stadium Blastula

Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran sel-


sel blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir
blastulasi, sel-sel blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal,
mesodermal, dan endodermal yang merupakan bakal pembentuk organ-organ.
Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel datar membentuk blastocoel dan
blastodisk berada di lubang vegetal berpindah menutupi sebagian besar kuning telur.
Pada blastula sudah terdapat daerah yang berdifferensiasi membentuk organ-organ
tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochorda, syaraf, epiderm, ektoderm,
mesoderm, dan endoderm.

Proses Pembentukan Blastosis


Pada manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat (morulla).
Lapisan luar dari blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi embrio
sebenarnya, sedangkan embrio dibentuk dari bagian morulla (inner cells mass atau
masa sel dalam)./lapisan luar (tropoblast) pada satu sisi masa sel dalam melepaskan
diri, membentuk suatu bentuk yang mirip suatu blastula dan struktur ini disebut
sebagai blastokista. Embrio akan menempel dan menetap pada dinding uterus untuk
periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio akan mendapatkan makanan sampai
dilahirkan.

6. Stadium Gastrula

Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio


akan masuk kedalam tahapan yang paling kritis selama tahap perkembangannya,
yaitu stadium grastula. Grastulasi ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang
sangat besar serta sangat rapi dari sel-sel didalam embrio. Salah satu perubahan
utama dalam yang terjadi selama masa grastulasi adalah bahwa sel-sel memperoleh
dan mencapai suatu kemampuan untuk melakukan gerakan morfogentik, sehingga
terjadi reorganisasi seluruh atau sebagian didaerah kecil didialam embrio. Gastrulasi
adalah proses perkembangan embrio, di mana sel bakal organ yang telah terbentuk
pada stadium blastula mengalami perkembangan lebih lanjut. Proses perkembangan
sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan emboli. Epiboli adalah proses pertumbuhan
sel yang bergerak ke arah depan, belakang, dan ke samping dari sumbu embrio dan
akan membentuk epidermal, sedangkan emboli adalah proses pertumbuhan sel yang
bergerak ke arah dalam terutama di ujung sumbu embrio. Stadium gastrula ini
merupakan proses pembentukan ketiga daun kecambah yaitu ektoderm, mesoderm
dan endoderm. Pada proses gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm, mesoderm,
endoderm, dan notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat
hubungannya dengan proses pembentukan susunan syaraf. Gastrulasi berakhir pada
saat kuning telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Beberapa jaringan mesoderm yang
berada di sepanjang kedua sisi notochord disusun menjadi segmen segmen yang
disebut somit yaitu ruas yang terdapat pada embrio

Proses Grastulasi Manusia

Grastulasi pada manusia terjadi pada blastokista yang terdiri atas


tropoblast dan masa sel dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio. Pemisahan
pertama dari sel-sel pada masa sel dalam adalah untuk pembentukan hipoblast, yang
membatasi rongga blastula dan yang akan mejadi endoderm kantung yolk. Sisa dari
masa sel dalam yang terletak diatas hipoblast terbentu suatu keping, yang disebut
keping embrio. Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu rongga yang
disebut amnion, dari epiblast yang mengandung semua bahan untuk pembentukan
tubuhnya, jadi identik dengan epiblast pada burung.Sambil epiblast mengalami
grastulasi. Sel-sel ekstra embrio mulai membentuk jaringan khusus agar embrio dapat
hidup dalam uterus induk. Sel-sel tropoblast membentuk suatu populasi sel dan
membentuk sinsistropoblast. Sinsitropoblast memasuki permukaan uterus sehingg
uterus tertanam dalam uterus. Uterus sebaliknya membentuk banyak pembuluh darah
yang berhubungan dengan sinsitropoblast. Tidak lama sesudah ini, mesoderm meluas
keluar embrio. Pembuluh ini merupakan pembuluh darah dari tali puasat dan berda
pada tangkai penyokong. Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang mengandung
pembuluh darah dari tali pusat berada pada tangki penyokong. Jaringan tropoblast
dengan mesoderm yang mengandung pembuluh darah disebut korion dengan dinding
uterus membetuk plasenta. Korion dapat berlekatan sekali dengan jaringan maternal,
tetapi masih dapat berdekatan sekali atau dapat berdekatan sangat erat sehingga kedua
jaringan tidak dapat dipisahkan tanpa merusak jaringan induk manpun fetus

Gasrulasi embrio Manusia.Massa sel-sel dalam berhadapan dengan balstocoel


pada pembentukan embryonic knob .

7. Stadium Organogenesis
Organogenesis merupakan stadium terakhir dari proses perkembangan
embrio. Stadium ini merupakan proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk
hidup yang sedang berkembang. Sistem organ-organ tubuh berasal dari tiga buah
daun kecambah, yaitu ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Pada ektodermal
akan membentuk organ-organ susunan (sistem) saraf dan epidermis kulit.
Endodermal akan membentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar
pencernaan dan alat pernafasan, dan mesodermal akan membentuk rangka, otot, alat-
alat peredaran darah, alat eksresi, alat- alat reproduksi, dan korium (chorium) kulit.
Jika proses organogenesis ini telah sempurna maka akan dilanjutkan dengan proses
penetasan telur. Organ-organ tersebut merupakan perkembangan lebih lanjut dari
ketiga lapisan embrionik yang terbentuk saat gastrulasi.
 Ektoderm mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-
alat indra.
 Mesoderm mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti
testis dan ovarium), alat peredaran darah, dan alat ekskresi seperti ginjal.
 Endoderm mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, dan
alat-alat pernapasan seperti paru-paru.

a. Lapisan Ektoderm

Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri dari bakal bumbung
neural, bakal pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural (neural tube)
merupakan bakal dari sistem saraf pusat sedangakan pial neural (neural chest) akan
membentuk sistem saraf periferi serta ganglion, medulla adrenal, sel-sel pigmen,
rawan larinks dan rawan kepala. Turunan epidermis dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu: Yang berasal dari penebalan epidermis (plakioda), seperti lensa mata, telinga
bagian dalam, puting-puting pengecap dan epidermis lainnya akan membentuk
epidermis kulit, rambut, tanduk, kuku, dan lapisan permukaan mulut dan anus, serta
hipofisa anterior.

a. Sistem Saraf Pusat

Pembetukan sistem saraf pusat diawali dengan pembentukan bumbung


neural atau neuralisasi dan embrio pada stadium ini dikenal dengan neurula. Setelah
notocord dibentuk, notocord akan menginduksi ektoderm yang ada diatasnya untuk
mulai terjadi neuralisasi. Sel-sel ektoderm akan berubah bentuk menjadi panjang
seperti palisade sehingga daerah ini menjadi lebih tebal dan mendatar bila
dibandingkan dengan daerah disekitarnya dan penebalan ini selanjutnya disebut
keping neural.Tidak lama kemudian bagian tepi keping neural menebal serta tumbuh
diatas membentuk lipatan neural dengan parit neural dibagian tengahnya. Lipatan
neural akan tumbuh sehingga mendekati daerah dorso medial embrio. Setelah
bertemu, mereka akan melebur menjadi bumbung neural yang diliputi oleh ektoderm
diatasnya. Sel-sel yang terdapat pada antara bumbung neural dengan ektoderm luar
menjadi sel-sel pial neural yang kelak akan bermigrasi keseluruh tubuh embrio untuk
membentuk sel-sel pigmen, sistem saraf tepi dan medula adrenal.diferensiasi
bumbung neural menjadi daerah daerah sistem saraf pusat berlangsung melalui tiga
cara serentak. Secara anatomi, bumbung neural dan rongganya menggelembung,
berkonstriksi sehingga terbentuk ruang-ruang. Pada tangkai jaringan, sel-sel pada
dinding bumbung neural menyusun diri sehingga membentuk bagian-bagian
fungsional khusus dari otak dan sumsum tulang belakang dan pada tingkat selular,
sel-sel akan berdiferensiasi menjadi neuron dan sel-sel penunjang.

Perkembangan Pial Neural

Pada awalnya bumbung neural membentuk lurus. Sebelum bumbung neural


posterior terbentuk, bumbung neural bagian paling anterior telah memulai dengan
pembentukan otak. Bumbung neural menggelembung membentuk tiga vesikula: otak
depan (prosensefalon), otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang
(rhombensefalon). Pada waktu ujung posterior bumbung neural menutup, dibentuk
penonjolan baru, vesikula optik, yang menonjol pada sisi lateral otak depan.
Telensefalon kelan akan menjadi serebrum (otak besar) sendang diensefalon akan
menjadi talamus, hifotalamus, epifisa, dan hipofisa posterior. Mesensefalon tidak
berubah dan rongganya menjadi aquaduct serebral. Rhombosensefalon terdiferensiasi
menjadi metensefalon disebelah anterior dan miensefalon disebelah posterior.
Mielensefalon kelak akan menjadi medula oblongata sedang metensefalon menjadi
serebelum (otak kecil) dan pons varoli (jembatan varoli)

Pada daerah otak depan bagian posterior terbentuk vesikula optik yang
merupakan penonjolan kearah lateral. Vesikula optik menyentuh ektoderm dan
menginduksi ektoderm membentuk plakoda. Induksi ini sangat spesifik, bila vesikula
optik dipindahkan kedaerah lain dari kepala, ia akan mengiduksi ektoderm untuk
membentuk lensa bukan epidermis kepala. Setelah plakoda lensa terbentuk, ia akan
berinvaginasi dan mengiduksi balik vesikula optik dan menyebabkan perubahan pada
vesikula tersebut. Vesikula optik berinvaginasi sehingga terbentuk suatu cawan optik
dengan dinding rangkap. Sambil invaginasi berlangsung lebih lanjut, hubungan antara
cawan optik dan otak menyempit menjadi tangkai optik, sedang lapisan cawan optik
mengalami diferensiasi. Sel-sel pada lapisan luar menghasilkan pigmen dan disebut
lapisan berpigmen retina yang akhirnya menjadi retina berpigmen. Lapisan dalam
memperbanyak diri dengan cepat dan membentuk neuron, glia, interneuron dan sel-
sel ganglion, lapisan ini disebut lapisan sensori retina yang kelak akan menjadi retina
sensoris. Akson dari sel-sel ganglion bertemu pada bagian dasar mata sepanjang
tangkai optik dan menjadi saraf mata. Bakal lensa berinvaginasi dan membentuk
gelembung, kemudian melepaskan diri dari ektoderm. Lensa bersentuhan dan
menginduksi ektoderm yang menutupinya untuk membentuk kornea. Lensa
mengalami diferensiasi sehingga menjadi transparan. Diferensiasi ini menyangkut
perubahan struktur sel maupun terjadinya sintesis suatu protein spesifik yang disebut
kristalin. Sel-sel lensa pada sisi dekat retina mula-mula berubah menjadi panjanf
berbentuk serabut dan menghasilkan kristalin. Sel-sel tumbuh terus sehingga mengisi
rongga lensa, dengan demikian lensa sekarang terisi penuh dengan sel-sel kristalin
yang jernih atau transparan serta tidak berisi. Langsung dimuka lensa terdapat
jaringan ikat, yaitu iris, yang berasal dari ektoderm daerah cawan optik yang tidak
terdiferensiasi menjadi retina sensoris. Lapisan koroid dan sklera, yaitu lapisan luar
dari mata yang dibentuk dari mesenkim yang berakumulasi mengelilingi bola mata.
Kornea akan menjadi jernih karena pigmen pada sel-sel epidermis hilang

b. Lapisan Mesoderm

Mula-mula sel lapisan benih mesoderm membentuk lembaran tipis jaringan


ikat pada kedua sisi garis tengah berkembang membentuk mesoderm paraksial, lebih
ke lateral tetap tipis disebut lempeng lateral. Dengan timbulnya serta bersatunya
rongga interselular pada lempeng lateral jaringan ini terpecah menjadi dua lapisan
yaitu :

a. Mesoderm parietal yang meliputi amnion


b. Mesoderm viseral yang meliputi kandung kuning telur.

Kedua selaput ini membatasi suatu rongga baru yang disebut rongga
selom intra-embrional, dimana melanjutkan diri dengan selon ekstra-embrional pada
kedua sisi mudigah. Jaringan yang menghubungkan mesoderm paraksial dan lempeng
lateral disebut mesoderm intermediat.

Mesoderm Paraksial

Menjelang akhir minggu ketiga mesoderm paraksial terpecah dalam


kelompok-kelompok sel epiteloid yang disebut somit. Pasangan somit pertama timbul
pada bagian leher mudigah. Setiap hari akan timbul 3 somit sehingga pada akhir
minggu kelima terdapat 42 sampai 44 pasang somit. Pasangan somit ini adalah; 4
oksipital, 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral dan 8 sampai 10 pasang koksigeal.
Somit oksipital pertama dan sampai 7 somit koksigeal yang terakhir kemudian
menghilang.
Pembentukan Mesoderm

Menjelang permulaan minggu keempat sel-sel epiteloid yang membentuk


dinding ventral dan dinding medial somit kehilangan bentuk epitelnya menjadi
polimorf dan berpindah mengelilingi korda dorsalis. Sel-sel ini bersama-sama disebut
sklereton, membentuk jaringan yang dikenal sebagai mesenkim. Mereka akan
mengelilingi sum-sum tulang belakang dan korda dorsalis untuk membentuk kolumna
vertebralis. Dinding korsal somit yang masih tertinggal dinamakan dermatom
membentuk suatu lapisan sel baru. Segera setelah terbentuk sel ini gagal membelah
diri dan jaringan yang terbentuk ini disebut miotom. Setiap miotom mempersiapkan
otot-otot untuk segmennya sendiri. Setelah sel-sel dermatom membentuk, miotom
dan menyebar di bawah ektoderm sekitarnya. Di sini sel-sel tersebut membentuk
dermis dan jaringan subkutan. Karena itu setiap somit membentuk skleroton 9
komponen tulang rawan dan tulang), mioton (mempersiapkan komponen otot
segmental) dan dermatom (komponen kulit di segmennya). Sebagaimana akan terlihat
kemudian, setiap mioton dan dermatom masing-masing mempunyai komponen saraf
disegmennya sendiri.
Mesoderm intermediet

Jaringan ini berdiferensiasi dengan cara yang berbeda dengan somit.


Di daerah servikal dan torakal bagian atas jaringan ini secara segmental menyusun
kelompok-kelompok sel yang kelak menjadi nefrotom, sedangkan lebih kaudal
membentuk massa jaringan yang tak bersegmen dikenal sebagai korda nefrogenik
yang nantinya berkembang menjadi sistem ekskresi dan saluran genital

 Sistem Ekskresi

Pada manusia pronefros, mesonefros dan metanefros terbentuk secara


berurutan. Pronefros merupakan ginjal yang pertama dibentuk dan terletak paling
kranial, sangat vestigial. Kemudian dibentuk mesonefros yang terletak lebih kaudal
dari pronefros. Mesonefros merupakan organ ekskresi pada embrio, tetapi seperti
pronefros pada dewasa akan hilang kecuali sebagian salurannya yang akan menjadi
saluran genital jantan. Metanefros merupakan ginjal yang paling akhir dibentuk dan
terletak paling kaudal. Mulai berfungsi pada tahapan akhir embrio kalau mesonfros
mengalami regresi dan akan berfungsi sebagai ginjal fungsional pada individu dewasa

 Sistem Genitalia

Gonad dibentuk sebagai suatu penebalan pada permukaan ventromedial


mesonefros. Penebalan ini berbentuk sebagai suatu pematang yang membujur antero-
posterior serta menonjol kedalam coelem disebut pematang genital. Pematang genital
terdiri atas mesenkim dibagian dalam dan epitelium bagian luar bersambung dengan
epitelium mesonefros. Epitelium pematang genital tumbuh dan disebut epitel
germinal. Pada epitel germinal inilah BSK, yang datang dari luar gonad pertama kali
berada didalam gonad. Epitel germinal pematang gonad berfoliferasi kearah dalam
dan membentuk pita-pita seks primer. Pada tahap ini belum dapat dipisahkan antara
gonad jantan dan betiana dan disebut gonad indiferen. Pada embrio jantan(dengan
kromosom XY), pita seks primer serta BSK yang terdapat didalamnya akan
berfoliferasi, uterus masuk kedalam jaringan ikat. Pita-pita ini bersambungan satu
dengan yang lainnya membentuk suatu jalan pitapita sek internal. Pada ujung distal
rete testis. Pita-pita ini kemudian akan melepas dari epitel germinal dan mereka
dipisahkan oleh suatu lapisan yang disebut tunika albuginea. Pada awalnya pita-pita
testis ini adalah fasif, baru pada periode pubertas akan membentuk ronggadan
menjadi tubulus seminiferus yang bermuara di duktus eferensia. Selama periode
fetus, mesenkim yang terdapat di antara pitapita testis berdiferensiasi menjadi sel
Leydig yang menghasilkan testosteron sedan pita-pita testis berdiferensiasi menjadi
sel Sertoli.

Pada betina (dengan kromosom XY), BSK berada pada epitelium germinal
pita sek yang pertama dibentuk dan akan berdegenerasi dan gonad bagian dalam
berisi mesenkim dan pembuluh darah. Epitelium germinal atau korteks menebal dan
sel-sel korteks sebelah dalam berkelompok mengelilingi BSK yang kelak menjadi
folikel frimer dari ovarium.

Lapisan-lapisan mesoderm parietal dan visceral

Kedua lapisan ini membatasi selom intra-embrional. Mesoderm


pariental bersama ektoderm disekitarnya membentuk dinding lateral dan ventral
tubuh. Mesoderm viseral dan entoder embrional membentuk dinding usus.

Diferensiasi Mesoderm Lateral

Lebih kearah lateral mesoderm intermedier terdapat mesoderm lateral


membelah dua menjadi mesoderm somatik (parietal) terletak dibawah ektoderm dan
mesoderm splanknik (visera) mengelilingi endoderm. Mesoderm somatik dan
endoderm sangat erat hubungannya sehingga tampak sebagai suatu lapisan dan
disebut splanknopleura demikian pula mesoderm splanknik terdapat rongga tubuh
yang terbentan dari arah leher hingga posterior. Dalam perkembangan selanjutnya
akan terbentuk lipatan-lipatan dari mesoderm somatik yang membagi coelem menjadi
beberapa organ. Pada mamalia coelem terbagi menjadi rongga pleura, perikardium
dan perioteneum.

 Pembentukan Anggota Tubuh

Bakal atau tunas anggota tubuh dibentuk dari proliferasi sel-sel mesoderm
somatik yang terletak dibawah ektoderm sehingga terbentuk suatu tonjolan berbentuk
dayung. Permukaan tonjolan ini ditutupi oleh suatu penebalan eotoderm disebut
pematang ektoderm apikal (Apikal Ektodermal Ridge, AER). Terdapat suatu
ketergantungan antara AER dan mesoderm tunas anggota tubuh. Kalau mesoderm
tunas tidak ada maka AER tidak akan terbentuk, sebaliknya bila AER tidak ada maka
mesoderm tidak tumbuh. Asal mesoderm dari daerah pembentuk anggota tubuh
mempunyai dua sumber yaitu mesoderm somatik dan sel-sel somit yang berpindah
kedaerah bakal anggota tubuh yang akan menjadi otot anggota tubuh. Setelah sel-sel
somit berada ditunas anggota tubuh, sel-sel somit tidak dapat dibedakan dari
mesoderm somatik. Sambil tunas memanjang, sel-sel bakal rawan menenpati bagian
tengah. Tunas anggota tubuh kemudian berubah bentuk dari bentuk dayung menjadi
bentuk kerucut menjadi bentuk anggota tubuh yang sebenarnya. Bentuk anggota
tubuh dicapai karena terjadi tumbuh secara diferensiasi dan dibantu dengan kematian
sel. Morfologi anggota tubuh dicapai melalui kemtian sel sepanjang tepi anterior dan
posterior mesoderm anggota tubuh. Kematian sel terjadi pula pada erosi jarungan
antara jari dalam pembentukan jari, sehingga bila hal ini ridak terjadi maka jari akan
tetap dihubungkan dan disatukan oleh selaput seperti halnya pada selaput renang pada
bebek
Sistem Peredaran Darah

 Pembentukan Jantung

Jantung dibentuk sangat awal sebelum embrio dari kantung yolk


tumbuh. Embrio pada tahap ini terletak diatas permukaan yolk dan mesoderm
lateralnya terdapat mengarah ke blastoderm. Mesoderm tidak dapat bertemu pada
bagian ventral embrio karena terhalang oleh yolk. Mesoderm bakal jantung terdapat
pada dua daerah terpisah, masing-masing terletak pada kedua sisi tubuh embrio yang
merupakan bagian dari mesoderm akan menjadi usus depan embrio.

Proses Pembentukan Jantung

Setelah usus depan dibentuk, pada stadium lipatan kepala, sel-sel


mesoderm splanknik bakal jantung melepaskan diri dan membentuk sepasang tabung
yang dibatasi oleh endokardium. Dengan bertambah panjangnya usus depan, kedua
saluran yang terletak didepan portal usus depan bertemu dan kemudian melebur
menjadi suatu tabung sisa mesoderm splanknik bakal jantung saling berdekatan dan
membentuk epimiokardium yang akan membentuk otot pada dinding jantung. Portal
usus memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan jantung serta
masing-masing bakal jantung mampu berkembang menjadi jantung utuh. Jantung
pada awalnya merupakan tabung yang lurus dan tidak mempunyai ruangruang khusus
didalamnya. Baru kemudian tabung ini berubah melalui beberapa cara. Mulai dari
belakang jantung ini tumbuh kedepan, lalu belok ke bawah dan kekanan kemudian
membelok lagi kekiri mengarah keatas dan kedepan. Jantung sekarang berbentuk
huruf S. Jantung kemudian pada beberapa tempat membuat konstriksi dan pada
tempat ini menggelembung sehingga terbagi menjadi empat bagian utama. Sinus
venosus terletak pada bagian posterior dan berkelanjutan dengan vena viteling.
Atrium terdapat pada ujung belokan pertama, ventrikel terdapat pada bagian turun
belokan pertama dan kedua. Bagian yang mengarah kedepan dari belokan kedua
menjadi trunkus arterorius berkelanjutan dengan aorta. Sebelum pembagian ini
berlangsung, jantung telah berfungsidan melai berdenyut dengan teratur. Dari seluruh
organ pada hewan jantung merupakan organ yang pertama kali berfungsi

Pembentukan Pembuluh Darah

Pembuluh darah utama pada embrio adalah pembuluh yang membawa


nutrisi ke tubuh dan gas ketempat terjadinya respirasi. Vena vitelin dibentuk dari
kumpulan sel-sel mesoderm splanknik terjadi pulau-pulau darah kemudian berongga
membentuk tabung berdinding rangkap seperti hal nya pada jantung. Lapisan dalam
sel-selnya memipih dan menjadi endotelium dan sel-sel sebelah luar menjadi otot
polos. Kelompok sel pulau darah yang berada ditengah berdiferensiasi menjadi sel
darah embrio. Sambil pulau darah tumbuh, mereka lalu bersatu membentuk jaringan
kapoler yang bermuara di kedua pembuluh vitelin membawa makanan dan darah
kedalam jantung yang baru dibentuk. Pembentukan pembuluh darah dalam tubuh
berlangsung sama seperti halnya pembentukan darah ekstra-embrio pada kantung
yolk. Hanya disini sel-selnya dari mesenkim. Sel-sel darah dan kapiler berkembang di
dalam mesoderm ekstraembrional dari jonjot-jonjot dan tangkai penghubung. Dengan
terus bertunasnya pembuluh ekstra-embrional terbentuklah hubungan dengan
pembuluuh darah mudigah, sehingga menghubungkan mudigah dan plasenta.
(A) sel‐sel mesenkim tidak yang tidak berdiferensiasi. (B) pembentukan pulau pulau
darah pulau‐pulau darah (C) kapiler primitive

Sel-sel darah dan pembuluh darah intra-embrional termasuk tabung


jantung dibentuk dengan cara yang sama dengan pembuluh ekstra-embrional yakni
dari sel-sel mesoderm yang membentuk kelompok sel-sel angiogenetik yang
membentuk rongga karena bergabungnya celah antar sel-sel. Yang terletak di tengah
membentuk sel darah sederhana sedangkan sel yang terletak di tepi yang bersatu
membentuk pembuluh kecil.

Sistem Peredaran Darah Embrio


c. Lapisan Endoderm

Endoderm membangun permukaan dua saluran didalam tubuh. Saluran


pertama, terbentang disepanjang tubuh, yaitu saluran pencernaan. Tunas-tunas yang
keluar dari saluran ini adalah hati, kantung empedu, dan pankreas. Saluran kedua
bercabang membentuk saluran pernapasan. Saluran pencernaan dan pernapasan
terbagi menjadi suaru ruangan pada bagian anterior embrio, yaitu pada farinks.
Kantung-kantung yang keluar dari farinks membentuk kelenjar tonsil, tiroid, timus,
dan paratiroid. Saluran pernapasan dan pencernaan keduanya berasal dari usus
primitif. Setelah embrio membuat lipatan kepala dan lipatan ekor, usus dapat dibagi
menjadi 3 wilayah, yaitu usus depan, usus tengah dan usus belakang. Pada awalnya
ujung oral tertutup, ektoderm disebut sebagai keping oral atau stomodium, lalu pecah
dan terbentuk lubang dibatasi oleh endoderm pada ujung saluran pencernaan.
Ektoderm keping oral berhubungan dengan ektoderm otak telah melekuk ke ventral
embrio. Kedua ektoderm bersatu, atap-atap dari daerah oral menjadi bagian anterior
dari hipofis. Sedang jaringan neural dari jaringan neural dari dasar diensefalon
membentu tinfunddilibumi yang kelak akan menjadi bagian neural dari hipofisa

 Saluran Penceraan

Pada posterior dari faringks dibentuk eksofagus, lambung, usus halus, usus
kasar. Lapisan permukaaan dalam dari saluran ini serta kelenjar-kelenjarnya berasal
dari endoderm tetapi otot pada dinding, jaringan ikat, pembuluh darah, mensenterium
dan epitel yang menutupi permukaan usus awal, saluran pencernaan merupakan
saluran sederhana. Pada ujung kaudal usus terjadi suatu lekukan tempat pertemuan
ektoderm dan endoderm dan kedua lapisan ini dibatasi oleh membran kloaka yang
akan pecah dan menjadi anus. Disebelah kauda lambung terbentuk ketiga turunan
saluran pencernaan. Devertikulum hati merupakan saluran yang keluar dari usus
depan, masuk ke mesenkim yang ada disekeliling lambung. Mesenkim menginduksi
endoderm untuk berfoliferasi, bercabang dan membentuk sel-sel hati. Sebagian
divertikulum hati akan berfungsi sebagai saluran dari hati dan cabangya akan
membentuk kantung empedu. Pankreas dibentuk sebagai fusi dari divertikulum yang
berasal dari sebelah dorsal dan ventral saluran pencernaan tepat disebelah kaudal
empedu.

 Saluran Pernapasan

Paru-paru berasal dari saluran pencernaan walaupun tidak mempunyai


peranan dalam pencernaan. Pada bagian tengah farinks antara kantung faringks ke
tempat keluar alur laringo farinks yang tumbuh keventral. Alur ini bercabang dua
sebagai cabang utama dari paru-paru. Endodermnya membentuk batas permukaan
trakea, bronchii, dan alveolus paru-paru. Seperti hal nya pada hati percabangan dari
saluran-saluran disini juga tergantung pada interaksi dengan mesenkim yang ada
disekitarnya
Daftar Pustaka

Verney,Helen dkk.2007.Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1. Jakarta:EGC

Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga

Abdullah, Mikrajuddin., Saktiyono., Lutfi. 2007. Ipa Terpadu. Jakarta : Erlangga

https://slideshare/ProsesPembentukanorganpenciumandanorganogenesis

Anda mungkin juga menyukai