Anda di halaman 1dari 11

A.

DEFINISI HEPATITIS
Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati. Peradangan ini
ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan oleh
adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Istilah Hepatitis dipakai untuk
semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus,
bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak
yang berlebih dan penyakit autoimune. Pada umumnya penyakit hepatitis ini
dibagi menjadi 2 macam yakni hepatitis akut dan hepatitis kronis. Hepatitis akut
merupakan perangan hati yang terjadi selama 6 bulan saja, sedangkan hepatitis
kronis merupakan peradangan hati yang terjadi selama 6 bulan lebih (Verlita,
2018).
Menurut soegijanto (2016) mengatakan bahwa Hepatitis virus merupakan
infeksi virus sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati
yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta selular yang khas.
Sampai saat ini sudah diidentifikasi lima tipe hepatitis yang pasti yaitu hepatitis
A,B,C,D, dan E.

B. ETIOLOGI
Hepatitis A penyebabnya virus hepatitis A (HAV) ditularkan melalui jalur
fekal oral; sanitasi yang jelek kontak antar manusia. Dibawa oleh air dan makanan.
Hepatitis B penyebabnya virus hepatitis B, cara penularannya melalui parenteral;
atau lewat kontak kontak dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual
dan oral-oral. Penularan perinatal dari ibu ke bayinya. Ancaman kesehatan kerja
yang penting bagi petugas kesehatan (Baradero dkk, 2008).
Hepatitis C penyebabnya virus hepatitis C (HCV). Cara penularannya
melalui tranfusi darah dari produk darah; terkena darah yang terkontaminasi lewat
peralatan atau parafenalia obat. Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D
(HDV) cara penularan sama seperti HBV, antigen permukaan HBV diperlukan
untuk replikasi; pola penularan serupa dengan pola penularan hepatitis B. Hepatitis
E disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV), cara penularannya melalui jalur fekal-
oral; kontak antar manusia dimungkinkan resikonya rendah (Verlita, 2018).

C. PATOFISIOLOGI
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan ilfiltrat
pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degenrasi dan
nekrosis sel perenchyn hati. Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam
memblokir system dranage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan
ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekskresikan ke dalam
kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai
hiperbulirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler
jaundice. Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik sampai dengan timbulnya sakit
dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2
sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian.
Hepatitis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan
pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan
resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati
(Soegijianto, 2016).
D. PATWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut verlita (2018) mengatakan bahwa manifestasi klinis Hepatitis dapat
terjadi dengan atau tanpa gejala seperti:
1. Sakit kepala
2. Malaise,
3. Fatique
4. Anoreksia
5. Febris
6. Urin berwarna gelap
7. Gejala ikterus pada sklera dan kulit
8. Nyeri tekan pada hati
9. Dapat timbul antralgi
10. Ruam

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG pada kasus hepatitis dapat memberikan informasi
mengeani pembesaran hati, gambaran jaringan hati secara umum atau ada
idaknya sumbatan saluran empedu. USG dapat membuktikan ada tidaknya
embesaran hati yakni dari pengamatan tepi hati terlihat tumpul atau tidak, tepi
hati yang tumpul menunjukkan adanya pembesaran hati. USG dapat
membuktikan ada tidaknya pembesran ahti. USG juga dapat melihat banyak
tidaknya jaringan ikat (fibrosis). Selain itu, karena hepatitis merupakan proses
peradangan maka pada USG densitas (kepadatan) hati terlihat lebih gelap jika
dibandingkan dengan densitas ginjal yang terletak dibawahnya.
2. Tes darah
Hitung darah lengkap. LED-anemia, trombositosis dan kenaikan
penanda menunjukkan adanya proses penyakit kronis. Biokimiawi hasil tes
fungsi hati yang abnormal menunjukkan kemungkinan keganasan.
3. CT scan
Sangat bermanfaat untuk menentukan sifat massa retroperitoneal dan
mungkin lebih sensitif dalam mengidenfitikasi pembesaran KGB intra
abdomen.
4. MRI
Banyak digunakan khususnya bagi massa adrenal atau massa yang
berasal dari tulang.

5. Biopsi
Jika ada keraguan mengenai sifat suatu massa intra abdomen, biasanya
bisa dilakukan aspirasi sel untuk pemeriksaan sitologi atau biopsi perkuatan
dengan bantuan USG atau CT scan.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS/ TERAPI


Menurut Soemoharjo (2008) mengatakan bahwa adapun penatalaksanaan
medis/terapi diantaranya:
1. Laboratorium
2. Radiologi
a. Foto polos abdomen
b. Skan hati
3. Pemeriksaan Tambahan
a. Biopsi hati

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Kolo (2019) mengatakan bahwa adapun diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul adalah:
a. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (fatique)
b. Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadapt
inflamasi hepar.
c. Resiko kerusakan integritas kulit b.d penumpukan garam empedu dalam kulit.

I. PERENCANAAN
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) mengatakan adapun perencanaan
diagnosa diatas dianatranya:
1) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (fatique).
1. Tingkatkan tirah baring.
Rasional : Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
2. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu latihan gerak sendi pasif/ aktif.
Rasional : Untuk membantu memulihkan kekuatan.
3. Evaluasi peningkatan toleransi aktivitas.
Rasional : Untuk mengetahui tingkat toleransi aktifitas

2) Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder


terhadap inflamasi hepar.
a. Monitor tanda vital : suhu badan .
Rasional : Sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi.
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-
3 liter/hari.
Rasional : Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang
memicu timbulnya dehidrasi .
c. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
Rasional : Menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi
panas tubuh melalui penguapan.
d. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
Rasional : Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya
pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah
timbulnya ruam kulit
3) Resiko kerusakan integritas kulit b.d penumpukan garam empedu dalam kulit.
1. Gunakan air mandi dingin, minyak kalamin.
Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan dan mencegah gatal.
2. Berikan masase waktu tidur.
Rasional : Meningkatkan tidur dengan mengurangi iritasi.
3. Peratahankan kuku-kuku pasien terpotong pendek.
Rasional : Menurunkan potensial cidera kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Kolo A. (2019). Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada Ny. A.s dengan hepatitis
B diruang teratai RSUD Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang 15-18 juli 2019.
Kupang. Politekhnik Kesehatan Kemenkes Kupang

Nurarif. A. H, & Kusuma. H (2015) Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc jilid 3. Jogjakarta. Medication

Soegijanto. S (2016). Kumpulan makalah penyakit tropis dan infeksi diIndonesia.


Surabaya. Airlangga University Press

Soemoharjo. S (2008). Hepatitis virus-B. Jakarta. EGC

Verlita. E. V. (2018). Laporan pendahuluan aplikasi klinis asuhan keperawatan pada


pasien dengan penyakit hepatitis di ruang perawatan b rumah sakit umum
kaliwates jember. Jember. Fakultas keperawatan universitas jember
LAPORAN PENDAHULUAN
HEPATITIS DIRUANG ANAK
RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Disusun Oleh :
NAMA : ENI LESTARI
NIM : 1114170595

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUL AZHAR


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BATULICIN

2020/2021
Lembar Konsul

Nama Mahasiswa : Eni Lestari

Judul : Hepatitis

No Hari/tanggal Materi TTD


LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(.................................) (................................)

Batulicin, Januari 2020

Mahasiswa

(......................................)

Anda mungkin juga menyukai