PENDAHULUAN
(1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak
disertakan ujung batang, daun, bunga an buah, sedang tumbuhan berbentuk herba
juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli
toksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survei ekologi studi
sangat besar ini menuntut perwatan dan pengelolaan spesimen harus dilakukan
objek tumbuhan. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara basa atau kering. Cara
yang berdaging seperti buah, sedang untuk daun batang dan akarnya, umumnya
informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata
lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan
harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak
pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru.
spesimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah. Awetan kering tanaman
kertas Koran untuk satu spesimen. Tidak benar di gabungkan beberapa spesimen
di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya, lipatan kertas Koran berisi material
herbarium tersebut di tumpuk satu di atas lainnya. Tabel tumpukan di sesuaikan
dengan daya muat kantong plastic (40x60) yang akan di gunakan. Tumpukan
tersebut di masukkan ke dalam kantong plastic dan di siram alcohol 70% atau
kantong plastic di tutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya alcohol atau
yaitu pengringan langsung, yakni tumpukan materian herbarium yang tidak terlalu
tebal di pres didalam sasak, untuk mendapatkan hasil yang optimum sebaiknya di
pres dalam waktu dua minggu kemudian di keringkan di atas tungku pengeringan
dengan panas yang di atur di dalam oven. Pengeringan bertahap, yakni material
herbarium di celup terlebih dahulu di dalam air mendidih selama tiga menit,
Koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru. Kemudian material
salah satu jenis tanaman keladi tikus perorang yang akan di herbariumkan di
mana tanaman tersebut telah diberi alkohol terlebih dahulu sebagai pengawet bagi
tanaman yang akan kami jadikan sebagai tanaman herbariumkan, serta kami
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Herbarium.
tumbuhan selain berfungsi sebagai acuan indentifikasi untuk mengenl suatu jenis
namun terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bias di amati dan di jadikan
perbandingan. Zat yang di gunakan dalam proses ini, formalin 4% atau alkohol
atau diri masukan saja ke dalam halaman sebuah buku yang tebal. Ambillah
terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga dan berbuah. Bagian dari
tumbuhan yang besar sedikitnya panjang 30-40cm dan sedikitnya harus ada satu
daun dan satu inflorescencia yang lengkap, kecuali kalau bagiannya yang khusus
masih terlalu besar. Lihatlah bagian tumbuhan yang berada di bawah tanah. Serta
mencatat hal-hal yang penting dan kehususan seperti : warna, bau, bagian dalam
tanah, tinggi tempat dari permukaan laut, tempat, banyaknya tanaman tersebut
(Triharto, 1996).
Tumbuhan di atur di atas kertas dan kering yang tidak mengkilat, misalkan
kertas Koran. Letakkan di antara beberapa halaman yang dobel dan sertakan
dalam setiap jenis catatan yang di buat untuk tanaman tersebut juga biasanya di
yang berdaging tebal, di rendam beberapa detik dalam air yang mendidih. Lalu
bawah sinar matahari atau didekatkan di dekat api. Tanaman dikatakan kering
kalau di rasakan tidak dingin lagi dan juga terasa kaku. Di usahkan bahwa seluruh
sampel terus menerus dalam keadaan kering. Makin cepat mereka mongering,
2.2. KlasifikasiTanaman
klasifikasi tanaman
kingdom : spermatohpyta
Classis : dicotyledonae
Ordo : arales
Genus : typhonium
2.3. AnatomiTumbuhan
2.3.1. Akar
2.3.2. Batang
2.3.3. Daun
2.4. MarfologiTanaman
2.4.1. Akar
2.4.2. Batang
2.4.3. Daun
1.5. ManfaatTanama
BAB III
METODELOGI PRAKTEK
Lindung. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dua malam dimulai pada hari
3.2.1. Alat
bunga serta biji. Gunting digunakan untuk memotong isolasi dan bagian koran
3.2.2. Bahan
digunakan untuk mengawetkan hasil sampel tanaman yang di ambil, dengan cara
untuk melekatkan tanaman pada koran agar tanaman dapat terbungkus dengan
rapi.
3.3. Metodelogi Praktek Lapang
siapkan dalam masa pengawetan, mengatur letak daun atau posisi daun di atas
tanaman yang tidak kerdil, serta terserang dengan hama penyakit sampel tanaman
tersebut telah memenuhi syarat. Tanaman tersebut dicuci menggunakan air bersih
yang ada.
BAB IV
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pradnya Paramita.
15.00 WIB.
Gramedia.
LAMPIRAN GAMBAR