Anda di halaman 1dari 7

Antara Anggaran dan Koruptor

Asap kendaraan mengepul di sepanjang jalan beraspal. Meski bukan ibu kota, Kota
Tangerang telah menjadi kota dengan beribu-ribu aktifitas warga metropolitan. Dari kebiasaan
membuang sampah sembarang hingga sifat apatis warga Kota yang tinggi, membuat Walikota
Tangerang, Liana Sastrowati berfikir keras dalam berbagai persoalan. Liana telah memimpin kota
ini selama tiga tahun terakhir. Ibu yang berparas cantik ini sangat teliti pada setiap titik hiruk
pikuknya kota, termasuk dalam kepala rumah sakitg kesehatan. Ibu Liana mengadakan survey ke
Rumah Sakit Umum Daerah untuk melihat perkembangan kinerja pegawainya. Ibu Walikota
mengelilingi rumah sakit bersama kepala rumah sakit dan beberapa pengawalnya.

Walikota : Bu, ini sudah jam 3 tetapi mengapa Poli Bedah, Poli Gigi dan poli-
poli lainya itu kok masih rame ya, Bu? Kenapa Nggeh, Bu?
Apa gara-gara pegawainya yang lelet?

Kepala Rumah Sakit : Begini Bu, saya contohkan saja poli gigi, pasien yang berkunjung
rata-rata per hari ada 200 orang, Bu. Disana kami sudah menyiapkan
3 dokter gigi dan 5 perawat gigi.

Walikota : Nah, itu tidak ada masalah. Dokternya sudah banyak.

Kepala Rumah Sakit : Masalahnya kami kekurangan alat kesehatan, seperti dental unit kami
hanya mempunyai 2 set saja. Itu masih dari poli gigi, Bu. Belum poli-
poli lainnya.

Walikota : Untuk selama ini dengan kekurangan alat kesehatan tersebut, apakah
dari rumah sakit masih dapat menangani bu?

Kepala Rumah Sakit : Sebenarnya dikaji dari hasil evaluasi bulanan, para dokter banyak
mengeluh dengan jam kerja mereka karena keterbatasan alat
kesehatan, Bu. jadi mungkin hal tersebut yang menghambat
pelayanan terhadap pasien.

Walikota : Baik bu, kalau memang begitu adanya tolong dibuatkan data
perencanaan kebutahan alat , nanti untuk dananya saya carikan
anggaran.
Satu minggu kemudian, setelah Kepala Rumah Sakit membeli alat kesehatan di Medika Alkes.

Kepala Rumah Sakit : wah tumben sekali dapat potongan besar saat membeli alat kesehatan tadi.
hmm apakah aku harus mencantumkan harga asli atau harga setelah potongan ya? (Berguman
dalam hati)

Tok tok tokk

Anak : bu tadi di kampus ada ...student exchange ke luar negeri, aku ingin ikut tapi
kayaknya biaya kesana mahal bu belum lagi kebutuhanku nanti. Gimana enaknya bu?

Kepala Rumah sakit : lho memangnya student excahange nya kemana nak dan biaya nya sampai
berapa?

Anak : ke Kanada bu, 50 juta untuk transportasi,baiya hidup dan biaya kuliah
disana

Kepala rumah sakit : yasudah nak nanti ibu pikirkan ya

Anak : makasih bu ,sayang banget sama ibu

Beberapa menit kemudian setelah anak ibu Liana meninggalkan kamar. Kepala Rumah sakit
menelfon bagian administrasi untuk merekap anggaran dana terkait pembelanjaan. Dimana total
dana tersebut sesuai dengan dana yang dianggarkan yaitu sebesar 1,6 M padahal harga alat
kesehatan mendapat diskon sebesar 0,05 %.

Kepala Rumah Sakit : ( Telfon) Halo? Ini Saya Bu..... , Ingin melaporkan kalau dana pembelian
alat kesehatan yang dianggarkan sudah sesuai dengan harga yang dibeli. Jadi tidak kurang atau
lebih.Tolong besok ambil di Medika Alkes atas nama saya. Sudah Lunas saya bayarkan.
Terimakasih.

Seminggu setelahnya, bagian administrasi bertemu dengan sahabat lama yang merukan kepala
dari Medika Alkes untuk berbincang-bincang disebuah rumah makan.

Kepala Medika : Eh kemarin sepertinya aku tidak melihatmu menemani bu Liana membeli
alat kesehatan, memangnya kamu kemana?

Administrasi : aku kemarin kemana ya ? Biasanya bu Liana kalau belanja alat kesehatan
sama aku sekalian klakulasi dana. Tapi sepertinya kemari bu Liana lupa mengajakku.
Kepala Medika : Oh begitu padahal kemarin banyak rumah sakit lain yang memborong alat,
untung bu Liana datang tepat waktu soalnya kemarin banyak harga potongan bu.

Administrasi : Kemarin dapat potongan harga?

Kepala Medika : Memangnya bu Liana tidak bilang? Apa jangan-jangan…..

Administrasi : Huz jangan suudzon dulu. kita harus berprangsa baik pada atasan.

Kemarin Bu Liana bilang harga totalnya 1,6 M. benar itu kan ?

Kepala Medika : Sebentar saya mitakan data penjualan kemarin.

Atas nama Liana Sastrowati dengan 30 set alat ,total 1,6 M dengan diskon
0,05 % menjadi 1,52 M .

Administrasi : Astagfirullah (Kaget). Kemarin bu Liana mengatakan bahwa harga


pembelian sebesar 1,6 tidak kurang tidak lebih. Bagaimana ini ?

Kepala Medika : Wahh ini tidak bisa dibiarkan, harus kita laporkan.

Administrasi : Baiklah , mari kita kumpulkan bukti.

Penyelidikan

Kepala Medika Alkes dan pegawai administrasi Rumah sakit yang mencurigai bahwa bu
Liana selaku Kepala Rumah Sakit melakukan penyelewengan terhadap dana Alat Kesehatan,
dimana yang seharusnya dana yang dikeluarkan hanya sebesar 1,52 M tetapi data yang
diserahkan ke Polisi sejumlah 1,6 M.

Kepala Medika: Selamat siang pak

Polisi : iya bu,ada yang bisa saya bantu?

Administrasi : saya izin melaporkan bahwa saya mencurigai bahwa ibu Liana selaku kepala
Rumah Sakit telanh menyelewengkan dana anggran alat kesehatan

Polisi : Atas dasar apa ibu menyatakan hal tersebut? Apakah ada buktinya ?

Kepala Mediaa: saya sebagai saksi pak terkait pembelian alat kesehatan tersebut di lakukan di
toko saya.
Polisi : Baik bu, untuk itu kami akan memproses dan mengadakan penyelidikan.

Penyidikan

Setelah menerima laporan atau pengaduan dari pihak Adiministrasi dan kepala medika
alkes mengenai dugaan telah terjadinya tindak pidana korupsi. Berdasarkan laporan hasil
penyelidikan (LHP) terhadap kepala rumah sakit maka polisi sebagai penyidik mengeluarkan
surat perintah penyelidikan.

Polisi 1 : (mengetuk pintu) Permisi

kepala Rumah Sakit : iya, ( berjalan menuju pintu, dan membuka pintu )

Polisi 1 : Selamat pagi, apakah benar ini sengan ibu Liana?

Kepala Rumah Sakit : Iya pak. Dengan saya sendiri, saya ibu Liana. Ada apa ya pak?,
Silakan Pak, masuk ke dalam. (Mempersilakan polisi masuk ruang
tamu)

Polisi 1 : Begini, Bu. Maksud kedatangan kami kesini untuk menyapampaikan


surat ini Bu.

Kepala Rumah Sakit : Lho. Pak surat apa ini pak? (dengan ekspresi kaget)

Polisi 1 : Ini surat pemberitahuan penyidikan, Bu.

Kepala Rumah Sakit : Mohon maaf, Pak. Ini ada masalah apa ya? Surat penyidikan atas
dasar apa pak? Sepertinya saya tidak melakukan kesalahan apapun
(ia berusaha menutupi kesalahan yang telah ia ketahui)

Polisi 1 : Kami sebagai petugas kepolisian yang bertugas hari ini bermaksud
untuk menindaklanjuti kasus yang kami dapatkan bahwa Ibu diduga
telah melakukan korupsi terhadap dana anggaran alat kesehatan.
Untuk itu kami harapkan ibu dapat menghadiri pemeriksaan lanjutan
dari pihak kepolisian sesuai tanggal yang telah dicantumkan.
Kepala Rumah Sakit : Lho tidak bisa begitu, Pak. Saya tegaskan bahwa saya tidak melakukan
hal tersebut seperti yang bapak tuduhkan. Saya ...

Polisi 1 : Mohon maaf, lebih baik Ibu jelaskan pada saat di kantor polisi untuk
membuktikan ibu bersalah atau tidak dengan waktu dan tempat yang
telah ditentukan. Dari surat tersebut apakah ada yang perlu
ditanyakan?

Kepala Rumah Sakit : (merasa kebingungan mencari alasan lain dan tidak bisa berkutik)

Polisi 1 : Saya pikir ibu liana sudah mengerti, untuk itu saya pamit.Selamat
pagi

Kepala Rumah Sakit : (bertekuk lutut)

Disisi lain petugas kepolisian telah menyampaikan surat kepada saksi (bagian administrasi rumah
sakit dan kepala took Alkes) untuk mengikuti proses penyidikan. Pada tanggal 09 September 2019
proses penyidikan berlangsung di kantor polisi, dengan dihadiri oleh pelaku tertuduh dan saksi.

Polisi : Baik perwakilan dari pelaku dan saksi sudah hadir dimohon dengan adanya
penyidikan ini dapat di temukan hasil dari permasalahan .Maka dari itu dimohon pelaku,
maupun saksi menjawab dengan sejujur jujurnya.

Polisi : Atas laporan hasil penyelidikan yang telah kami lakukan didapatkan
bahwasannya ibu liana selaku kepala rumah sakit RSUD kota Tangerang terduga melakukan
tindak pidana korupsi.

Kepala rumah sakit : Saya tidak terima atas tuduhan ini, saya merasa tidak melakukan semua
yang dituduhkan saya sudah menjalankan dengan baik tugas saya sebagai seorang kepala rumah
sakit.

Administrasi : Mohon maaf pak polisi, saya sendiri yang melihat data terkait pembelian alkes
atas nama ibu Liana tidak sesuai dengan anggaran dana yang dikeluarkan.

Kepala Medika : Saya membawa bukti langsung data pembelian yang dilakukan Ibu Liana, Ini
pak.
Polisi : Boleh saya lihat? Baik bu Liana, sesuai data yang saya lihat bahwa pada hari
selasa, 1 September 2019 pukul 14.05 ibu Liana melakukan transaksi pembelian alat kesehatan
di medika Alkes dengan total biaya 1,520 M dengan rincian daftar pembelian barang yang sudah
tertera. Pada keterangan tambahan tertulis bahwa Medika Alkes sedang dalam program diskon
besar-besaran, selama tanggal 1-3 september 2019, sehingga harga barang pembelian yang
semula ibu liana beli 1,6 M menjadi 1,520 M. dari penjelasan yang sudah saya paparkan, apakah
ibu Liana masih tetap akan mengelak?

Kepala Rumah Sakit : Baik, saya mengakui kesalahan saya.

PENUNTUTAN

Setelah dilakukannya penyidikan terhadap Kepala rumah sakit dan dikumpulkannya


bukti bukti atas kasus korupsi yang dilakukan. Polisi akhirnya menyerahkan bukti tersebut ke
jaksa

Di kantor pengadilan

Polisi : Selamat siang. Disini kami akan menyerahkan bukti bukti yang sudah kami
kumpulkan atas laporan dari Ibu Liana dengan dugaan telah melakukan tindak
pidana korupsi.

Jaksa : Baik untuk saat ini bukti berkas akan saya kaji terlebih dahulu untuk saya
periksa kebenarannya. Untuk lebih lanjut beberapa hari kemudian akan saya
hubungi.

Beberapa hari kemudian

Jaksa : Baik. Setelah saya kaji lebih dalam bukti bukti yang telah diserahkan, maka proses
penuntutan ini selanjutnya akan dibawa dan diputuskan di pengadilan.

PENGADILAN

Hakim Ketua : Sidang Perkara Kasus korupsi anggaran Dana Alat Kesehatan
yang memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2019/PN DPS, atas nama
Terdakwa Liana Sastrowati dinyatakan bersalah dengan Pasal 18 ayat 1 huruf b Undang-
undang (UU) Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20
tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, dan Pasal 55 ayat (1) ke-1 Jo Pasal 64
KUHP.

“ Menjatuhkan vonis hukuman 1 tahun 5 bulan penjara kepada terdakwa Ibu Liana dan
diwajibkan membayar denda 30 juta “.Tok tok tok

Kesimpulan dari drama ini adalah lebih baik menjadi pemimpin yang beramanah dan
mengedepankan kepentingan bersama. Daripada menjadi koruptor yang indah diawal tapi hancur
lebur di belakang. Jangan seperti ibu Liana yang kini sudah merana mendekap dibalik jeruji besi,
apalagi anaknya yang selalu menangis mengharapkan kepulangan ibunya.

Anda mungkin juga menyukai