Larutan elektrolit itu ditempatkan pada wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan ebonit
atau gelas. penyekat). Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak
saling menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator.
Anode : lempeng logam Timbal (Pb)
Katode : lempeng logam oksida timbal (PbO2)
Elektrolit : larutan asam sulfat encer (H2SO4)
Untuk mencegah terjadinya hubungan pendek (korslet), maka lempeng anode dan katode
dipisahkan oleh bahan isolasi. Kumpulan anode dihubungkan bersama-sama, demikian pula
kumpulan katode. Hubungan paralel ini menambah luas elektrode yang kontak dengan larutan
elektrolit dan menambah kapasitas pengantar aliran dari sel itu. Sel-sel itu kemudian
digabungkan satu sama lain dalam bentuk deretan, + sampai -, untuk menghasilkan satu baterai
(Petrucci, 1993).
Ada dua reaksi pada aki, yaitu reaksi pengosongan dan reaksi pengisian. Reaksi pengosongan
terjadi pada saat aki digunakan. Reaksi pengisian terjadi pada saat aki diisi ulang. Persamaan
reaksi pengosongan aki adalah sebagai berikut
Anode : Pb(s) + HSO4-(aq) → PbSO4(s) + H+(aq) + 2e-
Katode : PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3 H+(aq) + 2e- → PbSO4(s) + 2 H2O(l)
+
Redoks : Pb(s) + PbO2(s) + 2 HSO4-(aq) + PbSO4(s) + 2 H2O(l)
Berdasarkan reaksi itu tampak bahwa anoda dan katoda berubah menjadi zat yang sama yaitu
PbSO4 yang mengendap dan menempel pada kedua elektroda. Akibatnya suatu saat permukaan
kedua elektroda tertutup secara merata oleh zat yang sama. Pada saat itu aki tidak dapat
digunakan dan perlu diisi kembali. Selain itu pada katoda terbentuk air. Air itu akan mengikat
H2SO4selama reaksi pengosongan berlangsung. Akibatnya kadar H2SO4 makin berkurang.
Berkurangnya kadar H2SO4 ditandai dengan berkurangnya kerapatan larutan. Kerapatan larutan
diukur dengan alat hydrometer. Aki yang baru diisi memiliki kerapatan 1.25 – 1.30 gmL-1. Jika
kerapatan larutan kurang dari 1.25 gml-1 aki perlu diisi kembali. Pengisian aki dilakukan dengan
cara mengubah arah lairan electron pada kedua elektroda. Anoda yang melepaskan electron
(oksidasi) pada saat pengosongan berubah menjadi menangkap electron (reduksi) pada saat
pengisian. Sebaliknya katode yang menangkap electron (reduksi) pada saat pengosongan
berubah menjadi melepaskan electron (oksidasi) pada saat pengisian. Untuk itu elektroda Pb
dihubungkan dengan kutub negative sumber arus sehingga PbSO4 yang melekat padanya
tereduksi menjadi Pb. Seblaiknya elektroda PbO2 dihubungkan dengan kutub positif sumber
arus sehingga PbSO4 yang melekat padanya teroksidasi menjadi PbO2
Katode Pb :PbSO4(s) + H+(aq) + 2e- → Pb(s) + HSO4-(aq)
Anode PbO2 : PbSO4(s) + 2 H2O(l) → PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3 H+(aq) + 2e-
+
Redoks : 2 PbSO4(s) + 2 H2O(l) → Pb(s) + PbO2(s) + 2 HSO4-(aq) + 2 H+ (aq)
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat
dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya
terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini
mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh
berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi
baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan
alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki
(bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki ). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan
discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak
baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu
:
a. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah
(Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2)
b. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan
bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk
menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit
bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).
Sebagai salah satu bagian terpenting dari sistem kelistrikan, aki tidak hanya menyimpan namun
juga menyalurkan listrik ke seluruh perangkat elektronik di mobil dan motor. Lalu apa saja
yang membedakan antara aki basah dan aki kering? Inilah perbedaannya :
Aki Basah
· Aki jenis ini adalah yang paling umum dan sering dijumpai.
· Umumnya aki basah menggunakan wadah yang semi transparan, sehingga cairan yang
terdapat didalamnya dapat terlihat dengan jelas.
· Cairan elektrolit yang diisikan biasanya disebut air aki atau air zuur (untuk aki baru), yang
berfungsi untuk merendam sel-sel aki. Volume air aki tersebut harus selalu berada diatas batas
minimal agar dapat tetap merendam sel-sel yang berada di dalam wadah tersebut. Jika volume
air kurang dari batas minimal, maka sel penyimpanan arus akan ter-oksidasi dan berkarat.
· Aki basah membutuhkan perawatan, artinya perlu meluangkan waktu secara rutin untuk
memeriksa ketinggian cairan dan memastikan bahwa cairan tersebut tetap berada pada batas
yang seharusnya
· Aki basah cenderung memiliki umur yang lebih panjang dibandingakan aki kering.
· Harga lebih terjangkau
Aki Kering
· Aki kering merupakan bentuk pengembangan dari aki basah yang penggunaannya kini
semakin populer.
· Secara fisik, perbedaannya dengan aki basah dapat dilihat melalui wadahnya yang berwarna
gelap atau tidak transparan
· Aki kering juga tidak memiliki lubang-lubang untuk mengisi air aki.
· Cairan yang terdapat didalamnya berwujud gel, yang digunakan sebagai pengganti cairan
elektrolit. Tingkat penguapan Gel ini sangat minim. Dan saat menguap, uap tersebut tidak
dibuang keluar, tetapi tetap tertampung didalam wadah, sehingga volumenya tetap terjaga.
· Tidak membutuhkan perhatian khusus atau umumnya disebut Maintenance Free.
· Aki kering memiliki harga yang lebih mahal dan umur pemakaian yang relatif lebih singkat
· Kalau memang sudah soak dan rusak harus ganti baru tidak bias diperbaiki, jika bias
kemungkinannya hanya untuk pemakaian sehari besoknya rusak lagi.
ACCU BASAH
1. Pengosngan Akumulator
Pengosongan akumulator merupakan proses pemakaian. Pada proses ini terjadi perubahan
energi kimia menjadi energi listrik. Anode yang merupakan kutub positif aki secara perlahan
mengalami perubahan dari yang awalnya timbal dioksida (PbO2) menjadi timbal sulfat
(PbSO4). Begitu juga pada katode, dari timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4).
Selain itu, pengosongan atau pemakaian akumulator juga memengaruhi tingkat kepekatan
cairan elektrolit. Hal itu dikarenakan pada saat pemakaian, pada larutan terbentuk air (H2O).
Bisa anda lihat bahwa anode dan katode mengalami perubahan dan pada akhirnya sama-sama
menjadi timbal sulfat (PbSO4). Hal ini membuat tidak adanya beda potensial sehingga arus
listrik pun tidak bisa mengalir. Pada kondisi ini, aki dikatakan habis karena tidak dapat
menghasilkan litrik. Supaya dapat menghasilkan listrik kembali, maka perlu dilakukan
pengisian ulang pada akumulator.
2. Pengisian Akumulator
Berbeda dengan proses pengosongan, pada saat pengisian akumulator terjadi perubahan dari
energi kimia menjadi energi listrik. Cara mengisi akumulator adalah dengan memberikan
tegangan pada masing-masing elektroda aki. Pemberian tegangannya pun harus tegangan DC
dan memiliki nilai yang lebih besar dari tegangan aki itu sendiri. Misalnya anda ingin mengisi
aki 12 Volt, maka tegangan yang diberikan harus sedikit lebih besar dari 12 Volt. Ketika
mengisi akumulator, sebaiknya gunakan arus yang kecil. Meski prosesnya akan menjadi lebih
lama, hal ini akan berdampak baik terhadap usia akumulator. Untuk mengatur besarnya arus
pada saat pengisian aki, anda bisa menggunakan reostat.
Sama seperti proses pengosongan, pada saat pengisian juga terjadi reaksi kimia yang mengubah
senyawa pada akumulator tersebut. Selain itu, pada larutan elektrolit juga terjadi penguapan
secara perlahan sehingga menyebabkan asam sulfat menjadi kental. Oleh sebab itu, pada saat
pengisian akumulator, anda perlu menambahkan air murni (H2O) secukupnya.