Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tetanus
DI RUANG 19 RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR

Disusun Oleh:
Moh. Ali Ridho
Baiq Rika Nirmayanti
Nabilatul Ummah
Ni Ketut Lidya Oktapiani

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tetanus
DI RUANG 19 RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR

Di Bina oleh :

Disusun Oleh:
Moh. Ali Ridho
Baiq Rika Nirmayanti
Nabilatul Ummah
Ni Ketut Lidya Oktapiani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Tetanus

Telah disetujui dan disahkan pada

Hari: kamis
Tanggal: 26 Desember 2019

Mengetahui,
Kepala Ruangan 19

( )
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Tetanus
Telah disetujui dan disahkan pada

Hari: kamis
Tanggal: 29 November 2019

Mengetahui:

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

( .) ( )
PAKET PENYULUHAN

Tema : Tetanus

Sub Tema : Tetanus

Sasaran : Pasien, keluarga pasien dan pembesuk

Hari ,Tanggal : kamis, 26 Desember 2019

Waktu : Pukul 09.00 – 09.25

Tempat : Ruang Tunggu pasien di R.19 RSSA MALANG

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Tetanus selama 25 menit, seluruh keluarga
pasien di R.19 dapat memahami mengenai penyakit Tetanus

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan, keluarga mampu menjelaskan :

 Pengertian Tetanus
 Etiologi Tetanus
 Manifestasi Klinis Tetanus
 Pencegahan Tetanus
 Penatalaksanaan Tetanus

3. POKOK MATERI (TERLAMPIR)


 Pengertian Tetanus
 Etiologi Tetanus
 Manifestasi Klinis Tetanus
 Pencegahan Tetanus
 Penatalaksanaan Tetanus

4. MEDIA
LCD, Leaflet, PPT, Laptop

5. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi dengan keluarga
6. PENGORGANISASIAN
1. Moderator ,bertugas untuk memandu jalannya acara penyuluhan agar kondusif,
efisien,cepat dan tepat. (Nabilatul Ummah)
2. Observer ,bertugas untuk menulis hal-hal yang mengenai jalannya penyuluhan,
seperti mencatat pertanyaan, menulis evaluasi jalannya acara penyuluhan, dan
menulis kesimpulan dari penyuluhan tersebut .( Ni Ketut Lidya O)
3. Pemateri,bertugas untuk menjelaskan isi dari penyuluhan kepada peserta dan
menjawab pertanyaan yang diajukan peserta.( Moh Ali Ridho)
4. Fasilitator, bertugas menyediakan peralatan yang dibutuhkan saat penyuluhan,
menyiapkan materi penyuluhan, dsb.
 Nabilatul Ummah ,bertugas meminjam LCD di R.28, menyediakan
laptop, dan meminta Leaflet di PKRS.
 Baiq Rika Nirmayanti,bertugas membuat PPT. ( dibantu Nabila)
 Baiq Rika Nirmayanti, bertugas membuat SAP
 Moh Ali Ridho dan Baiq Rika Nirmayanti ., bertugas konsul SAP,
mencetak SAP, menyiapkan tempat untuk penyuluhan, dan mengatur
peserta penyuluhan.

7. KEGIATAN
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
.

1. Pendahuluan - Mengucapkan salam pembuka - menjawab salam 5


dan persepsi menit
- memperkenalkan diri - memperhatikan

- apersepsi - berpartisipasi aktif

-mengkomunikasikan tujuan - meperhatikan

-kontrak waktu - berpartisipasi aktif

- tatacara - berprtisipasi aktif


2. Isi - Menjelaskandanmenguraikanmaterite - Memperhatiakn 15
ntang : dan mencatat menit
 Pengertian Tetanus penjelasan
penyuluhan
 Etiologi Tetanus dengan cermat.
 Manifestasi Klinis Tetanus
 Pencegahan Tetanus
 Penatalaksanaan Tetanus
a. Memberikan kesempatan - Menanyakan hal-
kepada peserta penyuluhan yang hal yang belum
berkaitan dengan punyuluhan jelas dan
untuk bertanya memperhatikan
b. Menjawab pertanyaan peserta jawaban dari
penyuluhan yang berkaitan penyuluhan.
dengan materi yang belum jelas.
c. Memberi kesempatan peserta
menanggapi pernyataan.

3. Penutup a. Melakukan evaluasi a. Memperhatikan 5


b. Menyimpulkan materi yang kesimpulan dari menit
telah di sampaikan materi
c. Mengakhiri kegiatan dengan penyuluhan yang
salam telah
disampaikan.
b. Menjawab salam.
8. SETING TEMPAT

9. EVALUASI
a) Evaluasi struktur
1. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
2. Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
3. Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan digunakan
4. Kesiapan peserta didik meliputi kesiapan menerima penyuluhan
b) Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3. Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
penyuluh
4. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan dengan
suasana yang rileks.
c) Evaluasi Hasil:
1. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta memiliki wawasan tentang
sebagai acuan dan keluarga mengetahui tentang pengertian Tetanus.
2. Keluarga mengerti tanda dan gejala Tetanus.
Keluarga dapat menjelaskan cara penanganan Tetanus dan perkembangan
Tetanus
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostridium
tetani yang dimana ifestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan
seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot masester dan otot rangka
(Smeltzer, 2001).
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus
otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanus pasmin, suatu toksin protein yang kuat
yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani (Sudoyo, 2006).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Tetanus adalah penyakit
infeksi dan gangguan neorologis yang diakibatkan toksin protein tetanos spasmin dari
kuman Clostridium Tetani, yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme.

2. Penyebab Tetanus
Penyakit tetanus ini disebabkan karena Clostridium tetani yang merupakan basil
gram positif obligat anaerobik yang dapat ditemukan pada permukaan tanah yang
gembur dan lembab dan pada usus halus dan feses hewan. Kuman ini bisa masuk
melalui luka di kulit. Spora yang ada tersebar secara luas pada tanah dan karpet, serta
dapat diisolasi pada banyak feses binatang pada kuda, domba, sapi, anjing, kucing,
marmot dan ayam. Tanah yang dipupuk dengan pupuk kandang mungkin mengandung
sejumlah besar spora. Di daerah pertanian, jumlah yang signifikan pada manusia
dewasa mungkin mengandung organisme ini. Spora juga dapat ditemukan pada
permukaan kulit dan heroin yang terkontaminasi. Spora ini akan menjadi bentuk aktif
kembali ketika masuk ke dalam luka dan kemudian berproliferasi jika potensial reduksi
jaringan rendah. Spora ini sulit diwarnai dengan pewarnaan gram, dan dapat bertahan
hidup bertahun-tahun jika tidak terkena sinar matahari. Bentuk vegetatif ini akan
mudah mati dengan pemanasan 120oC selama 15-20 menit tapi dapat bertahan hidup
terhadap antiseptik fenol, kresol.
Port of entry tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga melalui :
1. Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar.
2. Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik.
3. Pemotongan tali pusat yang tidak steril.
4. Penjahitan luka robek yang tidak steril
(Smeltzer, 2001).

3. TandaDan Gejala Tetanus


Ada triasgejala yaitu rigiditas atau kekakuan, spasme dari otot, jika parah maka bisa
disfungsiotonom.

1. Rigiditas yang dapat ditemukan :

 trismusatau ”lockjaw” (rahang sulit dibuka)


 risussardonicus (kaku otot wajah)
 kudukkaku (kaku otot leher)
 disfagia (kesulitan bicara)
 gangguan nafas
 perut papan
 opistotonus (punggung melenting kedepan, tungkai atas kaku & mengepal,
tungkai bawah eksistensi, kesadaran baik)
2. Spasme/Kejang :

 spontan
 terangsang (olehsentuhan, visual, auditori, emosi)
3. Disfungsiotonom :

 tekanan darah tidak menentu


 demam
 jantung memelan
 pernafasan cepat
Kejang tetanus berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Perjalanan
tetanus pada penderita yang bertahan hidup dapat berlangsung lama (1-2 bulan) dan
cukup sulit. Kekakuan mungkin mulai berkurang setelah 10-14 hari dan menghlang
setelah 1-2 minggu kemudian. Sisa kelemahan, kekakuan, dan keluhan lain mungkin
bertahan untuk jangka waktu yang lama, tetapi penyembuhan lengkap dapat terjadi
tanpa komplikasi.
Masa inkubasi bervariasi antara 3 sampai 21 hari, biasanya sekitar 8 hari. Pada
umumnya tergantung pada lokasi dan jarak antara luka dengan sistem saraf pusat,
sehingga lokasi luka yang jauh dapat menyebabkan masa inkubasi yang lebih lama.
Masa inkubasi yang pendek mempunyai angka kematian yang cukup tinggi.

Karakteristik Dari Tetanus:

1. Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5-7 hari.

2. Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekuensinya.

3. Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.

4. Biasanya didahului dengan ketegangan otot terutama pada rahang dan leher.

5. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trismus / lockjaw) karena spasme


otot masseter.

6. Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk (nuchal rigidity)

7. Risus Sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik ke
atas, sudut mulut tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat.

8. Gambaran umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai
dengan eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.

4. Penatalaksanaan Tetanus
a. Umum
Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan
peredarantoksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan pernafasan
sampai pulih. Dan tujuan tersebut dapat diperinci sbb :
1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa: membersihkan luka,
irigasiluka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik),membuang benda asing
dalam luka. Dalam halini penatalaksanaan, terhadap luka tersebut dilakukan 1-2
jam setelah ATS dan pemberian Antibiotika. Sekitar luka disuntik ATS.
2. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan
membuka mulut dan menelan. Bila adat rismus, makanan dapat diberikan
personde atau parenteral.
3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap
penderita
4. Pemberian oksigen bila terjadi dispnea, asfiksia dan sianosis, pernafasan buatan
dan tracheostomi bila perlu.
5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
6. Hiperbarik, diberikan oksigen murni pada tekanan 5 atm
7. Tujuan pengobatan ialah mecegah terjadinya kematian terutama akibat
komplikasi, gagal napas secara spontan, meringkankan keadaan penderita,
mengurangi dan menangani komplikasi dan menetralkan toksin yang masih
dapat dicapai, mengobati luka pemicu, dan mencegah relaps (kekambuhan).

5. Komplikasi Tetanus
Komplikasi tetanus terjadi akibat penyakit nya seperti :
1. Spasmeotot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saliva) didalam
rongga mulut dan halini memungkin kan terjadinya aspirasi sehingga dapat
terjadi pnemonia aspirasi.
2. Asfiksiaini terjadi karena adanya kekakuaan otot-otot pernafasan sehingga
pengembangan paru tidak dapat maksimal
3. Atelektasis karena obstruksi oleh secret. Hal ini dapat terjadi karena seseorang
dengan tetanus akan mengalami trismus (mulutterkunci) sehingga klien tidak
dapat mengeluarkan sekret yang menumpuk di tenggorokan ataupun
menelannya.
4. Fraktur akompresi ini dapat terjadi bila saat kejang klien difiksasi kuat sehingga
tubuh tidak dapat menahan kekuatan luar.
6. Pencegahan Tetanus
1. Imunisasi aktiftoksoid tetanus, yang diberikan yaitu DPT padausia 3,4 dan 5
bulan. Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun. Ibu hamil
mendapatkan suntikan TT (Tetanus Toxoid) minimal 2x.
2. Bila mendapat luka :
 Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di buka secara lebar dan
dibersihkan dengan cara aseptik
 Pemberian ATS 1500 iusecepatnya.
 Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi dasar.
 Bila luka berat berikan pp selama 2-3 hari (50.000 iu/kg BB/hari).
7. Prognosis
Faktor yang mempengaruhi hasil akhir yang paling penting adalah kualitas
perawatan pendukung. Mortalitas paling tinggi pada anak yang amat muda dan pada
orang yang amat tua. prognosis yang paling baik dihubungkan dengan masa inkubasi
yang lama, tanpa demam, dan dengan penyakit terlokalisasi. Prognosis yang tidak
baik dihubungkan dengan antara jejas dan mulainya trismus seminggu atau kurang
dan dengan tiga hari atau kurang antara trimus dan spasme tetanus menyeluruh.
Angka kematian kasus yang dilaporkan untuk tetanus menyeluruh berkisar antara 5%
dan 35% dan untuk tetanus neonatorum meluas dari <10% dengan penanganan
perawatan intensif sampai >75% tanpa perawatan tersebut. Pronosis penyakit
tetanus dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1) Masa inkubasi

Makin panjang masa inkubasi biasanya penyakit makin ringan, sebaliknya


makin pendek masa inkubasi penyakit makin berat. Pada umumnya bila inkubasi
kurang dari 7 hari maka tergolong berat.

2) Umur

Makin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya


makin jelek.
3) Period of onset

Period of onset adalah waktu antara timbulnya gejala tetanus, misalnya


trismus sampai terjadi kejang umum. Kurang dari 48 jam, prognosa jelek.

4) Panas

Pada tetanus febris tidak selalu ada. Adanya hiperpireksia makaprognosanya


jelek.

5) Pengobatan

Pengobatan yang terlambat prognosa jelek.

6) Ada tidaknya komplikasi

7) Frekuensi kejang

Semakin sering kejang semakin jelek prognosanya.


DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, C. Suzanne. 2001. KeperawatanMedikalBedah Brunner &SuddarthEdisi 8 Volume


3. Jakarta: EGC..
Sabiston. 2001. Buku Ajar Bedah. Jakarta: Penerbit EGC

Behrman, Kliegman, Arvin. 2002. Ilmu kesehatan anak. Ed.15 h.1004. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai