Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1. Monitor gejala gagal nafas
aliran darah, emboli, perubahan membran ....x 24 jam diharapkan klien menunjukkan (PaO2 rendah, PaCO2 tinggi
alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kebutuhan oksigenasi terpenuhi dengan dan kelelahan otot prnafasan)
kongesti) kriteria hasil : 2. Instruksikan/bantu latihan napas
. - klien tidak sesak nafas, tidak cyanosis dalam dan latihan batuk efektif.
analisa gas darah dalam batas normal 3. Lakukan dan ajarkan perubahan
posisi yang aman sesuai
keadaan klien.
4. Kolaborasi pemberian obat
sesuai indikasi
3. Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1. Pertahankan pelaksanaan
rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif ....x 24 jam diharapkan klien dapat aktivitas rekreasi terapeutik
(imobilisasi) meningkatkan/ mempertahankan mobilitas (radio, koran, kunjungan
dan dapat mempertahankan posisi fungsional teman/keluarga) sesuai keadaan
dengan kriteria hasil : klien.
1. Klien meningkatkan aktivitas fisik 2. Bantu latihan rentang gerak
2. Mengerti tujuan dari peningkatan pasif aktif pada ekstremitas
mobilitas yang sakit maupun yang sehat
3. Memverbalisasikan perasaan dalam sesuai keadaan klien.
meningkatkan kekuatan dan kemampuan 3. Bantu dan dorong perawatan
berpindah diri (kebersihan/eliminasi)
sesuai keadaan klien.
4. Ubah posisi secara periodik
sesuai keadaan klien.
5. Kolaborasi pelaksanaan
fisioterapi sesuai indikasi.
4. Gangguan integritas kulit b/d fraktur Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1. Pertahankan tempat tidur yang
terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, ....x 24 jam diharapkan gangguan integritas nyaman dan aman (kering,
sekrup) kulit klien sembuh dengan kriteria hasil: bersih, alat tenun kencang,
1. Klien mampu menunjukkan perilaku bantalan bawah siku, tumit).
tekhnik untuk mencegah kerusakan 2. Observasi keadaan kulit,
kulit/memudahkan penyembuhan penekanan gips/bebat terhadap
sesuai indika. kulit, insersi pen/traksi
2. Penyembuhan luka sesuai waktu 3. Masase kulit terutama daerah
penonjolan tulang dan area
distal bebat/gips
4. Lindungi kulit dan gips pada
daerah perianal
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1. Kaji kesiapan klien mengikuti
prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d ....x 24 jam diharapkan dapat mengetahui program pembelajaran.
kurang terpajan atau salah interpretasi tentang kondisinya dengan kriteria hasil : 2. Diskusikan metode mobilitas
terhadap informasi, keterbatasan kognitif, 1. klien mengerti dan memahami tentang dan ambulasi sesuai program
kurang akurat/lengkapnya informasi yang penyakitnya. terapi fisik.
ada 3. Ajarkan tanda/gejala klinis yang
memerluka evaluasi medik
(nyeri berat, demam, perubahan
sensasi kulit distal cedera)
4. Persiapkan klien untuk
mengikuti terapi pembedahan
bila diperlukan.
6. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1. Monitor kualitas nadi perifer,
penurunan aliran darah (cedera vaskuler, ....x 24 jam diharapkan menunjukkan fungsi aliran kapiler, warna kulit dan
edema, pembentukan trombus) neurovaskuler baik dengan kriteria hasil : kehangatan kulit distal cedera,
1. akral hangat, bandingkan dengan sisi yang
2. tidak pucat dan syanosis, bisa normal.
bergerak secara aktif 2. Dorong klien untuk secara rutin
melakukan latihan
menggerakkan jari/sendi distal
cedera.
3. Pertahankan letak tinggi
ekstremitas yang cedera kecuali
ada kontraindikasi adanya
sindroma kompartemen.
4. Berikan obat sesuai indikasi.
7 Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1. Lakukan perawatan pen steril
pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma ....x 24 jam diharapkan klien mencapai dan perawatan luka sesuai
jaringan lunak, prosedur invasif/traksi penyembuhan luka sesuai waktu, dengan protokol
tulang) kriteria hasil: 2. Ajarkan klien untuk
1. Klien bebas dari tanda dan gejala mempertahankan sterilitas
infeksi insersi pen.
3. Kolaborasi pemberian
antibiotika.
4. Observasi tanda-tanda vital dan
tanda-tanda peradangan lokal
pada luka.
4. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
observasi respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang
baru. (Budiono & Sumirah Budi Pertami, 2015).
5. Evaluasi
1. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan
lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas.
Kriteria hasil:
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan mengunakan menajemen nyeri.
- Mampu mengenali nyeri ( skala, instensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi dalam beraktivitas,
tidur istirahat dengan tepat,
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahan
membran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)
Kriteria hasil:
- klien tidak sesak nafas, tidak cyanosis analisa gas darah dalam batas normal
3. Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi
restriktif (imobilisasi)
Kriteria hasil:
- Klien meningkatkan aktivitas fisik
- Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
- Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
4. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat,
sekrup)
Kriteria hasil:
- Klien mampu menunjukkan perilaku tekhnik untuk mencegah kerusakan
kulit/memudahkan penyembuhan sesuai indika.
- Penyembuhan luka sesuai waktu
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d
kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif,
kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada
Kriteria hasil:
- klien mengerti dan memahami tentang penyakitnya.
6. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cedera
vaskuler, edema, pembentukan trombus)
Kriteria hasil:
- akral hangat,
- tidak pucat dan syanosis, bisa bergerak secara aktif
7. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma
jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)
Kriteria hasil:
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart . 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Grace, P, A & Borley, N, R. 2007. At a GlanceIlmu Bedah. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hardi, A. d. (2013). Asuhan Keperawatan Berdasrkan Diagnosa Medis & Nanda NIC NOC.
Yogyakarta: Medication
Hardhi, Kusuma. 2015. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-
NOC.Yogyakarta : MediAction
Smeltzer, Suzanne C.2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 3 ed-8. Jakarta : EGC
Pathways
Traumatik (jatuh), patologis (osteoporosis,tumor tulang, infeksi)
Fraktur
Kurang
informasi Degranulasi sel Terapi restrictif Lepasnya lipid Port de’ entri kuman Gg. Integritas Edema
mast pada sum-sum kulit
tulang