Anda di halaman 1dari 12

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4 No.

1 Tahun 2019 | 22-33

JPK : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index
ISSN 2527-7057 (Online)
ISSN 2549-2683 (Print)
Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Yayuk Hidayah 1, Nufikha Ulfah 2, Suyitno 3


Informasi artikel ABSTRAK
Sejarah Artikel : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pendekatan
Diterima November 2018 pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Di
Revisi Desember 2018 Perguruan Tinggi untuk mata kuliah Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Dipublikasikan Januari Penelitian dilaksanakan di dua perguruan tinggi yaitu, Universitas Ahmad Dahlan
2019 Yogyakarta (UAD) dan di Institut Agama Islam (IAIN) Ponorogo. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan melalui
Keywords : reduksi, penyajian, dan pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukan
Learning Approach bahwa diperlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda di setiap jurusan dalam
Public Compulsory Mata Kuliah Wajib Umum di perguruan tinggi. Hal ini dapat di analisis melalui
Courses kebutuhan masing-masing jurusan yang terinterpretasi dalam wujud pendekatan
pembelajaran berdasarkan titik pandang. Pendekatan pembelajaran yang dapat di
lakukan antara lain pendekatan kontekstual, konstruktivisme, dan pendekatan
open-ended.
How to Cite : ABSTRACT
Yayuk H, Nufikah U & Analysis of Learning Approaches Compulsory Subjects of Pancasila and
Suyitno. (2019). Analisis Citizenship Education in Higher Education. This study aims to describe how the
Pendekatan Pembelajaran right learning approach in learning Public Compulsory Courses in Higher
Mata Kuliah Wajib Umum Education. The research was conducted at two universities, namely, Ahmad
Pancasila dan Pendidikan Dahlan University Yogyakarta (UAD) and at the Islamic Religion Institute (IAIN)
Kewarganegaraan Di Ponorogo. This research is a qualitative research. Data collection methods used
Perguruan Tinggi. Jurnal are interviews, observation and documentation. Data processing is done through
Pancasila dan reduction, presentation, and decision making. The results of the study show that a
Kewarganegaraan, 4(1), different learning approach is needed in each department in the Public Compulsory
pp. 22-33 DOI: Course in college. This can be analyzed through the needs of each department
http://dx.doi.org/10.24269/ interpreted in the form of a learning approach based on the point of view. Learning
jpk.v4.n1.2019.pp22-33 approaches that can be done include contextual approaches, constructivism, and
open-ended approaches

Alamat korespondensi:
Universitas Ahmad Dahlan1,3 ; IAIN Ponorogo2

E-mail:
yayuk.hidayah@pgsd.uad.ac.id 1; ulfah@iainponorogo.ac.id 2; suyitno@pgsd.uad.ac.id 3
Copyright © 2019 Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENDAHULUAN pembelajaran. Sardiman (2003) , menjelaskan


Pendidikan adalah usaha sadar dan “belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
terencana untuk mewujudkan suasana belajar penampilan, dengan serangkaian kegiatan
dan proses pembelajaran agar peserta didik misalnya dengan membaca, mengamati,
secara aktif mengembangkan potensi dirinya mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”.
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Keberhasilan sebuah proses pembelajaran tidak
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, terlepas dari peran guru dalam merumuskan
akhlak mulia, serta keterampilan yang tujuan pembelajaran dan didukung dengan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan pemilihan pendekatan pembelajaran.
negara (Pasal 1 Ayat (1) UU No. 20 tentang Pendekatan pembelajaran memerankan peran
Sisdiknas). yang akurasi dalam proses pembelajaran (Wee
Dalam proses pembelajaran, tenaga Meng Soon, Hwee Tou Ng , dan Daniel Chung
pendidik (guru) memegang peranan penting Yong Lim, 2001). Namun demikian, terdapat
dalam menentukan keberhasilan capain beberapa faktor yang mempengaruhi

DOI: http://dx.doi.org/ 10.24269/jpk.v4.n1.2019.pp22-33 email: jpk@umpo.ac.id


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

keberhasilan pembelajaran, sebagaimana yang 2. Memberikan pemahaman dan penghayatan


di gambarkan oleh Jenny Amelingmeyer dalam atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
Craciun Bucur-Matei Dan Dumitru Stefan kepada mahasiswa sebagai warga negara
Bogdan (2011) berikut ini, Republik Indonesia, serta membimbing
untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu
menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
melalui sistem pemikiran yang berdasarkan
nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun
1945.
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang
mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada
tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang
Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
penting dalam proses belajar mengajar. berlandaskan Pancasila, untuk mampu
Disamping menarik perhatian siswa, pendekatan berinteraksi dengan dinamika internal dan
pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
yang ingin disampaikan pada setiap mata Mengacu pada tujuan pembelajaran Pancasila
pelajaran. Penggunaan pendekatan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum PT, maka diharapkan
menjadi salah satu faktor yang penting dalam kegiatan pembelajaran di kelas membangun
suksesnya pembelajaran, terlebih dalam pemahaman dan penghayatan mahasiswa
pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum yang terhadap falsafah dan ideologi negara
ada di perguruan tinggi. Melalui pembelajaran (penguatan Pancasila) agar dapat diterapkan
ini, mahasiswa di ajak untuk menjadi salah satu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
upaya pembangunan karakter yang sesuai bernegara, sehingga ketika dihadapkan dengan
dengan Pancasila (RISTEK DIKTI, 2016), persoalan bangsa, mahasiswa mampu
MKWU dalam hal ini yang dimaksud adalah menganalisis dan mencari solusi melalui sistem
MKWU Pancasila dan Pendidikan pemikiran yang berdasarkan pada nilai-nilai
Kewarganegaraan. Mata kuliah Pancasila dan UUD 1945, serta membentuk
Pancasila/Pendidikan Pancasila dan Pendidikan sikap mental Pancasilais.
Kewarganegaraan merupakan pelajaran yang Mengingat Pendidikan Pancasila
memberikan pedoman kepada setiap insan untuk merupakan mata kuliah/pelajaran yang dipelajari
mengkaji, menganalisis, dan memecahkan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga
masalah-masalah pembangunan bangsa dan perguruan tinggi, apabila dilakukan jejak
negara dalam perspektif nilai-nilai dasar pendapat di kalangan mahasiswa biasanya
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara mereka cenderung kurang menyukai
Republik Indonesia. Pendidikan Pancasila penggunaan metode kuliah yang kurang inovatif.
sebagai bagian dari pendidikan nasional Alasan yang pertama, bahwa pembelajaran
bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Pancasila kurang bervariatif sehingga
nasional. Secara spesifik, tujuan Pendidikan menimbulkan kejenuhan, berdasarkan hasil
Pancasila sebagai MKWU di perguruan tinggi penelitian Sylvester Kanisius Laku& Andreas
(Pembelajaran et al., 2013, hal. viii) yaitu, untuk: Doweng Bolo (2010) menghasilkan bahwa
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar apresiasi pada metode berada pada angka 11,3 %
falsafah negara dan ideologi bangsa melalui sangat bermanfaat dan 76,6 % bermanfaat. Dari
revitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai hasil penelitian ini dapat di terjemahkan bahwa
norma dasar kehidupan bermasyarakat, pilihan metode yang di guanakan saat proses
berbangsa, dan bernegara. pembelajaran haruslah tepat hal ini di karenakan
selain isi, metode juga harus selaras dengan para
siswa. Ahmadi (2015) menghasilkan dari

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan |23


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

keempat Matakuliah Dasar Umum (MKDU) penggunaan metode dan media yang harus
yang diteliti, yang di anggap paling penting bervariasi, proses belajar-mengajar harus aktif,
adalah Bahasa Inggris. Mata kuliah umum yang harus menantang, evaluasi yang komprehensif
tidak di anggap penting adalah Pendidikan Ketiga, mahasiswa menganggap bahwa
Kewarganegaraan, dan tidak ada ketergantungan mata kuliah Pancasila bukan merupakan bidang
antara angkatan dengan respon mahasiswa studi atau lingkup keilmuan Hal ini senada
terhadap Pancasila, Kewarganegaraan, Bahasa dengan temuan penelitian Moh. Muchtarom
Indonesia, dan Bahasa Inggris. (2012) yang menyimpulkan setidaknya ada tiga,
Sementara itu, Rahman Mulyawan yaitu: 1) adanya potensi tantangan dan ancaman
(2005) menghasilkan setidaknya 4 hasil terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
penelitian, yaitu : 1) materi pendidikan kehidupan 2) Strategi penguatan nilai-nilai
kewarganegaraan terlalu indoktrinatif, 2) mata Pancasila dalam Pendidikan Kewarganegaraan
kuliah pendidikan kewarganegaraan sangat termasuk memperbarui konten pendidikan
bernuansa militeristik, cenderung membentuk kewarganegaraan dengan memperkuat inti
patriotisme secara paksa dengan mewajibkan Pendidikan Kewarganegaraan dalam setiap
mata kuliah ini, 3) sulit untuk menemukan substansi studi 3) Bentuk inovasi atau
sumber rujukan, 4) orientasi mata kuliah pembaruan untuk memperkuat nilai-nilai
pendidikan Kewarganegaraan banyak yang tidak Pancasila dalam Pendidikan Kewarganegaraan
relevan lagi dengan semangat dan tuntutan adalah perluasan lebih lanjut dari strategi
demokrasi, reformasi, penegakkan HAM dan penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kursus
pemberdayaan masyarakat melalui Pendidikan Kewarganegaraan dalam bentuk
pembentukan masyarakat madani. Selanjutnya, produk standar, substansi yang terinspirasi oleh
Penelitian Murat Gokalp (2013) menghasilkan nilai-nilai Pancasila sebagai bagian dari
bahwa perbedaan yang signifikan secara Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan
statistik antara hasil aplikasi pertama dan berangkat dari pertanyaan penelitian
terakhir dari subyek pada gaya belajar dan “bagaimana pendekatan pembelajaran yang
keberhasilan belajar, mencakup materi seperti tepat dalam pembelajaran Mata Kuliah Wajib
pembelajaran, studi terencana, penggunaan Umum Di Perguruan Tinggi. Selain itu,
litertaur yang tepat berdasarkan dari kenyataan tersebut, peneliti
Kedua, dari sebaran materinya yang merasa perlu dilakukan penelitian mengenai
terkesan kurang up to date lebih kepada analisis pendekatan pembelajaran Mata Kuliah
pengulan dari apa yang pernah mereka pelajari Wajib Umum Di Perguruan Tinggi.
pada jenjang pendidikan sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian Sylvester Kanisius METODE
Laku& Andreas Doweng Bolo (2010) yang Penelitian ini menggunakan metode
berusaha mengungkap materi Pendidikan deksriptif analisis dengan menggunakan
Pancasila padat (banyak/luas) atau tidak di dapat pendekatan kualitatif. karakteristik penelitian
hasil bahwa 14 % menytaakan bahwa materi adalah natural setting, yaitu peneliti
Pendidikan Pancasila di UNPAR sangat padat, mengumpulkan data penelitian di lokasi
57 % padat, kurang padat sebanyak 23 %, tidak partisipan alami (Creswell, 2013). Pengumpulan
padat sebanyak 6 %. dari total 381 responden. data di lakukan dengan wawancara, observasi
Faktor yang menjadi alasan antara lain 1) dan dokumentasi. Wawancara di lakukan kepada
Pendidikan Pancasila memuat banyak teori dari dosen pengampu mata kuliah MKWU dan
berbagai tokoh, 2) banya istilah filsafat yang mahasiswa . Sementara observasi di lakukan
membuat mahasiswa sulit memahaminya, 3) setelah, sesudah dan saat pembelajaran
Pendidikan Pancasila didominasi materi yang berlangsung. Analisis data penelitian dengan
sifatnya hafalan. Temuan lainnya, Zirmansyah, pengumpulkan data secara umum dengan di
(2013) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dasarkan pada pertanyaan yang bersifat umum
persepsi dan motivasi mahasiswa tentang dan informasi dari para partisipan (Creswell,
pembelajar an MKU dosen, dengan daya serap 2013) selanjutnya peneliti memulai analisis hasil
MKU. Maman Rachman, (1999) menghasilkan data dengan menggunakan model interaktif dari
bahwa untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Miles dan Huberman yatu reduksi, penyajian,
pancasila sebuah institusi, beberapa tindakan dan pengambilan keputusan sesuai dengan
harus dilakukan. Yaitu, desain instruksional gambar sebagai berikut:
harus bersifat informatif dan komunikatif,

24| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pendidikan D/2
Pancasila

4 Biologi Pancasila C /1
Pancasila A/1
Pancasila B /1
5 Pendidikan Pancasila A/1
Agama Islam Pancasila B/1
Pancasila C/1
Adapun subjek dalam penelitian ini, adalah 6 Teknik Pancasila H/1
mahaiswa/i di Universitas Ahmad Dahlan Informatika Pancasila I/1
(UAD) dan IAIN Ponorogo sesuai dengan kelas Pancasila G/1
yang di ampu oleh peneliti yang mengambil 7 Psikologi Pancasila A/1
mata kuliah wajib umum Pancasila, Pendidikan
Pancasila B/1
Kewarganegaraan di Tahun pelajaran 2018/2019
Pancasila C/1
semster ganjil yang dapat diterangkan pada tabel
Pancasila D/1
berikut.
Pancasila E /1
No Universitas Mata Kuliah kelas/ 8 Pendidikan Pancasila A/1
Ahmad semest Bahasa Pancasila B/1
Dahlan er Inggris
(UAD)
Jurusan Jumlah Kelas 33
1 Farmasi Pendidikan 3A/3 No IAIN Mata Kuliah Kelas/
Kewarganegar Ponorogo Semes
-aan Jurusan ter
Pendidikan 3B/3 1 PGMI Pancasila E/1
Kewarganegar Pancasila F/1
-aan Pancasila G/1
Pendidikan 3C/3 2 Pendidikan Pancasila A/1
Kewarganegar Islam Anak Pancasila B/1
-aan Usia Dini
Pendidikan 5A/2 (PIAUD)
Kewarganegar 3 Tadris IPS Pancasila A /1
-aan Jumlah 6
Pendidikan 5B/2 Kelas
Kewarganegar Semester 39
-aan
Pendidikan 5C/2 Tabel 1: Objek Penelitian
Kewarganegar
-aan HASIL DAN PEMBAHASAN
Pancasila A/2 Dengan membawa pertanyaan penelitian
Pancasila B/2 mengenai pendekatan dalam pembelajaran Mata
Pancasila C/2 Kuliah Wajib Umum Wajib . Pada sub bab hasil
2 Pendidikan Pancasila A/2 dan pembahasan ini, peneliti berupaya
Guru Pancasila B/2 menampilkan temuan lapangan dan
Sekolah membahasnya. Sebagai konsep gambaran
Pancasila C/2
dasar umum dari solusi, peneliti menjabarkan
Pancasila F/1
(PGSD) setidaknya terdapat tiga pendekatan
Pancasila G/1
pembelajaran yang dapat di gunakan, yaitu
3 Pendidikan Pendidikan A/2 pendekatan konstruktivisme, pendekatan
Bahasa- Pancasila kontekstual dan pendekatan Open-Ended
Sastra Pendidikan C/2 Pendekatan Pembelajaran
Indonesia Pancasila

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan |25


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik menghilangkan kegagal pahaman mahasiswa


tolak atau sudut pandang terhadap proses akan urgensi mata kuliah ini. Peneliti berasumsi
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan bahwa dalam proses pembelajaran yang terjadi,
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya pengajar mempunyai style tersendiri dalam
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, penyampaiannya. Hasil penelitian Lori A.
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari Coakley1 & Kenneth J. Sousa, (2013)
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis menunjukkan bahwa penerapan tiga pendekatan
tertentu. Dengan kata lain pendekatan adalah pembelajaran memiliki dampak beragam pada
konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi, hasil pembelajaran. Siswa menunjukkan bahwa
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran pengetahuan yang diperoleh dari hasil berbasis
dengan cakupan teoretis tertentu. pengalaman melalui pendekatan pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan kooperatif, dapat memperkuat dan menerapkan
sejumlah mahasiswa di UAD dan IAIN konsep dari perkuliahan di kelas. Hasil
Ponorogo (subjek penelitian), menunjukan penelitian juga menemukan bahwa penggunaan
bahwa dalam pembelajaran Mata Kuliah Wajib pendekatan pembelajaran yang bervariasi tidak
Umum masih terdapat persepsi bahwa mata harus menumbuhkan minat tambahan pada
kuliah umum adalah mata kuliah “sampingan”. materi pelajaran. Namun harus terintegrasi
Selain itu, materi mata kuliah umum yang umpan balik dari siswa, karena masing-masing
terkesan mudah dan hafalan, tidak jarang pendekatan memberikan wawasan tentang
menjadikan mahasiswa kurang tertarik dengan pendekatan mana yang paling cocok bagi siswa
mata kuliah ini. Hal ini wajar terjadi di kalangan untuk pembelajaran.
mahasiswa karena beberapa faktor, Baik faktor Berdasarkan hasil wawancara dengan
internal maupun internal. dosen pengampu mata kuliah wajib umum, baik
Berpusat pada siswa atau berpusat pada di UAD dan IAIN Ponorogo, peneliti
guru, merupakan jenis pembelajaran yang dapat menyimpulkan bahwa di perlukan pendekatan
di lihat secara umum dari pendekatannya. pembelajaran yang berbeda di setiap jurusan.
Pendekatan pembelajaran seperti layaknya Pelaksanaan pembelajaran aktif dapat membantu
“jalan” yang ditempuh bagi guru untuk siswa memperoleh pengetahuannya. baik
melaksanakan kegiatan pembelajaran. melalui mendengar
Pendekatan pembelajaran mengandung makna mengamati,empati,Mendiaknosa, dan
dari interpretasi metode pembelajaran yang kemampuan menyelesaikan masalah (Raehang,
berkaitan dengan proses pembelajaran namun 2014). Selain karakteristik mahasiswa yang
masih dalam cakupan teoretis (Komalasari, berbeda, etos mahasiswa, dan kecendrungan
2013). Dalam konsep filosofi, pendekatan mahasiswa, terkadang mata kuliah umum wajib
pembelajaran mencakup apa yang di dapat dari perlu menunjukan “nilai” nya sebagai mata
siswa berupa pemahaman dan lainnya yang pada kuliah yang di amanati oleh Undang-Undang
akhirnya perwujudan ini adala dalam perbedaan Dasar 1945 sehingga dalam penyampaiannya
perspektif dan pola pikir (Dart, Burnett, Purdie, tidak kaku dan bersifat luwes.
Boulton-Lewis, & et al., 2000). Dengan memperhatikan pada catatan
Berdasarkan analisis data dapat di yang terjadi di lapangan selama penelitian, ke
terjemahkan bahwa perlunya pendekatan monotonan pembelajaran dapat di hilangkan
pembelajaran kekinian yang di orientasikan dengan di mulai dari tahap persiapan oleh
bukan hanya sekedar mahasiswa mengetahui pengajar. Terkesan klasik, namun demikian
materi. Tetapi juga bisa masuk ke bagian dari tahap persiapan menjadi awal dari keberlanjutan
implemantasi ilmunya kelak. Berbagai pembelajaran. Persiapan pembelajaran menjadi
pendekatan pembelajaran kontemporer dapat persiapan khusus yang akan dapat membuka
memberikan "titik awal" untuk menilai, mengenai rencana pembelajaran (Miriam Leis,
mengevaluasi dan menerapkan pembelajaran et all, 2011). Salah satu faktor yang dapat
yang kreatif dalam proses belajar mengajar mempengaruhi aktif dalam pembelajaran adalah
(Lori A. Coakley1 & Kenneth J. Sousa, 2013) dapat menyatunya guru dan siswa sehingga
Mata kuliah wajib umum pendidikan menjadi mitra yang mempunyai tanggung jawab
kewarganegaraan dan pancasila sudah jelas sendiri-sendiri (Karamustafaoglu, Orhan 2009).
menjadi mata kuliah yang wajib dengan Hasil penelitian dari Ang Chooi Kean & Ngu
berlandaskan pada landasan yuridis, namun Moi Kwe (2014) menunjukan bahwa, upaya
demikian menjadi tantangan selanjutnya adalah kolaboratif yang di lakukan oleh guru dalam

26| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

menggunakan Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan salah satu pendekatan yang di


(PBL). Dengan tujuan untuk mengetahui gunanakan. Dalam wawancara dengan
"pembelajaran bermakna" menunjukkan adanya mahasiswa Farmasi UAD di temui bahwa,
signifikan dari atribut pembelajaran yang harapan mereka setelah mata kuliah
bermakna, yaitu pembelajaran konstruktif dan Kewarganegaraan selesai adalah dapat
otentik. Penelitian ini menegaskan kembali mengaplikasian ilmunya untuk pembangunan
instruksi berbasis proyek sebagai alternatif yang bangsa dan negara. tidak berbeda dengan
layak dan fleksibel untuk pembelajaran. mahasiswa Farmasi, mahasiswa di IAIN
Temuan mengenai pendekatan Ponorogo jurusan Pendidikan Islam Anak Usia
pembelajaran ini secara empiris di dukung oleh Dini (PIAUD) juga menyatakan harapannya
beberapa penelitian terdahulu yang telah di yang sama.
lakukan. Antara lain Ester Aflalo dan Eyal Akar dari pendekatan pembelajaran
Gabay (2013) menemukan bahwa ada hubungan kontekstual adalah pendekatan konstruktivistik,
antara pendekatan pembelajaran dan yaitu proses membangun pengetahuan dengan
pembelajaran. Aflalo dan Eyal Gabay melalui interaksi dengan lingkungannya
menekankan bahwa penggunaan metode multi- (Mundilarto,2005). Berdasarkan wawancara ,
arah dalam pembelajaran memberikan efek perbedaan jurusan mahasiswa merupakan salah
yang cukup bagus pada proses pembelajaran. satu faktor yang mendorong pendekatan
Selanjutnya, Karrie A. Jones dan Jennifer L. kontekstual di lakukan. Hal ini di lakukan agar
Jones (2008) yang meneliti mengenai Aplikasi tidak ada kejenuhan di dalam kelas. Namun
dari Lima Pilar Pembelajaran Kooperatif. demikian, informan menyatakan bahwa tidak
Kelima pilar tersebut adalah ketergantungan semua materi dapat di berlakukan pendekatan
yang positif, pertanggung jawaban, kemampuan pembelajaran kontekstual, karena untuk materi
interpersonal, kemampuan berinteraksi dan hasil penguasaan konsep di mata kuliah Pancasila ada
(Johnson dan Johnson,1994). Karrie A. Jones kalanya menggunakan pendekatan lainnya. Dari
dan Jennifer L. Jones menegaskan bahwa pernyataan ini dapat di tarik temuan baru bahwa,
penggunaan kelima pilar ini menjadi titik tolak selain pendekatan pembelajaran kontekstual
bagi suksesnya pembelajaran kelas di perguruan dalam proses pembelajarannya, para dosen
tinggi. pengampu juga memilah-milah pendekatan apa
Pendekatan Kontekstual di Perguan Tinggi yang cocok untuk di terapkan di setiap
Secara umum, pendekatan kontektual perkuliahannya.
adalah pembelajaran yang mengaitkan materi Pengimplementasian pembelajarn
dengan dunia nyata. Johnson (2002) proses kontesketual dapat di lakukan dengan
pembelajaran kontekstual adalah melibatkan pendekatan antara lain (1) berbasis masalah (2)
para siswa dalam aktivitas yang dapat membantu kooperatif (3) berbasis proyek (4)Layanan
mereka mengaitkan pembelajaran dengan pembelajaran dan (5) berbasis kerja (Bern dan
kehidupan nyata. Konstruktivismen, Erickson, 2001). Pendekatan kontekstual dalam
menemukan, bertanya, learning community, Mata Kuliah Umum Wajib, selain sebagai usaha
pemodelan, refleksi, penilaian yang autentik pendekatan yang di sesuaikan dengan jurusan,
merupakan ciri dari penerapan pembelajaran dalam pengamatan juga di temui adanya misi
yang kontekstual (Nurhadi, 2002). Dengan dari pendidikan nilai berupa transfer nilai-nilai.
demikian maka, kebermaknaan menjadi titik Penguasaan civic competence berupa kerja sama
tekan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu dan self-regulation tercermin dalam
terhubungnya ide baru yang dapat membangun pembelajaran, hal ini di karenalan sesuai dengan
pengetahuan baru (Ausubel, 1978). Ciri nilai yang adal dalam sosio budayanya (Kokom
pembelajaran kontekual adalah. Muslich (2007) Komalasari, 2009).
merumuskan ada beberapa ciri pmebelajaran Perlu di kemukakan bahwa walau
kontektual, yaitu 1) Pembelajaran adalah penelitian sederhana ini berfokus pada
autentik, 2) meaningful learning, 3) learning Penggunaan pendekatan pembelajaran dalam
by doing, 4) learning in a group, 5) learning to Mata Kuliah Umum Wajib di Perguruan Tinggi,
know each other deeply , 6) learning to ask, to namun peneliti berasumsi dapat juga di
inquiry, to work together, 7) learning as an enjoy aplikasikan dalam ranah ilmu lainnya, dengan
activity demikian maka dalam penelitian ini,
Dalam pembelajara mata kuliah wajib penggunaan pembelajaran kontekstual dalam
umum, pendekatan pembelajaran kontekstual pembelajaran mendapat dukungan dari

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan |27


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

penelitian sebelumnya antara lain yaitu Rusmini Dengan demikian maka, dosen dapat
dan Edy Surya (2007), dalam penelitian yang di menggunakan model pembelajaran dengan
lakukan oleh Rusmini dan Edy Surya, pendekatan ini, misalnya model project citizen
menghasilkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. project
kontekstual memberikan pengaruh terhadap citizen merupakan model pembelajaran untuk
kemampuan matematika dan kepercayaan diri mengembangkan kecakapan warga negara yang
siswa. Penelitian lainnya, Khaefiatunnisa (2015) dimungkinkan dapat mendorong keterlibatan
menunjukkan bahwa pendekatan CTL dapat warga negara dalam civil society (Dasim
meningkatkan keterampilan membaca siswa Budimansyah, 2008). Tujuan project citizen
dalam procedural text. Selanjutnya, Lalu adalah memberdayakan kemampuan siswa
Suparman, A.A.I.N Marhaeni, N. Dantes (2013) untuk berpartisipasi (Dasim Budimansyah,
menghasilkan beberapa temuan yaitu 1) 2008).
penggunaan pendekatan kontekstual lebih baik Berdasarkan pengamatan dan catatan
di gunakan pada siswa dari pada konvensional lapangan, model project citizen yang telah di
2) terdapat motivasi dalam pendekatan lakukan di IAIN Ponorogo dapat merangsang
kontektual 3) prestasi belajar pada penggunaan mahasiswa untuk melakukan konstruksi
pendekatan kontektual lebih tinggi dari pada pengetahuannya. Dengan model project citizen
kontketual 4) dapat memberikan motivasi pada (pendekatan konstruktivisme) mahasiswa
siswa yang berprestasi rendah. Penelitian Novi memiliki beberapa kemampuan untuk
Mayasari (2016) menghasikan bahwa model mengkonstruksi pengetahuannya, yaitu
pembelajaran CTL dapat meningkatkan minat mengemukakan kembali pengalamannya, dapat
dan partisipasi belajar maha siswa tingkat mengambil keputusan dan memiliki kemampuan
semester I pada mata kuliah Kalkulus I di IKIP pengambilan keputusan, dan kecendrungan
PGRI Bojonegoro Tahun Ajaran 2015/2016. untuk menyukai pengalamannya (Von
Pendekatan Konstruktivisme. Galserfeld dalam Paulina Pannen,et al 1991).
Mahasiswa dapat mengkonstruksi Pengguanan model project citizen dengan
ilmunya dengan dunia nyata, merupakan pendekatan konstruktivisme di rasa tepat
tantangan dosen pengampu mata kuliah Mata menurut hasil wawancara, hal ini di karenakan
Kuliah Umum Wajib selanjutnya. Hal ini di selain kebutuhan mahasiswa yang di tuntut dapat
karenakan selain sebagai misi pribadi sebagai mengkonstruksi ilmu dengan dunia nyata, dalam
seorang pendidikan yang berusaha agar pandangan konstruktivistik mahasiswa di
pembelajarannya dapat sukses, faktor lainnya anggap telah memiliki pengetahaun (di awal)
adalah juga bertolak dari pandangan peran (Sumarsih, 2009), selain itu mahasiswa sangat
Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kualitas menikmati perannya ketika berada di lapangan
sumber daya manusia (Soni Akhmad Nulhaqim, (masyarakat) di bandungkan ketika berada di
et al, 2016). Konstruktivisme beranggapan dalam kelas. Kemudian, pada saat mahasiswa
bahwa belajar adalah siswa terus berada di lapangan, mereka mensinkronkan
mengkonstruksi pengetahuan dan merevisi dari antara apa yang telah mereka dapatkan
yang sebelumnya (Slavin, 1994). Proses (pengetahuan awal/teori) saat di kelas dengan
pembelajaran konstruktivistik Muhamad Afandi, kondisi nyata di lapangan (mengkonstruk
Evi Chamalah, dan Oktarina Puspita Wardani pengalaman melalui). Dalam
(2013) menggambarkan sebagai berikut: pengimplememtasian pendekatan
konstruktivistik merupakan usaha dalam rangka
mengimbangi perkembangan pedagogis dan
psikologis menempatkan siswa dan aktivitasnya
(kognitif) (Anna Wach-Kąkolewicz, Roberto
Muffoletto, 2017)
Keefesianan penggunaan model project
citizen dalam pembelajaran di dukung oleh
temuan penelitian Muhammad Mona Adha,
Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa (2008) yang
menekankan bahwa dalam langkah-langkah
model project citizen dapat mendorong sisswa
aktif, bekerja sama berdasarkan pengamalan
yang di dapat. Dengan demikan maka, peran

28| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

guru dalam menghasilkan siswa beradap sesuai


dengan nialai dan norma dapat tercapai (Rizki Gambar 1: Pemecahan Masalah Open-
Fajar Abidin, Berchah Pitoewas, M. Mona Adha, Minded
2015). Penelitian dari Nada Santi Ulfah , Solihin (Sroyer, 2013, hal. 33)
Ichas Hamid (2017) menyimpukanbahwa
model project citizen dapat meningkatkan Pembelajaran dengan menggunakan
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar masalah open ended dapat memberikan peserta
siswa dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar. didik banyak pengalaman dalam menafsirkan
Penggunaan pendekatan masalah dan mungkin pula membangkitkan
konstruktivistik dalam pembelajaran, secara gagasan-gagasan yang berbeda dalam
terdahulu telah di kaji dalam penggunaanya, menyelesaikan suatu masalah (Silver dalam
Ogundola I. Peter , A. Popoola Abiodun dan O. Foong, 2006) sehingga melalui pembelajaran
Oke Jonathan (2010) mengemukakan bahwa dengan pendekatan open ended diharapkan dapat
unsur-unsur konstruktivisme berupa pemetaan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
konsep, keterampilan kerja kooperatif dapat peserta didik. Setiap peserta didik dapat
menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. merespons permasalahan dengan cara yang
Selanjutnya, Baiba Briede, Paed, Ludis Pēks, signifikan. Sangatlah penting bagi peserta didik
sc. Ing (2014) Menunjukan bahwa mahasiswa untuk dapat terlibat dalam aktifitas di kelas dan
yang di belajarkan dengan konstruktivistik pelajaran harus dapat dimengerti oleh setiap
memperoleh tingkat metodologis dan refleksi siswa. Peserta didik memiliki lebih banyak
kompetensinya. kesempatan untuk menggunakan pengetahuan
Pendekatan Open-Ended dan skill secara komprehensif. Dalam
Pembelajaran dengan pendekatan open- pendekatan ini, hal penting yang perlu
ended merupakan suatu cara untuk mereformasi diperhatikan adalah bagaimana evaluasi
pembelajaran Pancasila yang selama ini bersifat terhadap hasil jawaban. Oleh karena itu, seorang
konvensional. Pendekatan open-ended guru sebaiknya menggunakan rubrik penilaian
merupakan pendekatan pembelajaran yang yang mencakup fluency, flexibility, dan
menggunakan masalah terbuka. Selain itu, originality (Becker & Shimada, 1997)
pendekatan ini biasa digunakan agar peserta Berdasarkan penjabaran mengenai
didik mampu mengeksplorasi segala pendekatan open-ended tersebut di atas, jika
kemampuan yang dimilikinya untuk dituangkan dikaitkan dengan pengamatan saat pembelajaran
dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang MKWU Pancasila di UAD, mahasiswa (peserta
diberikan. Pembelajaran melalui masalah didik) cenderung aktif dalam proses
menjadi sarana bagi siswa untuk membangun pembelajaran, terciptanya proses interaksi,
sebuah konsep dan mengembangkan skill. komunikasi, penyampaian dan mengekspresikan
Permasalahan yang terdapat pada soal dapat gagasan secara kritis dalam forum diskusi. Hal
menuntun siswa untuk menggunakan cara ini sesuai dengan tujuan diselenggarakannya
heuristik seperti menyelidiki dan Pendidikan Pancasila yaitu Mempersiapkan
mengeksplorasi pola, serta untuk berpikir secara mahasiswa agar mampu menganalisis dan
kritis. Untuk memecahkan masalah, siswa harus mencari solusi terhadap berbagai persoalan
melakukan observasi, membuat hubungan, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
menggunakan logika, dan mengambil bernegara melalui sistem pemikiran yang
kesimpulan. Keberhasilan dalam pemecahan berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI
masalah berhubungan dengan watak siswa dan Tahun 1945. Dengan harapan bahwa pendekatan
pengamatan proses berpikir mereka. tersebut bisa diterapkan dalam proses
pembelajaran guna mengembangkan skills
(keterampilan berpikir kritis). Meskipun ada
kemungkinan pendekatan ini belum banyak
digunakan oleh praktisi MKWU dan pendekatan
ini ada kemiripan dengan PBL, akan tetapi
pendekatan ini dapat dijadikan sebagai rujukan
dalam proses pembelajaran MKWU Pancasila

SIMPULAN

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan |29


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang Anna Wach-Kąkolewicz, Roberto


telah di analisis dapat disimpulkan bahwa, Muffoletto,(2016). Perspectives on
perlunya pendekatan pembelajaran yang variatif Computer Gaming in Higher Education,
yang dapat di gunakan dalam pembelajaran Mata Poznań: UNI-DRUK
Kuliah Wajib Umum. Pendekatan pembelajaran
yang dapat di lakukan antara lain pendekatan Ausubel, D.P., et al (1978). Educational
kontekstual, konstruktivisme, dan pendekatan Psychology. New York: Holt, Rinehart
open-ended. and Winston, Inc.
Pendekatan konstruktivisme dalam
pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum dalam Baiba Briede, Paed, Ludis Pēks, Sc. ing. (2014,
diwujudkan dalam bentuk model pembelajaran 7-7 Agustus ) A constructivist approach in
projet citizen yang dapat membantu mahasiswa teaching in higher education for getting
mengaitkan pelajaran dan dunia nyata. methodological and reflection
Pendekatan konteksual dalam pembelajaran competences. Rural Environment.
Mata Kuliah Wajib Umum di sesuaikan dengan Education. Personality. Retivered 27
jurusan di masing-masing kelas. Hal ini untuk Desember 2018 From
menunjang penguasaan civic competence pada http://llufb.llu.lv/conference/REEP/2014/
mahasiswa. Pendekatan open-ended dalam Latvia-Univ-Agricult-REEP-
pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum dapat 2014proceedings-84-89.pdf
membantu meningkatkan keaktifan, proses
interaksi, komunikasi, dalam forum diskusi pada Becker, J. P, & Shimada, S. (1997). The Open-
mahasiswa. Ended Approach. A New Proposal for
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti Teaching Mathematics. Virginia: NCTM.
merekomendasikan kepada dosen pengampu
mata kuliah untuk dapat melakukan Berns, R.G. and P.M. Erickson,( 2001).
pembelajaran yang “kekinian” sehingga Contextual teaching and learning:
pembelajaran dapat sukses. Selain itu, dosen Preparing students for the new economy.
pengampu perlu memilih-milih pendekatan The Highlight Zone: Research @Work
yang di gunakan sesuai dengan situasi dan No. 5. Retivered 27 September 2018
kondisi lapangan From
http://www.nccte.com/publications/infos
DAFTAR PUSTAKA ynthesis/index.asp#HZ.
Aflalo, Ester, Gabay & Eyal (2013) "Learning
Approach and Learning: Exploring a Budimansyah, D (2008). Inovasi pembelajaran
New Technological Learning project citizen : menyamai warga negara
System,"International Journal for the demokratis konstitusional, Bandung:
Scholarship of Teaching and Learning: Program Studi Pendidikan
Vol. 7: No. 1, Article 14. Available at: Kewarganegaraan SPS UPI
https://doi.org/10.20429/ijsotl.2013.0701
14 Craciun Bucur-Matei Dan Dumitru Stefan
Bogdan (2011). Knowledge Management
Ahmadi. (2015). Persepsi Mahasiswa Pada – The Importance of Learning Theory.
Matakuliah Dasar Umum (MKDU) . Journal of Knowledge Management,
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Economics and Information Technology.
Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015 Issue 7 Desember 2017. Retivered 27
September 2018 From
Ang Chooi Kean & Ngu Moi Kwe, (2014), http://scientificpapers.org/wp-
Meaningful Learning in the Teaching of content/files/1209_Craciun_Bucur_Mate
Culture: The Project Based Learning i_Knowledge_Management_the_importa
Approach. Journal of Education and nce_of_Learning_Theory.pdf
Training Studies Vol. 2, No. 2; April
2014 ISSN 2324-805X E-ISSN 2324- Creswell, John W.(2013). Cetakan Ketiga
8068 http://jets.redfame.com Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

30| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

790b04623178bed5f56990efd1d5e6b71.
Dart, B. C., Burnett, P. C., Purdie, N., Boulton- pdf
Lewis, G., et al. (2000). Students'
conceptions of learning, the classroom Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran
environment, and approaches to learning. Kontekstul : Konsep dan Aplikasi.
The Journal of Educational Research, Bandung : PT. Refika Adiatama
93(4), 262. Retivered 28 September 2018
From Lori A. Coakley1 & Kenneth J. Sousa, (2013),
http://search.proquest.com/docview/204 The effect of contemporary learning
211000?accountid=41248 approaches on student perceptions in an
introductory business course. Journal of
European Commission, (2011), The Future of the Scholarship of Teaching and
Learning: Preparing for Change. Seville: Learning, Vol. 13, No. 3, August 2013,
Christine Redecker, Miriam Leis, Matthijs pp. 1 – 22.
Leendertse, Yves Punie, Govert Gijsbers,
Paul Kirschner, Slavi Stoyanov and Bert Maman Rachman, (1999), Pepingkatan Kualitas
Hoogveld Pembelajaran Pendidikan Pancasila di
Lembaga Pendidikan Tenaga
Karamustafaoglu, Orhan (2009). Active Kependidikan. JURNAL ILMU
Learning Strategies in Physics Teaching. PENDIDIKAN, November 1999, Jilid 6,
Energy Education Science and Nomor 4
Technology Part B: Social and
Educational Studies, Volume (1) Issue (1): Miles,M.B, Huberman,A.M, & Saldana,J. 2014.
27-50 Retivered 28 September 2018 From Qualitative Data Analysis, A Methods
https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED50425 Sourcebook, Edition 3. USA: Sage
2.pdf Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi
Karrie A. Jones dan Jennifer L. Jones (2008) . Rohidi, UI-Press.
Making Cooperative Learning Work in
the College Classroom: An Application Moh. Muchtarom (2012). Strategi Penguatan
of the ‘Five Pillars’ of Cooperative Nilai-Nilai Pancasila Melalui Inovasi
Learning to Post-Secondary Instruction. Pembelajaran Pkn Berorientasi Civic
The Journal of Effective Teaching an Knowledge,Civic Disposition, Dan
online journal devoted to teaching Civic Skill Di Perguruan Tinggi. PKn
excellence Vol. 8, No. 2, 2008, 61-76 Progresif, Vol. 7 No. 2 Desember 2012

Khaefiatunnisa. (2015). The The Effectiveness Muhamad Afandi, Evi Chamalah, & Oktarina
Of Contextual Teaching And Learning In Puspita Wardani.(2013). Model Dan
Improving Students’ Reading Skill In Metode Pembelajaran Di Sekolah.
Procedural Text A Quasi-Experimental Semarang : UNISSULA Press
Study Of The Second Grade Students At
One Vocational School In Bandung. Muhammad Mona Adha, Hermi Yanzi &
Journal of English and Education 2015, Yunisca Nurmalisa,(2018), The
3(1), 80-95. Retivered 28 September Improvement of Student Intelectual and
2018 From Participatory Skill Through Project
https://media.neliti.com/media/publicati Citizen Model in Civic Education
ons/192088-EN-the-effectiveness-of- Classroom. International Journal
contextual-teaching.pdf Pedagogy Of Social Studies, 3 (1), 2018,
39-50 Retivered 28 Desember 2018
Kokom Komalasari,( 2009). The Effect of From
Contextual Learning in Civic Education http://ejournal.upi.edu/index.php/pips/art
onStudents' Civic Competence. Journal icle/view/12323/7900
of Social Sciences 5(4): 261-270. ISSN
1549-3652. Retivered 28 September Mundilarto, (2005), Pendekatan Kontekstual
2018 From DalamPembelajaran Sains. Disampaikan
https://pdfs.semanticscholar.org/4cfa/0ea pada PPM Terpadu di SMPN 2 Mlati

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan |31


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Sleman Yogyakarta, tanggal: 20 Agustus Masyarakat Universitas Katolik


2005. Parahyangan Bandung

Murat Gokalp. (2013). The Effect of Students’ Raehang,(2014). Pembelajaran Aktif Sebagai
Learning Styles to Their Academic Induk Pembelajaran Koomperatif. Jurnal
Success. Creative Education Vol.4, Al-Ta’dib Vol. 7 No. 1 Januari-Juni
No.10, 627-632
http://dx.doi.org/10.4236/ce.2013.4100 Rahman, Mulyawan (2005), Pendapat
90 Mahasiwa UNPAD terhadap Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan (Laporan
Muslisch, M. (2009). Melakukan PTK Itu Penelitian Mandiri), Bandung : LP-
Mudah. Jakarata: Bumi Aksara UNPAD.

Nada Santi Ulfah , Solihin Ichas Hamid (2017), Republik Indonesia (2003) Undang-Undang No.
Model Project Citizen Dalam 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Pembelajaran Pkn Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. RISTEK DIKTI, (2016), Pendidikan
Antropologi UPI Volume 5 edisi no 1 Kewarganegaraan cetakn 1. Jakarta:
Agustus 2017 Direktorat Jendral Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset dan
Novi Mayasari, (2016), Penerapan Model Teknologo Pendidikan Tinggi ISBN 978-
Pembelajaran Ctl (Contextual Teaching 602-6470-02-7
And Learning) Untuk Meningkatkan
Minat Dan Partisipasi Belajar Rizki Fajar Abidin, Berchah Pitoewas, M. Mona
Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Adha, (2015). Peran Guru Pendidikan
Matematika, Vol. 4 No. 2, hlm 122-126 Kewarganegaraan Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Moral
Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual. Siswa. Jurnal Kultur Demokrasi. Vol 3
Jakarta: Direktorat Sekolah lanjutan (1) Retivered 29 September 2018 From
Tingkat Pertama http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/J
KD/article/view/7479/4481
Ogundola I. Peter , A. Popoola Abiodun dan O.
Oke Jonathan (2010), Effect of Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi
constructivism instructional approach on belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo
teaching practical skills to mechanical Persada.
related trade students in western Nigeria
technical colleges. International NGO Slavin. (1994). Education Psychology Theory
Journal Vol. 5(3), pp. 059-064, Retivered and Practice. Boston USA: By Allyn and
29 September 2018 From http:// Bacon.
www.academicjournals.org/INGOJ
ISSN 1993–8225 Soni Akhmad Nulhaqim, R. Dudy Heryadi,
Ramadhan Pancasilawan, Muhammad
Paulina Pannen, Dina Mustafa & Mestika Fedryansyah, (2016). Peranan Perguruan
Sekarwinahyu. 1991. Konstruktivistik Tinggi Dalam Meningkatkan Kualitas
Dalam Pembelajaran. Jakarta: Proyek Pendidikan Di Indonesia Untuk
Pengembangan Universitas Terbuka Menghadapi Asean Community 2015
Ditjen Dikti Studi Kasus: Universitas Indonesia,
Universitas Padjadjaran, Institut
Pembelajaran,D (2013), Materi Ajar, Teknologi Bandung. Social Work Jurnal,
Kemahasiswaan dan Jenderal Tinggi 6 ( 2) 154 - 272 Issn:2339 -0042 (P) Issn:
Pendidikan Nasional 2528-1577 (E)
Peserta Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila Terhadap Pendidikan Sroyer, A. (2013). Pendekatan Open-Ended
Pancasila Di UNPAR. Bandung: (Masalah, Pertanyaan Dan Evaluasi)
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Dalam Pembelajaran Matematika. Delta-

32| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Yayuk, dkk | Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan INDONESIA SERI HUMANIORA, Vo.


Matematik, Vol. 2, No. Retivered 29 2, No.2, September 2013
September 2018 From
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/del
tapi/article/view/113/75

Sumarsih.(2009). Implementasi Teori


Pembelajaran Konstruktivistik Dalam
Pembelajaran Mata Kuliah Dasar-Dasar
Bisnis. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia Vol. Viii. No. 1 – Tahun 2009
Hal 54 – 62 Retivered 3 Oktober 2018
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpaku
n/article/view/945/755

Surya, Edy dan Rusmini. (2017). The Effect of


Contextual Learning Approach to
Mathematical Connection Ability and
Student Self- Confidence Grade VIII
Smp Negeri 8 Medan. IJSBAR. 35 (2),
249-262(2) (PDF) The Influence of
Inquiry Learning Model on
Mathematical Connection Ability Grade
VII SMP Negeri 3 Langsa. Retivered 4
Oktober 2018 From
https://www.researchgate.net/publication
/329390292_The_Influence_of_Inquiry_
Learning_Model_on_Mathematical_Con
nection_Ability_Grade_VII_SMP_Nege
ri_3_Langsa#pag:2:mrect:(418.99,489.0
3,20.17,10.80)

Sylvester Kanisius Laku& Andreas Doweng


Bolo. (2010). Pandangan Atau
Tanggapan Akhir Peserta Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila Terhadap
Pendidikan Pancasila Di UNPAR.
Bandung: Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat Universitas
Katolik Parahyangan Bandung

Wee Meng Soon, Hwee Tou Ng , dan Daniel


Chung Yong Lim,( 2001) A Machine
Learning Approach to Coreference
Resolution of Noun Phrases. The MIT
PressJournals Volume 27 (4) p. 521-544.
Retivered 2 Oktober 2018 From
https://doi.org/10.1162/08912010175334
2653

Zirmansyah, (2013). Persepsi dan Motivasi


Mahasiswa Universitas Al Azhar
Indonesia terhadap Pembelajaran Mata
Kuliah Universitas. Jurnal AL-AZHAR

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan |33

Anda mungkin juga menyukai