0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
277 tayangan1 halaman
Pantun ini memberikan pesan tentang pentingnya bersikap berbudi dalam kehidupan. Tiga dari empat bait pantun menekankan bahwa walaupun seseorang miskin atau kurang mampu, asalkan memiliki sikap yang baik maka ia akan dihormati. Bait terakhir memperingatkan bahwa orang yang tidak berbudi akan dihina walaupun kaya.
Pantun ini memberikan pesan tentang pentingnya bersikap berbudi dalam kehidupan. Tiga dari empat bait pantun menekankan bahwa walaupun seseorang miskin atau kurang mampu, asalkan memiliki sikap yang baik maka ia akan dihormati. Bait terakhir memperingatkan bahwa orang yang tidak berbudi akan dihina walaupun kaya.
Pantun ini memberikan pesan tentang pentingnya bersikap berbudi dalam kehidupan. Tiga dari empat bait pantun menekankan bahwa walaupun seseorang miskin atau kurang mampu, asalkan memiliki sikap yang baik maka ia akan dihormati. Bait terakhir memperingatkan bahwa orang yang tidak berbudi akan dihina walaupun kaya.
Tenang-tenang air di laut, Anak beruk di tepi pantai,
Sampan kolek mudik ke tanjung; Pandai melompat pandai menari; Hati terkenang mulut menyebut, Biar buruk kain dipakai, Budi yang baik rasa nak junjung. Asal hidup pandai berbudi.
Yang kurik kundi, Tingkap papan kayu bersegi,
Yang merah saga; Sampan sakat di Pulau Angsa; Yang baik budi, lndah tampan kerana budi, Yang indah bahasa. Tinggi bangsa kerana bahasa.
Bunga melati bunga di darat, Padang Temu Padang baiduri,
Bunga seroja di tepi kali; Tempat raja membangun kota; Hina besi kerana karat, Bijak bertemu dengan jauhari, Hina manusia tidak berbudi. Bagai cincin dengan permata.
Bunga cina di atas batu,
Jatuh daunnya ke dalam ruang; Adat dunia memang begitu, Sebab emas budi terbuang.