Bagaimana untuk mewujudkannya? Yaitu dengan melakukan strategi diversifikasi.
Difersifikasi adalah penyebaran dana investasi
ke beragam tempat investasi. Hal tersebut akan mengurangi resiko loss atau kerugian. Sehingga keuntungan anda semakin maksimal dengan resiko yang berkurang. Berikut 5 tips untuk melakukan diversifikasi investasi. #1 Tentukan Tujuan Investasi
“Kenali Tujuan Anda !!”
Tujuan melakukan investasi merupakan hal yang sangat penting sebelum anda me investasi. Menentukan tujuan berinvestasi menjadi acuan untuk memilih instrumen atau produk investasi yang sesuai.
Selain itu, tujuan investasi akan menentukan
horizon atau jangka waktu investasi, baik yang berjangka waktu pendek, menengah, atau panjang. Pentingnya menentukan jangka waktu dalam berinvestasi berpengaruh dalam pasar modal untuk memilih produk investasi. Anda dapat memilih produk investasi di sektor keuangan yang sesuai untuk kebutuhan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Produk investasi sektor keuangan yang utama terdiri atas saham, obligasi dan reksa dana. Setiap produk investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya, maka dari itu pahamilah segala resikonya. #2 Tentukan Risk Tolerance
“Kenali resikonya”
Risk tolerance adalah mengenai sejauh mana
keberanian anda untuk kehilangan sebagian atau keseluruhan dana selama proses investasi.
Anda harus menentukan batas minimum risiko
yang dapat anda terima, sehingga tahu jika perkembangan dana investasi nantinya dibawah nilai minimu resiko, anda harus exit agar terhindar dari kerugian yang nilainya diluar batas kemampuan anda.
Anda harus bias mengukur persentase resiko
dan keuntungan dari investasi yang dipilih, sehingga dapat dikategorikan sesuai atau tidak dengan risk tolerance yang sudah anda tentukan #3 Jumlah Aset
“Tentukan jumlah aset yang akan
diinvestasikan”
“Berapa sih aset yang baik untuk
diinvestasikan?” pertanyaan ini sering muncul untuk investor yang baru memulai untuk melakukan investasi.
Jawaban dari pertanyaan ini akan terjawab
setelah anda berhasil menentukan tujuan dan menyeimbangkan dengan resiko yang ada.
Anda sebaiknya menyesuaikan target terkait
jumlah aset sesuai dengan risk tolerance, kebutuhan investasi dan tujuan investasi. Sebaliknya, memutuskan untuk tidak menyesuaikan bobotnya justru akan meningkatkan risiko investasi Anda. #4 Pilih Jenis Instrumen Investasi
“Pililah jenis instrumen investasi
yang sesuai”
Intrumen investasi adalah pilihan anda
meletakkan dana pada suatu aset investasi. Setiap instrumen memiliki resiko, keuntungan, dan tenor yang berbeda-beda.
Contoh dari beberapa intrumen investasi
adalah emas, deposito, saham, obligasi, P2P Lending seperti Ternaknesia dan lain sebagainya. Anda bisa memilih beberapa intrumen untuk melakukan diversifikasi dalam menyusun portofolio. Ketika anda memilih suatu intrumen, pastikan sesuai dengan tujuan dan risk tolerance yang telah anda tetapkan sebelumnya.
Contoh: anda diversifikasi dana anda 20%
untuk intrumen dengan resiko tinggi dan 80% untuk intrumen resiko rendah. #5 Evaluasi
“Evaluasi lalu atur Startegi”
Evaluasi setelah melakukan investasi sangat
perlu dilakukan karena dengan evaluasi kita dapat melakukan rebalancing aset yang telah kita keluarkan untuk mengurangi resiko.
Jadi evaluasi ini berguna untuk
menyesuaikan berapa besar risiko yang bisa kita terima dan sesuaikan dengan imbal hasil yang kita targetkan. Semua jenis investasi pasti memiliki resiko, yang perlu anda lakukan adalah melakukan diversifikasi dalam menyusun portofolio. Jangan hanya berfokus pada keuntungan di akhir yang anda peroleh, tetapi pastikan anda memilih intrumen dengan resiko yang dapat anda ukur dengan baik.
Bingung memilih intrumen investasi? Coba
kunjungi https://ternaknesia.com sebagai platform investasi di sektor peternakan.