TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Definisi
a. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo,2010;h.213).
b. Kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatozoa, dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2010; hal. 75).
Kehamilan adalah Bertemunya ovum dan sperma di tuba fallopi di
awali dari pembelahan lalu berimplantasi di dalam dinding uterus,
lalu terjadi nidasi/implantasi di dalam endometrium yang
berlangsung dalam waktu 40 minggu/ aterm (37- 40 minggu).
2. Tanda Kehamilan
a. Tanda tidak pasti
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang
dapat dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita
hamil. Tanda tidak pasti terdiri atas hal – hal berikut ini:
1) Amenorhea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi
Lamanya amenorrhea dapat dikonfirmasikan dengan
memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan
digunakan untuk memperkirakan umur kehamilan dan taksiran
persalinan (Hani, 2011; hal. 72).
8
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
9
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
10
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
11
3) Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir (Hani, 2011; hal. 74).
4) Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi ungu pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks (Hani, 2011; hal. 74).
5) Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris (Hani,
2011; hal. 74).
6) Kontraksi braxton Hicks
Merupakan peregangan sel – sel otot uterus, akibat
meningkatnya oksitosin di dalam otot uterus (Hani, 2011; hal.
74).
7) Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat di rasakan oleh
tangan pemeriksa. Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi
adanya Human Chorionok Gonadotropin (hCG) yang di
produksi oleh sinsiotropoblastik selselama kehamilan (Hani,
2011; hal. 75).
c. Tanda Pasti Hamil
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan
janin, yang dapat di lihat langsung oleh pemeriksa.
1) Gerakan janin dalam rahim, gerakan janin ini harus di raba
dengan jelas oleh pemeriksa (Hani, 2011; hal. 75).
2) Denyut jantung janin dapat di dengar pada usia 12 minggu
dengan menggunakan alat fetal electrocardiogfar (misalnya
dopler) (Hani, 2011; hal. 75).
3) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan
bokong) serta bagiankecil janin (lengan dan kaki) dapat di
raba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
terakhir) (Hani, 2011; hal. 75).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
12
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat di lihat dengan foto rontgen maupun
USG (Hani, 2011; hal. 75).
3. Perubahan fisiologis pada ibu hamil
a. Uterus
Menurut kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, dan amnion) sampai
persalinan. Pembesaran uterus meliputi peregangan dan
penebalan sel – sel otot, bersamaan dengan hal tersebut terjadi
akumulasi jaringan ikat dan elastis, terutama pada lapisan otot
luar. Pada minggu – minggu pertama kehamilan uterus masih
seperti buah avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilanya,
daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi
bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu (Prawirohardjo,
2009;h.175).
b. Serviks
Satu bulan setelah konsep serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan, perubahan ini terjadi akibat perubahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks. Serviks manusia
merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang mengalami
perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan.
Bersifat seperti katup yang bertanggungjawab menjaga janin di
dalam uterus sampai akhir kehamilan dan persalinan
(Prawirohardjo, 2009; h. 177).
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga di tunda. Salah satu luteum yang dapat ditemukan
di ovarium (Prawirohardjo, 2009;h.178).
d. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot – otot di perineum dan vulva,
sehingga vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal
dengan tanda Chadwick. Peningkatan volume sekresi vagina juga
terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan, menebal, dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
13
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
14
j. Sistem Endokrin
Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan
aterm, tetapi akan setelah persalinan konsentrasi pada plasma
akan menurun. Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran pada
saat persalinan, hal ini disebabkan karena dari hiperplasia kelenjar
dan peningkatan vaskularisasi. Kelenjar adrenal pada kehamilan
normal akan mengecil (Prawirohardjo, 2009; h.186).
k. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progtresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke
arah dua tungkai (Prawirohardjo, 2009; h.186).
4. Perubahan psikologis pada kehamilan
a. Trimester I
Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa
penentuan.Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam
keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psikologis pertama sebagai
calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan kehamilannya.
Selain akibat dari dampak terjadinya peningkatan hormon
estrogen dan progesteron pada tubuh ibu hamil akan
mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibu hamil
yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan
kesedihan (Kusmiati, dkk, 2010; h.71).
b. Trimester II
Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran
kesehatan, saat ibu merasa sehat.disebabkan selama trimester ini
umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari
ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga
belum dirasakan sebagai beban (Kusmiati, dkk. 2010; h.73).
c. Trimester III
Trimester III sering disebut sebagai periode penantian.Pada
periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
15
dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada
perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat
waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah dan
hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejala.
Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti pusatnya perhatian pada
kehadiran bayi (Kusmiyati. dkk, 2010; h. 74).
5. Keluhan-keluhan ibu hamil
a. Trimester I
1) Nyeri ulu hati
biasanya terjadi karena peningkatan hormon estrogen dan
progesterone sehingga motilitas otot polos gastrointestinal
(GI), terjadi peningkatan asam lambung yang akhirnya
menyebabkan ulkus dan nyeri epigastrik (ulu hati)
(Hutahaean. S, 2013; hal. 77).
2) Rasa mual dan muntah (morning sickness)
Ini terjadi pada awal kehamilan, timbul pada pagi hari yaitu
saat perut kosong. Penyebabnya belum diketahui secara
pasti, kemungkinan ditimbulkan dari perubahan hormonal.
Rasa mual dan muntah ini dapat kita jumpai pada 50-70%
kehamilan (Hutahaean, S, 2013; hal. 78).
3) Mengidam
Peningkatan asupan kalori terjadi karena perubahan
psikologis selama kehamilan. Mengidam sering terjadi pada
pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan semakin
tuanya kehamilan (Hutahaean. S, 2013; hal. 78).
4) Gangguan berkemih
Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin
selalu buang air kecil. Ini terjadi karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang semakin membesar. Selain itu juga
dipengaruhi oleh hormon aldosteron yang dapat
meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah (Hutahaean. S,
2013; hal. 78).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
16
5) Obstipasi
Kesulitan BAB yang dialami ibu hamil disebabkan oleh
kekuatan otot traktus digestivus menurun akibat pengaruh
hormon progesteron yang mengakibatkan motilitas saluran
pencernaan berkurang. Feses yang lebih lama diusus akan
menyebabkan absorbsi air meningkat, dan terjadi pengeringan
dari feses serta penekanan uterus terhadap kolon dan rectum
(Hutahaean, S, 2013; hal. 78-79).
6) Varises
Timbunya varises di timbulkan oleh faktor keturunan masa
kehamilan selain itu juga faktor hormonal, seperti bendungan
vena dalam panggul (Hutahaean, S, 2013; hal. 79).
7) Flour albus
Flour albus meningkat karena serviks di rangsang oleh
hormon estrogen dan progesteron sehingga menjadi hipertrofi
dan hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa
(Hutahaean, S, 2013; hal. 79).
8) Mudah lelah, malaise, fatique
Tidak di ketahui penyebabnya dengan jelas, mungkin adanya
peningkatan estrogen dan progesteron, HCG, dan asupan
nutrisi yang kurang (Hutahaean, S, 2013; hal. 80).
9) Perubahan payudara dan perasaan nyeri
Perubahan pada payudara dan adanya rasa nyeri disebabkan
oleh hipertrofi kelenjar payudara dan peningkatan
vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan puting
susu yang disebabkan oleh stimulasi hormon melanophore
stimulating hormone (MSH) (Hutahaean, S, 2013; hal. 77).
b. Trimester II
1) Kram otot
Kram otot yang kerap di alami oleh ibu hamil dengan usia
kehamilan sekitar 16-27 minggu atau trimester kedua
disebabkan karena tekanan saraf pada ekstremitas bawah
oleh uterus yang besar.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
17
2) Anemia
Berkurangnya nutrisi, zat besi, asam folat, serta
hemoglobinopati. Penanganan yang dapat di lakukan untuk
mengatasi hal tersebut antara lain Pemberian zat besi,
Vitamin C, Pemberian diet, Mencukupi kebutuhan nutrisinya,
serta istirahat yang cukup.
3) Perubahan libido
Perubahan libido yang terjadi di karenakan pengaruh
psikologis, hormonal, maupun peruabahan emosi (Hutahaean,
S, hal. 107-114).
c. Trimester III
a) Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid
bisa bertambah besar ketika kehamilan karena adanya
kongesti darah dalam rongga panggul. Relaksasi dari otot
halus pada bowel, memperbesar konstipasi dan tertahannya
gumapalan (Hutahaean. S, 2013; hal. 150).
b) Pegal-pegal
Ibu akan sering mengalami pegel-pegel, biasanya
penyebabnya bisa karena ibu hamil kekurangan kalsium atau
karena ketegangan otot. Pada kehamilan trimester ketiga ini
dapat dikatakan ibu membawa beban yang berlebih seiring
peningkatan berat badan bayi di dalam rahim. Otot-otot tubuh
yang mengalami pengenduran sehingga mudah merasa lelah
(Hutahaean, S, 2013; hal.151).
c) Sering buang air kecil
Keluhan lainnya yang sering muncul pada trimester ketiga
adalah seringnya buang air kecil (BAK). Janin yang sudah
sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu
Akibatnya, kapasitas kandung kemih terbatas, sehingga ibu
sering ingin BAK. Dorongan untuk bolak balik kekamar mandi,
inilah yang tidak mau akan mengganggu istirahat saya, dan
termasuk belum waktu tidurnya (Hutahaean, S, 2013; hal.
151).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
18
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
19
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
20
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
21
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
22
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
23
B. PERSALINAN
1. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,
dan janin turun ke jalanlahir. Kelahiran adalah proses di mana janin
dan ketuban di dorong ke luar jalan lahir (Saiffudin, 2009; h.100).
Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil
konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia
luar (Jenny J. S, 2013; h.2).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010;
hal.164).
Persalinan adalah Lahirnya hasil konsepsi yang cukup bulan
atau mampu hidup didunia luar yang berupa janin dan plasenta
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain.
2. Permulaan terjadi Persalinan
Dengan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan
dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan :
a. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada
primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak di bagian
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
24
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
25
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
26
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
27
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
28
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
29
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
30
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
31
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
32
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
33
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
34
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
35
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
36
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
37
d. Kala IV
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum. Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan
yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi (Saifuddin,
2009; h.101).
1) Pemantauan dan Evaluasi Lanjut pada Kala IV antara lain ;
a) Tanda Vital
Pemantauan tanda – tanda vital pada persalinan kala IV
antara lain :
(1) Kontraksi uterus harus baik
(2) Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genitalia
lainnya
(3) Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
(4) Kandung kencing harus kosong
(5) Luka – luka pada perineum harus terawat baik dan tidak
terjadi hematoma
b) Kontraksi uterus
Pemantauan adanya kontraksi uterus sangatlah penting
dalam asuhan persalinan kala IV dan perlu evaluasi lanjut
setelah plasenta lahir yang berguna untuk memantau
terjadinya perdarahan
c) Lochea
Melalui proses katabolisme jaringan, berat uterus dengan
cepat menurun dari sekitar 1000 gram pada saat kelahiran
menjadi sekitar 50 gram pada saat3 minggu masa nifas.
Serviks juga kehilangan elastisitasnya dan menjadi kaku
seperti sebelum kehamilan
d) Kandung kemih
Pada saat setelah plasenta keluar kandung kencing harus
diusahakan kosong agar uterus dapat berkontraksi dengan
kuat yang berguna untuk menghambat terjadinya
perdarahan lanjut yang berakibat fatal bagi ibu. Jika kandung
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
38
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
39
6. Komplikasi
a. Kala I
1) Ketuban Pecah Dini (KPD)
Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecah ketuban
sebelum pembukaan lengkap tanpa memerhatikan usia
gestasi (Varney, 2007; h. 788).
b. Kala II
1) Distosia bahu
Distosia bahu secara sederhana adalah kesulitan saat
melahirkan bahu ( Varney, 2004 ). Pada presentasi kepala,
bahu anterior terjepit di atas simpisis pubis sehingga bahu
tidak dapat melewati panggul kecil atau bidang sempit
panggul.Bahu posterior tertahan di atas promontorium
bagian atas (Varney, 2007; h.788).
2) Presentasi bokong merupakan suatu keadaan dimana janin
dalam posisi membujur/memanjang, kepala berada pada
fundus sedangkan bagian terendah adalah bokong (Varney,
2007; h.788).
3) Presentasi muka
Posisi kepala pada presentsi muka adalah hiperekstensi
sehingga ubun-ubun kecil menempel pada punggung dan
petunjuknya adalah dagu ( omentum ) (Varney,2007;h.788).
4) Letak lintang
Letak lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu
panjang tubuh janin memotong atau tegak lurus dengan
sumbu panjang ibu (Varney, 2007; h.788).
c. Kala III
1) Atoni uteri
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak
dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang
keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak
terkendali (Varney, 2007; h.841).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
40
2) Retensio plasenta
Keadaan ini terjadi apabila plasenta belum lahir setengah
jam setelah janin lahir dan penyebabnya antara lain :
plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudh
lepas akan tetapi belum dilahirkan : jika plasenta belum
lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas
sebagan terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya (Varney, 2007; h.841).
d. Kala IV
1) Perdarahan pascapartum
Perdarahan pascapartum adalah perdarahan yang terjadi
segera setelah pelahiran plasenta lengkap, yang menandai
akhir kala 3 persalinan (Varney, 2007; h.841).
C. NIFAS
a) Definisi
Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil (Saifuddin, 2009; h.122).
Masa Nifas disebut juga masa post partumatau
puerperiumadalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan
plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
disertai dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan
dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan
dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009;h.1).
Masa nifas adalah masa setelah bayi dan plasenta lahir sampai
6 minggu disertai pulihnya kembali organ – organ reproduksi.
b) Tujuan Asuhan Masa Nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologisnya
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
41
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
42
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
43
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
44
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
45
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
46
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
47
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
48
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
49
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
50
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
51
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
52
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
53
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
54
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
55
E. KELUARGA BERENCANA
1. Definisi
Menurut Jan M. Kriebs (2007) keluarga berencana adalah upaya
untuk mengatur dan mengendalikan jumlah anak yang di kandung
atau lahir.Kontrasepsi mengacu pada pencegahan kehamilan
temporer yang dicapai lewat penggunaan spesifik atau metode
pengendalian kehamilan.
Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur jarak kelahiran
anak(Purwaningsih, 2010;h.75).
Sedangkan pengertian Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
kehamilan, upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen, penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variable
yang mempengaruhi fertilita.
2. Jenis KB
Menurut Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi 2011 jenis KB
antara lain ;
a. Metode Amenore Laktasi (MAL)
Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan ataupun minuman apapun lainnya (Buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2011;h.MK-1).
b. Kondom
Merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu metode
kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan atau
penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama (Buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2011;h.MK-17).
c. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit
kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak
terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena,ada yang
dililit oleh tembaga dan ada yang tidak (Buku panduan praktis
pelayanan kontrasepsi, 2011;h.MK-74).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
56
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
57
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
58
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
59
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
60
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
61
2) riwayat pasien
(a) keluhan utama
keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
(b) riwayat kebidanan
data ini penting untuk diketahui oleh bidan sebagai data acuan
untuk memprediksi jalannya proses persalinan dan untuk
mendeteksi apakah ada kemungkinan penyulit selama proses
kehamilan
(c) menstruasi
untuk gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya
3) gangguan kesehatan alat reproduksi
data ini sangat penting untuk kita gali karena akan memberikan
petunjuk bagi kita tentang organ reproduksinya
4) riwayat kesehatan
data dari riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai “warning”
akan adanya penyulit saat persalinan
5) status perkawinan
data ini penting untuk kita kaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan
6) pola kebutuhan sehari-hari
untuk diketahui agar bisa mendapatkan gambaran bagaimana pasien
melakukan kegiatan sehari-hari
7) keadaan lingkungan
sangat mempengaruhi status kesehatan keluarga
8) respon ibu, suami dan keluarga
untuk mengetahui seberapa besar harapan terhadap kehamilan ini
9) pengetahuan pasien tentang proses kehamilan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyimpulkan sejauh mana
pasien mengetahui tentang kehamilan ini
b) data obyektif
data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan
diagnosis.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
62
1) Keadaan umum
Pengkajian dengan melihat keadaan apakah ibu sakit, dan memiliki
kelainan bentuk tubuh yang dapat mengganggu jalannya persalinan
(Manuaba,2007; h.212).
2) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran dilakukan dengan mengkaji apakah ibu memiliki
kesadaran dan mampu melakukan komunikasi.
3) Tanda vital
a) Tekanan darah
b) Nadi
Pemeriksaan nadi harus dilakukan untuk mengetahui keadaan
yang dialami pasien (Matondang, 2009; h.173).
c) Respirasi
Untuk mengetahui apakah pasien tersebut dalam tingkat
pernafasan normal atau tidak (Matondang, 2009; h.30).
d) Suhu
Dikaji untuk mengetahui apakah ada tanda infeksi atau tidak
(Matondang, 2009; h.31).
2. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnose dan
masalah yang spesifik.
3. Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose
potensial berdasarkan diagnose atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang
terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnose potensial tidak terjadi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
63
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
64
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah tercapai sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut lebih efektif sedangkan
sebagian belum efektif (Muslihatun, 2009; h.115-119).
Pendokumentasian Manajemen Kebidanan dengan metode SOAP
Menurut Thomas (1994 cit. Mufdillah, dkk, 2001), dokumentasi adalah catatan
tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien dan tim
keeshatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan, pengobatan pada
pasien, pendidikan pasien, dan respon pasien terhadap semua asuhan yang
telah diberikan (Muslihatun, 2009; h.122).
a. S ( data subyektif )
Data subyektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langkah pertama ( pengkajian data ), terutama data
yang diperoleh melalui anamnesis. Data subyektif ini berhubungan dengan
masalah dari sudut pandang pasien.
b. O ( data obyektif )
Data obyektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney pertama ( pengkajian data ), terutama data yang
diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dan pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostik lain.
c. A ( assesment )
Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (
kesimpulan ) dari data subyektif dan obyektif. Dalam pendokumentasian
manajemen kebidanan, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subyektif maupun data obyektif, maka proses pengkajian data akan
menjadi sangat dinamis.
d. Planning
Planning / perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan
yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
65
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
66
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
67
2. Kompetensi bidan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 369/Menkes/SK/III/2007, bidan diperlukan kompetensi-kompetensi baik
dari segi pengetahuan umum, keterampilan, dan perilaku yang
berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan
kesehatan secara profesional. Kompetensi tersebut antara lain sebagai
berikut.
a. Kompetensi ke 1, pengetahuan dan keterampilan dasar
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-
ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari
asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi
baru lahir dan keluarganya.
b. Kompetensi ke 2, Pra konsepsi, KB, dan Ginekologi
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan
yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang
sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c. Kompetensi ke 3, Asuhan dan konseling kehamilan
Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan
atau rujukan dari komplikasi tertentu.
d. Kompetensi ke 4, asuhan selama persalinan dan kelahiran
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan
yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu
untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
e. Kompetensi ke 5, asuhan pada ibu nifas dan menyusui
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu
tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
f. Kompetensi ke 6, asuhan pada bayi baru lahir
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi
baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015
68
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Efa Ari Andriyani, Kebidanan DIII UMP, 2015