Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA

KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN

DOSEN PENGAMPU: Dr.SUJIAN SURETNO S.Th.i.,MM

DISUSUN OLEH:

AHMAD SULAKSANA 201821059


DEDE RAHMATULLAH 201821031
RAHMAT IMAN SULTONI 201821088

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH BOGOR


KAMPUS MA’HAD TAKRIMUL QUR’AN
Jl.Raya Dramaga km.6, kel.Marga Jaya ,kec.Bogor Barat
BOGOR
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 1
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 1
C. TUJUAN ....................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 2
A. BIOGRAFI KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN .................................................................................. 2
B. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN .............................................................. 3
C. Metode Pembelajaran dan Lembaga Pendidikan ....................................................................... 5
D. PUSAT – PUSAT PENDIDIKAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN ............................................ 6
BAB III ...................................................................................................................................................... 7
PENUTUP ................................................................................................................................................. 7
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 8

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dengan masa pembinaan pendidikan islam yang dimaksudkan adalah masa dimana proses
penurunan ajaran islam kepada Muhammad dan proses pembudayaannya (masuknya ke dalam
kebudayaan manusiawi sehingga diterima dan menjadi unsur yang menyatu kedalam kebudayaan
manusia) berlangsung. Masa tersebut berlangsung sejak Muhammad menerima pengangkatannya
sebagai Rosul sampai dengan lengkap dan sempurnanya agama Islam menjadi warisan budaya umat
islam sepeninggal nabi Muhammad SAW, masa tersebut berlangsung selama 22 tahun atau 23 tahun
sejak beiau menerima wahyu pertama kali yaitu tanggal 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriyah
bertepatan dengan 6 Agustus 610 M sampai dengan wafatnya pada tanggal 12 Robiul Awal 11
Hijriyah, bertepatan dengan 8 Juni 832 M.

Dengan meninggalnya nabi Muhammad maka selanjutnya pemerintahan dipimpin oleh


Khulafaur Rasyidin yang diantaranya adalah:

 Abu Bakar ash Shidieq ( masa pemerintahan tahun 632-634 M atau 11-13 H)
 Umar bin Khattab (masa pemerintahan tahun 634-644 M atau 13-23 H)
 Usman bin Affan (masa pemerintahan tahun 644-655 M atau 23-25 H)
 Ali bin Abi Thalib ( masa pemerintahan tahun 656-660 M atau 26-40 H)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana biografi Ustman bin Affan ?
2. Bagaimana pendidikan Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan ?
3. Dimanakah pusat – pusat pendidikan pada masa Khulafaur Rasyidin ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui biografi Utsman bin Affan.
2. Untuk mengetahui mengetahui pendidikan Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan.
3. Untuk mengetahui pusat – pusat pengembangan pada masa Khulafaur Rasyidin.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN


Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin.
Beliau dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan.
Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat
julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah
menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.

Utsman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibu beliau
adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk
golongan Assabiqunal Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah Saw sendiri
menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum
muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu
Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau
pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus
duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu
terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”

Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah Saw ke Habbasyiah karena meningkatnya
tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya
memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habbasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak
lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada
peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman
diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di
Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah Saw
memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman
mendermakan 1000 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi
untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga
menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi
seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu
beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga
pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang
menderita di musim kering.

Setelah wafatnya Umar bin Khatab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk
memilik khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi
Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan
Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdurrahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin
Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang
tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka
diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang
pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi
khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.

Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah)
dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam
kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus
untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun
pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga
membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan
untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.

Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau
kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini banyak
membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh
khalifah. Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan
Ramadhan hingga Dzulhijah. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan
pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya
wafat sebagai syahid pada hari Jumat tanggal 17 Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil
memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran. Persis seperti apa yang
disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid nantinya. Beliau dimakamkan di
kuburan Baqi di Madinah.

B. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN


Pada masa khalifah Usman bin Affan pelaksanaan pendidikan tidak jauh berbeda dengan masa
sebelumnya pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada. Usaha konkrit di bidang
pendidikan islam ini di buktikan adanya lanjutan usulan khalifah Umar kepada khalifah Abu Bakar
untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Alquran. Khalifah Usman memerintahkan kepada Zaid bin
Tsabit bersama Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits, supaya menyalin
mushaf Alquran yang dikumpulkan pada masa khalifah Abu Bakar. Setelah selesai menyalin mushaf
itu Usman memerintahkan para penulis Alquran untuk menyalin kembali dan dikirimkan ke Mekkah,
Kuffah, Basrah dan Syam, khalifah Usman sendiri memegang satu mushaf yang disebut mushaf Al-
Imam.

Mushaf Abu Bakar dikembalikan lagi ketempat peyimpanan semula yaitu rumah Hafsah.
Khalifah Usman meminta agar umat islam memegang teguh apa yang tertulis dimushaf yang
dikirimkan kepda mereka sedangkan mushaf-mushaf yang sudah ada ditangan umat islam segera
dikumpulkan dan dibakar untuk menghindari perselisihan bacaan Alquran serta menjaga keasliannya.
Fungsi Alquran sangat fundamental

Bagi sumber agama dan ilmu-ilmu islam. Oleh karena itu menjaga keasliannya Alquran
dengan menyalin dan membukukannya merupakan suatu usaha demi perkembangan ilmu-ilmu islam
dimasa mendatang.

Seperti khalifah-khlifah sebelumnya, khalifah Usman memberikan perhatian besar pada


pengiriman tentara kebeberapa wilayah yang belum ditaklukan. Besar juga hasil yang diperoleh dari
pengiriman ekspedisi dimasa ini bagi perluasan kekuasaan islam, yang mencapai Tripoli,Ciprus, dan
beberapa wilayah lain, tetapi gelombang ekspedisi terhenti sampai disini karena perselisihan
pemerintahan dan kekacauan yang mengakibatkan terbunuhnya khalifah Usman.

Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini diserahkan pada umat itu sendiri, artinya
pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para pendidik sendiri melaksanakan
tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah. Jadi pada masa Khalifah ini guru-guru atau
pendidik mengajar tidak mengharapkan imbalan melainkan keikhlasan dan juga kualifikasi
kemampuan. Berbeda sekali dengan zaman sekarang yang terkadang sebagian guru lebih
mementingkan upah daripada kualitas dirinya. Selain itu adanya kesadaran dari pada guru untuk
mengamalkan dan mengajarkan ilmunya meskipun tidak adanya tuntutan dari pemerintah.

Dari dimensi sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam.

Dengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang mendatangi wilayah
tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam.Selain itu, adanya pertukaran pemikiran antara
penduduk asli dengan para sahabat juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan
baik. Terobosan yang dilakukan Khalifah Utsman ini membuat pendidik dapat memperluas wilayah
mengajar mereka tidak hanya di Mekkah dan Madinah saja.

 Ada beberapa tenaga pendidik diantaranya :


a. Para Khalifah itu sendiri
b. Para sahabat besar, antara lain :
1. Abdullah bin Umar
2. Abu Hurairah
3. Abdullah bin Abbas
4. Aisyah
5. Anas bin Malik
6. Zaid bin Tsabit
7. Abdullah bin Mas’ud

Khalifah Utsman bin Affan sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan,
namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang disumbangkan untuk
umat Islam, dan sangat berpengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam, yaitu untuk mengumpulkan
tulisan ayat-ayat al-Qur’an.

Pengkodifikasi al-Quran pada masa khalifah Utsman dilakukan karena terjadi perbedaan
pendapat tentang bacaan al-Quran (qiraat al-Quran), yang menimbulkan percekcokan antara guru dan
muridnya.

Panitia pengkodifikasian al-Quran yang dibentuk oleh khalifah Utsman bin Affan ini pertama-
tama melakukan pengecekan ulang dengan meneliti mushaf yang sudah disimpan di rumah Hafsah
dan membandingkannya dengan mushaf-mushaf yang lain. Ketika itu terdapat empat mushaf al-Quran
yang merupakan catatan pribadi.

Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ali bin Abi Thalib, terdiri atas 111 surah. Surah pertama
adalah surah al-Baqarah dan surah terakhir adalah surah al-Muawidzatain.

Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ubay bin Ka’ab, terdiri atas 105 surah. Surah pertama
adalah al-Fatihah dan surah terakhir adalah surah an-Nas.Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ibn
Mas’ud, terdiri atas 108 surah. Surah yang pertama adalah al-Baqarah dan yang terakhir adalah surah
Qulhuwallahu Ahad.

Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ibn Abbas, terdiri atas 114 surah. Surah pertama adalah
surah Iqra dan yang terakhir adalah Surah an-Nas.

Tugas tim adalah menyalin mushaf al-Quran yang disimpan dirumah Hafsah dan
menyeragamkan qiraat atau bacaanya mengikuti dialek Quraisy. Kemudian setelah berhasil, Zaid
bin Tsabit mengembalikannya kepada Hafsah. Kemudian salinan itu dikirim juga ke Makkah,
Madinah, Bashrah, Kuffah, dan Syiria serta salah satunya disimpan oleh Utsman bin Affan yang
kemudian disebut mushaf al-imam. Sedangkan mushaf yang lain, diperintahkan untuk dibakar.

Terlepas dari perbedaan pendapat, dengan adanya mushaf utsmani ini telah berhasil
mengeluarkan masyarakat muslim dari kemelut, yang diakibatkan dari perbedaan bacaan al-
Quran (qiraat).

Mata pelajaran yang di berikan disesuaikan dengan kebutuhan terdidik dengan urutan
mendahulukan pengetahuan yang sangat mendesak/ penting untuk dijadikan pedoman dan pegangan
hidup beragama.

 Ada 3 fase dalam pendidikan dan pengajarannya:


a. Fase pembinaan ; dimaksudkan untuk memberikan kesempatan agar terdidik memperoleh
kemantapan iman
b. Fase pendidikan : ditekankan pada ilmu- ilmu praktis dengan maksud agar mereka
dapat segera mengamalkan ajaran dan tuntunan agama dengan sebaik- baiknya dalam
kehidupan sehari- hari
c. Fase pelajaran : ada pelajaran –pelajaran lain yang diberikan untuk

penunjang pemahaman terhadap Al-Quran dan Hadits, seperti bahasa Arab dengan tata bahasanya,
menulis, membaca,syair dan peribahasa.

Pembagian fase diatas berdasarkan penggolongan peserta didik yang terbagi empat diatas.
Dapat dipahami dari fase-fase diatas bahwa sejak dulu telah ada tahap-tahap pendidikan sesuai dengan
masanya. Dimana cara membina murid yang baru mengenal Islam, baru menjajaki Islam berbeda
dengan murid yang sudah mengenal Islam dan sudah paham tentang Islam. Karena segala sesuatunya
memang membutuhkan proses jadi sejak dulu telah ada dasar bahwa cara untuk belajar juga tidak
sekali belajar langsung pintar tetapi butuh tahapan. Ibarat ingin berada diatas tangga, kita tidak
akan bisa sampai langsung diatas tangga, kita perlu menaiki setahap demi setahap tangga itu.

C. Metode Pembelajaran dan Lembaga Pendidikan


Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah
dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam dan dari segi pusat
pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang mereka
inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.

Akhirnya sahabat Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan
bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin
mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan Mesjid Haram dan
Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang
melaksanakan haji setiap tahunnya.

Pola pendidikan pada masa Utsman tidak jauh berbeda dengan pola pendidikan yang
diterapkan pada masa Umar. Hanya saja pada periode ini, para sahabat yang asalnya dilarang untuk
keluar dari kota madinah kecuali mendapatkan izin dari khalifah, mereka diperkenankan untuk keluar
dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Dengan kebijakan ini, maka orang yang menuntut
ilmu (para peserta didik) tidak merasa kesulitan untuk belajar ke Madinah.

Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan tidak terjadi perubahan pola pendidikan,. Akan
tetapi, terjadi sebuah penyeragaman cara membaca Al-Qur’an dan terjadinya pertambahan peserta
didik dimana hal itu membuat lebih banyak lagi yang paham tentang Islam dan mempermudah
mereka yang belajar agama Islam, karena dahulu ketika masa Khalifah Umar para sahabat dan ahli
agama tidak boleh pergi keluar Mekkah dan Maddinah. Metode yang digunakan yaitu halaqah,
hafalan, diskusi (Tanya jawab), latihan, ceramah, dll.

D. PUSAT – PUSAT PENDIDIKAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

1. Mekkah, guru pertama di makkah adalah Mu’ad bin jabal yang menggajarkan al-qur’an dan
fiqih.
2. Madinah,sahabat yang terkenal antara lain Abu Bakar ,Ustman Bin Affan ,Ali Bin Abi Thalib
dan sahabat – sahabat lain.
3. Basyroh ,sahabat yang termasyhur antara lain Abu Musa Al-Asy’ary beliau adalah ahli fiqih
dan al-qur’an.
4. Mesir ,sahabat yang pertama kali mendirikan madrasah dan menjadi guru dimesir adalah
Abdullah Bin Amru Bin Ash beliau adalah seorang ahli hadist.
5. Kuffah ,sahabat yang termasyhur disini adalah Ali Bin Abi Thalib dan Abdullah Bin Mas’ud
.Abdullah Bin Mas’ud mengajarkan Al-Qur’an beliau ahli tafsir ,hadist dan fiqih
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin.
Beliau dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan.
Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat
julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah
menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.

Utsman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibu beliau
adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk
golongan Assabiqunal Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah Saw sendiri
menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum
muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu
Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau
pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus
duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu
terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”

Pada masa khalifah Usman bin Affan pelaksanaan pendidikan tidak jauh berbeda dengan
masa sebelumnya pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada. Usaha konkrit di
bidang pendidikan islam ini di buktikan adanya lanjutan usulan khalifah Umar kepada khalifah Abu
Bakar untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Alquran. Khalifah Usman memerintahkan kepada Zaid
bin Tsabit bersama Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits, supaya menyalin
mushaf Alquran yang dikumpulkan pada masa khalifah Abu Bakar. Setelah selesai menyalin mushaf
itu Usman memerintahkan para penulis Alquran untuk menyalin kembali dan dikirimkan ke Mekkah,
Kuffah, Basrah dan Syam, khalifah Usman sendiri memegang satu mushaf yang disebut mushaf Al-
Imam.

 Pusat – pusat pendidikan pada masa khulafaur rasyidin


1. Mekkah, guru pertama di makkah adalah Mu’ad bin jabal yang menggajarkan al-qur’an dan
fiqih.
2. Madinah,sahabat yang terkenal antara lain Abu Bakar ,Ustman Bin Affan ,Ali Bin Abi Thalib
dan sahabat – sahabat lain.
3. Basyroh ,sahabat yang termasyhur antara lain Abu Musa Al-Asy’ary beliau adalah ahli fiqih
dan al-qur’an.
4. Mesir ,sahabat yang pertama kali mendirikan madrasah dan menjadi guru dimesir adalah
Abdullah Bin Amru Bin Ash beliau adalah seorang ahli hadist.
5. Kuffah ,sahabat yang termasyhur disini adalah Ali Bin Abi Thalib dan Abdullah Bin Mas’ud
beliau ahli tafsir,hadist dan fiqih.
DAFTAR PUSTAKA

Asrohah,Hanun, 1999, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu

Azra , Azyumardi, 2010, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam : Gramata Publishing

Nizar, Samsul, 2013, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri

Yatim, Badri, 1993, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Zuhraini, 1997, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai