Anda di halaman 1dari 7

ILMU LINGKUNGAN

ESTUARIA

KELOMPOK 9

ZHAFIRAH A.F. HUSAIN 551418038


URIP SETIAWAN SARIDJAN 551418018
MOHAMMAD FADEL MOPANGGA 551418056
Estuaria
Estuari adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan pencampuran antara air luat
dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan
genangan air tawar) dengan adanya proses pencampuran maka wilayah estuaria sangat
dipengaruhi oleh kadar salinitas, dimana wilayah estuaria dibagi menjadi beberapa mintakat
yaitu Hyperhaline, Euhaline, Mixohaline, oligohaline, dan Limnetik (Air tawar). Dengan ciri dan
karakteristik tersebut estuaria memiliki banyak tipe yang diklasifikasikan berdasarkan atas
topografi, pengenceran air tawar dan penguapan, geomorfologi, sirkulasi dan struktur dari
sirkulasi, distribusi salinitas, pola pencampuran air tawar dan air laut serta stratifikasinya. Dari
tipe tersebut ekosistem estuaria sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas, suhu, sedimen,
gelombang, pasang surut, substrat, ketersediaan oksigen, dan parameter kimia seperti limbah
dan bahan polutan serta aktivitas biologi dari organisme yang hidup di kawasan estuaria.
Karena perairan estuary mempunyai Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari
air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm

Wilayah estuaria merupakan pesisir semi tertutup (semi-enclosed coastal) dengan badan
air mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka (open sea) dan kadar air laut terlarut
dalam air tawar dari sungai (Bengen, 2002). Di wilayah ini terjadi percampuran antara masa
air laut dengan air tawar dari daratan, sehingga air menjadi payau dengan salinitas berkisar
antara 5 – 16,5 %. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu
komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi (Supriharyono, 2000).

Gambar.1 Pergerakan air laut dan sungai pada estuari

Adanya aliran air tawar yang terjadi terus menerus dari hulu sungai dan
adanya proses gerakan air akibat arus pasang surut yang mengangkut mineral-
mineral, bahan organik dan sedimen merupakan bahan dasar yang dapat menunjang
produktifitas perairan di wilayah estuaria yang melebihi produktifitas laut lepas dan
perairan air tawar. Muara sungai, teluk-teluk di daerah pesisir, rawa pasang-surut dan
badan air yang terpisah dari laut oleh pantai penghalang (barrier beach), merupakan
contoh dari sistem perairan estuari. Estuari dapat dianggap sebagai zona transisi
(ekoton) antara habitat laut dan perairan tawar, namun beberapa sifat fisis dan
biologis pentingnya tidak memperlihatkan karakteristik peralihan, lebih cenderung
terlihat sebagai suatu karakteristik perairan yang khas (unik).

Ekosistem estuary merupakan bagian dari ekosistem air laut yang terdapat dalam zona
litoral ( kelompok ekosistem pantai ). Estuaria merupakan tempat pertemuan air tawar dan air
asin. Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih
berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air
tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.
Ekosistem estuaria terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut. Tempat ini
berperan sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik. Estuari (muara)
merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan
lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari
daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut
airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat
kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari
makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai, kisaran
pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria didominasi subtrat lumpur yang
berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air laut. Karena partikel yang
mengendap kebanyakan bersifat organik, subtrat dasar estuaria biasanya kaya akan bahan
organik. Bahan organic ini menjadi cadangan makanan utama bagi organisme estuaria.
Dengan kondisi lingkungan fisik yang bervariasi dan merupakan daerah peralihan antara darat
dan laut, estuari mempunyai pola pencampuran air laut dan air tawar yang tersendiri. Menurut
(Kasim, 2005), pola pencampuran sangat dipengaruhi oleh sirkulasi air, topografi , kedalaman
dan pola pasang surut karena dorongan dan volume air akan sangat berbeda khususnya yang
bersumber dari air sungai. Berikut pola pencampuran antara air laut dengan air tawar:
1. Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary) yang ditandai dengan
desakan dari air laut pada lapisan bawah permukaan air saat terjadi pertemuan antara
air sungai dan air laut. Salinitas air dari estuaria ini sangat berbeda antara lapisan atas
air dengan salinitas yang lebih rendah dibanding lapisan bawah yang lebih tinggi.
2. Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary).
Pola ini ditandai dengan pencampuran yang merata antara air laut dan air tawar
sehingga tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal, tetapi stratifikasinya dapat secara
horizontal yang derajat salinitasnya akan meningkat pada daerah dekat laut.
3. Pola dominasi air laut dan pola percampuran merata atau pola percampuran
tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini akan sangat labil atau sangat tergantung
pada desakan air sungai dan air laut. Pada pola ini terjadi percampuran air laut yang
tidak merata sehingga hampir tidak terbentuk stratifikasi salinitas baik itu secara
horizontal maupun secara vertikal.
4. Pada beberapa daerah estuaria yang mempunyai topografi unik, kadang terjadi
pola tersendiri yang lebih unik. Pola ini cenderung ada jika pada daerah muara sungai
tersebut mempunyai topografi dengan bentukan yang menonjol membetuk semacam
lekukan pada dasar estuaria. Tonjolan permukaan yang mencuat ini dapat
menstagnankan lapisan air pada dasar perairan sehingga, terjadi stratifikasi salinitas
secara vertikal. Pola ini menghambat turbulensi dasar yang hingga salinitas dasar
perairan cenderung tetap dengan salinitas yang lebih tinggi.
Karakteristik fisik Ekosistem Estuari
Sifat fisik estuarin yang mempunyai variasi yang besar dalam banyak parameter yang
sering kali menciptakan suatu lingkungan yang sangat menekan bagi organisme.
Mungkin inilah yang menyebabkan mengapa jumlah spesies yang hidup didaerah
estuarin lebih sedikit dibanding dengan di habitat laut lainnya. Faktor fisik seperti
salinitas, suhu, aksi ombak dan arus, kekeruhan, oksigen. Yang pertama adalah
salinitas dimana salinitas merupakan faktor dominan. Secara definitif, sutu gradient
salinitas akan tampak pada suatu saat tertentu. Tetapi pola gradient bervariasi
bergantung pada musim, topografi estuaria, pasang surut dan jumlah air tawar. Tetapi
ada juga faktor lain yang berperan dalam mengubah pola salinitas. Pasang surut
merupakan salah satu kekuatan. Tempat perbedaan pasang surut cukup besar, pasang
naik mendorong air laut lebih jauh ke hulu estuaria, mengesre isohaline ke hulu dan
pasang surut sebaliknya mengesre isohaline kehilir. Akibatnya da daerah estuaria yang
rezim salinitasnya berubah sesuai dengan keadaan pasang surut. Juga bias diakibatkan
rotasi bumi yang berpengaruh terhadap membeloknya aliran air, dibelahan bumi utara
kekuatan ini membelokan air tawar yang mengalir keluar kesebelah kanan dan
kebalikan untuk daerah disebelah selatan. Perubahan salinitas musiman didaerah
estuaria diakibatkan karena perubahan penguapan atau perubahan aliran air tawar
musiman. Didaerah dimana debit air tawar atau kering dalam setengah waktu dalam
setahun salinitas tinggi akan bergeser ke hulu. Dengan mulainya kenaikan air tawar
gradient salinitas bergeser kehilir ke arah mulut estuaria. Oleh karena itu, pada berbagai
musim suatu titik tertentu diestuaria dapat mengalami salinitas yang berbeda-beda.
Suhu air yang ada diestuaria lebih bervariasi dari pada di perairan pantai didekatnya.
Hal ini sebagian karena biasanya diestuaria volume air lebih kecil sedangkan luas
permukaan lebih besar, dengan demikian pada kondisi atmosfer yang ada air estuaria
ini mudah cepat panas dan lebih cepat dingin. Selain itu juga masukan air tawar. Air
tawar di sungai atau dikali lebih dipengaruhi oleh perubahan suhu musiman dari pada air
laut. Sungai di daerah beriklim sedang suhunya lebih rendah dimusim dingin dan lebih
tinggi dimusim panas dari pada suhu ar laut didekatnya. Ketika air tawar masuk ke
estuaria dan bercampur dengan air laut, maka akan terjadi perubahan suhu. Akibatnya
suhu perairan estuaria lebih rendah pada musim dingin dan lebih tinggi pada musim
panas daripada perairan pantai disekitarnya. Karena air tawar memperlihatkan kisaran
suhu yang yang terbesar, maka apabila seseorang bergerak kehulu estuaria, kisaran
suhu tahuananmenjadi lebih besar. Begitu pula kisaran suhu paling kecil dimana
percampuran air twar minimal. Suhu yang bervariasi secara vertical. Perairan
permukaan mempunyai kisaran yang terbesar, dan perairan lebih dalam kisaran
suhunya lebih kecil. Pada estuaria baji garam, perbeaan suhu vertical ini juga
memperlihatkan kenyataan bahwa perairan permukaan didominasi air tawar, sedangkan
perairan yang lebih dalam didominasi atau seluruhnya terdiri dari air laut.
Aksi ombak dan arus, pada lingungan estuaria dikelilingi daratan pada tiga sisi. Ini
berarti bahwa luas perairan yang ada diatasnya angina dapat bertiup untuk menciptakan
ombak adalah minimal. Paling tidak jika disbanding dengan lautan. Karena ombak
bergantung pada luas perairan terbuka yang diatasnya angina dapat bertiup, berarti
pada daerah perairan yang sempit menghasilkan ombak yang kecil. Arus estuaria
dipengaruhi oleh kegiatan pasang surut dan aliran sungai. Untuk daerah hulu terjadi
masukan air tawar yang terus menerus. Sebagian akan bercampur dengan air laut.
Pada akhirnya sebagian besar juga mengalir keluar estuaria. Atau menguap untuk
mengimbangi air berikutnya yang masuk kebagian hulu. Selain itu juga kekeruhan
dimana jumlah partikel tersuspensi dalam perairan estuaria setidak-tidaknya pada waktu
tertentu dalam setahun air menjadi sangat keruh. Kekerhan terjadi pada saat aliran
sungai maksimum . kekeruhan suatu estuaria mendekati konsentrasi plankton dan atau
kecepatan angin. Pengaruh ekologi utama kekeruhan adalah penurunan penetrasi
cahaya secara mencolok. Hal ini mengakibatkan menurunkan fotosintesis fitoplankton
dan tumbuhan bentik yang mengakibatkan turunya produktivitas. Untuk jumlah oksigen
yang masuk kedalam estuaria bersama-sama dengan kedangkalannya,
pengadukannya, dan pencampuran oleh angin biasanya berarti cukupnya persediaan
oksigen. Karena kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan
salinitas jumlah oksigen dalam air akan bervariasi sesuai dengan variasi parameter.
Manfaat Ekosistem Estuari
Lingkungan estuary merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan dan
tumbuhan. Pada daerah-daerah tropis seperti di , lingkungan estuary umumnya di
tumbuhi dengan tumbuhan khas yang di sebut Mangrove. Tumbuhan ini mampu
beradaptasi dengan genangan air laut yang kisaran salinitasnya cukup lebar. Pada
habitat mangrove ini lah kita akan menemukan berjuta hewan yang hidupnya sangat
tergantung dari kawasan lingkungan ini. (saya akan mencoba mengurai Ekosistem
mangrove pada artikel yang lain).
Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar,
estuary menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada
lingkungan perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas
tersebut. Dan yang paling penting adalah lingkungan perairan estuary merupakan
lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang menjadi unsure terpenting bagi
pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuary.
Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di kenal dengan
sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate
(Crustacean, Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok
infauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis penting seperti siganus,
baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai daerah
pemijahan dan pembesaran.
Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya
sebagai daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah
ruaya bagi jutaan jenis burung pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai daerah
istrahat bagi perjalanan panjang jutaan burung dalam ruayanya mencari daerah yang
ideal untuk perkembanganya. Disamping itu juga di gunakan oleh sebagian besar
mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.
Keistimewaan lingkungan perairan estuary lainnya adalah sebagai penyaring dari
berjuta bahan buangan cair yang bersumber dari daratan. Sebagai kawasan yang
sangat dekat dengan daerah hunian penduduk, daerah estuary umumnya di jadikan
daerah buangan bagi limbah-limbah cair (kita tidak membahas limbah padat di sini yang
benar-benar merusak sebagian besar lingkunagn estuary). Limbah cair ini mengandung
banyak unsure diantaranya nutrient dan bahan-bahan kimia lainnya. Dalam kisaran yang
dapat di tolelir, Kawasan estuary umumnya bertindak sebagai penyaring dari limbah cair
ini, mengendapkan partikel-partikel beracun dan menyisakan badan air yang lebih
bersih. Inipun dengan kondisi dimana terjadi suplai yang terus-menerus dari air sungai
dan laut yang cenderung lebih bersih dan mentralkan sebagaian besar bahan polutan
yang masuk ke daerah estuary tersebut.
Disamping itu semua, Hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan kegiatan
ekonomi masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuary kebanyakan di jadikan
sebagai lahan budidaya bagi ratusan kenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean
(kepiting) dan invertebrate lainnya.
Kehidupan di dalam Ekosistem Estuari
Daerah estuarin merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi ikan jika
dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Daerah ini merupakan tempat untuk berpijah
dan membesarkan anak-anaknya bagi beberapa spesies ikan. Adapun faktor yang
menyebabkan daerah ini mempunyai nilai produktivitas tinggi yaitu, disana terdapat
suatu penambahan bahan- bahan organik secara terus menerus yang berasala dari
daerah aliran sungai, perairan estuarin adalah dangkal, sehingga cukup menerima
matahari untuk membantu kehidupan tumbuh-tumbuhan yang sangat banyak, daerah
estuarin merupak tempat yang relative kecil menerima aksi gelombang akibatnya
detritus dapat menumpuk didalamnya, aksi pasang selalu mengaduk-aduk bahan
organic yang berada disekitar tumbuh-tumbuhan.
Sayangnya, manuasia membuat daerah ini menjadi tempat yang lebih tercemar
daripada bagian lautan lainya.pembuangan sampah dan kotoran –kotoran hasil industri
yang khususnya mengandung racun yang tinggi kebanyakan dibuang kedalam sungai
dimana mereka ini kemudian diangkut kearah muara sungai dan masuk akedalam
estuarin sehingga derah tersebut menjadi tercemar.
Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup
endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan
beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan
osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem
estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram
(Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang
niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan
memanfaatkannya sebagai sumber makanan.
Terdapat juga binatang yang dapat kita golongkan kedalam kompenen peralihan,
kedalam kompenen ini termasuk dalam organisme seperti ikan yang melakukan migrasi
yang melewati estuaria dalam perjalananya kedaerah pemijahan baik diair tawar
maupun air laut, contoh umum adalah ikan salem (Salmo, Oncorbyncus) dan Belut laut
(Anguilla). Sedangkan untuk fauna peralihan juga termasuk binatang yang ada di
estuaria hanya untuk mencari makan dan termasuk berbagai burung dan ikan.
Organisme estuarin berasal dari binatang laut dan bukan dari air tawar, karena binatang
laut mampu mentolerir penurunan sanilitas yang besar daripada spesies air tawar
menghadapi kenaikan salinitas.

Anda mungkin juga menyukai