3-Article Text-9-2-10-20180708 PDF
3-Article Text-9-2-10-20180708 PDF
ABSTRAK
Minyak atsiri termasuk minyak nilam (Patchouli minyak nilam, homogen tipe emulsi minyak
oil) diketahui memiliki aktivitas antibakteri dalam air (M/A) dengan pH berkisar 5,78-6,08
terhadap beberapa bakteri penyebab jerawat. yang memenuhi syarat pH kulit normal dan tidak
Aktivitas ini menyebabkan minyak nilam menyebabkan iritasi. Nilai daya sebar sediaan
berpotensi untuk dikembangkan ke dalam berkisar 3,5 – 6,8 cm. Nilai daya sebar ini
berbagai bentuk sediaan antijerawat, salah satunya berbanding terbalik dengan nilai viskositas
adalah emulgel. Emulgel merupakan bentuk sediaan yang berkisar 113,3-170,0 dPa.s. Semakin
sediaan yang cocok untuk minyak nilam yang tinggi konsentrasi minyak nilam yang digunakan,
bersifat hidrofobik, dibandingkan bentuk sediaan nilai viskositas sediaan juga semakin tinggi. Hasil
lainnya. Sediaan emulgel dibuat dengan variasi cycling test menunjukkan sediaan emulgel stabil.
konsentrasi minyak nilam yaitu 5%, 10% dan 15%. Formula C dengan konsentrasi minyak nilam 15%
Tween 80 dan Span 80 digunakan sebagai bahan adalah formula emulgel terbaik.
pengemulsi dan HPMC sebagai basis gel. Evaluasi
yang dilakukan terhadap sediaan yaitu uji Kata Kunci: Emulgel, minyak nilam, antijerawat
organoleptik (warna, bentuk dan aroma), uji pH,
uji homogenitas, uji tipe emulsi, uji daya sebar, uji Penulis korespondensi:
viskositas, uji iritasi dan uji stabilitas (cycling test). Nur Saadah Daud
Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulgel Akademi Farmasi Bina Husada Kendari
yang dihasilkan berwarna putih-putih tulang, Nunung834@gmail.com
berbentuk semi padat (emulgel), beraroma khas
Nur Saadah Daud dan Evi Suyanti/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017:90-95
91
Tanaman penghasil minyak atsiri propilenglikol, span 80, tween 80, dan
dengan konsentrasi tinggi adalah daun nilam. aquadest.
Minyak nilam atau yang dikenal dengan
Patchouli oil dalam industri farmasi telah Prosedur Penelitian
banyak digunakan untuk sediaan kosmetik, 1. Pembuatan Emulgel
parfum, sabun dan sediaan topikal farmasi Massa gel dibuat dengan
lainnya (Nuryani, 2006). Sediaan gel dengan mendispersikan HPMC sedikit demi sedikit
o
konsentrasi minyak 5-35% menunjukkan dalam air panas dengan suhu 80 C,
aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus didiamkan selama 20-30 menit hingga
aureus, salah satu bakteri penyebab jerawat dan HPMC mengembang lalu digerus sampai
penyakit infeksi kulit lainnya (Widyastuti dan terbentuk basis gel. Metil paraben dan
Farizal, 2014). propil paraben dilarutkan dalam
Aktivitas ini menyebabkan minyak propilenglikol, lalu dicampur dengan basis
nilam berpotensi untuk dikembangkan ke gel. Minyak nilam ditambahkan sedikit
dalam berbagai bentuk sediaan topikal, salah demi sedikit sambil digerus hingga
satunya adalah emulgel. Emulgel adalah homogen (Campuran 1).
sediaan emulsi yang dibuat dengan Massa emulsi dibuat dengan
penambahan basis gel. Keuntungan bentuk memanaskan campuran fase minyak dan
emulgel yaitu adanya komponen fase minyak fase air secara terpisah pada suhu 70 oC.
dalam sistem emulsi, sebagai salah satu Selanjutnya kedua fase tersebut
pembawa yang baik bagi zat aktif yang bersifat dimasukkan bersamaan ke dalam lumpang
hidrofobik seperti minyak nilam, yang sulit jika yang telah berisi campuran 1. Gerus ± 45
diformulasikan ke dalam suatu bentuk yang menit hingga homogen dan terbentuk massa
mengandung banyak air seperti gel (Hardenia, emulgel.
dkk., 2014). 2. Evaluasi Fisik dan Uji Stabilitas Sediaan
Evaluasi fisik sediaan dilakukan
METODE PENELITIAN untuk mengetahui apakah sediaaan emulgel
Alat dan Bahan minyak nilam dapat memenuhi syarat yang
Alat : Alat-alat gelas (Pyrex), cawan meliputi uji organoleptik (warna, bentuk,
porselin, hot plate (Thermo), mortir dan dan aroma), uji homogenitas, uji tipe
stamper, sudip, neraca analitik (Fujitsu), wadah emulsi, uji pH, uji daya sebar, uji
emulgel, viskometer Rion V-06V, pH meter viskositas, uji iritasi dan uji stabilitas
(Lutron). Bahan: minyak nilam, HPMC, metil (Cycling test).
paraben, propil paraben, parafin cair,
Nur Saadah Daud dan Evi Suyanti/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017:90-95
92
Cycling test dilakukan dengan dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu
menyimpan sediaan dalam kulkas pada 40oC selama 24 jam. Proses ini terhitung 1
suhu 4oC selama 24 jam lalu dikeluarkan siklus dan dilakukan sebanyak 6 siklus.
Formula (%)
Bahan Fungsi
A B C
Minyak nilam 5 10 15 Zat aktif
HPMC 6,5 6,5 6,5 Basis gel
Parafin cair 5 5 5 Emolien
Span 80 0,42 0,42 0,42 Pengemulsi
Tween 80 1,08 1,08 1,08 Pengemulsi
Propil paraben 0,02 0,02 0,02 Pengawet
Metil paraben 0,18 0,18 0,18 Pengawet
Propilenglikol 10 10 10 Humektan
Aquadest ad 100 ad 100 ad 100 Pelarut
Nur Saadah Daud dan Evi Suyanti/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017:90-95
93
Minggu ke -
Parameter Formula
1 2 3 4
Emulgel (agak Emulgel (agak Emulgel (agak Emulgel (agak
encer), putih, encer), putih, encer), putih, encer), putih,
A
aroma khas aroma khas aroma khas aroma khas
minyak nilam minyak nilam minyak nilam minyak nilam
Emulgel (agak Emulgel (agak Emulgel (agak Emulgel (agak
encer), putih encer), putih encer), putih encer), putih
B tulang, aroma tulang, aroma tulang, aroma tulang, aroma
Organoleptik
khas minyak khas minyak khas minyak khas minyak
nilam nilam nilam nilam
Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat
(baik), putih (baik), putih (baik), putih (baik), putih
C tulang, aroma tulang, aroma tulang, aroma tulang, aroma
khas minyak khas minyak khas minyak khas minyak
nilam nilam nilam nilam
Homogenitas A, B & C Homogen Homogen Homogen Homogen
A 5,94 5,98 6,06 6,08
pH B 5,96 5,80 6,08 6,01
C 5,78 5,84 6,04 6,06
Tipe emulsi A, B & C M/A M/A M/A M/A
A 6,8 6,8 6,2 6,8
Daya sebar 5,7 5,5 5,3 5,5
B
(cm)
C 4,5 4,4 3,8 3,5
A 113,3 113,3 113,3 120,0
Viskositas
B 126,6 126,6 120,0 123,3
(dPa.s)
C 166,6 166,6 170,0 170,0
Cycling Test A, B & C Stabil Stabil Stabil Stabil
Tidak Tidak Tidak Tidak
Uji Iritasi A, B & C
mengiritasi mengiritasi mengiritasi mengiritasi
Keterangan :
Formula A = Formula dengan konsentrasi zat aktif 5%
Formula B = Formula dengan konsentrasi zat aktif 10%
Formula C = Formula dengan konsentrasi zat aktif 15%
Nur Saadah Daud dan Evi Suyanti/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017:90-95
94
Nur Saadah Daud dan Evi Suyanti/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017:90-95
95
Nur Saadah Daud dan Evi Suyanti/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 3(2);2017:90-95