Disusun oleh :
1. Wahyu Putri L (44014010012)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian tentang asal usul manusia di Indonesia telah dimulai sejak Eugene
Dubois menemukan fosil atap tengkorak dan tulang paha kiri Pithecantropus erectus
(Homo erectus erectus) pada pada endapan vulkanik jajaran Pegunungan Kendeng di
Trinil tahun 1891 (Widianto, 2006). Hingga kini penelitian mengenai hal tersebut telah
banyak mengalami kemajuan. Berdasarkan bukti paleoantropologi, populasi makhluk
manusia yang pertama kali mendiami kawasan Indonesia adalah Homo erectus. Mereka
bermigrasi dari Afrika sampai di Kepulauan Indonesia pada Kala Plestosen Bawah
sekitar 1,7 Juta tahun yang lalu (Sémah, 2000). Manusia jenis tersebut diperkirakan
berevolusi menjadi bentuk yang progresif, yaitu Pithecanthropus (Homo erectus)
soloensis atau Solo Man, tetapi kemudian mengalami kepunahan pada Kala Plestosen
akhir sekitar 40.000 BP bersamaan dengan kurun awal kemunculan Homo sapiens
(Bellwood, 1975).
Penelitian tentang asal-usul manusia purba dapat dipelajari melalui
evolusinya. Evolusi. merupakan perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap
dan memakan waktu yang sangat lama. Di sini disebutkan bahwa terjadinya
perubahan itu berlangsung lambat, memakan waktu yang sangat lama. Orang
menyebutnya memakan waktu jutaan tahun, suatu kurun waktu yang cukup
panjang. Disebutkan pula akhir suatu proses evolusi adalah menuju kesempurnaan
atau kepunahan, yang sempurna disebut evolusi progresif yakni yang akan hidup
terus, yang sesuai dengan lingkungan, dan yang akan lestari. Sedangkan yang
menuju ke kepunahan disebut evolusi regresif yang akan musnah dari muka bumi
karena tidak cocok lagi dengan lingkungannya. (Sumadi, 2002).
Jika evolusi benar-benar terjadi, artinya bahwa makhluk hidup yang ada
sekarang ini merupakan hasil perkembangan makhluk hidup masa lampau, maka
konsekuensinya ialah harus ada bukti-buktinya. Bukti-bukti itu terbagi atas bukti-
bukti langsung dan bukti-bukti tak langsung. Bukti yang benar tentang adanya
evolusi ialah bukti-bukti yang langsung, yaitu jejak-jejak evolusi yang diberikan
oleh paleontology, serta bukti-bukti yang menunjuk bahwa evolusi masih terjadi
pada masa kini. Bukti-bukti yang tidak langsung hanya berguna sebagai tambahan
dan pelengkap untuk menerangkan atau memperkuat bukti-bukti yang langsung.
Salah satu bukti evolusi yang langsung yaitu fosil. Fosil dapat dipakai
sebagai petunjuk adanya evolusi karena setiap lapisan bumi mengandung fosil yang
berbeda. Semakin tua lapisan bumi, fosil makhluk hidup yang dikandungnya makin
jauh berbeda dengan fosil makhluk yang terdapat pada lapisan bumi yang lebih
muda. Apabila suatu fosil ditemukan pada berbagai lapisan bumi yang berurutan,
maka dapat dilacak perkembangan makhluk hidup tadi dari bentuk yang lebih awal
hingga bentuk yang lebih modern. .
Situs museum purbakala Sangiran merupakan situs terpenting untuk
perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di
bidang antropologi, arkeologi, biologi, evolusi, paleoantropologi, geologi, dan
bidang lainnya. Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari
kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia
purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta
gambaran stratigrafinya. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Dalam sidang ke 20
Komisi Warisan Budaya Dunia di Kota Marida, Mexico tanggal 5 Desember 1996,
menetapkan Sangiran sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia “World Heritage
List” Nomor : 593. Dengan demikian pada tahun tersebut situs ini terdaftar dalam
Situs Warisan Dunia UNESCO.
Untuk mengetahui salah satu bukti evolusi yang langsung yaitu fosil, maka
kami melakukan observasi atau kuliah lapangan di wilayah Museum Purbakala
Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Kunjungan ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan atau memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan teori evolusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana keadaan lingkungan situs purbakala Sangiran?
2. Fosil apa saja yang terdapat di museum Sangiran?
C. Tujuan
Tujuan dari observasi lapangan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan lingkungan situs purbakala
Sangiran
2. Untuk mengetahui fosil apa saja yang terdapat di museum Sangiran
BAB II
METODE OBSERVASI
A. Metode
Metode yang digunakan yaitu:
1) Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap bukti- bukti
evolusi yang berupa fosil, lapisan tanah, dan kondisi lingkungan di sekitar
museum atau situs purbakala Sangiran.
2) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan melakukan penelaahan terhadap sumber pustaka
yang relevan seperti buku, leaflet, dan penelusuran sumber informasi lewat
internet.
D. Cara Kerja
1. Kami mengunjungi museum purbakala Sangiran pada jam 13.00 WIB
2. Menggali informasi dari guide sangiran.
3. Mencatat hasil pengamatan dikertas dan merekamnya melalui kamera
4. Mengambil gambar dengan kamera
5. Membuat laporan hasil pengamatan di sangiran
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Fosil yang terdapat di museum purbakala sangiran antara lain:
Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus , Pithecanthropus
mojokertensis (Pithecantropus robustus ), Meganthropus palaeojavanicus ,
Pithecanthropus erectus , Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo
neanderthal Asia, dan Homo sapiens .
Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah),
Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus
palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi),
Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa
dan domba).
Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi
ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan
Gastropoda ), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis
Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi,
bola batu dan kapak perimbas-penetak.
2. Evolusi manusia dimulai dari Ramapithecus sampai Homo sapiens
DAFTAR PUSTAKA