Anda di halaman 1dari 21

Jawaban :

1. Tugas Reflektive practice


Nama : wika cipriana purba
Hari : Senin,04 April 2016
Untuk pertama kalinya saya mencoba melakukan penjahitan pada perineum secara jelujur pada saat
praktek di klinik keluarga husin di medan. Sebelumnya saya sudah pernah belajar dan praktek heacting di
kampus tetapi pada pasien langsung ini merupakan pengalaman pertama saya, pada saat dikampus itu
terasa mudah bagi saya karena yang saya jahit adalah busa ternyata setelah melakukannya langsung pada
pasien tidak semudah yang saya bayangkan.Tangan saya kaku dan gemetar saat melakukan penjahitan,
saya bingung mau menyatukan yang mana,saya melihat itu semua hampir sama,untungnya bidannya
mengajari saya dengan sabar dan baik, sehingga bisa mengatasi sedikit ke tremoran yang saya alami,
selain itu pada PKL sebelumnya di klinik yang lain saya diajari heacting putus putus, jadi memang kali
ini adalah pengalaman pertama saya langsung kepada pasien.
Saya merasa sangat canggung dan takut salah karena semuanya terasa berbeda,tangan saya selalu
kebiasaan ingin melakukan heacting putus putus, sehingga saya sangat lambat melakukan tindakan dan
keringat saya bercucuran sangat banyak.
Saya belum terbiasa dengan heacting jelujur, namun saya mau belajar dan yakin, semakin saya
terbiasa tremor dan ketegangan yang saya alami semakin lama akan semakin hilang.
Kecanggungan dan kekhawatiran saya adalah karena saya belum percaya diri dalam melakukan
heacting dan juga kurang percaya diri pada kemampuan saya, saya juga takut salah dalam melakukan
tindakan.untuk mengatasi nya saya harus lebih banyak belajar lagi, membaca buku dan literatur terkait
dengan heacting perineum, sehingga apabila pengetahuan saya tentang heacting sudah banyak saya akan
lebih percaya diri dalam melakukan tindakan , dan juga saya akan lebih rajin untuk berlatih dengan
pantom, sehingga saya bisa lebih cegatan dalam melakukan tindakan.
Saya sedang berusaha melakukan heacting perineum dengan jelujur, saya perlu berlatih dengan
pembimbing di lahan praktik dan juga berlatih dengan panthom di kampus untuk meningkatkan
kompetensi saya
Guna perbaikan, saya harus :
- Meluangkan waktu untuk membaca referensi dan literatur tentang heacting perineum.
- Terus menerus melatih keterampilan melakukan heacting perineum
- Meminta dosen / pembimbing klinik untuk melatih saya melalui simulasi / demonstrasi dalam
melakukan heacting perineum
- Meminta bantuan teman untuk mengevaluasi keterampilan heacting perineum saya.
2. Learning Contrak
KONTRAK BELAJAR PRAKTIK/PRAKTIKUM KLINIK
Tempat Praktik : Puskesmas Ngemplak
Nama Mahasiswa : Wika Cipriana Purba
NIM : P27224019155
Nama Pembimbing :Endah Kurniawati S.Tr.Keb
Topik/Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
Tujuan Strategi Sumber Belajar Hasil Yang Diharapkan Waktu
Tujuan umum: setelah menjalankan Untuk mencapai Leveno,KJ,Cunningham Setelah melakukan praktikum Waktu yang saya
praktikum klinik semester 1 di puskesmas pembelajaran FG,dkk,2009,Obstetri klinik,saya dapat : tetapkan untuk mencapai
ngemplak selama 7 s/d 26 Oktober 2019,saya klinik,maka saya William ed 21,Jakarta : 1. Melakukan asuhan tujuan adalah sebagai
mampu melaksanakan asuhan kebidanan akan: EGC kebidanan pada ibu berikut:
persalinan dan bayi baru lahir dengan 1. Mencari buku bersalin dan bayi baru 1. Minggu pertama (
menerapkan manajemen kebidanan sumber yang lahir . jumlah tanggal 07 s/d 12
relevan a. Mengisi partograf =3 oktober 2019)
Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru 2. Konsultasi dan b. pertolongan persallinan melakukan asuhan
lahir sejumlah 3 target asuhan diskusi dengan kala II =3 kebidanan persalinan
Tujuan Khusus : melakukan keterampilan dosen pembimbing c. Asuhan bayi baru lahir = 2. Minggu kedua (14 s/d
klinik dengan sasaran ibu bersalin dan bayi dan pembimbing 3 19 Oktober 2019)
baru lahir lahan d. manajemen aktif kala III melakukan Asuhan
a. Mengisi partograf =3 3. Berpartisipasi =3 kebidanan Bayi Baru
b. pertolongan persallinan kala II = langsung dalam e. Asuhan bayi baru lahir = Lahir
3 mengasuh klien 3 3. Minggu ketiga (21 s/d
c. Asuhan bayi baru lahir = 3 f. pemantauan kala IV = 3 26 Oktober 2019)
d. manajemen aktif kala III = 3 g. penerapan asuhan menerapkan terapi
e. Asuhan bayi baru lahir = 3 komplementer terapi pada komplementer pada
f. pemantauan kala IV = 3 asuhan kebidanan persalinan dan bayi
g. penerapan asuhan komplementer persalinan dan bayi baru baru lahir
terapi pada asuhan kebidanan lahir = 3
persalinan dan bayi baru lahir = 3
ULASAN JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI
CARA MENANGGULANGI DESMINOREA
MATA KULIAH METODIK KHUSUS

Desminorea merupakan nyeri perut bagian bawah yang dialami oleh hampir
seluruh wanita saat menstruasi. Terdapat beberapa cara untuk menangani desminorea baik
secara farmakologis maupun non farmakologis. Terapi farmakologis meliputi analgesik,
obat-obatan anti radang non steroid, pil kontrasepsi oral dan deuretik. Selain itu, terapi
non farmakologi yang dapat mengurangi desminorea antara lain akupunture, herbalisme,
massage, aromaterapi, hipnoterapi, yoga, akupressure, latihan relaksasi, diet, dan tidur
cukup (lowdermilk dalam kostania, 2016)
Dalam ulasan jurnal ini, penulis akan memaparkan beberapa cara pengurangan
nyeri desminorea secara non farmakologis meliputi penggunaan konsumsi jahe dan
kunyit.
A. Jahe
Jahe (Zingiber Officinale Roscoe) merupakan salah satu pilihan terapi
komplementer yang digunakan dalam mengurangi keluhan desminorea. Dalam
penelitian Shaheen E. Lakhan, Christopher T. Ford dan Deborah Tepper tahun
2015 yang berjudul Zingiberaceae extracts for pain: A systematic Review and
Meta Analysis menjelaskan mengenai efektifitas jahe terhadap nyeri, termasuk
nyeri desminore.
Jahe berpengaruh pada nyeri pada dismenore primer. Sebuah percobaan
ekstrak jahe untuk dismenore primer menemukan bahwa 1000 mg ekstrak jahe /
hari menghasilkan pengurangan rasa sakit dengan efektivitas yang sama untuk
masing-masing dari dua kelompok kontrol NSAID (asam mefenamat dan
ibuprofen). Percobaan terkontrol plasebo dilakukan, dengan pasien mengambil
1500 mg ekstrak jahe / hari. Pengurangan signifikan dalam keparahan dan durasi
nyeri dideteksi pada kelompok yang diobati dengan jahe, dibandingkan dengan
kelompok placebo. Meskipun hanya dua studi acak yang tersedia, temuan
menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk
rasa sakit pada dismenore primer.
Temuan menunjukkan kemanjuran yang signifikan dari Zingiberaceae
ekstrak dalam mengurangi nyeri kronis subjektif (SMD - 0,67; 95% CI - 1,13
hingga - 0,21; P= 0,004). Semua penelitian yang termasuk dalam tinjauan
sistematis melaporkan profil keamanan yang baik untuk ekstrak jahe, tanpa risiko
ginjal yang terkait dengan obat antiinflamasi non-steroid, dan dengan efektivitas
yang sama. Temua menunjukkan bahwa Zingiberaceae ekstrak adalah agen
hipoalgesik yang efektif secara klinis dan data yang tersedia menunjukkan profil
keamanan yang lebih baik daripada obat anti-inflamasi non-steroid.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Chen X. Chen, Bruce Barrett, dan
Kristine L. Kwekkeboom tahun 2016 yang berjudul Review Article Efficacy of
Oral Ginger (Zingiber officinale) for Dysmenorrhea: A Systematic Review and
Meta-Analysis, menjelaskan pula mengenai pengunaan jahe dalam mengatasi
nyeri desminore. Sintesis naratif dari semua enam studi dan meta-analisis
eksplorasi dari tiga studi yang membandingkan jahe dengan plasebo dan dua
studi yang membandingkan jahe dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Jahe tampak lebih efektif untuk mengurangi keparahan nyeri daripada plasebo.
Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara jahe dan asam mefenamat
(NSAID). Data yang tersedia menunjukkan bahwa jahe oral bisa menjadi
pengobatan yang efektif untuk nyeri haid pada dismenore.
Dalam hal keamanan, uji coba yang disertakan menunjukkan bahwa jahe
relatif aman, dengan efek samping yang dilaporkan (mulas dan sakit kepala)
jarang terjadi dan jumlah efek samping yang serupa untuk kelompok jahe dan
placebo. Ini konsisten dengan laporan sebelumnya bahwa jahe memiliki profil
keamanan yang baik ketika digunakan dengan tepat
B. Kunyit
Kunyit (Curcuma longa linn) merupakan tumbuhan yang lazim di temui di
Indonesia. Kunyit juga dipercaya dapat mengurangi nyeri desminore. Secara
alamiah kandungan senyawa fenolik pada kunyit dapat digunakan sebagai
antioksidan, analgetika, anti-mikroba, anti-inflamasi, dan dapat membersihkan
darah. Senyawa aktif yang terkandung pada kunyit yaitu curcumine. Secara
lebih spesifik kandungan curcumine dapat menghambat terjadinya reaksi
cyclooxygenase (COX) sehingga dapat menghambat dan mengurangi terjadinya
inflamasi dan akan mengurangi serta menghambat kontraksi uterus yang
meyebabkan nyeri haid.
Penelitian yang dilakukan oleh Gita Kostania dan Anik Kurniawati tahun
2016 yang berjudul Perbedaan efektivitas ekstrak jahe dengan ekstrak kunyit
dalam mengurangi nyeri dismenorhea primer pada mahasiswi di asrama jurusan
Kebidanan Poltekkes Surakarta menjelaskan mengenai perbandingan keduanya.
Terdapat perbedaan efektivitas ekstrak jahe dengan ekstrak kunyit dalam
mengurangi nyeri dismenorea primer pada mahasiswi di asrama Kebidanan
Politeknik Kesehatan Surakarta (p=0,04<0,05). Ekstrak jahe lebih efektif dalam
mengurangi nyeri haid dibanding ekstrak kunyit (t-hitung= 9,690>4,802).
Baik Kunyit maupun Jahe telah dipraktekan dalam upaya mengurangi nyeri haid
secara turun temurun. Jahe dan Kunyit telah diteliti dalam meredakan nyeri haid
dan dapat dijadikan evidence based dalam asuhan kebidanan. Dalam ulasan
penelitian ini, ditemukan bahwa efektifitas jahe per oral terbukti lebih efektif dari
penggunaan kunyit dalam mengatasi nyeri desminore.

Anda mungkin juga menyukai