Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Kejang adalah bentuk klinis dari penyimpangan aktivitas listrik di permukaan otak (cortex
cerebri) yang menyebabkan gangguan fungsi sistem saraf.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang timbul akibat kenaikan suhu tubuh yang
disebabkan suatu proses ekstrakranial (Lumbantobing, 2007). Kejang demam adalah kenaika
suhu tubuh biasanya diatas 38,8˚C (Wong, 1999).
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak,
terutama golongan anak umur 6 bulan-3 tahun. Kejang demam jarang terjadi pada anak
setelah usia 5 tahun.
Kejang pada anak merupakan suatu permasalahan serius. Dari seluruh pasien anak yang
datang ke IGD, 1%diantaranya datang dengan keluhan kejang. Kejang yang tidak segera
diatasi dan dihentikan dapat menyebabkan komplikasi serius pada anak.

B. KLASIFIKASI
Menurut Livingston dalam lumbantobing tahun 2007 kejang demam dibagi mejadi 2
golongan, yaitu :
1. Kejang demam sederhana
Ciri-ciri kejang demam sederhana adalah :
a) Kejang bersifat umum
b) Lamanya kejang berlangsung singkat (kurang dari 15 menit)
c) Usia kejang demam pertama kurang dari 6 tahun
d) Frekuensi srangan 1-4kali dalam satu tahun
e) Gambaran EEG (Elektro Encephalography) normal
2. Epilepsi yang dicetus oleh demam
Ciri-ciri adalah:
a) Kejang berlangsung lama atau bersifat fokal/setempat
b) Usia kejang demam pertama lebih dari 6 tahun
c) Frekuensi serangan kejang lebih dari 4 kali dalam setahun
d) Gambaran EEG setelah anak tidak demam abnormal

C. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi kejang demam:
1. Umur
Kejang demam yang terjadi pada anak berusia kurang dari 18 bulan meningkatkan risiko
berulangnya kejang demam pada anak
2. Kenaikan suhu tubuh
Kenaikan suhu tubuh biasanya berhubungan dengan penyakit saluran napas bagian atas,
radang telinga tengah, radang paru-paru, gastroenteritis dan infeeksi saluran kemih.
Kejang jiga dapat pula pada bayi yang mengalami kenaikan suhu sesudah vaksinasi
terutama vaksin pertussis.
3. Faktor genetic
Faktor genetic, yaitu riwayat kejang demam dalam keluarga meningkatkan risiko
berulangnya kejang demam pada anak
4. Gangguan sistem saraf pusat sebelum dan sesudah lahir

D. PATOFISIOLOGI
Kelangsungan hidup sel atau organ otak memerlukan energy yang merupakan hasil
metabolisme. Pada keadaan demam metabolisme dan kebutuhan oksigen terjadi
penigkatan. Pada anak kebutuhan sirkulasi ke otak lebih besar disbanding orang dewasa.
Oleh karena itu kondisi perbedaan potensial membrane terganggu akan terjadi lenbih
besar pada anak dibandingkan orang dewasa sebagai dampak terganggunya metabolisme.
Dampak dari terganggunya potensial membrane akan menyebabkan terjadinya pelepasan
muatan listrik. Lepasnya muatan listrik dapat meluas ke seluruh sel maupun ke
membrane sel sekitarnya dengan bantuan neurotransmitter sehingga menimbulkan
kejang.

E. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik klien dengan kejang demam antara lain:
1. Suhu tubuh lebih dari 38˚C
2. Serangan kejang biasanya berlangsung singkat (kurang dari 15 mmenit)
3. Sifat bangkitan dapat berbentuk :
a) Tonik : mata keatas, kesadaran hilang dengan segera, bila berdiri jatuh kelantai
atau tanah, kaku, lengan fleksi, kaki/kepala/leher ekstensi, tangisan melengking,
apneu, peningkatan saliva
b) Klonik : gerakan meyentak kasar pada saat tubuh dan ekstremitas berada pada
kontraksi dan relaksasi yang berirama, hipersalivasi, dapat mengalami
inkontinensia urin dan feses
c) Akinetik : tidak melakukan gerakan
4. Umumnya kejang berhenti sendiri, anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa
adanya kelainan saraf.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan kejang demam adalah :
1. Funksi lumbal
2. Laboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urin dan kultur darah
3. Bila perlu : CTscan kepala dan EEG

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kiln dengan kejang demam adalah :
1. Pemberian antipiretik
2. Pemberian antikonvulsan
3. Pemberian oksigen jika ada gangguan pernapasan

H. PENCEGAHAN KEJANG DEMAM PADA ANAK


1. Jika anak mengalami kejang demam
a) Orangtua tidak boleh panik
b) Sediakan selalu termometer dan obat penurunan panas dirumah
c) Jika anak pernah mengalami kejang demam, sediakan pula obat antikejang
d) Jika anak mengalami kejang demam, walaupun sudah diberikan obat penurun
panas, berikan obat antikejang lewat dubur dan segera bawa anak ke rumah sakit
2. Kejang demam yang berulang
a) Beberapa penelitian menemukan, setelah anak mengalami kejang demam pertama
kalinya:
- Sebanyak 33% anak akan mengalami kejang demam yang berulang 1kali
- Sebanyak 9% anak akan mengalami kejang demam yang berulang tiga kali
b) Semakin muda usia anak saat mengalami kejang demam untuk pertama kalinya,
semakin besar risiko berulangnya kejang demam

Anda mungkin juga menyukai