PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai
contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri
bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang
telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak
pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi
oleh kebudayaanyang dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat
yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh,
masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam
persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara apda masyarakat
tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan
akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
2
1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian
rupa oleh seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara
umum)
3
2) Menutup pasien untuk prisedur tertentu
1).Kejujuran
2) Care
3) empati
4).Lemah Lembut
7) altruisme
8) berbuat baik
9) keadilan
10) jujur
Menurut teori klasifikasai nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu
nilai apabila keyakinan tersebut memenuhi tujuh kriteria sebagai berikut:
6) Bertindak
4
7) bertindak denngan pola konsisten
d. Keyakinan
Ada beberapa pengertian tentang keyakinan, yaitu sebagi berikut:
e. Sikap
Sikap adalh suasana perasaan atau sifat, dimana prilaku yang ditujukan kepada
orang, objek, kondisi atau situasi, baik secaa tradisional maupun nulai atau
keyakinan. Sikap dapat diajarkan melalui cara:
Setiap individu belajar dari seperangkat contoh melaui prilaku orang lain yang
diterimanya,
Membujuk atau meyakinkan seseorang mempunyi dasar kognitf. Hal ini tidak
terkait dengan aspek emosional dari prilaku seseorang.
4) pilihan terbatas
5
5) Menetapkan melalui peraturan-peraturan
a) Prilaku yang dipelajari biasanya dapat diterima secara sosial dan diterapkan
dalam situasi yang sama dengan waktu yang akan dating
b) Berprilaku dalam cara tertentu karena takut diberi sanksi, sehingga tidak
mempertimbangkan nilai benar atau salah
6
sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan
pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi
kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta
kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu
dilakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya
kepada pasen tersebut. Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting
dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasen diminta untuk memilih
atas pertanyaan berikut:
4. Menonton televisi.
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu
dengan disertai sanksi Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabila
norma tidak dilakukan (Widjaja, 1985: 168).
7
Dengan norma, masyarakat memasukkan aturan atau kaidah yang dipakai sebagai
tolak ukur untuk menilai sesuatu.
Walaupun nilai moral biasanya menumpang pada nilai- nilai lain, namun
ia tampak seperti sebuah nilai baru, bahkan sebagai nilai yang paling tinggi. Nilai
moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung
semacam undangan atau imbauan. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa
hanya nilia ini menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila mita
meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan
nilia-nilia moral.
c. Mewajibkan
Berhubungan erat dengan ciri bahwa nilai-nilai moral mewajibkan kita
secara absolut dan dengan tidak bisa ditawar-tawar. Dalam nilai moral terkandung
suatu imperatif kategoris, Sedangkan nilai-nilai lainnya hanya berkaitan dengan
imperatif hipotesis. Artinya, kalu kita ingin merealisasikan nili-nilai lain kita
harus menempuh jalan tertentu.
d. Bersifat formal
Nilai moral tidak merupakan sutau jenis nilai yang bisa ditempatkan begitu
saja disamping nilai-nilai jenis lainnya. Nilai-nilai moral tidak membentuk suatu
kawasan khusus yang terpisah dari nilai-nilai lain. Nilai-nilia moral tidak
memiliki “isi” tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral
8
yang “murni”, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal itulah yamg kita maksudakan
dengan mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal.
- Norma Moral
Dalam bahasa latin arti yang pertama adalah Carpenters square: siku-siku
yang dipakai tukang kayu untuk mengcek apakah benda yang dikerjakan sungguh-
sungguh lurus. Asal-usul ini membantu kita untuk mengerti maksudnya. Dengan
norma kita maksudkan aturan atau kaidah yang kita pakai sebagai tolak ukur
untuk mengukur sesuatu. Ada tiga macam norma umum, yaitu norma kesopanan
atau etiket, norma hukum dan norma moral. Etiket misalnya benar-benar
mengandung norma yang mengatakan apa yang harus kita lakukan. Norma hukum
juga merupakan norma penting yang menjadi kenyataan dalam setiap masyarakat.
Norma moral menentukan apakah prilaku kita baik atau buruk dari sudut etis.
Karena itu norma moral merupakan norma tertinggi, yang tidak bisa ditaklukan
pada norma lain.
Norma moral pada dasarnya absolut, maka mudah diterima juga bahwa norma itu
bersifat obyektif dan universal
9
Tes yang paling penting yang kita miliki untuk menguji benar tidaknya
norma moral adalah generalisasi norma. Norma moral adalah benar jik bisa
digeneralisasikan dan tidak benar jika tidak bisa digeneralisasikan .
Menggeneralisasikan norma berarti memperlihatkan bahwa norma itu berlaku
untuk semua orang. Bila bisa ditujukan bahwa suatu norma bersifat umum, maka
norma itu sah sebagai norma moral.
Norma dasar terpenting: Martabat manusia
Dalam mengusahakan refleksi tentang martabat manusia ini sekali lagi kita
mengikuti filsuf jerman, Imanuel Kant. Menurut kant, kita harus menghargai
martabta manusia, karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang merupakan
tujuan pada dirinya. Benda jasmani kita gunakan untuk tujuan-tujuan kita.
10
Berbicaralah sesuai waktu dan kondisi lawan bicara kita, Janganlah orang
yang sedang beribadah, kita ajak berbicara karena itu tidak sopan
meskipun lawan bicara kita adalah orang terdekat kita.
11
BAB III
PENUTUP
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
perbaikan di makalah-makalah selanjutnya.
12