Anda di halaman 1dari 3

Ekspor RI Turun 3,24 Persen di Januari

2019
Septian Deny
15 Feb 2019, 13:15 WIB

Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara


total ekspor Indonesia pada Januari 2019 mengalami penurunan 3,24 persen
dibandingkan Desember 2018 dan Januari 2018 sebesar 4,7 persen (yoy). Pada Januari
2019, ekspor Indonesia sebesar USD 13,8 miliar, sedangkan di Desember 2018
sebesar USD 14,3 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor Januari 2019 tersebut


disebabkan oleh menurunnya ekspor migas sebesar 29,3 persen, yaitu dari USD 1,74
miliar menjadi USD 1,23 miliar.

"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 29,76
persen, menjadi USD 75,1 juta dan ekspor minyak mentah 77,25 persen menjadi USD
72,1 juta. Demikian juga ekspor gas turun 17,77 persen menjadi USD 1,08 miliar," ujar
dia di Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Sementara ekspor nonmigas, lanjut dia, mengalami naik 0,38 persen, dari USD 12,5
miliar menjadi USD 12,6 miliar. Peningkatan ekspor nonmigas tersebut khususnya
terjadi pada kelompok bijih, kerak dan abu logam sebesar USD 80,3 juta atau 37,8
persen. Sedangkan penurunan ekspor terbesar terjadi pada mesin-mesin dan pesawat
mekanik sebesar USD 127,1 juta atau 22,42 persen.

Komoditas nonmigas lain yang mencatatkan peningkatan nilai ekspor yaitu bahan kimia
organik sebesar USD 74,8 atau 32,12 persen, besi dan baja sebesar USD 51,3 juta atau
10,84 persen, kendaraan dan bagiannya USD 46,8 juta atau 7,7 persen, serta alas kaki
USD 42,1 juta atau 9,85 persen.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan selain mesin dan pesawat mekanik
yaitu peralatan listrik USD 94,7 juta (12,81 persen, berbagai produk kimia USD 36,8 juta
(11,06 persen), bahan bakar mineral USD 34,4 juta (1,76 persen) dan nikel USD 26,7
juta (41,04 persen).

"Jadi yang mengalami kenaikan yaitu Biji kerak ekspor ke China dan Filipina; kimia
organik ke China, Jepang dan India; besi baja ke China, Korea Selatan dan Taiwan.
Yang turun itu mesin dan pesawat mekanik ke Jepang, Singapura dan Thailand serta
mesi dan peralatan listrik ke Jepang, Singapura dan Amerika Serikat," tandas dia.

Anda mungkin juga menyukai