Tugas Ekonomi Int
Tugas Ekonomi Int
2019
Septian Deny
15 Feb 2019, 13:15 WIB
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 29,76
persen, menjadi USD 75,1 juta dan ekspor minyak mentah 77,25 persen menjadi USD
72,1 juta. Demikian juga ekspor gas turun 17,77 persen menjadi USD 1,08 miliar," ujar
dia di Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Sementara ekspor nonmigas, lanjut dia, mengalami naik 0,38 persen, dari USD 12,5
miliar menjadi USD 12,6 miliar. Peningkatan ekspor nonmigas tersebut khususnya
terjadi pada kelompok bijih, kerak dan abu logam sebesar USD 80,3 juta atau 37,8
persen. Sedangkan penurunan ekspor terbesar terjadi pada mesin-mesin dan pesawat
mekanik sebesar USD 127,1 juta atau 22,42 persen.
Komoditas nonmigas lain yang mencatatkan peningkatan nilai ekspor yaitu bahan kimia
organik sebesar USD 74,8 atau 32,12 persen, besi dan baja sebesar USD 51,3 juta atau
10,84 persen, kendaraan dan bagiannya USD 46,8 juta atau 7,7 persen, serta alas kaki
USD 42,1 juta atau 9,85 persen.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan selain mesin dan pesawat mekanik
yaitu peralatan listrik USD 94,7 juta (12,81 persen, berbagai produk kimia USD 36,8 juta
(11,06 persen), bahan bakar mineral USD 34,4 juta (1,76 persen) dan nikel USD 26,7
juta (41,04 persen).
"Jadi yang mengalami kenaikan yaitu Biji kerak ekspor ke China dan Filipina; kimia
organik ke China, Jepang dan India; besi baja ke China, Korea Selatan dan Taiwan.
Yang turun itu mesin dan pesawat mekanik ke Jepang, Singapura dan Thailand serta
mesi dan peralatan listrik ke Jepang, Singapura dan Amerika Serikat," tandas dia.