Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TEST FORMATIF

“Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Aspek Hukum Dan Etika Rumah Sakit”

Dosen :

Fresley Hutapea, MH.MARS

Di Susun Oleh :

Laura Tabita (186080029)

MARS 28C

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

TAHUN 2020
TEST FORMATIF
MATA KULIAH : ASPEK HUKUM DAN ETIKA RS

(30 MENIT)

Sebuah Rumah Sakit kelas B sebagai RS Pendidikan ingin melakukan pengembangan RS


dibawah Yayasan Pendidikan yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dimaksud
mengalami beberapa permasalahan dibidang Organisasi, Pelayanan dan Pendidikan serta bidang
Keuangan shg memerlukan suatu pemecahan masalah.

 Masalah dalam bidang Organisasi RS tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
kondisi RS sekarang ini cenderung diatur,dikuasai oleh kelompok tertentu dimana
struktur kurang sesuai dengan RS Pendidikan dan tidak terlihat adanya pembagian
tugas yang jelas, tidak jelas tupoksi masing-masing, sehingga dipandang perlu ada
penataan organisasi sesuai ketentuan
 Masalah dalam pendidikan dimana hubungan dengan Yayasan dan juga Fakultas
Kedokteran kurang baik dimana Staf pengajar tdk mau melakukan praktek di RS tersebut
sehingga RS kekurangan dokter dalam pelayanan.pada hal RS akan segera mengikuti
akreditasi

 Masalah dari aspek pelayanan belum teratur dalam suatu sistem pelayanan sehingga
kehadiran dokter tidak tepat waktu, jam pemberian pelayanan tidak sesuai aturan dan
Standar pelayanan sehinga banyak keluhan masyarakat. Sebagai akibat kuarangnya
dokter jadi terdapat antrian yang cukup panjang dalam pelayanan poliklinik rawat jalan .
Selain itu ada pula komplain tentang adanya dugaan malpraktek.

 Masalah dari segi keuangan terdapat tagihan ke BPJS yang belum dibayar dan masih
banyak klaim ke BPJS yg belum diverifikasi sehinga pembayaran jasa dokter terlambat 2
bulan tanpa penjelasan dari Direksi,Cash flow keuangan sangat terganggu dan sering
terdapat kekosongan kekuangan. Disamping itu tarif pelayanan RS juga tidak jelas serta
pembagian jasa juga tidak jelas ketentuannya, sehingga tidak optimal dalam pelayanan
akibatnya BOR menurun Pertanyaan:
1. Bila Saudara diangkat sebagai Direktur RS dimaksud dengan pendidikan yang Saudara
peroleh sebagai MARS langkah-langkah apa yang Saudara lakukan dan Tentukan
prioritasnya, mana yang lebih dahulu dilaksanakan?

2. Bagaimana Saudara melakukan pembenahan dibidang Organisasi, Pelayanan dan


keuangan, Jelasakan pula cara mengatasi kekurangan dokter dan uapaya apa supaya dapat
mengikuti akreditasi . Uraikan pembenahan tiap-tiap bidang.

3. Bagaimana dengan keinginan meningkatkan pendapatan RS.Jelaskan usaha usaha yang


mungkin dilakukan Direksi dan ,Yayasan dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan
RS , .

SELAMAT BEKERJA ---


1. PRIORITAS PEMECAH MASALAH

Prioritas pemecah masalah menggunakan metode efektifitas dan efisiensi


program. Penilaian yang diberikan dalam metode ini di bagi menjadi 2 kriteria :
1. Efektifitas
Dalam menentukan efektifitas jalan keluar, diperlukan kristeria tambahan :
a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude/M)
b. Sensitifitas jalan keluar (Vurnerability/V)
C. Pentingnya jalan keluar (Importancy/I)

Jenis penilaian yang diberikan adalah :


Nilai 1 : tidak penting untuk diprioritaskan
Nilai 2 : Kurang penting untuk di prioritaskan
Nilai 3 : cukup penting untuk diprioritaskan
Nilai 4 : Penting untuk diprioritaskan
Nilai 5 : Sngat penting untuk di prioritaskan

2. Efisiensi
Nilai efisiensi ini biasanya terkait dengan biiaya (Cost/c) yang diperlukan untuk
melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan tidak efisien jalan keluar
tersebut. Adapun keriteria jalan keluar adalah :
Nilai 1 : tidak efisien
Nilai 2 : Kurang efisien
Nilai 3 : cukup efisien
Nilai 4 : efisien
Nilai 5 : Sngat efisien
Perhitungan nilai P (Prioritas) untuk setiap alternative jalan keluar dengan cara
membagi hasil perkalian M x V x I Dengan C. Setelah diketahui nilai masing-masing
maka nilai tertinggi merupakan prioritas pemecahan masalah.

Daftar Alternatif Pemecah Masalah EFektifitas Efisiensi Nilai


M V I C MxVxI :
C
A. Organisasi RS tidak sesuai dengan 3 3 2 5 3,6
peraturan yang berlaku dan kondisi RS
sekarang ini cenderung diatur
B. hubungan dengan Yayasan dan juga 3 4 3 4 9
Fakultas Kedokteran kurang baik dimana Staf
pengajar tdk mau melakukan praktek di RS
tersebut sehingga RS kekurangan dokter dalam
pelayanan
C. Masalah dari aspek pelayanan belum teratur 5 4 4 4 20
dalam suatu sistem pelayanan sehingga
kehadiran dokter tidak tepat waktu, jam
pemberian pelayanan tidak sesuai aturan dan
Standar pelayanan sehinga banyak keluhan
masyarakat
D. Masalah dari segi keuangan terdapat tagihan 5 5 5 4 31,2
ke BPJS yang belum dibayar dan masih banyak
klaim ke BPJS yg belum diverifikasi sehinga
pembayaran jasa dokter terlambat 2 bulan
tanpa penjelasan dari Direksi,Cash flow
keuangan sangat terganggu dan sering terdapat
kekosongan kekuangan.

Menetapkan Menetapkan cara


Menetapkan
penyebab penyelesaian
Masalah
Masalah masalah

Memeriksa Menilai hasil

Memperbaiki Menyusun saran

Merencanakan Tindak Lanjut

Melaksanakan

2. CARA PENYELESAIAN MASALAH

A. Organisasi dalam rumah sakit sangat lah penting karena adanya organisasi rumah
sakit akan lebih efektif, efesien dan akuntabel dalam rangka mencapai visi dan
misi rumah sakit sesuai tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance).
- Organisasi rumah sakit harus di sesuaikan dengan besarnya kegiatan dan beban
kerja rumah sakit.
- Dan harus membagi habis seluruh tugas dan fungsi rumah sakit.

Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri dari :

- Kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit


- Unsur pelayanan medis
- Unsur keperawatan
- Unsur penunjang medis
- Unsur administrasi umum dan keuangan
- Komite medis
- Satuan pemeriksa internal

Struktur organisasi di buat dan dipilih oleh direktur serha jajaran nya, dan sifat
organisasi tidak tetap atau dapat berubah-ubah. Dan direktur harus bener-bener
memilih orang yang tepat dan sesuai untuk menempati jabatan tersebut. Agar
tujuan utama, visi, dan misi rumah sakit dapat terwujud.

Pedoman organisasi di atur dalam aturan presiden rebuplik Indonesia No 77


Tahun 2015 tentnag pedoman organisasi rumah sakit.

B. Memiliki hubungan yang baik antara yayasan dan falkutas kedokteran adalah hal
yang harus dilakukan dari antara kedua bela pihak, karena masing masing dari
mereka sama-sama membutuhkan satu sama lain, dan memiliki kerja sama dalam
dunia medis. Jika terdapat masalah seperti ini maka dari itu hal pertama yang
harus di lakukan management rumah sakit adalah indentifikasi masalah, Mencari
masalah dan mencari akar permasalahannya dan melakukan perbaikan dengan
segera. Karena dokter adalah SDM yang terpenting di rumah sakit anda, dan SDM
adalah indentitas rumah sakit. SDM rumah sakit terdiri dari tenaga kesehatan dan
non kesehatan, SDM rumah sakit merupakan aset rumah sakit yang sangat
berharga. Karena dengan ada nya hubungan yang baik antara yayasan dan falkutas
kedokteran, akan dapat lebih kuat untuk mewujudkan visi misi bersama.

Ketidakseimbangan yang sering terjadi rumah sakit adalah SDM, Infrastruktus


dan teknologi, dengan ada nya kerja sama antara yayasan dan falkutas kedokteran

Dengan adanya kerja sama dan hubungan yang baik antara yayasan dan rumah
sakit kita dapat mengeksplorasi potensi kolaborasi dan kemitraan serta berbagi
pengetahuan dan teknologi mutakhir guna kemajuan pengembangan kapasitas
institusi dalam pendidikan kedokteran, manajemen rumah sakit, dan teknologi
kesehatan.
C. Jam buka Unit pelayanan rumah sakit telah di atur di SPM (Standar Pelayanan
Minimal) Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 129/Menkes/SK/II/2008.

Unit Pelayanan Standar


UGD 24 Jam
Rawat Jalan 08:00 s/d 13:00 setiap hari kerja kecuali jumat :
08:00 – 11:00
Rawat Inap Perawatan : 24 jam
Jam visit dokter : 08:00 s/d 14:00 setiap hari

Keterlambatan dokter dari jadwal jam praktek yang sudah di jadwalkan sangat
berpengaru dengan kepuasan pasien. Dan bila dokter terlambat datang dalam
memberikan pelayanan maka kepuasan pasien akan turun tetapi sebaliknya bila
dokter datang tepat waktu akan meningkatkan kepuasan pasien. Dengan
Memberikan layanan prima terhadap pelanggan merupakan suatu hal yang harus
dilakukan oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan untuk mempertahankan
loyalitas pelanggan. Salah satu aspek yang yang diyakini untuk mendapatkan
pelanggan yang loyal adalah ketepatan dokter datang tepat waktu pada saat jam
praktik.

Yang harus dilakukan dari manajment rumah sakit adalah :

- Menegur dokter tersebut, sambil menanyakan ada kendala apa ? kenapa


beliau sering datang telat, dan berikan solusi atas alasan beliau
- Jika masih terus telat berikan teguran dan sangsi atau surat SP, atas
perilaku dokter yang sering datang terlambat.

Memberlakukan standar mutu kehadiran dokter tepat waktu disertai dengan


memberikan reward / penghargaan bagi dokter yang hadir tepat waktu dan
punishment / sanksi berupa surat teguran, dapat menurunkan frekuensi
keterlambatan kehadiran dokter.

Komunikasi antara petugas di poliklinik (perawat) dan dokter yang melakukan


praktik merupakan faktor penting, agar program yang akan dilaksanakan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Kurangnya dokter atau SDM dengan antrian yang panjang di poliklinik


rawat jalan.
Analisa tentang kebutuhan tenaga pelayanan dokter harus di perhatikan dengan
benar, dengan cara rumah sakit melihat data kunjungan pasien di tahun sebelum
nya dan disamakan dengan kebutuhan jumblah dokter di rumah sakit tersebut.

KlasifikSI kebutuhan tenaga medis telah di atur di peraturan mentri kesehatan


republik indonesia No 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit

Tipe Kebutuhan Tenaga Medis


Rumah sakit Paling sedikit terdiri dari :
Tipe A a. 18 (delapan belas) dokter umum untuk pelayanan medik
dasar;
b. 4 (empat) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi
mulut;
c. 6 (enam) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar;
d. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis penunjang;
e. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis lain;
f. 2 (dua) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik subspesialis; dan g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk
setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.

Rumah sakit paling sedikit terdiri atas:


a. 12 (dua belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
Tipe B
b. 3 (tiga) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi
mulut;
c. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar;
d. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis penunjang;
e. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis lain; f. 1 (satu) dokter subspesialis untuk setiap jenis
pelayanan medik subspesialis; dan
g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis gigi mulut.

Rumah sakit paling sedikit terdiri atas:


a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
Tipe C
b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar;
d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis penunjang; dan
e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis gigi mulut.

Rumah sakit paling sedikit terdiri atas:


a. 4 (empat) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
Tipe D
b. 1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi
mulut;
c. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar.

Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:


Umum Kelas D a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi
Pratama Rumah Sakit;
b. 1 (satu) apoteker yang bertugas di rawat inap dan rawat jalan
yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang tenaga teknis
kefarmasian;
c. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan,
distribusi dan produksi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah
Sakit.

Sejak era BPJS dimulai, hampir berbagai Rumah Sakit di Indonesia dipusingkan
dengan peningkatan kunjungan poliklinik. Karena tiap tahun pasien terus
meningkat, sementara penambahan fasilitas dan sarana tergolong minim, akhirnya
pengguna kartu BPJS ketika berobat di poliklinik terpaksa antrian panjang.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan yang diberitakan tahun 2016, bahwa telah
terjadi peningkatan pengguna kartu BPJS Kesehatan yang cukup pesat. Total
pemanfaatan sepanjang 2014 tercatat 92,3 juta kunjungan meningkat menjadi
146,7 juta pada tahun 2015. Diperkirakan sebanyak 39,8 juta kunjungan berobat
rawat jalan di Poliklinik. Maknanya, sejak adanya kartu BPJS, masyarakat sangat
peduli dengan kesehatan dan ketika sakit langsung berobat ke layanan kesehatan.
Terutama mengkonsultasikan penyakitnya ke poliklinik.

Cara agar rumah sakit dapat menangani antrian panjang di polikklinik


rawat jalan dengan berlakukan sistim antrian digital, bisa lewat SMS atau via
website. Salah satu contoh nya di tempat kami residensi di rumah sakit sentosa
bandung mengunakan aplikasi telegram untuk mendaftar dan mendapatkan nomor
antrian, dan pasien akan di beritaukan jam berapa mereka harus sudah sampai
rumah sakit. Sehingga tidak lagi ada antrian panjang di poliklin rawat jalan, dan rs
sentosa bandung sedang mengerjakan program 0 antrian pasien di rawat jalan.

Komplain tentang ada nya malpraktek

Perlu kita ketahui bahwa Rumah Sakit merupakan institusi yang sangat kompleks
dan penuh dengan resiko yang tinggi dalam pelayanan nya. Salah satu pilar
pelayanan medis adalah dengan peranan staff medis yang dominan. Kualitas
pelayanan RS sangat ditentukan oleh kinerja para staff medis terlebih lagi bahwa
kinerja para staff medis ini sangat mempengaruhi dengan keselamatan pasien di
Rumah Sakit. Direktur rumah sakit bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksut dalam Pasal 46 UU No.44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit. Untuk itu, Rumah sakit harus menerapkan model
komite medis yang menjamin tata kelola klinis untuk melindungi pasien. Hal ini
sejalan dengan amanat perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan dan
perumahsakitan. Dalam wadah komite medis, rumah sakit harus mengatur
pemberian kewenangan klinis setiap staff medis sesuai dengan kompetensinya dan
dibantu dengan melibatkan mitra bestarinya sebagai pihak yang paling
mengetahui masalah keprofesian nya yang bersangkutan.

Jadi jika doker di duga melakukan malpraktek :

- dokter yang bersangkutan tersebut dipanggil untuk menghadiri rapat


komite medis dengan dihadiri oleh direksi dan mitra bestari nya untuk
diberi waktu menjelaskan dan membahas kondisi-kondisi klinis apa yang
ditemui pada diri pasien dan dalam menentukan langkah yang seharusnya
diambil oleh dokter tersebut dengan melibatkan teman seprofesinya untuk
memberi opini yang profesional mengenai kompetensi dan tindakan yang
telah dilakukan oleh dokter yang bersangkutan.
- Setelah direksi Rumah Sakit tahu kronologis dan kondisi berdasar
keterangan dari dokter yang bersangkutan, maka perlu dilakukan
pertimbangan adanya jalur mediasi antara pihak pasien, dokter yang
terlibat dan juga pihak rumah sakit dengan para mediator. Pihak Rumah
Sakit dapat melibatkan IDI setempat yang selanjutnya akan diteruskan
kepada MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran). Dalam proses
mediasi terdapat negosisasi antar pihak dengan harapan tercapainya solusi
yang menguntungkan bagi kedua belah pihak terkait. Namun apabila
negosiasi tidak berhasil dicapai maka akan dilanjutkan dengan adanya
laporan dari korban atau dalam hal ini adalah pasien kepada polisi.
- Ketika negosiasi tidak tercapai maka pihak dokter dan rumah sakit terkait
dapat membawa kasus tersebut ke MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia) guna menjadi bahan pertimbangan yang diserahkan
ke Pengadilan guna pengambilan keputusan akhir.
-

3. Cara meningkatkan pendapatan rumah sakit

Isu penting yang sekamin relevan dalam manejemen rumah sakit adalah hubungan antara
perilaku rumah sakit dengan teknologi kedokteran, mekanisme pasar dan perilaku
ekonomi profesional dalam lingkungan yang dipengaruhi globalisasi. Industri jasa
layanan kesehatan (rumah sakit) yang menara gadingpun akan menghadapi ancaman yang
sama. Mengingat masyarakat pengguna jasa tersebut selalu ingin mendapat layanan yang
lebih murah (bahkan nyaris gratis), makadari itu perkembangan teknologi, pengaruh pasar
dan perilaku profesional rumah sakit sangat mempengaruhi pendapatan rumah sakit. lebih
cepat dan lebih baik.

terdapat lima cara yang dapat meningkatkan pendapatan RS, yaitu;

- meningkatkan kepuasan pasien,


- mengurangi readmission,
- mengurangi pengujian yang tidak perlu,
- memahami kinerja siklus pendapatan,
- serta berinvestasi dalam teknologi yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai