ABSTRAK
Kondisi sistem drainase kompleks kantor Bupati Minahasa yang mengalami penurunan dalam fungsi
pelayanannya disebabkan oleh jaringan dan kapasitas saluran drainase yang tidak memadai, mutu
operasi saluran drainase yang masih sub standar serta adanya degradasi kualitas catchment area di
hulu dan di hilir. Permasalahan yang sering muncul adalah genangan di ruas jalan sebelah Selatan
dan sebelah Barat kompleks kantor Bupati, yang terjadi pada saat curah hujan tinggi. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi penyebab genangan serta memberikan solusi penanganan genangan yang
terjadi.
Metodologi yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data spasial, data sistem drainase
eksisting, data hidrologi, data hidrolika serta data teknik lainnya. Analisis hidrologi dilakukan untuk
mendapatkan debit rencana (Qrenc). Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisa frekuensi
terhadap data curah hujan dengan kala ulang 10 tahun menggunakan metode log Pearson III.
Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan menggunakan rumus Mononobe. Debit rencana
dihitung menggunakan metode rasional. Untuk menghitung debit kapasitas (Q kaps) dari saluran dan
gorong-gorong, dilakukan analisis hidrolika. Dari perbandingan antara debit rencana dan debit
kapasitas (Qrenc ≤ Qkaps), dapat diketahui kemampuan dari setiap saluran dan gorong-gorong dalam
menampung debit rencana.
Berdasarkan hasil analisis, dari 81 ruas saluran dan 32 gorong-gorong sistem drainase eksisting, 79
ruas memenuhi kapasitas, 2 ruas tidak memenuhi kapasitas sedangkan untuk gorong-gorong 31
memenuhi kapasitas dan 1 tidak memenuhi kapasitas. Genangan diatasi dengan mengalihkan
sebagian pola aliran dari zona I (zona IA) ke zona II. Pada sistem drainase baru, 81 saluran eksisting
tetap dipertahankan sedangkan 32 gorong-gorong eksisting memerluka penambahan 1 gorong-
gorong baru, menjadi 33 gorong-gorong. Secara teknis, persoalan sampah dapat diatasi dengan
membuat saringan sampah (trash rack) pada bagian inlet gorong-gorong dan secara non teknis
diatasi dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan.
Kata kunci : Genangan, Sistem Drainase, Debit Rencana, Debit Kapasitas
599
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
terlebih khusus di jalan sebelah Selatan dan dampak negatif berupa kerusakan
sebelah Barat kantor Bupati. infrastruktur kota dan harta benda milik
masyarakat.
Batasan Masalah 2. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke
Lingkup pembahasan dibatasi pada : badan air terdekat secepatnya agar tidak
1. Lokasi yang ditinjau hanya di kompleks membanjiri atau menggenangi kota yang
kantor Bupati Minahasa. dapat merusak selain harta benda masyarakat
2. Pembahasan dan analisis hanya pada juga infrastruktur perkotaan.
limpasan akibat air hujan. 3. Mengendalikan sebagian air permukaan
3. Kekuatan struktural dari saluran drainase akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk
tidak diperhitungkan. persediaan air.
4. Meresapkan air permukaan untuk menjaga
Tujuan Penelitian kelestarian air tanah.
Penelitian ini, bertujuan :
1. Mengevaluasi sistem drainase eksisting di Jenis-Jenis Drainase
kompleks kantor Bupati Minahasa dari segi Jenis-jenis drainase dapat dibedakan
teknis maupun non teknis. berdasarkan sejarah terbentuknya, letak
2. Merencanakan suatu sistem drainase di bangunan dan berdasarkan fungsi (Gunadarma,
kompleks kantor Bupati Minahasa hingga 1997).
saluran pembuang untuk mengatasi genangan, Jenis drainase berdasarkan sejarah terbentuknya:
dengan memaksimalkan sistem drainase (a) drainase alamiah (natural drainage);
eksisting. (b) drainase buatan (artificial drainage).
Jenis drainase berdasarkan letak bangunan:
Manfaat Penelitian (a) drainase permukaan tanah (surface
Secara umum manfaat dari penelitian ini drainage);
adalah mengidentifikasi penyebab genangan (b) drainase bawah permukaan tanah
serta memberikan solusi mengenai penanganan (subsurface drainage).
genangan di kompleks kantor Bupati Minahasa. Jenis drainase berdasarkan fungsi;
(a) single purpose;
(b) multi purpose.
LANDASAN TEORI
Sistem Drainase Perkotaan Sistem Jaringan Drainase Perkotaan
Menurut Suripin (2004), drainase Dalam Materi Bidang Drainase pada
mempunyai arti mengalirkan, menguras, Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang
membuang atau mengalihkan air. Secara Umum, PLP Ditjen Cipta Karya (2011) dijelaskan bahwa
drainase dapat diartikan sebagai serangkaian berdasarkan fungsi layanannya, sistem jaringan
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi drainase perkotaan dibagi atas:
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu (a) sistem drainase lokal (minor urban
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat drainage);
difungsikan secara optimal. (b) sistem drainase utama (major urban
Sistem drainase perkotaan adalah prasarana drainage;
yang terdiri dari kumpulan sistem saluran di
dalam kota yang berfungsi mengeringkan lahan (c) pengendalian banjir (Flood Control.
perkotaan dari banjir/genangan akibat hujan Berdasarkan fisiknya, jaringan sistem drainase
dengan cara mengalirkan kelebihan air terdiri atas:
permukaan ke badan air melalui sistem saluran- (a) sistem saluran primer;
saluran tersebut. (Diseminasi dan Sosialisasi (b) sistem saluran sekunder;
Keteknikan Bidang PLP Ditjen Cipta Karya, (c) sistem saluran tersier.
2011).
Menurut Gunadarma (1997) dalam
Fungsi Drainase Perkotaan pengertian jaringan drainase, sesuai dengan
Drainase perkotaan berfungsi : fungsi dan sistem kerjanya jenis saluran dapat
1. Mengeringkan bagian wilayah kota yang dibedakan menjadi;
permukaan lahannya lebih rendah dari (a) interceptor drain, adalah saluran yang
genangan sehingga tidak menimbulkan berfungsi sebagai pencegah terjadinya
600
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
Analisis Hidrologi
Hidrologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari seluk beluk air, kejadian dan
distribusinya, sifat fisik dan sifat kimianya, serta
tanggapannya terhadap perilaku manusia (Chow,
1964).
Menurut Marta dan Adidarma (1983),
Gambar 1. Lay-Out Umum dari Sistem Drainase “Hidrologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
Perkotaan yang mempelajari tentang terjadinya,
Sumber : Diseminasi dan Sosialisasi pergerakan, dan distribusi air di bumi, baik
Keteknikan Bidang PLP Ditjen Cipta Karya, diatas maupun dibawah permukaan bumi,
2011 tentang sifat fisik dan kimia air serta reaksinya
terhadap lingkungan dan hubungannya dengan
Faktor yang Berpengaruh dalam Sistem kehidupan”.
Drainase Perkotaan
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
sistem drainase perkotaan adalah : Data Curah Hujan
a) Intensitas Hujan Curah hujan adalah tinggi atau tebalnya
b) Catchment Area hujan dalam jangka waktu tertentu yang
c) Pertumbuhan Daerah Perkotaan dinyatakan dalam satuan mm.
d) Faktor Medan dan Lingkungan Data curah hujan yang digunakan sekurang-
kurangnya 10 tahun terakhir pengamatan yang
Komponen Sistem Drainase Perkotaan diperoleh dari minimal 1 (satu) stasiun pencatat
1. Saluran. curah hujan terdekat di lokasi perencanaan.
2. Bangunan Persilangan.
- Gorong-gorong. Periode Ulang Hujan (PUH)
- Siphon drainase. Periode ulang adalah hujan dengan jangka
waktu tertentu dan intensitas tertentu dianggap
3. Bangunan terjun.
bisa terjadi atau kemungkinan terjadinya satu
4. Tanggul. kali dalam batas priode yang ditetapkan. Periode
5. Bangunan Penangkap Pasir.
6. Pintu Air.
601
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
Secara teoritis langkah awal penentuan tipe hujan jangka pendek dapat digunakan rumus
distribusi dapat dilihat dari parameter-parameter Tallbot, Sherman, Ishiguro. Apabila data hujan
statistik data pengamatan lapangan. Prameter- jangka pendek tidak tersedia dapat dihitung
parameter yang dilakukan adalah Cs, Cv, dan Ck. dengan rumus Mononobe (Suripin,2004).
Kriteria pemilihan untuk tipe-tipe distribusi Rumus Mononobe :
berdasarkan parameter statistik adalah sebagai 24 2 3
24
berikut : ( 24 )(
tc )
(1)
602
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
603
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
604
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
a). Trapesium
Jalan, Peta Tata Guna Lahan, Peta Saluran dan Bangunan
Topografi, Data Kependudukan Data Saluran dan Bangunan Pelengkap, Data Arah
Pelengkap Aliran
b). Segiempat
c). Setengah lingkaran Pengolahan Data
d). Segitiga
e). Lain-lain Analisa Hidrolika
Bentuk Saluran, Kecepatan
Analisa Hidrologi
Hujan Rencana, Kala Ulang,
DPS, Waktu Konsentrasi,
Rata-rata, Koefisien Kekasaran
Koefisien run-off, Kemiringan
Analisa Hidrolika
METODOLOGI PENELITIAN Sistem Jaringan Drainase
Rencana
Qkaps Qrenc
25” - 1250 01’ 58” BT dan 010 06’ 06” - 010 30’
01” U Secara administratif Tondano terbagi Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
dalam 4 kecamatan dan 36 kelurahan dengan luas
keseluruhannya mencapai 104,14 km² (BPS Uraian Kegiatan
Kabupaten Minahasa, 2015). Pelaksanaan penelitian dimulai dengan
Lokasi penelitian adalah kompleks kantor penyediaan data, berupa :
Bupati Minahasa, yang terletak di kelurahan - Data spasial; peta topografi, peta situasi, peta
Wawalintouan, kecamatan Tondano Barat. sistem jaringan drainase eksisting, peta
Kantor bupati Minahasa berada pada satu genangan dan peta zona sistem drainase
kompleks yang kelilingi oleh jalan raya. eksisting.
Keadaan topografi Tondano secara umum - Data Hidrologi; data curah hujan harian
berupa dataran, gunung-gunung dan berbukit- maksimum minimal 10 tahun pengamatan.
bukit. - Data Hidrolika; data keadaan, fungsi dan
Seperti daerah lainnya di indonesia, dimensi saluran dan bangunan pelengkap
Tondano yang beriklim tropis mengenal dua beserta sarana drainase lainnya.
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Analisis hidrologi dan hidrolika dilakukan
untuk menentukan nilai debit rencana dan debit
kapasitas. Analisis hidrologi meliputi analisa
data curah hujan, analisa curah hujan rencana
dan analisa debit rencana.
Debit rencana dihitung dengan meng-
gunakan rumus rasional. Diperlukan data-data
antara lain luas DPS (catchment area masing-
masing saluran), intensitas hujan selama waktu
konsentrasi dan nilai koefisien run-off. Intensitas
hujan dihitung menggunakan rumus Mononobe.
Untuk menghitung debit kapasitas digunakan
rumus Manning dengan data masukan yaitu data
dimensi saluran.
Nilai debit rencana dan debit kapasitas
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian kemudian dibandingkan untuk melihat
kemampuan dari setiap saluran. Jika saluran
605
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
tidak mampu menanggung debit yang lewat Genangan di daerah ini terjadi akibat
maka dilakukan penataan ulang sistem drainase tersumbatnya street inlet.
sedangkan jika saluran mampu menampung debit 2. Genangan di jalan sebelah selatan dan di jalan
yang ada maka dapat dilakukan pemeliharaan sebelah barat kantor Bupati Minahasa.
saluran. Posisi kedua jalan ini bersilangan dan
bertemu di perempatan. Pada daerah sekitar
perempatan terjadi luapan air dari saluran. Air
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang meluap, sebagian menuju ke arah jalan
sebelah Selatan dan sebagian lagi tergenang
Permasalahan Genangan di Kompleks Kantor
di jalan sebelah Barat.
Bupati Minahasa
Luapan air juga terjadi pada saluran di
Permasalahan genangan di kompleks kantor
sebelah Selatan, sehingga memperluas daerah
Bupati Minahasa, umumnya disebabkan oleh:
genangan di sekitar jalan ini.
a. Lokasi yang terletak di daerah cekungan
dimana sarana drainase kurang memadai.
Sistem Drainase Eksisting
b. Lokasi rendah yang menerima limpasan dari
Inventarisasi sistem jaringan drainase
kawasan lain.
eksisting diperlukan untuk mengetahui kondisi
c. Terjadinya pendangkalan dan tersumbat-nya
saluran dan gorong-gorong. kapasitas dan permasalahan pada saluran
termasuk dampak akibat permasalahan tersebut.
d. Tersumbatnya tali air / street inlet.
Data-data mengenai sistem jaringan drainase
Berdasarkan hasil survey dan wawancara,
eksisting yang dikumpulkan adalah dimensi
terdapat tiga lokasi genangan yaitu:
saluran dan gorong-gorong, kondisi saluran, per-
1. Genangan di jalan depan kantor Bupati
masalahan, penyebab dan dampak per-masalahan
Minahasa (sebelah Timur).
terhadap kawasan penelitian.
606
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
607
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
608
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
Dari hasil perhitungan di atas dapat berada pada Zona I. Perbandingan debit
disimpulkan bahwa ruas saluran eksisting S. 2-3, kapasitas dan debit rencana saluran dan gorong-
mampu menampung debit rencana. gorong tersebut, dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Komponen Jaringan Sistem Drainase
Analisa Dimensi Gorong-gorong Eksisting Yang Tidak Memenuhi
Sketsa lokasi gorong-gorong sistem drainase Kapasitas
eksisting dapat dilihat pada gambar 7. Ruas Saluran/ Q Q
Perhitungan kapasitas gorong-gorong: No. Zona Gorong-gorong kaps renc
609
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
610
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa, 2015. Minahasa Dalam Angka 2014. Tondano
Chow V. T., 1964 .Handbook of Applied Hydrology, McGraw-Hill, Inc. New York
Gunadharma, 1997, Drainase Perkotaan. Jakarta
Kementerian PU RI, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman, 2011. Materi Bidang Drainase. Diseminasi dan Sosialisasi
Keteknikan Bidang PLP. Jakarta
Kementerian PU RI, Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Keputusan Direktur Jenderal Pengairan
Nomor: 185/KPTS/A/1986 tentang Standar Perencanaan Irigasi. Jakarta
Kementerian PU RI, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, 2004
s/d. 2014, Publikasi Data Hidrologi Sulawesi Utara, Stasiun Klimatologi Paleloan-Tondano.
Manado
Kementerian PU RI, 2014. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M/2014 tentang
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan. Jakarta
611
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.9 September 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732
Martha Joyce, Adidarma Wanny, 1989. Mengenal Dasar-Dasar Hidrologi, NOVA, Bandung
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, ANDI. Yogyakarta
“http: earthexplorer usgs gov ” diakses tanggal 1 gustus 2015
612