Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL

STATEMENT FRAUD (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016-2018)

PROPOSAL TESIS

Diajukan oleh :

Alif Faruqi Febri Yanto

19062020007/Magister Akuntansi

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah dan karuniaNya peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM

MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD” (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2018 ). Penyusunan proposal thesis ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Akuntansi pada Program S2 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini banyak

mendapat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang telah memberikan segala

bantuan, dorongan dan saran dari awal hingga terselesaikannya penelitian skripsi ini, oleh

karena itu pada kesempatan ini izinkanlah peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang

tulus dan penghormatan yang tinggi kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Prof. Dr. Syamsul Huda, M.T selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Dra. EC. Endah Susilowati, M.Si selaku Kepala Jurusan Program Studi

Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Dr.Dwi Suhartini, M.Aks,CMA selaku Koordinator Program Studi Magister

Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Dosen-dosen Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur yang telah berkenan memberikan ilmunya dan

memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

xv
6. Terima kasih kepada Kedua orangtua dan adik tercinta yang selalu memberikan

doa restu, kasih sayang, dukungan moril dan materil selama kuliah hingga

penyelesaian skripsi ini.

7. Terima kasih teman seperjuangan yang telah menjadi sahabat seperjuangan,

teman diskusi dan banyak memberikan dukungan, doa dan perhatian kepada

peneliti selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Terima kasih kepada Sayekti Dwi Wahyuningtiyas yang telah sabar menemani,

memberikan dukungan, doa dan perhatian kepada peneliti selama proses

penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh

sebab itu, peneliti menerima kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan di

masa mendatang dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Surabaya, 10 Desember 2019

Alif Faruqi Febri Yanto

xvi
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................... xv
DAFTAR ISI.................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL............................................................................ xix
DAFTAR GAMBAR....................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................... x
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................ 9
1.3.1 Tujuan Penelitian................................................... 9
1.3.2 Manfaat Penelitian................................................. 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori................................................................. 11
2.1.1 Teori Keagenan........................................................ 11
2.1.2 Kecurangan............................................................... 13
2.1.2.1 Definisi Kecurangan................................... 13
2.1.2.2 Topologi Kecurangan................................... 15
2.1.2.3 Gejala Adanya Kecurangan......................... 17
2.1.2.4 Faktor Pemicu Kecurangan.......................... 18
2.1.3 Fraud Triangle......................................................... 20
2.1.3.1 Definisi Fraud Triangle.............................. 20
2.1.3.2 Elemen Fraud Triangle.............................. 20
2.1.4 Fraud Diamond........................................................ 23
2.1.4.1 Kapabilitas Merupakan Unsur ke Empat... 24
2.1.5 Manajemen Laba...................................................... 24
2.1.6 Kecurangan Laporan Keuangan............................... 27
2.1.6.1 Definisi Kecurangan Laporan Keuangan..... 27
2.1.6.2 Bentuk-bentuk Kecurangan Lap Keuangan. 29
2.2 Penelitian Terdahulu........................................................ 31
2.3 Model Penelitian.............................................................. 33
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian................................ 34
2.4.1 Target Keuangan Sebagai variabel untuk Mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan............................... 34
2.4.2 Stabilitas Keuangan Sebagai Variabel untuk Mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan............................... 34
2.4.3 Efektivitas Pengawasan Sebagai Variabel untuk
Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan........... 35

xvii
2.4.4 Kemampuan Sebagai Variabel untuk Mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan............................... 36
2.4.5 Pergantian Auditor Eksternal Sebagai Variabel untuk
Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan........... 37

III. METODELOGI PENELITIAN


3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Data Variabel...... 38
3.1.1 Variabel Dependen................................................... 38
3.1.2 Variabel Independen................................................ 40
3.1.2.1 Target Keuangan.......................................... 40
3.1.2.2 Stabilitas Keuangan..................................... 41
3.1.2.3 Efektivitas Pengawasan............................... 42
3.1.2.4 Kemampuan................................................. 42
3.1.2.5 Pergantian Auditor Eksternal....................... 43
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel....... 44
3.3 Jenis dan Sumber Data..................................................... 45
3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................. 45
3.5 Metode Analisis Data....................................................... 46
3.5.1 Statistik Deskriptif.................................................... 46
3.5.2 Uji Asumsi Klasik.................................................... 46
3.5.2.1 Uji Normalitas.............................................. 47
3.5.2.2 Uji Multikolonieritas.................................... 47
3.5.2.3 Uji Autokorelasi........................................... 48
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas................................. 48
3.5.3 Pengujian Goodnes of Fit......................................... 48
3.5.3.1 Koefisien Determinasi (R2).......................... 48
3.5.3.2 Uji Signifikasi Model.................................. 49
3.5.3.3 Uji Hipotesis………………………………. 49

xviii
DAFTAR TABEL
Halaman

2.1 Definisi Kecurangan..................................................................... 14

2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................... 31

4.1 Prosedur Pemilihan Sampel.......................................................... 51

DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Fraud Triangle..................................................................... 20

2.2 Fraud Diamond.................................................................... 24

2.3 Model Penelitian................................................................... 33

4.1 Hasil Uji Normalitas............................................................ 55

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................. 59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel Penelitian

Lampiran 2 Daftar Hasil Penelitian Tahun 2014

Lampiran 3 Daftar Hasil Penelitian Tahun 2015

xix
321

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan menjadi suatu instrumen penting dalam operasional

suatu perusahaan. Kondisi perusahaan secara finansial dapat tercermin dalam

laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data

keuangan atau aktivitas operasional suatu perusahaan dengan pihak tertentu

yang membutuhkan data atau aktivitas keuangan perusahaan tersebut.

Laporan keuangan juga dapat menyajikan posisi keuangan suatu perusahaan

serta hasil-hasil yang telah diperoleh oleh suatu perusahaan. Hal-hal

sedemikian telah menjadi suatu dorongan bagi perusahaan untuk menyajikan

laporan keuangannya dengan sebaik mungkin.

Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan

adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kemudian dalam hal

pengambilan keputusan ekonomi laporan keuangan dipengaruhi banyak

faktor, antara lain : keadaan perekonomian, politik dan prospek industri.

Dengan lebih detail Rezaee (2005) mendefinisikan kecurangan pelaporan

keuangan sebagai berikut:

”Kecurangan pelaporan keuangan merupakan suatu usaha yang

dilakukan dengan sengaja oleh perusahaan untuk mengecoh dan

menyesatkan para pengguna laporan keuangan, terutama investor dan

kreditor, dengan menyajikan dan merekayasa nilai material dari laporan

keuangan. Manipulasi keuntungan (earning manipulation) disebabkan

keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor”. Fraud kini

diilustrasikan seperti ulat yang menggerogoti daun tanaman, hingga akhirnya

tanaman tersebut layu dan mati. Fraud tidak hanya merusak rantai
33
kepercayaan antara manajemen dan investor namun juga menciderai nilai-nilai

dari akuntansi itu sendiri.

Contohnya pada perusahaan manufaktur adalah PT KIMIA FARMA

yang bergerak di bidang farmasi dan sudah menjadi perusahaan publik sejak

2001 di BEJ (Bursa Efek Jakarta) dan BES (Bursa Efek Surabaya).

Manajemen PT KIMIA FARMA menggelembungkan laba bersih pada laporan

keuangan senilai Rp 36.000.000.000, (seharusnya Rp 99.600.000.000,- ditulis

Rp 132.000.000.000,).

Hal tersebut sangat merugikan Investor dan juga BAPPEPAM. Harga

saham turun dengan drastis ketika kesalahan tersebut terungkap kepada

publik. (Tuanakotta, 2010). Perusahaan yang go-public merupakan

perusahaan yang memiliki kemungkinan terjadinya fraud yang tinggi

dibandingkan perusahaan yang belum listing di bursa efek. Banyak hal yang

melatar belakangi manajemen melakukan fraud antara lain dapat terjadi

dikarenakan conflict of interest yang terjadi antara manajemen sebagai agen

dengan investor sebagai principal yang seringkali menguntungkan satu pihak

sehingga mengakibatkan terjadinya Financial Statement Fraud.Perusahaan

dituntut untuk senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja guna

meningkatkan nilai perusahaan di bursa efek (pressure). Jika perusahaan tidak

mampu menaikkan nilai perusahaan di bursa efek, maka perusahaan itu akan

terancam pailit (rationalization).

Financial Statement Fraud dapat dilakukan dengan berbagai cara

(Spathis, 2002). Salah satu proksi yang bisa digunakan untuk mengukur

Financial Statement Fraud adalah earning management. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Rezaee (2002) bahwa Financial Statement Fraud berkaitan

erat dengan tindakan manipulasi laba yang dilakukan oleh manajemen.

Financial Statement Fraud yang tidak terdeteksi dapat berkembang menjadi

sebuah skandal besar yang merugikan banyak pihak (Skousen dkk., 2009).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeteksi Financial Statement Fraud

menggunakan analisis fraud diamond oleh Wolfe dan Hermanson (2009)


34
dengan acuan penelitian yang dilakukan oleh Skousen dkk. (2009) serta

penelitian yang dilakukan oleh Lou dan Wang (2009). Penelitian oleh Skousen

dkk. (2009) berhasil mengembangkan model prediksi Financial Statement Fraud

yang mengalami peningkatan substansial dibandingkan model prediksi fraud

lainnya mencakup variabel dalam SAS 99. Menurut SAS no. 99, terdapat empat

jenis Pressure yang mungkin mengakibatkan kecurangan pada laporan

keuangan. Jenis Pressure tersebut adalah financial stability, external pressure,

personal financial need, dan financial targets. SAS no. 99 mengklasifikasikan

Opportunity yang mungkin terjadi pada kecurangan laporan keuangan menjadi

tiga kategori. Jenis peluang tersebut termasuk nature of industry, ineffective

monitoring, dan organizational structure. Rationalization dan Capability adalah

bagian dari fraud diamond yang paling sulit diukur. Penelitian menunjukkan

bahwa kejadian kegagalan audit dan litigasi meningkat dengan cepat setelah

adanya pergantian auditor (Stice, 1991; St Pierre & Anderson, 1984; Loebbecke

dkk., 1989) maka pergantian auditor (ΔCPA) disertakan sebagai proksi untuk

rasionalisasi (Skousen dkk., 2009). Dalam penelitian Prasastie (2015)

dijelaskan bahwa kecurangan (fraud) kerap terjadi dalam kehidupan manusia.

Kecurangan dapat terjadi dimana-mana, tidak terkecuali pada pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang. Kecurangan cenderung akan dilakukan seseorang

apabila dilatarbelakangi oleh berbagai hal yang bisa memperlancar tujuannya

dan memberikan keuntungan baginya. Hall (2011) dalam penelitian Tugas

(2012) mendefinisikan penipuan atau fraud sebagai sesuatu yang menunjukkan

representasi palsu mengenai fakta meterial yang dibuat oleh suatu pihak ke

pihak lain dengan maksud untuk menipu dan mendorong pihak lain untuk

membenarkan, dengan mengandalkan fakta yang merugikan pihak lain.

Telah banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan kecurangan

laporan keuangan. Pada penelitian sebelumnya, banyak perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian terkait kecurangan, seperti perusahaan LQ-

45 dan lain-lain. Prasastie (2015) melakukan penelitian tentang analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi kecurangan laporan keuangan dengan perspektif

fraud diamond dengan menggunakan sampel, yaitu perusahaan LQ-45 yang


35
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2013. Pada penelitian

ini, peneliti mencoba untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan terhadap

laporan keuangan perusahaan, dengan sample dan data perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan dengan

penelitian Prasastie (2015) terletak pada sampel dan variabel penelitian yang

digunakan. Pada penelitian Prasastie (2015) menggunakan empat variabel

independen dan sampel perusahaan LQ-45 dengan waktu pengamatan lima

tahun, sedangkan pada penelitian ini menggunakan lima variabel independen

dan sampel perusahaan manufaktur dalam waktu pengamatan dua tahun.

Variabel-variabel dari fraud diamond ini tidak dapat begitu saja diteliti

sehingga membutuhkan proksi variabel. Proksi yang dapat digunakan untuk

penelitian ini antara lain Tekanan (pressure) yang diproksikan dengan, target

keuangan dan strategi keuangan; Peluang (opportunity) yang diproksikan

dengan efektivitas pengawasan; Kapabilitas (capability) yang diproksikan

dengan kemampuan dan Rasionalisasi (rationalization) yang diproksikan

dengan pergantian auditor eksternal. Keempat faktor tersebut menjadi pemicu

terjadinya peningkatan fraud, terutama pada beberapa tahun terakhir.

Keinginan perusahaan agar operasional perusahaan terjamin

kesinambungannya menyebabkan perusahaan terkadang mengambil jalan

pintas yaitu fraud.

Dari uraian diatas, maka untuk lebih jelas dan memahami konsep

fraud diamond dan kecurangan (fraud) dalam akuntansi, maka dilakukan

penelitian yang berjudul “Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi

Financial Statement Fraud (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indoneisa Tahun 2016-

2018)”.
36
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah diatas dilakukan analisis fraud diamond untuk

mendeteksi terjadinya Financial Statement Fraud yang diproksikan dengan

Earning Managemen. Beberapa pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan

adalah:

1. Apakah variabel target keuangan berpengaruh positif untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan?

2. Apakah variabel stabilitas keuangan berpengaruh positif untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan?

3. Apakah variabel efektivitas pengawasan berpengaruh positif

untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan?

4. Apakah variabel kemampuan berpengaruh positif untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan?

5. Apakah variabel pergantian auditor eksternal berpengaruh positif

untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang empiris mengenai adanya

hubungan antara:

1. Variabel target keuangan berpengaruh positif terhadap

terjadinya kecurangan laporan keuangan.

2. Variabel stabilitas keuangan berpengaruh positif terhadap

terjadinya kecuragan laporan keuangan.

3. Variabel efektivitas pengawasan berpengaruh positif terhadap

terjadinya kecuragan laporan keuangan.

4. Variabel kemampuan berpengaruh positif terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan.

5. Variabel pergantian auditor eksternal berpengaruh positif

terhadap terjadinya kecuragan laporan keuangan.


37
11
1.3.2 Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas dasar kegunaan dan manfaatnya. Dalam

penelitian ini, dilakukan analisis terhadap unsur-unsur dan variabel dalam fraud

diamond dan pengaruhnya terhadap kecurangan laporan keuangan (financial

statement fraud). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat yang lebih bagi penggunanya. Adapun manfaat penelitian

ini antara lain:

1. Dapat memberikan pandangan kepada manajemen sebagai agent

dalam agency theory terkait tanggung jawabnya dalam melindungi

kepentingan principal dalam hal ini investor. Manajemen akan lebih

mengetahui dampak dari Financial Statement Fraud bagi investor atau

calon investor perusahaan mereka. Disamping itu, kemungkinan

terjadinya pailit akan lebih besar di perusahaan yang melakukan

Financial Statement Fraud.

2. Dapat menjelaskan konsep dan unsur-unsur fraud diamond dalam

mendeteksi kecurangan laporan keuangan (Financial Statement

Fraud).

3. Dapat memberi informasi kepada masyarakat bahwa fenomena fraud

sedang marak terjadi di lingkungan perusahaan dan mengenai tahapan

dan cara dalam mendeteksi dan mencegahnya sedini mungkin.

4. Dapat dijadikan suatu referensi untuk perbaikan penelitian di masa

yang akan datang atau untuk menambah wawasan.


38
BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai kecurangan sudah banyak dilakukan oleh

beberapa peneliti. Prasastie (2015) melakukan penelitian mengenai kecurangan

yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Laporan

Keuangan dengan Perspektif Fraud Diamond. Penelitian tersebut menggunakan

data skunder, yaitu perusahaan LQ-45 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

(BEI) dan listing pada tahun 2009-2013. Variabel dependen dalam penelitian

Prasastie (2015) adalah Kecurangan Laporan Keuangan. Sedangkan variabel

independennya adalah elemen-elemen dalam fraud diamond yaitu stabilitas

keuangan, efektifitas pengawasan, pergantian auditor eksternal, dan

kemampuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stabilitas keuangan

yang diproksikan oleh rasio perubahan total aset, efektivitas pengawasan yang

diproksikan dengan rasio dewan komisaris independen berpengaruh negatif

terhadap kecurangan laporan keuangan, pergantian auditor eksternal diproksikan

dengan direksi (CEO) tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan,

kemampuan yang diproksikan dengan pergantian direksi (CEO) tidak

berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun)
1 Agung Analisis Faktor-Faktor Variabel stabilitas
Prasastie yang Mempengaruhi keuangan dan pergantian
(2015) Kecurangan Laporan auditor eksternal
Keuangan dengan berpengaruh terhadap
Perspektif Fraud kecurangan dalam
Diamond : Studi laporan keuangan.
Empiris pada
Perusahaan LQ-45 yang
Terdaftar di BEI
Tahun 2009-2013
2 Kennedy Analisis Fraud Variabel Financial
Samuel Diamond dalam Stability, external
Sihombing Mendeteksi Financial pressure, nature of
(2014) Statemen Fraud industry, dan
retionalization
berpengaruh terhadap
Financial statement farud.
39
3 Yusnita, Corporate Variabel Corporate
Theodora (2010) Governance, Governance,
Environmental Environmental
Performance PerformancFraudulnt
dan Financial Statement
Environmental
Disclosure di
Indonesia
4 Petra Zulia Pengaruh Normalitas Moralitas aparat
Aranta (2013) Aparat dan Asimetri berpengaruh signifikan
Kecenderungan negatif terhadap
Kecurangan Akuntansi kecenderungan
kecurangan akuntansi.
Sedangkan, asimetri
informasi berpengaruh
signifikan positif terhadap
kecurangan akuntansi.

5 Anik Fatun Faktor-Faktor yang Penegakan peraturan


Najahningrum Mempengaruhi keefektifan pengendalian
(2013) Kecenderungan internal, keadilan
Kecurangan (Fraud) : distributif, keadilan
Persepsi Pegawai prosedural,dan
Dinas Provinsi DIY komitmen organisasi
berpengaruh negatif
pada kecenderungan
kecurangan. Sedangkan
asimetri informasi
berpengaruh positif pada
kecenderungan
kecurangan.

Sumber : Jurnal dan literatur yang dipublikasikan

Pressure (+)
1. Target Keuangan (X1)
2. Stabilitas Keuangan (X2)

Opportunity (+)

3. Efektivitas Pengawasan (X3)


1. Target Keuangan (X1) Kecurangan laporan keuangan
2. Stabilitas Keuangan (X2) (Y)
Capability (+)

4. Kemampuan (X4)

Rationalization (+)

5. Pergantian Auditor Eksternal (X5)

Analisis Regresi Linier Berganda


41

2.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian

2.2.1 Target keuangan sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

Penelitian Carlson dan Bathala (1997) dalam Widyastuti (2009) membuktikan

bahwa perusahaan yang memiliki laba yang besar (diukur dengan profitabilitas

atau ROA) lebih mungkin melakukan manajemen laba dari pada perusahaan

yang memiliki laba yang kecil. Akan tetapi, hasil penelitian dari Skousen dkk,

(2009) tidak menguatkan bukti bahwa ROA berpengaruh terhadap Financial

Statement Fraud. Penelitian ini mencoba membuktikan bahwa ROA

berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud. Berdasarkan uraian

tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Target keuangan berpengaruh positif untuk mendeteksi kecurangan

laporan keuangan

2.2.2 Stabilitas keuangan sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

Perusahaan berusaha untuk meningkatkan outlook perusahaan yang baik salah

satunya dengan memanipulasi informasi kekayaan aset yang dimilikinya. Bentuk

manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen berkaitan

dengan pertumbuhan aset perusahaan (Skousen dkk., 2009). Oleh karena itu,

rasio perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel Financial Stability.

Semakin tinggi total aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan kekayaan yang

dimiliki semakin banyak. Penelitian yang dilakukan oleh Skousen dkk. (2009)

membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total aset suatu

perusahaan maka probabilitas dilakukannya tindak kecurangan pada laporan

keuangan perusahaan tersebut semakin tinggi. Pada penelitian Hanum (2014),

menunjukkan bahwa stabilitas keuangan yang diproksikan dengan perubahan

total aset (ACHANGE) berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan

keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:


42

H2 : Stabilitas keuangan berpengaruh positif untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

2.2.3 Efektivitas pengawasan sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

Penelitian Beasley (1996) menyimpulkan bahwa masuknya dewan komisaris

yang berasal dari luar perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut

dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan.

Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Dechow

dkk. (1996) Dunn (2004) yang meneliti hubungan antara komposisi dewan

komisaris dengan kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian membuktikan

bahwa kecurangan lebih sering terjadi pada perusahaan yang lebih sedikit

memiliki anggota dewan komisaris eksternal (Skousen dkk. 2009). Hasil

penelitian dari Skousen dkk. (2009) tidak menguatkan bukti bahwa rasio dewan

komisaris independen berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Efektivitas pengawasan berpengaruh positif untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

2.2.4 Kemampuan sebagai variabel untuk mendeteksi kecurangan

laporan keuangan

Capability artinya seberapa besar daya dan kapasitas dari seseorang itu

melakukan fraud di lingkungan perusahaan. Perubahan direksi pada umumnya

sarat dengan muatan politis dan kepentingan pihak-pihak tertentu yang memicu

munculnya conflict of interest. Wolfe dan Hermanson (2004) meneliti tentang

capability sebagai salah satu fraud risk factor yang melatarbelakangi terjadinya

fraud menyimpulkan bahwa perubahan direksi dapat mengindikasikan terjadinya

fraud. Perubahaan direksi bisa menjadi suatu upaya perusahaan untuk

memperbaiki kinerja direksi sebelumnya dengan melakukan perubahan susunan

direksi ataupun perekrutan direksi yang baru yang dianggap lebih berkompeten

dari direksi sebelumnya. Sementara disisi lain, pergantian direksi bisa jadi

merupakan upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang dianggap


43
mengetahui fraud yang dilakukan perusahaan serta perubahan direksi dianggap

akan membutuhkan waktu adaptasi sehingga kinerja awal tidak maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Kemampuan dapat berpengaruh positif untuk mendeteksi kecurangan

laporan keuangan

2.2.5 Pergantian auditor eksternal sebagai variabel untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan

Rationalization merupakan suatu faktor kualitatif yang tidak dapat dipisahakan

dari terjadinya fraud. Summers dan Sweeney (1998) berpendapat bahwa

perubahan auditor tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Financial

Statement Fraud. Argumen Summers dan Sweeney tidak didukung oleh SAS No

99 atau Albrecht (2002), yang menyarankan perubahan auditor dikaitkan dengan

Financial Statement Fraud. Penggantian Kantor akuntan publik dapat menjadi

salah satu proksi dari Rationalization (Skousen dkk. 2009). Perubahan atau

pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan perusahaan dapat

mengakibatkan masa transisi dan stress period melanda perusahaan. Adanya

pergantian akuntan publik pada pada dua tahun periode dapat menjadi indikasi

terjadinya fraud. Dalam penelitian Prasastie (2015) pergantian auditor eksternal

yang diukur dengan variabel dummy tidak berpengaruh terhadap kecurangan

laporan keuangan, sedangkan dalam penelitian Hanum (2014), Kurniawati

(2012) menjelaskan bahwa hubungan antara manajer dan auditor yang

menunjukkan rasionalisasi manajemen. Hasil dari penelitian Kurniawati (2012)

menyatakan bahwa dengan adanya pengunduran diri atau pergantian auditor,

maka akan berpengaruh terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai

berikut:

H5 : Pergantian auditor eksternal berpengaruh positif untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan


44
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Data Variabel


3.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah

kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba

(earnings management).

Manajemen laba (DACC) dapat diukur melalui discretionary accrual yang

dihitung dengan cara menyelisihkan total accruals (TACC) dan nondiscretionary

accruals (NDACC). Discretionary accruals (DACC) merupakan tingkat akrual

yang tidak normal yang berasal dari kebijakan manajemen untuk melakukan

rekayasa terhadap laba sesuai dengan yang mereka inginkan. Dalam

menghitung DACC, digunakan Modified Jones Model. Alasan penggunaan model

ini karena Modified Jones Model dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik

dibandingkan dengan model-model lainnya sejalan dengan hasil penelitian

Dechow dkk. (1995) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007).

Selain itu telah banyak penelitian terkait dengan manajemen laba menggunakan

model modifikasi Jones. Model ini menggunakan total accrual (TACC) yang

diklasifikasikan menjadi komponen discretionary accrual (DACC) dan

nondiscretionary accrual (NDACC), yang dirumuskan sebagai berikut:

TACCit = NDACCit + DACCit

Dimana:
TACCit = Total accrual perusahaan i pada periode t
NDACCit = Nilai nondiscretionary accrual perusahaan i pada periode t
DACCit = Nilai discretionary accruals perusahaan i pada periode t

Langkah pertama dengan menghtung nilai TACC, yaitu:

TACCit = Laba Bersih – Arus Kas Operasi

Selanjutnya, menghitung estimasi discretionaty accrual dengan menggunakan

model Jones (1991) yang diestimasi dengan persamaan regresi sebagai

berikut:

TACCit/Ait-1 = α1(1/Ait-1) + α2[(ΔREVit)/Ait-1] + α3(PPEit/Ait-1) + εit


45
Dimana:
Ait-1 = Total aset perusahaan i pada periode t-1
ΔREVit = Perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t
PPEit = Gross property, plant, and equipmen perusahaan i pada periode t
εit = Error

Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, nilai non discretionary accual

(NDACC) digunakan rumus Jones (1991) yang dimodifikasi Dechow dkk. (1995),

yaitu:

NDACCit = α1(1/Ait-1) + α2[(ΔREVit-ΔRECit)/Ait-1] + α3(PPEit/Ait-1)


Dimana:
ΔRECit = Perubahan piutang bersih perusahaan i pada periode t
α1, α2, α3 = Nilai koefisien yang diperoleh dari hasil regresi
selanjutnya,discretionary accrual (DACC) dapat dihitung dengan cara
sebagai

berikut:

DACCit = TACCit – NDACCit

Dimana:
DACCit = Discretionary accrual perusahaan i pada tahun
t TACCit = Total akrual perusahaan i pada tahun t
NDACCit = Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t

3.1.2 Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: financial

targets yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), Financial Stability

yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE), ineffective

monitoring yang diproksikan dengan rasio komisaris independen (BDOUT),

Capability yang diproksikan dengan Perubahan Direksi (DCHANGE), Change in

Auditor yang diproksikan dengan Pergantian Akuntan Publik (ΔCPA).

3.1.2.1 Target Keuangan (Financial Targets)

Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan seringkali mematok besaran

tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha yang dikeluarkan untuk

mendapatkan laba tersebut, kondisi inilah yang dinamakan financial targets.

Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan

atas usaha yang dikeluarkan adalah ROA.

ROA = LABA BERSIH / TOTAL ASET x 100%


42

3.1.2.2 Stabilitas Keuangan (Financial Stability)

Financial Stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi

keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Penilaian mengenai kestabilan

kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keadaan asetnya.

FASB (1980) dalam Ghozali dan Chariri (2007) mendefinisikan aset sebagai

manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau

dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa

masa lalu. Total asset menggambarkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Total aset meliputi asset lancar dan aset tidak lancar. Financial Stability

diproksikan dengan ACHANGE yang merupakan rasio perubahan aset selama

dua tahun (Skousen dkk, 2009). ACHANGE dihitung dengan rumus

(Total Aset t – Total Aset (t-1)) Total


ACHANGE =
Aset t-1

3.1.2.3 Efektivitas Pengawasan (Effectivity Monitoring)

Effectivity monitoring adalah suatu keadaan perusahaan dimana tidak

terdapat internal control yang baik. Hal tersebut dapat terjadi di karena adanya

dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol

kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan direksi dan komite audit atas

proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal dan sejenisnya (SAS

No.99). Oleh sebab itu, penelitian ini memproksikan effectivity monitoring pada

rasio jumlah dewan komisaris independen (BDOUT), yang dihitung dengan

rumus:

Jumlah Dewan Komisaris Independen


BDOUT =
Jumlah Total Dewan Komisaris
71

3.1.2.4 Kemampuan (Capability)

Kecurangan akan cederung terjadi dan meningkat pada saat akhir masa

jabatan seorang CEO atau pada saat akan dilakukannya pergantian CEO

perusahaan yang baru. CEO akan berusaha meningkatkan kinerjanya untuk

menghindari pergantian CEO oleh pemilik perusahaan dengan cara

meningkatkan laba, apabila penilaian kinerja berdasarkan laba (Fransiska, 2007).

Seorang CEO akan memanipulasi laba yang diperoleh perusahaan untuk

mendapatkan atau memaksimalkan bonus atas kinerjanya. CEO yang dinilai baik

oleh pemilik perusahaan akan diberikan bonus (reward), sedangkan CEO yang

kinerjanya kurang baik akan diganti oleh pemilik perusahaan. Selain itu, Scott

(1997: 296-306) dalam penelitian Tiono dkk. (2004) menyatakan bahwa CEO

yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan melakukan strategi

memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya.

Capability yang dimiliki seseorang dalam perusahaan akan mempengaruhi

kemungkinan seseorang melakukan fraud. Wolfe dan Hermanson (2004)

mengemukakan bahwa perubahan direksi akan dapat menyebabkan stress

period yang berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan

fraud. Oleh karena itu penelitian ini memproksikan Capability dengan pergantian

direksi perusahaan (DCHANGE) yang diukur dengan variabel dummy dimana

apabila terdapat perubahan Direksi perusahaan selama periode 2016-2018

maka diberi kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan direksi

perusahaan selama periode 2016-2018 maka diberi kode 0.

3.1.2.5 Pergantian Auditor Eksternal (Change in Auditor)


Change in auditor pada suatu perusahaan dapat dinilai sebagai suatu upaya

untuk menghilangkan jejak fraud (fraud trail) yang ditemukan oleh auditor

sebelumnya. Kecenderungan tersebut mendorong perusahaan untuk mengganti

auditor independennya guna menutupi kecurangan yang terdapat dalam

perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini memproksikan Rationalization

dengan pergantian kantor akuntan publik (ΔCPA) yang diukur dengan variabel

dummy dimana apabila terdapat perubahan Kantor Akuntan Publik selama


72
periode 2014- 2015 maka diberi kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat

perubahan kantor akuntan publik selama periode 2016-2018 maka diberi kode 0.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-2018.

Pertimbangan untuk memilih populasi perusahaan manufaktur adalah

dikarenakan perusahaan dalam satu jenis industri yaitu manufaktur cenderung

memiliki karakteristik akrual yang hampir sama (Halim et al., 2005).

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

non random. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan keseluruhan

populasi penelitian yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian yang

sudah ditentukan.

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang sudah go public atau terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2015.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam

website perusahaan atau website BEI selama periode 2014-2015 yang

dinyatakan dalam rupiah (Rp).

3. Data mengenai data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian

tersedia dengan lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada

publikasi selama periode 2014-2015)

4. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode

pengamatan (2014-2015).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, telah

dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk

publikasi, berupa data variabel bebas (Luciana dan Sulistyowati, 2007). Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data laporan keuangan
73
tahunan perusahaan. Berdasarkan sifatnya jenis data ini menguunakan data

kuantitatif

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang diperoleh dari www.idx.co.id, website perusahaan dan Indonesian Capital

Market Directory (ICMD) tahun 2016-2018.

3.4 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode analisis yang

digunakan yaitu analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan

menggunakan SPSS 23. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis regresi linier berganda karena variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini lebih dari satu variabel.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berhubungan dengan metode pengelompokkan,

peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informatif (Santosa,

2005). Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai

dasar pengambilan keputusan. Analisis deskriptif ditujukan untuk memberikan

gambaran atau deskripsi data dari variabel dependen berupa financial statement

fraud, serta variabel independen berupa komponen dari fraud diamond yakni,

pressure, opportunity, rationalization dan capability. Data statistik dapat disajikan

dengan menggunakan tabel statistic descriptive yang memaparkan nilai

minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard

deviation).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model pada

penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari uji asumsi klasik.

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada/tidaknya

penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi berganda yang digunakan.

Pengujian ini terdiri atas uji normalitas, multikolonieritas, autokorelasi,

heteroskedastisitas.
74
3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013).

Seperti yang diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan

melihat normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis

lurus diagonal. Jika data berdistribusi normal, maka titik-titik akan menyebar

disekitar garis diagonal. Penelitian ini juga menggunakan pengujian data

dengan analisis statistik menggunakan kolmogorov-smirnov. Jika nilai uji

kolmogorov-smirnov > n 0,05 berarti data terdistribusi normal. Jika nilai uji

kolmogorov-smirnov < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

3.5.2.2 Uji Multikolonieritas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi multikolonieritas

2. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolonieritas

5.3.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini

mendeteksi autokorelasi dengan uji Run test. Pada metode ini, jika tidak terdapat

hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.

Jika nilai tes signifikannya > 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi.

5.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

(Ghozali, 2013). Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana


75
terdapat kesamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pangamatan lain

tetap maka disebut homoskedastisitas. Namun jika berbeda, maka disebut

heteroskedatisitas. Cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas dengan cara

melihatgrafik plot, yang memberikan gambaran pola titik menyebar yang

menandakan tidak ada heteroskedastisitas.

3.5.3 Pengujian Goodness of Fit

3.5.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

3.5.3.2 Uji Signifikasi Model (Uji Statistik F)

Pada dasarnya uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Jika nilai F menunjukkan

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen. Atau dengan kata lain, variabel independen

secara bersama-sama memengaruhi variabel dependen.

3.5 Uji Hipotesis

Pada tahapan akhir, akan dilakukan pengujian hipotesis. Dalam penelitian

ini, pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat hasil dari uji pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan model regresi sebagai berikut:

DACCit = β0 + β1ROA + β2ACHANGE + β3BDOUT + β4DCHANGE +

β5AUDCHANGE + ε

Dimana:

β0 = Koefisien regresi konstan


76
β1,2,3,4,5 = Koefisien regresi masing-masing proksi DACCit

= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun

t ROA = Rasio pengukuran nilai kinerja manajer

ACHANG = Rasio perubahan total aset

BDOUT = Rasio dewan komisaris independen

DCHANGE =Perubahan direksi

AUDCHANGE =Perubahan auditor

ε = Eror

Kriteria penerimaan hipotesis dalam penelitian ini adalah apabila hasil dari

uji regresi menunjukkan tingkat signifikansi < 0,05 atau thitung > ttabel, maka

hipotesis diterima. Tetapi, jika hasil regresi ini menunjukkan tingkat signifikansi

> 0,05 atau thitung < ttabel, maka hipotesis ditolak.


DAFTAR PUSTAKA

Buku
Albrecht, W. Steve., Albrecht, Conan. C., Albrecht, Chad. O., Zimbelman, Mark.
F. 2013. International Student Edition. 3th Edition. Fraud Examination.

American Institute of Certified Public Accountants. 2002. Statement on Auditing


Standards.

Dechow, P.M., Sloan, R.G., Sweeney, A. 1995. Detecting Earnings Management.


The Accounting Review. Volume 70.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis


Untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta:
Badan Penerbit Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah
Mada.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21, Edisi Ketujuh. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Rezaee, Z. 2002. Financial Statement Fraud: Prevention and Detection.


New York: John Wiley & Sons, Inc.

Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif.


Salemba Empat. Jakarta.

Scott, William R., 1997, Financial Accounting Theory, New Jersey: Prentice-Hall,
Inc.
Jurnal

Andayani, Tutut Dwi. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris


Independen terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Journal. Universitas
Diponegoro.

Anisya, Mafiana dkk. 2016. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan


Menggunakan Fraud Diamond. Journal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Lampung.

Astuti, Dewi Saptantinah P. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2.

Fatun, Anik Najahningrum. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kecenderungan Kecurangan (Fraud): Persepsi Pegawai Dinas
Provinsi DIY. Journal. Universitas Negeri Semarang

Hendra, Vincentius., Yohannes Santana, dan Lisia Gandhatama. 2014. The


Fraud Triangle. Diakses dari
https://www.academia.edu/6634188/FRAUD_TRIANGLE pada Tanggal
27 Agustus 2014.

Jones, J. J. 1991. Earnings Management During Import Relief Investigations.


Journal of Accounting Research 29 (2): 193‐228.
Kurniawati, Ema. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial
Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Triangel. Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro.

Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan


Keuangan Oleh Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.
10, No. 01. Surabaya.

Lestari, Yona Octiani. 2010. Fenomena Earnings Management sebagai


Sebuah Kecurangan. Malang.

Lou, Yung-I dan Ming-Long Wang. 2009. Fraud Risk Factor of the Fraud
Triangle Assesing The Likelihood of Fraudulent Financial Reporting.
Journal of Business & Economics Research – February, 2009. Volume
7, Number 2.

Molida, Resti. 2011. Analisis Financial Stability, Personal Financial Need dan
Ineffective Monitoring pada Financial Statement Fraud dalam Perspektif
Fraud Triangle. Journal. Universitas Diponegoro. Semarang.

Nabila, Atia Rahma. 2013. Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dalam


Perspektif Fraud Triangle. Journal. Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Diponegoro. Semarang.

Najahningrum, Anik Fatun. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kecenderungan Kecurangan (Fraud): Persepsi Pegawai Dinas Provinsi
DIY. Journal. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Semarang.

Nursani, Rahmalia dan Gugus Irianto. 2014. Perilaku Kecurangan Akademik


Mahasiswa: Dimensi Fraud Diamond. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Malang.

Norbarani, Listiana. 2012. Pendeteksian Laporan Keuangan dengan Analisis


Fraud Triangle yang Diadopsi dalam SAS No. 99. Journal. Universitas
Diponegoro. Semarang.

Pardosi, Rica W. 2015. Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Kecurangan


Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia dengan
Menggunakan Fraud Score Model. Journal. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Lampung. Bandarlampung.

Panji, Dhimas. 2014. Pengertian Fraud dan Piracy. Diakses dari


http://www.balinter.net/news_411_pengertian_Fraud.html pada Tanggal
27 Agustus 2014.

Aranta, Petra Zulia. 2013. Pengaruh Moralitas Aparat dan Asimetri Informasi
Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris
Pemerintah Kota Sawahlunto).Journal. Universitas Negeri Padang:
Padang.

Prasastie, Agung. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi


Kecurangan Laporan Keuangan dengan Perspektif Fraud Diamond:
Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di BEI Tahun
2005-2013. Journal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Lampung.
Pinkasovitch, Arthur. 2014. Detecting Financial Statement Fraud. Diakses dari
http://www.investopedia.com/articles/financial-theory/11/detecting-
financial- fraud.asp pada Tanggal 02 Oktober 2014.

Rachmawati, Kurnia Kusuma. 2014. Pengaruh Faktor-Faktor dalam Perspektif


Fraud Triangle terhadap Fraudulent Financial Reporting. Journal.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahmanti, Martantya M. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan


Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang. Journal.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.
Semarang.

Rini, Viva Yustitia. 2012. Analisis Prediksi Potensi Risiko Fraudulent Financial
Statement Melalui Fraud Score Model. Journal. Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, Universitas Diponegoro. Semarang.

Sihombing, Kennedy Samuel. 2014. Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi


Financial Statement Fraud. Journal. Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Diponegoro.

Shelton, Austin M. 2014. Analysis of Capabilities Attributed to The Fraud


Diamond. Undergraduate Honors Theses. Paper 213.

Sholihah, Dwi Westi. 2014. Pengaruh Financial Stability, External Pressure,


Personal Financial Need, dan Financial Target dalam Konsep Fraud
Triangle Menurut SAS N0. 99 yang Diproksikan dengan Rsio Keuangan
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Journal. Fakultas Ekonomi,
Universitas Widyatama, Bandung.

Skousen, C. J., K. R. Smith, and C. J. Wright. 2009. Detecting and Predecting


Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and
SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in
Financial Economis, Vol. 13, h. 53-81.

Sri Ayu, N G, 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pendeteksian


Fraud Assets Missappropriation (Studi Kasus pada PT. Kereta Api
Indonesia). Journal. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sukirman & Maylia, Pramono S. 2012. Model Deteksi Kecurangan Berbasis


Fraud Triangle ( Studi Kasus Perusahaan Publik di Indonesia). Jurnal
Akuntansi & Auditing, Volume 9/No. 2 Mei 2013:199-225. Universitas
Negeri Semarang.

Sukrisnadi, Dedy. 2010. Pemakaian Ukuran F-Score dalam Kasus-Kasus


Salah Saji Laporan Keuangan di Pasar Modal Indonesia. Journal.
Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Wolfe, David T., and Dana R. Hermanson. 2004. The Fraud Diamond:
Considering The Four Element of Fraud. CPA Journal. 74.12: 38-42.
2004. The Fraud Diamond: Considering The Four Elements of
Fraud. The New York State Society of CPAs.

Warsidi dan Bambang Agus Pramuka. 2009, Evaluasi Kegunaan Rasio


Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan
Datang”, Artikel di internet, Jurnal Akuntansi Manajemen dan Ekonomi,
Vol 2:1, Http://Warssidi –akuntan.tripod.com/skripsi/skripsi.htm, akses 02
Mei 2009.
Yusnita, Theodora. 2010. “Corporate Governance, Environmental Performance
dan Environmental Disclosure di Indonesia”. Skripsi Akuntansi
Universitas Sebelas Maret. Diakses tanggal 20 Februari 2012.

Zahra, S.A., dan S. R. Das (2005), Innovation Strategy and Financial


Performance in manufacturing companies: An empirical Study. Production
and Operations Management 2 (I) (WiSnter) : 15-37.

Anda mungkin juga menyukai