(KESEHATAN SPIRITUAL)
OLEH :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI S.Tr Kep
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi TYME yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-NYA.
Makalah ii dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun unuk memenuhi sala
satu tugas mata kuliah PATOLOGI dengan judul “KESEHATAN SPIRITUAL” Karena
terbatasnya imu yang dimiliki kelompok kami, maka makalah ini jaauh dari sempurna. Untuk itu
saran dan kritik yan membangun sangat kelompok kami harapkan.
Kelompok kami menyadari bahwa tugas ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya
bantuan dari beberapa piha. Semoga ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………….……………i
Daftar isi……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….....2
C. Tujuan……………………………………………………………….…..3
BAB II PEBAHASAN
A. Pengertian spirituality……………………………………………….…...4
A. Kesimpulan…………………………………………………………..…..6
B. Saran………………………………………………………………..……7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..…..8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah,sikap
seseorang dalam menghadapi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing.
Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau agama. Penting
sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara spiritual, keyakinan dan agama guna
menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan perawat dengan pasien.
Pasien yang sedang dirawat di rumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan yang
holistic dimana perawat dintuntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif bukan hanya masalah secra fisik namun juga spiritualnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian spirituality
Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara,spirit,
memberikan hidup,menjiwai, seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja yang
sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang.
Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan , pengalaman hidup
kepercayaan dan nilai nilai kehidupan. Spiritualitas mampu menghadirkan cinta,kepercayaan dan
harapan ,melihat arti dari kehidupan dan memelihara hubungan dengan sesama.(perry
potter,2003)
Spirituality atau kepercayaan spiritual adalah kepercayaan dengan sebuah kekuatan yang
lebih tinggi dari kekuatan sang pencipta. Sesuatu yang bersifat Tuhan atau sumber energy yang
tidak terbatas. Spirituality memiliki beberapa aspek antara lain:
Spiritual dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka dengan
orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan
yang langgeng. Kemampuan mengasihi orang lain dan diri sendiri bermakna adalah bukti dari
kesehtan spiritual
B. Elemen-elemen dalam spiritual
1. Kebutuhan spiritual
A. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara terus-menerus
diulang guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini adalah ibadah.
B. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan makna hidup
dalam membangun hubungan yang selaras dengan Tuhannya (vertikal) dan sesama
manusia (horisontat) serta alam sekitaraya
C. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan keseharian,
pengalaman agama integratif antara ritual peribadatan dengan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. 10
D. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan hubungan
dengan Tuhan, tujuannya agar keimanan seseorang tidak melemah.
E. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. rasa bersaiah dan berdosa ini
merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi kesehatan jiwa
seseorang. Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu pertama secara vertikal adalah
kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah, dan berdosa kepada Tuhan. Kedua secara
horisontal yaitu bebas dari rasa bersalah kepada orang lain
F. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri {self acceptance dan self esteem),
setiap orang ingin dihargai, diterima, dan diakui oleh lingkungannya.
G. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan masa depan.
Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka pendek (hidup di dunia) dan
jangka panjang (hidup di akhirat). Hidup di dunia sifatnya sementara yang merupakan
persiapan bagi kehidupan yang kekal di akhirat nanti.
H. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi sebagai pribadi
yang utuh. Di hadapan Tuhan, derajat atau kedudukan manusia didasarkan pada
tingkat keimanan seseorang. Apabila seseorang ingin agar derajatnya lebih tinggi
dihadapan Tuhan maka dia senantiasa menjaga dan meningkatkan keimanannya. 11
I. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama manusia. Manusia
hidup saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu, hubungan dengan orang
disekitarnya senantiasa dijaga. Manusia juga tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
alamnya sebagai tempat hidupnya. Oleh karena itu manusia mempunyai kewajiban
untuk menjaga dan melestarikan alam ini.
J. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilainilai religius.
Komunitas keagamaan diperlukan oleh seseorang dengan sering berkumpul dengan
orang yang beriman akan mampu meningkatkan iman orang tersebut.
2. Kesadaran Spritual
Kesadaran spiritual akan timbul saat seseorang dihadapkan pada kebutuhan spiritual dan
pencarian identitas, saat mempertahankan nilai-nilai dan keyakinan atau kepercayaan.
Tiga tingkat kesadaran menurut Wilber:
A. Tingkat Existensial
Pada level ini Wilber menggunakan istilah yang berasal dari filsuf-filsuf
eksistensial, yaitu penyatuan diri dengan orang lain (uniting the self and others). Para
filsuf eksistensialis mengakui bahwa makhluk di bumi memiliki ikatan otentik antara
total individu dengan lingkungannya. Mereka meyakini bahwa individu hanya eksis
ketika berada dalam relasi dengan orang-orang lain, dan bahwa kehilangan kesadaran
berarti memutuskan hubungan antara diri dengan orang-orang lain.
Aspek psikis dalam fenomena ini dapat termanifestasi dalam suatu bentuk mimpi,
ide, atau intuisi, yang kemudian menjadi kenyataan secara fisik. Sebagai contoh, ketika
seseorang memikirkan orang lain, menit berikutnya ia menerima telepon dari orang yang
baru saja dipikirkan. Contoh lain, seseorang bermimpi tentang pesawat jatuh dan ketika ia
membaca koran pada pagi harinya ternyata mimpinya itu benar-benar terjadi semalam.
Gejala synchronicity muncul bila secara fisik individu dalam keadaan kurang sadar,
misalnya bermimpi atau merenung. Pengetahuan sinkronistik ini meningkatkan
kemampuan dalam pengambilan keputusan, yaitu dengan meningkatkan kepekaan
intuitif, yang diberdayakan setelah semua data empiris dijajaki secara objektif. Pada
tingkat kesadaran ini individu mengalami perasaan transendensi, mengalami sebagai
saksi supra-individual. Artinya individu mampu mengamati aliran dari sesuatu, tanpa
menyela, mengomentari, atau memanipulasi alur peristiwa.
C. Level of Mind.
Pada tingkat ini, individu menyingkap tabir tersebut, sehingga memungkinkan dia
mengalami realitas secara langsung. Ini disebut pengetahuan yang tidak dualistis
(nondual knowing). Krishnamurti menggambarkan kesadaran seperti ini sebagai
kesadaran intensif tanpa pilihan, tidak terkontaminasi oleh pikiran-pikiran, simbol-
simbol, atau dualitas; suatu kesadaran tentang apa (what is).
3. Kesehatan Spiritual
Spiritualitas dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan
mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika
memasuki hubungan yang langgeng.
Tanda - tanda Kesehatan Spiritual.
4. Masalah Spiritual
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku
kacau/aneh. Psikotik yang dibahas yaitu psikotik akut.
2. Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai
berikut :
3) Diagnosis banding
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan
adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
a) Epilepsi
b) Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
c) Febris karena infeksi
d) Demensia dan delirium atau keduanya
e) Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan
gangguan psikotik kronik lain
f) Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau
proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu
episode maniak
g) Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami
depresi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spiritual adalah suatu perasaan terhadap keberadaan dan arti dari zat yang lebih tinggi
dari manusia yang menjadi faktor intrinsik alamiah dan merupakan sumber penting dalam
penyembuhan. Dimana dikatakan pula sebagai keyakinan (faith) bersumber pada kekuatan yang
lebih tinggi akan membuat hidup menjadi lebih hidup dapat mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan. Setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme
yang dialami dalam kehidupan yang sangat erat hubungannya dengan kebudayaan yang ada.
B. Saran