Anda di halaman 1dari 69

Upaya Menangkal Radikalisme dan Terorisme Melalui Penguatan Akhlaqul Karimah

dalam Kerohanian Islam/Rohis Al-Izzah Berbasis Pembentukan Kader


Generasi Qur’ani sebagai Manifestasi Moderasi Islam di Nusantara

(Studi Pencegahan Gahzwul Fikri Berbasis Peningkatan Iman dan Taqwa dalam
Menjaga Ukhnuwah Islamiyah di SMA Negeri 1 Pati)

DISUSUN OLEH: UMAR FARHAD (Nomor Induk Siswa: 20211)

Sekolah Menengah Atas


SMA NEGERI 1 PATI

Jalan P. Sudirman No. 24, Pati.


Provinsi Jawa Tengah.
LEMBAR PENGESAHAN

Tema : Moderasi Islam Nusantara


Judul Karya Ilmiah : Upaya Menangkal Radikalisme dan Terorisme Melalui
Penguatan Aklaqul karimah dalam Kerohanian Islam/Rohis
Al-Izzah Berbasis Pembentukan Kader Generasi Qur’ani
sebagai Manifestasi Moderasi Islam di Nusantara

(Studi Pencegahan Gahzwul Fikri Berbasis Peningkatan Iman


dan Taqwa dalam Menjaga Uknuwah Islamiyah di SMA
Negeri 1 Pati)
Penulis
a. Nama : Umar Farhad
b. NIS : 20211
c. Alamat dan : Desa Pancur, RT03/RW01 Kecamatan Pancur, Kabupaten
No.HP Rembang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. No. HP:
085336213925
d. Alamat email : Umarfarhad02@gmail.com
Asal sekolah : SMA Negeri 1 Pati
Alamat dan No. : Jalan Panglima Sudirman No. 24, Pati, No. Telepon: (0295)
Telepon Sekolah 381454

Mengetahui,
Pembina karya ilmiah Penyusun Karya Ilmiah

Ahmad Kholiq, S.Pd Umar Farhad


NIP: NIS: 20212

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORSINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umar Farhad

Asal Sekolah : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pati

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis kami dengan judul:


Upaya Menangkal Radikalisme dan Terorisme Melalui Penguatan Akhlaqul karimah dalam
Kerohanian Islam/Rohis Al-Izzah Berbasis Pembentukan Kader Generasi Qur’ani sebagai
Manifestasi Moderasi Islam di Nusantara

(Studi Pencegahan Gahzwul Fikri Berbasis Peningkatan Iman dan Taqwa dalam Menjaga
Uknuwah Islamiyah di SMA Negeri 1 Pati)
Yang diusulkan dalam lomba Kementerian Agama bersifat original dan belum pernah
diikutsertakan atau menjuarai dalam kompetisi sejenis. Sumber literatur yang berasal atau
dikutip dari karya ilmiah telah tercantum dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini maka saya bersedia menerima saksi yang
ditetapkan panitia. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-
benarnya.

Rembang, 22 Juni, 2019


Yang Membuat Pernyataan,

Nomor Induk Siswa/NIS: 20211

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

‫شيْـًٔا َو ُه َو‬ َ ‫وا‬ ۟ ‫س ٰٓى أَن تَ ْك َر ُه‬ َ ‫علَ ْي ُك ُم ْٱل ِقتَا ُل َو ُه َو ُك ْرهٌ لَّ ُك ْم ۖ َو‬
َ ‫ع‬ َ ِ‫ُكت‬
َ ‫ب‬
َّ ‫شيْـًٔا َو ُه َو ش ٌَّر لَّ ُك ْم ۗ َو‬
‫ٱَّللُ يَ ْعلَ ُم َوأَنت ُ ْم‬ ۟ ‫س ٰٓى أَن ت ُ ِحب‬
َ ‫ُّوا‬ َ ‫ع‬ َ ‫َخي ٌْر لَّ ُك ْم ۖ َو‬
َ‫ََل تَ ْعلَ ُمون‬
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” (Al-Baqarah 2:216)

‫ِإ َّن َم َع ْٱلعُ ْس ِر يُ ْس ًرا‬


َ ‫فَإِذَا فَ َر ْغ‬
َ ‫ت فَٱن‬
ْ‫صب‬
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari
suatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Q.S. Al-Insyirah 6-7)

َ‫ب ْٱل َعلَ ِمين‬


ِ ‫ْٱل َح ْمدُ ِ ََّّللِ َر‬
AlhamdulillahiRabbil’alamin, atas rahmat dan hidayah dari Allah Subhanawata’ala, saya dapat
menyelesaikan laporan karya ilmiah ini dengan sangat baik. Setiap goresan tinta ini adalah
wujud dari keagungan dan kasih sayang yang diberikan Allah Subhanawata’ala kepada umat-
Nya. Oleh karena itu, karya tulis sederhana ini penulis persembahkan untuk:
1. Umi dan Abi terhormat yang telah mendukungku, memberiku motivasi dalam segala hal
serta memberikan kasih sayang.
2. Kakakku yang telah membatuku melalui perantara do’a.
3. Bapak Ahmad Barokah dan Ahmad Khloliq selaku guru pembimbing agama Islam dan budi
pekerti yang memberikan ilmu dan pengarahan dalam pembelajaran agama di sekolah
4. Bapak/Ibu guru serta staf tata usaha SMA Negeri 1 Pati.
5. Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati.
6. Semua teman di SMA Negeri 1 Pati, khususnya kelas XI MIPA 3.
7. Pembaca yang budiman.

Jazakumulloh Khoiron Katsiro


iv
ABSTRAK

v
PENGANTAR

َ‫ب ْٱل َعلَ ِمين‬


ِ ‫ْٱل َح ْمدُ ِ ََّّللِ َر‬
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanawata’ala, Rabb Semesta
Alam, Yang Maha Esa, karena senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
sampai dengan selesainya penyusunan makalah karya ilmiah dengan judul: “Upaya Menangkal
Radikalisme dan Terorisme Melalui Penguatan Akhlaqul Karimah dalam Kerohanian
Islam/Rohis Al-Izzah Berbasis Pembentukan Kader Generasi Qur’ani sebagai Manifestasi
Moderasi Islam di Nusantara (Studi Pencegahan Gahzwul Fikri Berbasis Peningkatan Iman dan
Taqwa dalam Menjaga Ukhnuwah Islamiyah di SMA Negeri 1 Pati)”.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, sehingga dalam
penyusunan makalah laporan studi kasus tidak sedikit mendapat bantuan, petunjuk, saran-saran,
maupun arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan rendah hati dan rasa hormat, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Abi dan Umi yang telah mendukungku, memberiku motivasi dalam segala hal serta
memberikan kasih sayang.
2. Kakakku yang telah membatuku melalui perantara do’a.
3. Bapak Ahmad Barokah dan Ahmad Khloliq selaku guru pembimbing agama Islam dan
budi pekerti
4. Selurah Bapak/Ibu guru serta staf tata usaha SMA Negeri 1 Pati yang telah memberikan
motivasi bagi penulis.
5. Bapak/Ibu guru serta staf tata usaha SMA Negeri 1 Pati.
6. Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati.
7. Semua teman di SMA Negeri 1 Pati, khususnya kelas XI MIPA 3.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam makalah laporan studi
kasus ini. Karenanya saran dan kritik akan sangat membantu demi terciptanya makalah laporan
studi kasus yang mendekati sempurna. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah laporan
studi kasus ini dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan
atas permasalahan yang diangkat oleh penulis. Jazakumullah Khairon Katsiro. Semoga
kebaikan kalian senantiasa dibalas oleh Allah Subhanawata’ala Rabb Semesta Alam. Aamiin
Ya Rabbal’alamin.
Rembang, 22 Juni, 2019.
Hormat kami,
Penulis.

vi
DAFTAR ISI

Halaman judul....................................................................................................................... i
Lembar pengesahan............................................................................................................... ii
Pernyataan orsinalitas karya................................................................................................. iii
Motto dan persembahan........................................................................................................ iv
Abstrak.................................................................................................................................. v
Pengantar............................................................................................................................... vi
Daftar isi................................................................................................................................ vi
Daftar tabel, gambar, dan diagram......................................................................................... ix
Pedoman trasliterasi Arab-latin............................................................................................. x
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah........................................................................................................... 11
1.3 Rumusan Masalah......................................................................................................... 12
1.4 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 12
1.5 Manfaat Penulisan........................................................................................................ 13
1.6 Sistematika Penulisan................................................................................................... 13
BAB II
Telaah Pustaka
2.1 Definisi dan hakikat sistem hukum dan peradilan di Indonesia................................... 13
2.2 Perbedaan tentang sistem hukum di Indonesia era orde lama dengan era reformasi..... 19
yang diterapkan dalam pemerintahan Ratu Sima di Kerajaan Kalingga dan kasus
penabrakan AQJ dengan minibus di Jakarta tahun 2013
2.3 Dasar Hukum kasus penabrakan AQJ dengan minibus di Jakarta tahun 2013............. 20
2.4 Pengembangan dan penerapan Edgar Dale’s Cone of Experince melalui.......... metode 22
bermain peran (role play) berbasis kethoprak sebagai media pembelajaran sistem
hukum dan peradilan di Indonesia
2.5 Manfaat studi kasus penabrakan AQJ dengan minibus di Jakarta tahun 2013........ yang 24
difleksikan melalui metode bermain peran (role play) sebagai media pembelajaran
PPKn dalam upaya meningkatkan pemahaman generasi muda tentang sistem hukum
dan peradilan di Indonesia
BAB III
Metodelogi Penelitian

vii
3.1 Waktu dan tempat penelitian....................................................................................... 25
3.2 Metode Penelitian........................................................................................................ 25
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil............................................................................................................................. 27
4.2 Pembahasan................................................................................................................. 29
BAB V
Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan...................................................................................................................... 32
5.2 Saran........................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 33
LAMPIRAN I................................................................................................................. 34
LAMPIRAN 2................................................................................................................. 36

viii
DAFTAR TABEL, GAMBAR, DAN DIAGRAM

ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang permasalahan


Indonesia merupakan negara multikultural yang majemuk sehingga memiliki kekayaan
khazanah budaya, ras, adat istiadat, dan suku. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik)
tahun 2017 dan 2019, tentang keadaan geografis, Indonesia memiliki luas wilayah 1.916.862,20
km2 dengan jumlah sekitar 16.056 pulau, yang mana setiap daerah memiliki ciri khas budaya
beragam. Bedasarkan statistik data tahun 2018 dari Kemendikbud (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan), Indonesia memiliki warisan budaya benda (tangible heritage) dan warisan
budaya tak benda (intangible heritage). Keragaman warisan budaya benda meliputi 2.319 cagar
budaya (cultural heritage) dan 435 museum. Sementara untuk keragaman warisan budaya tak
benda (intangible heritage), Indonesia memiliki 102 tradisi dan ekspresi lisan (oral tradition and
expression), 209 adat istiadat (sosial practices and festive events), 41 pegetahuan dan kebiasaan
perilaku masyarakat mengenai alam semesta (knowledge and practices concerning nature and
universe), 271 seni pertunjukan (performing arts), serta 196 kemahiran dan kerajinan tradisional
(traditional craftmanship). Keragaman adalah sunnatullah sebagaimana firman Allah
Subhanawata’ala dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat/49: ayat ke-13 yang berbunyi:

Terjemahnya: "Wahai manusia, Sesungguhnya Kami (Allah Subhawata’ala) telah


menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah Subhawata’ala ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sungguh Allah Maha Mengetahui dan Maha Meneliti” (Surah Al-Hujurat/49: ayat ke-13).
Dengan kondisi budaya dan adat istiadat yang beragam/majemuk menyebabkan
Indonesia memiliki potensi untuk terjadi perpecahan apabila tidak disikapi dengan baik. Selain
itu, Indonesia juga dihadapi dengan arus globalisasi yang mendunia. Di era globalisasi ini
banyak budaya dan ideologi yang masuk ke wilayah Indonesia. Tidak semua ideologi dan
budaya asing yang masuk tersebut baik karena diantaranya terdapat yang bersifat radikal.
Target atau sasaran utama dari invensi teknologi dan budaya asing adalah masyarakat terutama
xi
para generasi muda bangsa Indonesia di usia remaja. Pada usia 15-19 tahun remaja mudah
sekali terpengaruh dengan budaya asing karena pikiran mereka masih labil dan masih
menemukan jati diri mereka. Menurut Quintan Wiktorowicz (2005), pada era remaja mulai
terjadi pembukaan kognitif (cognitive opening) sehingga remaja akan mencari banyak referensi
untuk menggali jati dirinya. Emosi remaja masih mudah bergejolak dan mudah terpengaruh
dengan penyusupan ideologi dan budaya asing yang tidak baik dan bersifat radikal (contohnya
adalah terorisme dan ISIS/Islamic State of Israel Suriah). Ideologi yang mengandung paham
radikaisme sangat berbahaya, contoh konkreatnya terjadinya pengeboman masjid oleh
sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab. Ini dikarenakan Ghazwul Fikri atau perang
pemikiran yang melanda negeri ini.
Apabila remaja tidak dibentengi dengan Imtaq (Iman dan taqwa), maka remaja akan
mudah terhasut dengan budaya-budaya asing yang bertentangan dengan syariat Islam dan
Ideologi Pancasila. Hal ini perlu menjadi perhatian dari berbagai pihak, khusunya institusi
pemerintah dan lembaga pendidikan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam lembaga
pendidikan, salah satu solusi yang tepat adalah dengan membentuk suatu wadah perkumpulan
dan pembinaan akhlak remaja berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Allah Subhnawata'a,
contohnya adalah melalui Rohis (Rohani Islam) Al-Izzah di Sekolah Menegah Atas Negeri 1
Pati. Melalui gerakan Kerohanian Islam/Rohis Al-Izzah dilakukan pembentukan iman dan
akhlaqul karimah bagi generasi muda agar siap menghadapi tantangan zaman. Juga dibekali
dengan landasan agama yang kuat agar tidak mudah goyah dalam menghadapi tantangan dari
luar serta dapat memfilter segala ideologi yang masuk. Kegiatan di Rohis Al-Izzah meliputi
mentoring keagamaan setiap hari Senin, liqo' oleh para murabbi, dan kajian islami lainnya.
Diharapkan dengan hadirnya Rohis dapat mengimbangi remaja SMA agar tidak hanya pandai
dalam hal pelajaran, tetapi juga mempunyai akhlaqul karimah dan pengetahuan keagamaan
yang luas yang dapat dijadikan suri tauladan dalam masyarakat terutama dalam menangkal
paham radikalisme yang budaya asing yang kurang baik. Diharapkan. Rohis Al-Izzah SMA N
1 Pati dapat menjadi pelopor untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah
Subhanawata'ala, Rabb Semesta Alam. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Upaya Menangkal Radikalisme dan Terorisme Melalui Penguatan
Akhlaqul Karimah dalam Kerohanian Islam/Rohis Al-Izzah dalam Pembentukan Kader
Generasi Qur’ani sebagai Manifestasi Moderasi Islam di Nusantara (Studi Pencegahan
Gahzwul Fikri Berbasis Peningkatan Iman dan Taqwa dalam Menjaga Ukhnuwah Islamiyah di
SMA Negeri 1 Pati)”.

xii
1.2 Batasan penelitian
Agar penelitian lebih fokus dan terarah serta menghindari keluar dari konteks penelitian
maka perlu dirumuskan batasan masalah yaitu subjek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati sebagai wadah kegiatan bagi siswa-siswi untuk
menumbuhkan akhlaqul karimah berbasis peningkatan iman dan taqwa kepada Allah
Subhanawata’ala untuk menangkal ghazwul fikri, paham radikalisme, dan terorisme.
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.3.1 Bagaimana dampak negatif radikalisme, terorisme, dan ghazwul fikri terhadap
moral generasi muda terutama siswa SMA N 1 Pati?
1.3.2 Bagaimana upaya menangkal radikalisme dan memperkuat ukhnuwah islamiyah?
1.3.3 Bagaimana peran Rohis Al-Izzah dalam pembentukan generasi Qur’ani yang
antiradikal dan berakhlaqul karimah?
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini meliputi:
1.4.1 Menganalisis dampak negatif radikalisme dan ghazwul fikri terhadap moral
generasi muda terutama siswa SMA N 1 Pati.
1.4.2 Mengintepretasi upaya yang tepat dalam menangkal radikalisme dan memperkuat
ukhnuwah Islamiyah anargenerasi muda Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati.
1.4.3 Mengetahui peranan Rohis Al-Izzah dalam pembentukan generasi Qur’ani yang
antiradikal dan berakhlaqul karimah.
1.5 Manfaat penelitian
Dengan penulisan dan penelitian karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih manfaat teoritis dan praktis bagi masyarakt luas, meliputi berikut:
1.5.1 Manfaat teoritis
Melalui karya ilmiah ini dapat melatih dan mengembangkan pola pikir ilmiah bagi
peneliti dalam mengalisis solusi yang tepat dalam upaya menangkal paham radikalisme
dan memperkuat ukhnuwah Islamiyah bagi generasi muda Rohis Al-Izzah SMA N 1 Pati.
1.5.2 Manfaat praktis
1.5.2.1 Bagi masyarakat dengan adanya Rohis Al-Izzah dapat digunakan untuk
sebagai wadah bagi putra/putrinya dalam pembentukan kader generasi
Qur’ani dan Rabbani yang antiradikal.
1.5.2.2 Bagi praktisi dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang upaya
menangkal paham radikalisme dan memperkuat islamiyah.
xiii
1.5.2.3 Bagi para peneliti dapat digunakan sumber referensi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan sosial-keagamaan tentang menangkal
paham radikalisme.
1.5.3 Manfaat bagi lingkungan
Dengan pembentukan Rohis Al-Izzah dapat membentuk lingkungan yang islami,
damai, serta toleran dalam menghadapi keragaman dan kemajemukan sosial yang ada di
Indonesia, khususnya dalam lingkungan Sekolah Menengah Atas Neger 1 Pati.
1.6 Sistematika penulisan karya ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, sistematika penulisan yang digunakan meliputi: bab I
berisi tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat
penulisan. Bab II berisi tentang landasan teori karya ilmiah yang meliputi kajian tentang upaya
menangkal paham radikalisme dan memperkuat ukhnuwah islamiyah berbasis pembentukan
kerohanian Islam, Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati. Bab III berisi tentang metodologi
penelitian. Bab IV berisi tentang hasil dan pembahasan. Bab V terakhir berisi tentang simpulan
dan saran/rekomendasi untuk pengembangan dan perbaikan penelitian yang telah dilakukan.

xiv
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menangkal paham radikalisme dan terorisme


2.1.1 Pengertian paham radikalisme dan terorisme
Terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar keyakinan, doktrin, dan
ideologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat. Terorisme mudah berkembang
dalam masyarakat yang sudah dicemari oleh paham fundalisme ekstrim atau radikalisme
keagamaan (Hendropriyono, 2009:13). Radikalisme merupakan embrio lahirnya
terorisme. Secara etimologis, kata radical dalam bahasa inggris bisa bermakna bertindak
radikal dan dapat juga berarti sampai ke akar-akarnya (Hasan Shadily, et al, 1995).
Radikalisme bermakna berada pada posisi ekstrem dan jauh dari posisi tengah-tengah,
atau melewati batas kewajaran. Sementara secara terminologis, menurut Irwan Masduki
(2011), radikalisme adalah fanatik kepada suatu pendapat dan menegasikan pendapat
orang lain, abai terhadap historitas Islam, tidak dialogis, dan harfiah dalam memahami
teks agama tanpa mempertimbangkan tujuan esensial syariat (maqasid al-syariah).
Menurut Abdul Halik (2016), menjalaskan bahwa radikalisme sebagai suatu
paham yang diyakini oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara pemaksaan.
Namun bila ditinjau dari sudut pandang keagamaan dapat diartikan sebagai paham yang
mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang
sangat tinggi, cenderung memahami Al-Qur’an secara tekstual dan literal sehingga tidak
jarang penganut dari paham atau aliran tersebut menggunakan cara-cara anarkis,
antitoleransi, antidialog, serta bertindak destruktif.
Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total
dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis
lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Dalam teks-teks agama menyebut
radikalisme dengan istilah “al-gulwu”, “al-tasyaddud”, dan “al-tanattu”. Al-ghuluw juga
diartikan melampuai batas, tidak mengikuti fitrah, membebani diri dengan sesuatu
keyakinan yang di luar kemampuannya, terlalu keras, melebihi batas yang seharusnya,
dan tidak pada posisi yang sewajarnya, sebagaimana dalam Qur’an Surah An-Nisa:171.

xv
Terjemahannya: “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah Subhanawata’ala kecuali
yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan
(yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan
(dengan tiupan) roh dari-Nya Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya
dan janganlah kamu mengatakan: "trinitas", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah (ialah) Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah
Subhanawata’ala dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah Subhanawata’ala menjadi Pemelihara” (Al-Qur’an
Surah An-Nisa: ayat ke-171).
Ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan paham radikal, yaitu
1).intoleran (tidak mau menghargai pendapat & keyakinan orang lain), 2) fanatik (selalu
merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah), 3) eksklusif (membedakan diri dari
umat Islam umumnya), dan 4) revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara
kekerasan untuk mencapai tujuan). Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme disebutkan bahwa terorisme adalah
setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
menimbulkan situasi teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau
menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas harta benda orang lain,
atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-oyek vital strategis,
lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional. Terorisme memuat tiga
komponen/hal pokok: pertama, metode, yakni menggunakan kekerasan; kedua, target,
yakni korban warga sipil secara acak, dan ketiga tujuan, yakni untuk menebar rasa takut
dan untuk kepentingan perubahan sosial politik (Harvey W. Kushner, 2003:23).
2.1.2 Sejarah paham terorisme di Indonesia
Sejak awal kemerdekaan hingga reformasi aksi terorisme selalu ada dalam
bentuk, motif dan gerakan yang berbeda-beda serta dengan strategi penanggulangan yang
berbeda-beda pula. Di masa orde lama kebijakan dan strategi penanggulangan terorisme
dilaksanakan dengan pendekatan keamanan melalui operasi militer dengan basis Undang-
Undang subversif. Hampir sama dengan Orde Lama, penanggulangan terorisme pada
xvi
masa Orde Baru juga mendasarkan pada Undang-Undang subversif dengan penekanan
lebih pada operasi intelijen. Pada era reformasi, demokratisasi, kebebasan dan perspektif
HAM (Hak Asasi Manusia) di berbagai sektor telah turut mempengaruhi kebijakan dan
strategi penanggulangan terorisme yang lebih mengedepankan aspek penegakan hukum
misalnya lahirnya UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme setelah tragedi Bom Bali I Tahun 2002 di Legian Bali.
2.1.3 Faktor pembentuk paham radikalisme dan terorisme
Menurut Badan Penanggulangan Terorisme, seseorang yang memiliki sikap dan
pemahaman radikal saja tidak mesti menjadikannya terjerumus dan terjebak dalam paham
dan aksi terorisme. Ada faktor lain yang memotivasi seseorang bergabung dan terjebak
dalam jaringan terorisme. Motivasi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
faktor domestik, yakni kondisi dalam negeri yang semisal dilanda kemiskinan,
ketidakadilan, atau merasa kecewa dengan kebijaksanaan yang diambil pemegang
pemerintahan. Kedua, faktor internasional, yakni pengaruh lingkungan luar negeri yang
memberikan daya dorong tumbuhnya sentiment keagamaan seperti ketidakadilan global,
politik luar negeri yang arogan, dan imperialisme modern negara adidaya (super power).
Ketiga, faktor kultural yang sangat terkait dengan pemahaman keagamaan yang dangkal
dan penafsiran kitab suci yang sempit dan leksikal (harfiyah). Sikap dan pemahaman yang
radikal dan dimotivasi oleh berbagai faktor di atas seringkali menjadikan seseorang
terjerumus dan memilih untuk bergabung dalam aksi dan jaringan terorisme.
2.1.4 Upaya menangkal paham radikalisme dan terorisme
Pada tahun 2010 pemerintah mengeluarkan Perpres (Peraturan Presiden) Nomor
46 Tahun 2010 tentang pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) yang pada tahun 2012 diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012.
Pembentukan BNPT merupakan kebijakan negara dalam melakukan terorisme di
Indonesia sebagai pengembangan dari Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme
(DKPT) yang dibuat pada tahun 2002. Penyelasaian terorisme tidak hanya selesai dengan
penegakan dan penindakan hukum (hard power) tetapi yang paling penting menyentuh
hulu persoalan dengan upaya pencegahan (soft power). Dalam bidang pencegahan, BNPT
menggunakan dua strategi pertama, kontra radikalisasi yakni upaya penanaman nilai-nilai
ke-Indonesiaan (nasionalisme dan patriotisme) serta nilai-nilai nonkekerasan. Dalam
prosesnya strategi ini dilakukan melalui pendidikan baik formal maupun nonformal.
Kontra radikalisasi diarahkan masyarakat umum melalui kerjasama dengan tokoh agama,
tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, dan stakehorlder lain
dalam memberikan nilai-nilai kebangsaan yang benar. Strategi kedua adalah
xvii
deradikalisasi. Bidang deradikalisasi ditujukan kepada kelompok simpatisan, pendukung,
inti, dan militan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar lapas. Tujuan dari
deradikalisasi agar kelompok inti, militan, simpatisan, dan pendukung meninggalkan
cara-cara kekerasan dan teror dalam memperjuangkan misinya serta memoderasi paham-
paham radikal mereka dengan ukhnuwah Islamiyah yang sejalan dengan semangat
kelompok Islam moderat dan cocok dengan misi-misi kebangsaan yang memperkuat
keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
2.1.5 Kerentanan dan penangkalan generasi muda terhadap radikal terorisme
Masa transisi krisis identitas kalangan pemuda berkemungkinan untuk
mengalami apa yang disebut Quintan Wiktorowicz (2005) sebagai cognitive opening
(pembukaan kognitif), sebuah proses mikro sosiologis yang mendekatkan mereka pada
penerimaan terhadap gagasan baru yang lebih radikal. Alasan-alasan seperti itulah yang
menyebabkan mereka sangat rentan terhadap pengaruh dan ajakan kelompok kekerasan
dan terorisme. Kehadiran Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menjadi momok baru
yang menakutkan bagi kalangan generasi muda dengan berbagai provokasi, propaganda
dan ajakan kekerasan yang tidak baik bagi generasi muda. Contoh konkreatnya adalah
Wildan terpidana bom Bali 2002 yang merupakan santri di Pondok Al-Islam di
Tenggulun, Lamongan dan Asyahnaz Yasmin (25 tahun), termasuk satu dari 16 warga
negara Indonesia yang ditangkap pemerintah Turki. Gadis asal Bandung ini setelah
dipulangkan ke Indonesia, ia ditolak keluarganya dan bupati setempat. Kemensos RI
(Kementrian Sosial Republik Indonesia) pun menampungnya kembali di rumah
perlindungan dan trauma centre. Fakta-fakta tersebut memperlihatkan kerentanan
kalangan generasi muda dari keterpengaruhan ajaran sekaligus ajakan yang disebarkan
oleh kelompok radikal baik secara langsung maupun melalui daring/media online yang
menjadi populer akhir-akhir ini. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya yang tepat
sasaran dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme bagi generasi muda di
Indonesia. Menurut BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) terdapat 3 (tiga)
institusi sosial yang sangat penting untuk memerankan diri dalam melindungi generasi
muda. Pertama pendidikan, melalui peran lembaga pendidikan, guru dan kurikulum
dalam memperkuat wawasan kebangsaan, sikap moderat, dan toleransi pada generasi
muda. Kedua, keluarga, melalui peran orang tua dalam menanamkan cinta dan kasih
sayang Umi dan Abi kepada generasi muda dan menjadikan keluarga sebagai unit
konsultasi dan diskusi. Ketiga, komunitas/institusi soasial: melalui peran tokoh
masyarakat di dalam lingkungan masyarakat untuk menciptakan ruang kondusif bagi
terciptanya budaya perdamaian di kalangan generasi muda. Selain peran yang dilakukan
xviii
secara institusional melalui kelembagaan pendidikan, keluarga dan lingkungan
masyarakat, generasi muda juga dituntut mempunyai sistem imuntas/pertahanan dan daya
tangkal yang kuat dalam menghadapi pengaruh dan ajakan radikal terorisme. Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kalangan generasi muda, dalam rangka menangkal
pengaruh paham dan ajaran radikal yakni 1) perkaya wawasan keagamaan yang moderat,
terbuka dan toleran, 2) tanamkan jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI, 3)
bentengi keyakinan diri dengan selalu waspada terhadap provokasi, hasutan/fitnah, dan
pola rekruitmen teroris baik di lingkungan masyarakat maupun dunia maya, 4)
membangun jejaring dengan komunitas damai baik offline maupun online untuk
menambah wawasan dan pengetahuan, dan 5) bergabunglah di damai.id sebagai media
komunitas dalam rangka membanjiri dunia maya dengan pesan-pesan perdamaian dan
cinta kasih antarsesama muslim untuk tetap menjaga keutuhan, kedaulatan, dan persatuan
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di tengah era globalisasi yang mendunia.
2.2 Ukhnuwah Islamiyah
2.2.1 Pengertian ukhnuwah Islamiyah
Uknuwah berarti persaudaraan, dari akar kata mulanya berarti memperhatikan.
Ukhnuwah fillah atau persaudaraan sesama muslim adalah model pergaulan antarmanusia
yang prinsipnya telah digariskan dalam Al-Qur’an dan al-Hadist, yaitu suatu wujud
persaudaraan karena Allah Subhnahuwata’ala. Ukhnuwah Islamiyah adalah hubungan
yang dijamin oleh rasa cinta dan didasari oleh akidah dalam bentuk persahabatan
bagaikan suatu bangunan yang kokoh. Melalui rahmat dari Allah Subhnahuwata’ala maka
timbul rasa mahabbah (saling mencintai) anatara sesama, sehingga secara naluriah,
manusia merasa saling membutuhkan antara satu dengan lainnya, sehingga terwujudlah
persaudaraan. Oleh karena itu, manusia selain disebut makhluk individu, juga termasuk
makhluk sosial. Persaudaraan antarmuslim sebagai pilar masyarakat Islam sesungguhnya,
bersifat sebagai perat pilar-pilar sosial ke-Islaman seperti unsur persamaan (egaliter),
kemerdekaan, persatuan, dan musyawarah mufakat. Ibarat suatu bangunan rumah
kemerdekaan adalah pondasinya, sedangkan egaliter sebagai tiang penyangga utamanya,
dan persaudaraan muslim sebagai balok-balok perekat dan pengikat tiang utama yang
penentu model bangunan rumah, sedangkan unsur persatuan diibaratkan tembok dan
dinding yang memperkokoh bagunan rumah, sementara musyawarah diasumsikan
sebagai ventilasi yang mengatur keluar masuk udara. Dengan menyatunya unsur
persamaan, kemerdekaan, persatuan, dan musyawarah mufakat maka akan membentuk
bagunan rumah yang utuh, kokoh, dan ideal. Itulah tamsil ukhnuwah Islamiyah
berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:
xix
ُ ‫ش ُّد بَ ْع‬
ً ‫ضهُ بَ ْع‬
‫ضا‬ ِ َ‫ْال ُمؤْ ِم ُن ِل ْل ُمؤْ ِم ِن َك ْالبُ ْني‬
ُ َ‫ان ي‬
Terjemahannya: “Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah
bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [Shahih Muslim No.4684]

Sejarah membuktikan bahwa wujud persaudaraan muslim, mampu membentuk


suatu komunitas masyarakat yang kokoh dan bersatu pada peradaban ummah yang
terbaik. Sifat persaudaraan sebagai manifestasi ketaatan kepada Allah Subhanawata’ala
tersebut akan menghasilkan sifat lemah lembut, kasih sayang, saling mencintai, dan
tolong menolong. Sebagaimana sabda Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, “Belum
dikatakan beriman salah seorang di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya sendiri”. Maka kewajiban pertama umat Islam itu ialah
menggiatkan dakwah agar agama dan berkembang baik dan sempurna sehingga banyak
pemeluk-pemeluknya. Dengan dorongan agama akan tercapailah bermacam-macam
kebaikan sehingga terwujud persatuan yang kokoh dan kuat. Dari persatuan yang kokoh
tersebut akan timbul kemampuan yang besar untuk mencapai kemenangan dalam setiap
perjuangan (Cecep Sudirman Anshori, 2016).
2.2.2 Hakikat dari ukhnuwah Islamiyah
Menurut Cecep Sudirman Anshori (2016) terdapat hakikat dari uknuwah
Islamiyah, di antranya meliputi sebagai berikut:
2.2.2.1 Mensyukuri nikmat dari Allah Subhanahuwata’ala
Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam A-
Qur’an surah Al-Imran [3], ayat 103:

‫َّللاِ َعلَ ْي ُك ْم‬


َّ ‫ت‬َ ‫َّللاِ َج ِميعًا َو ََل تَفَ َّرقُوا ۚ َوا ْذ ُك ُروا ِن ْع َم‬ َّ ‫ص ُموا ِب َح ْب ِل‬ ِ َ ‫َوا ْعت‬
ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلُوبِ ُك ْم فَأ‬
َ ‫صبَ ْحت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه إِ ْخ َوانًا َو ُك ْنت ُ ْم َعلَى‬
‫شفَا‬ َ َّ‫إِ ْذ ُك ْنت ُ ْم أ َ ْعدَا ًء فَأَل‬
َ‫َّللاُ لَ ُك ْم آيَاتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْهتَدُون‬
َّ ‫ار فَأ َ ْنقَذَ ُك ْم ِم ْن َها ۗ َكذَ ِل َك يُبَيِ ُن‬
ِ َّ‫ُح ْف َرةٍ ِمنَ الن‬
Terjemahannya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah Subhanahuwata’ala, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah Subhanahuwata’ala kepadamu ketika dahulu (masa
jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah Subhanahuwata’ala akan
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat
Allah.Subhanahuwata’ala orang yang bersaudara, dan kamu telah di tepi jurang
neraka, maka Allah Subhanahuwata’ala menyelamatkan kamu daripadanya.
Demikian Allah Subhanahuwata’ala menerangkan ayat-ayat-Nya agar kamu
(umat manusia) mendapatkan petunjuk (yang benar)”.
xx
Berdasarkan Al-Qur’an surah Ali Imran [3] ayat 103, dapat dipahami
bahwa hakikat dari uknuwah Islamiyah yang direfleksikan melalui pembentukan
generasi Qur’ani dan Rabbani dapat dilihat dari indikator mensyukuri nikmat
Allah Subhanahuwata’ala. Melalui pembentukan generasi Rabbani dan Qur’ani,
berbasis peningkatan Imtaq (Iman dan Taqwa) kepada Allah Subhnawata’ala
diharapkan dapat membentuk solidaritas yang erat dan solid dalam menghadapi
segala tantangan atau ujian kehidupan, termasuk dalam menghadapi pengaruh
penyusupan ideologi dan budaya asing yang bermuatan radikal. Melalui
kerjasama saling bahu-membahu akan dapat mewujudkan persatuan yang kuat
sehingga tidak mudah terpengaruh godaan ideologi dan budaya asing
bertentangan dengan syari’at Islam dan keluhuran martabat bangsa Indonesia.
2.2.2.2 Cerminan dari kekuatan iman
Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam A-
Qur’an surah Al-Anfal [8], ayat 63:

َ ‫ض َج ِميعًا َما أَلَّ ْف‬


َ‫ت بَيْن‬ ِ ‫ت َما فِي ْاْل َ ْر‬ َ ‫ف بَيْنَ قُلُو ِب ِه ْم ۚ لَ ْو أ َ ْنفَ ْق‬ َ َّ‫َوأَل‬
‫يز َح ِكي ٌم‬ ٌ ‫ف بَ ْينَ ُه ْم ۚ إِنَّهُ َع ِز‬َ َّ‫َّللاَ أَل‬
َّ ‫قُلُو ِب ِه ْم َو َل ِك َّن‬
Terjemahannya: “Dan (Allah Subhanawata’ala) yang mempersatukan
hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan
(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati
mereka, akan tetapi Allah Subhanahuwata’ala yang mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia (Allah Subhanawata’ala) yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”.
Berdasarkan terjemahan dari Qur’an Surah Al-Anfal [8] ayat 63 dapat
diinterpretasi bahwa ukhnuwah Islamiyah merupakan salah satu bentuk
indikator dari kekuatan iman kepada Allah Subhnawata’ala. Dengan ukhuwah
Islamiyah dan keimanan yang kuat dalam membangun kader generasi Qur’ani
yang berlandaskan As-Sunnah maka diharapkan dapat mempereratkan jiwa
kesatuan dan persatuan generasi muda bangsa Indonesia agar tangguh dalam
melawan pengaruh arus negatif globalisasi, yang di dalamnya terselip paham
radikalisme. Diperlukan pembinaan Akhlaqul karimah agar generasi muda
memiliki jati diri karakter yang kuat sehinga tidak mudah tergeliur/terjerumus
dengan pengaruh budaya dan ideologi asing yang bertentangan dengan syari’at
dan keluhuran martabat bangsa Indonesia. Melalui Rohis Al-Izzah diharapkan
mampu menanamkan jati diri/karakter Rabbani dan Qur’ani ke generasi muda.
xxi
2.2.2.3 Merupakan arahan Rabbani
Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam Al-
Qur’an surah Al-Hujarat [49], ayat 10:

َ‫َّللاَ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُمون‬ ْ َ ‫ِإنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونَ ِإ ْخ َوة ٌ فَأ‬
َّ ‫ص ِل ُحوا بَيْنَ أَخ ََو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا‬
Terjemahannya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah
kepada Allah Subhanahuwata’ala supaya kamu mendapat rahmah”
2.2.3 Upaya dan faktor-faktor pembentuk ukhnuwah Islamiyah
Menurut Cecep Sudirman Anshori (2016) ada beberapa upaya dan faktor-faktor
pembentuk ukhnuwah Isalmiyah di dalam diri anatarmuslim, di antaranya meliputi:
2.2.3.1 Memperkuat tali silaturrahmi
Imam Malik meriwayatkan: “Berkata nabi bahwa Allah
Subhanahuwata’ala berfirman: pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang
mencintai karena Aku (Allah Subhanahuwata’ala), di mana keduanya saling
berkunjung (menjalin tali silaturahmi/persaudaraan) karena ingin mengharapkan
ridha Allah Subhanahuwata’ala dan saling memberi juga karena mengaharap
ridho Allah Subhanahuwata’ala”. Rasulullah shollallohu’alaihi
wasallam bersabda dalam hadits qudsi (riwayat Imam Ahmad):

‫ت َم َحبَّتِي‬ َّ ِ‫ت َم َحبَّتِي ِل ْل ُمتَبَا ِذ ِلينَ ف‬


ْ َّ‫ َو َحق‬،‫ي‬ َّ ِ‫ت َم َحبَّتِي ِل ْل ُمت َ َحابِينَ ف‬
ْ َّ‫ َو َحق‬،‫ي‬ ْ َّ‫َحق‬
‫ور فِي ِظ ِل ْال َع ْر ِش‬ ٍ ُ‫ َو ْال ُمت َ َحابُّونَ فِي هللاِ َعلَى َمنَا ِب َر ِم ْن ن‬،‫ي‬ َّ ِ‫ِل ْل ُمت َزَ ا ِو ِرينَ ف‬
ُ‫يَ ْو َم ََل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّه‬

Terjemahannya: “Kecintaan-Ku berhak didapat oleh orang yang saling mencinta


karena-Ku, saling memberi karena-Ku, dan saling mengunjungi karena-Ku.
Orang-orang yang saling mencinta karena Allah, akan berada di atas mimbar-
mimbar dari cahaya, di bawah naungan ‘Arsyi ketika tidak ada naungan keculi
naungan-Nya.” (Hadist Riwayat Ahmad)
2.2.3.2 Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
Dalam Hadist riwayat Imam Muslim menjelaskan “siapa yang
meringankan beban penderitaan seorang muslim di dunia pasti Allah
Subhanahuwata’ala akan meringankan beban penderitaan di akhirat kelak. Siapa
yang memudahkan orang dalam keadaan susah pasti Allah subhanahuwata’ala
memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang

xxii
muslim pasti Allah subhanahuwata’ala akan menutup aibnya di dunia dan di
akhirat. Dan Allah subhanahuwata’ala akan selalu menolong hamba-Nya apabila
hamba tersebut menolong saudaranya”

‫ع ْن‬ َ َّ‫سلَّ َم قَا َل َم ْن نَـف‬


َ ‫س‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ُ‫ع ْنه‬
َ ِ ‫ع ِن النَّبِي‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫ع ْن أَبِ ْي ُه َري َْرة َ َر‬
َ ‫ض‬ َ
َّ َ‫ َو َم ْن ي‬،‫ب يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة‬
‫س َر‬ ِ ‫ـر‬َ ‫ـربَةً ِم ْن ُك‬
ْ ‫ع ْنهُ ُك‬ َ ُ‫س هللا‬ ِ ‫ـربَةً ِم ْن ُك َر‬
َ َّ‫ نَـف‬، ‫ب الدُّ ْنيَا‬ ْ ‫ُمؤْ ِم ٍن ُك‬
ُ‫َـرهُ هللا‬
َ ‫ست‬
َ ، ‫َـر ُم ْس ِل ًمـا‬ َ ‫ست‬َ ‫ َو َم ْن‬، ِ‫ع َل ْي ِه فِـي الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرة‬
َ ُ‫ـر هللا‬
َ ‫س‬ َّ َ‫ ي‬، ‫علَـى ُمـ ْعس ٍِر‬ َ
َ ‫ َو َم ْن‬، ‫ع ْو ِن أ َ ِخي ِه‬
‫س َل َك‬ َ ‫ع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما َكانَ ا ْل َع ْبد ُ فِي‬
َ ‫ َوهللاُ ِفـي‬، ِ‫فِـي الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرة‬
‫قَ ْـو ٌم ِفـي‬...‫ َو َما اجْ ت َ َم َع‬، ‫ط ِريقًا ِإلَـى ْالـ َجنَّ ِة‬ َ ، ‫س ِفي ِه ِع ْل ًمـا‬
َ ‫س َّهـ َل هللاُ لَهُ ِب ِه‬ ُ ‫ط ِريقًا َي ْلت َِم‬
َ
، ُ‫س ِكينَة‬
َّ ‫علَ ْي ِه ُم ال‬ ْ َ‫ ِإ ََّل نَـزَ ل‬، ‫سونَـهُ بَ ْينَ ُه ْم‬
َ ‫ت‬ ُ ‫ار‬َ َ‫ َويَتَد‬، ِ‫َاب هللا‬ َ ‫ت هللاِ يَتْلُونَ ِكت‬ ِ ‫ت ِم ْن بُـيُو‬ ٍ ‫بَـ ْي‬
[...] ، ُ‫ع ْندَه‬ ِ ‫ـر ُه ُم هللاُ ِفي َم ْن‬ َ ‫ َوذَ َك‬، ُ‫ َو َحفَّـتْـ ُه ُم ْالـ َمالَ ِئ َكة‬، ُ‫الرحْ ـ َمة‬
َّ ‫غشِـ َيـتْـ ُه ُم‬َ ‫َو‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari
seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari
Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam
masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari
kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim,
maka Allâh akan menutup (aib)-nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa
menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.
Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan
baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu
rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara
mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi
mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah
para Malaikat yang berada di sisi-Nya [Hadist riwayat Imam Muslim].
2.2.3.3 Memenuhi hak ukhnuwah saudaranya
Dalam Hadist riwayat Imam Muslim menjelaskan dari Abu Hurairah
Rasulullah Shalallahu wassalam bersabda:

ٌّ ‫َّللاِ “ َح ُّق ْال ُم ْس ِل ِم َعلَى ْال ُم ْس ِل ِم ِس‬


‫ إذَا‬:‫ت‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫َع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ قَا َل‬
‫س‬ َ ‫ع‬
َ ‫ط‬ َ ‫ َوإِذَا‬،ُ‫ص ْحه‬ َ ‫ص َحك فَا ْن‬ َ ‫ َوإِذَا ا ْست َ ْن‬،ُ‫ َوإِذَا دَ َعاكفَأ َ ِج ْبه‬،‫س ِل ْم َعلَ ْي ِه‬
َ َ‫لَ ِقيْتــَهُ ف‬
َ ‫ َو ِإذا َ َم ِر‬،ُ‫س ِمتْه‬
‫ َو ِإذا َ ماَتَفاتـْبَ ْعهُ” َرواهُ ُمسلم‬،ُ‫ض فَعُ ْده‬ َ َ‫َّللاَ ف‬
َّ َ‫فَ َح ِمد‬

xxiii
Artinya: bahwa hak seorang muslim atas muslim lain ada 6 (enam)
yaitu (1) jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, (2) jika diundang maka
penuhilah, (3) jika dia minta dinasehati maka nasehati pulalah dia, (4) jika bersin
maka doakanlah, (5) jika sakit maka kunjungilah, dan (6) jika dia meninggal
maka antarkanlah ke kubur [Hadist Riwayat Muslim].
2.2.3.4 Mengucapkan selamat berkenaan pada saat keberhasilan
Menurut hadist riwayat Thabrani, barangsiapa mengucapkan selamat
kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan (keberhasilan)
niscaya Allah Subhanahuwata’ala (akan) menggembirakannya pada hari kiamat.
2.2.4 Kendala-kendala dalam mencapai ukhnuwah Islamiyah
Menurut Cecep Sudirman Anshori (2016) tedapat beberapa kendala dalam
mencapai ukhnuwah Islamiyah di antaranya adalah:
2.2.4.1 Jiwa/kalbu yang tidak dirawat
Ukhnuwah sangat erat dengan keimanan. Iman merupakan sentuhan
hati gerakan jiwa. Jika hati dan jiwa tidak diperhatikan dan jarang berzikir maka
akan rawan dengan penyakit hati, seperti iri, dengki, takabur, hasud, dendam,
cenderung mendzolimi, dan kemunafikan. Oleh karena itu sebagai umat
muslmin dan muslimah yang baik harus senantiasa membersihkan hati kita dari
segala pikiran kotor dan was-was setan, sebagaimana firman Allah
Subhanahuwata’ala dalam Al-Qur’an:

َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإ ْن تَتَّقُوا‬


َ ‫َّللاَ يَ ْج َع ْل لَ ُك ْم فُ ْرقَانًا َويُ َك ِف ْر َع ْن ُك ْم‬
‫س ِيئَاتِ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر‬
‫ض ِل ْال َع ِظ ِيم‬
ْ َ‫َّللاُ ذُو ا ْلف‬
َّ ‫لَ ُك ْم ۗ َو‬
Terjemahannya: “Wahai orang-orang beriman, jika kalian betakwa
kepada Allah Subhanahuwata’ala maka Allah akan memberimu daya furqon
yakni pembeda yang baik dan yang buruk dan Kami (Allah Subhanahuwata’ala)
akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-
dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (Qs. Al-Anfal:29).
Oleh karena itu, diperlukan pembersihan diri dan merawat jiwa yang
hendaknya dilakukan secara intens dan kontinu, agar nilai-nilai ukhnuwah dapat
terpatri pada diri setiap hamba Allah yang mukmin.
2.2.4.2 Perkataan yang tidak dijaga
Menjaga mulut akan berkata baik, benar, dan jujur serta menjauhi dari
kata-kata merusak dan tercela, merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada

xxiv
Allah Subhanahuwata’ala, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-
Ahzab ayat 70:

َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًَل‬
‫سدِيدًا‬
Terjemahannya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah Subhnahuwata’ala dan berkatalah dengan perkataan yang benar”
[Surah Al-Ahzab ayat 70]. Bahkan memelihara lidah merupakan salah satu
kesempurnaan iman, berdasarkan dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ص ُمت‬ ِ ْ‫اَّللِ َو ْاليَ ْو ِم ا‬


ْ َ‫ْلخ ِر فَليَقُ ْل َخي ًْرا أ َ ْو ِلي‬ َّ ِ‫َم ْن َكانَ يُؤْ ِم ُن ب‬

Terjemahannya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah


Subhanahuwata’ala dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau
hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, No. 6018; Muslim, No.47)

Karena mulut harus tidak boleh lepas kontrol, dan harus senantiasa
berpikir positif & cermat sebelum berbicara atau bersikap, merupakan tanda
orang bijak. Seringkali lidah tanpa kontrol dan mulut berbicara tanpa berpikir
yang menyebabkan perselisihan dan permusuhan di masyarakat. Dengan lisan
yang kurang baik dapat menyebabkan orang lain bisa tersinggung, merasa tidak
dihargai, merendahkan orang lain, menyebut-nyebut aib sesorang, dan dapat
memperlemah dalam uknuwah Islamiyah. Oleh karena itu sebagai muslim yang
bijaksana, alangkah lebih baik jika sesama umat dapat menjaga lisan dan tutur
kata kita, karena dengan menjaga lisan merupakan bentuk kesempurnaan iman.
2.2.4.3 Lingkungan yang kurang kondusif
Kepribadiaan seseorang seringkali dibentuk dan dipengaruhi oleh
lingkungannya. Apalagi sesorang yang tidak memiliki kemampuan ta’tsir,
sehingga ia mudah dipengaruhi lingkungan di mana ia harus berinteraksi. Oleh
karena itu, Allah Subhanahuwata’ala Rabb semesta alam, memerintahkan Nabi
Nabi Muhammad ṣallallāhu 'alaihi wa sallam untuk senantiasa sabar bersama
orang-orang yang multazim (komitmen) dengan ajaran Allah
Subhanahuwata’ala, senantiasa taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah
Subhnahuwata’ala.

xxv
Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda
beliau :

ِ ‫ام ُل ْال ِمس‬


‫ْك‬ ِ ‫ فَ َح‬، ‫ير‬ِ ‫ْك َونَافِخِ ْال ِك‬ ِ ‫ام ِل ْال ِمس‬ ِ ‫س ْو ِء َك َح‬ َّ ‫صا ِلحِ َوال‬ َّ ‫يس ال‬ِ ‫َمث َ ُل ْال َج ِل‬
َ ‫ َوإِ َّما أ َ ْن ت َ ِجدَ ِم ْنهُ ِري ًحا‬، ُ‫ع ِم ْنه‬
‫ َونَافِ ُخ‬، ً‫ط ِيبَة‬ َ ‫ َوإِ َّما أ َ ْن ت َ ْبتَا‬، ‫إِ َّما أ َ ْن ي ُْح ِذيَ َك‬
ِ ‫ْال ِك‬
‫ َوإِ َّما أ َ ْن ت َ ِجدَ ِري ًحا َخ ِبيثَة‬، ‫ير إِ َّما أ َ ْن يُ ْح ِرقَ ثِ َيا َب َك‬

Artinya: “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat
seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi
mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak
wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai
pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang
tak sedap.” (Hadist Riwayat Bukhari No. 5534 dan Imam Muslim No. 2628).
Maka menurut hadist tersebut dapat diinterpretasi bahwa kondisi
lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan jati diri, kepribadian, dan
karakter setiap jiwa manusia. Suasana lingkungan yang tidak baik merupakan
salah satu pendorong keretakan hubungan antarorang-orang yang beriman.
Lingkungan yang terdapat saling hasud, budaya pamer/riya’, hedonis,
matreialistis, perilaku destrukti, senang menyebar fitnah, hobi bergunjing,
menyebar gosip dan isu yang tidak benar. Semua perilaku buruk tersebut adalah
penyakit lingkungan masyarakat yang akan merusak dan mematikan
keharmonisan hubungan personal dan komunal pada masyarakat muslim. Oleh
karena itu, sebagai muslimin dan muslimah yang baik seyogyanya kita dapat
bersatu padu dalam menciptakan lingkungan sosial yang baik dan mempererat
tali persaudaraan sehingga tercipta ukhnuwah Islamiyah yang erat sehingga
dapat menangkal segala pengaruh yang tidak baik.
2.3 Pembentukan generasi tahfiz sebagai pemimpin masyarakat melalui Rohis Al-Izzah
Rohis Al-Izzah memiliki peranan krusial dalam pembentukan kader generasi tahfiz. Hal
ini dikarenakan di dalam Rohis Al-Izzah ditanamkan pendidikan karakter dan budi pekerti luhur
yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembentukan akhlaqul karimah bagi generasi muda
bangsa Indonesia. Di dalam Rohis Al-Izzah juga ditanamkan nilai dasar kepemimpinan dan
kejujuran bagi setiap anggotanya. Setiap anggota Rohis Al-Izzah diberikan landasan iman dan

xxvi
taqwa yang kuat agar tidak mudah goyah dalam menghadapi tantangan zaman. Melalui LDK
(Latihan Dasar Kepemimpinan) yang diberikan oleh pembina kepada anggota Rohis dapat
menanamkan karakter pemimpin bagi setiap anggota Rohis. Hal ini dapat dilihat dari hadis
berikut:

‫ أَنَّهُ قَا َل « أََلَ ُكلُّ ُك ْم َراعٍ َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئُو ٌل‬- ‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ - ‫ع ِن النَّبِ ِى‬
َ ‫ع َم َر‬
ُ ‫َع ِن اب ِْن‬
‫الر ُج ُل َراعٍ َعلَى‬ ِ َّ‫ير الَّذِى َعلَى الن‬
َ ‫اس َراعٍ َو ُه َو َم ْسئُو ٌل‬
َّ ‫ع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو‬ ُ ‫َع ْن َر ِعيَّتِ ِه فَاْل َ ِم‬
‫ى َم ْسئُولَةٌ َع ْن ُه ْم‬ ِ ‫ع ْن ُه ْم َو ْال َم ْرأَة ُ َرا ِعيَةٌ َعلَى بَ ْي‬
َ ‫ت بَ ْع ِل َها َو َولَ ِد ِه َو ِه‬ َ ‫أ َ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َو ُه َو َم ْسئُو ٌل‬
‫ع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬َ ‫س ِي ِد ِه َو ُه َو َم ْسئُو ٌل َع ْنهُ أََلَ فَ ُكلُّ ُك ْم َراعٍ َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئُو ٌل‬ َ ‫َو ْال َع ْبدُ َراعٍ َع َلى َما ِل‬
)‫»( َر َواهُ ُم ْس ِل ٌم‬
Artinya: Dari Ibnu Umar RadiAllahuanhu dari Nabi Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa
sallam sesunggguhnya bersabda: sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: setiap orang adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala
negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat
yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya
perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan
anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga
adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung
jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya (HR.
Muslim).
Menurut Karnoto dalam Duryat (2016:2) Pada umumnya pemimpin merupakan seorang
pribadi yang memiliki kecakapan/kelebihan di satu bidang dengan atau tanpa pengangkatan
resmi sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas
tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Sedangkan menurut Robert G. Owens
dalam Sudaryo (2014:4) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan suatu interaksi antar
suatu pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin. Pendapat ini menyatakan juga bahwa
kepemimpinan merupakan proses yang dinamis yang dilaksanakan melalui hubungan timbal
balik antara pemimpin dengan yang dipimpin. Hubungan tersebut berlangsung dan berkembang
melalui transaksi antarpribadi yang saling mendorong dalam pencapaian tujuan bersama. Dapat
dianalisis bahwa kepemimpinan adalah hubungan interpersonal berdasarkan keinginan
bersama. Dapat dinterpretasikah bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada

xxvii
situasi tertentu. Hal ini sesuai firman Allah Subhanahuwata’ala dalam Al-Qur’an surah An-
Nisa ayat 135:

‫ش َہدَآٰ َء ِ ََّّللِ َولَ ۡو َعلَ ٰٓى أَنفُ ِس ُك ۡم أ َ ِو ۡٱل َوٲ ِلدَ ۡي ِن‬ُ ‫يَـٰٓأَيُّ َہا ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ُكونُواْ قَ َّو ِٲمينَ ِب ۡٱل ِق ۡس ِط‬
‫ى أَن ت َعۡ ِدلُواْۚ َو ِإن‬ ٰٓ ‫ٱَّللُ أ َ ۡو َلى ِب ِہ َماۖ َف َال تَت َّ ِبعُواْ ۡٱل َه َو‬
َّ َ‫َو ۡٱْل َ ۡق َر ِبينَ ۚ ِإن َي ُك ۡن َغنِيًّا أ َ ۡو فَ ِقي ً۬ ًرا ف‬
ً ً۬ ِ‫ٱَّللَ َكانَ بِ َما ت َعۡ َملُونَ َخب‬
)١٣٥( ‫يرا‬ ُ ‫ت َ ۡل ُو ۥۤاْ أ َ ۡو تُعۡ ِر‬
َّ ‫ضواْ فَإ ِ َّن‬
Terjemahan: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi kerana Allah Subhanahuwata’ala biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah
Subhanahuwata’ala lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
kerana ingin menyimpang darikebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Subhanahuwata’ala adalah Maha Mengetahui
segala apa yang kamu kerjaan.” (Qur’an Surah An-Nisa’ [4]: ayat ke-135).

Pemimpin atau tahfiz merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
kelompok masyarakat. Pemimpin dan kepemimpinan memiliki makna yang berbeda. Menurut
Duryat (2016:2) bahwa term pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin, bermula dari kata
dasar yang sama, yaitu “pimpin”. Namun ketiganya mempunyai konteks yang berbeda. Dalam
bahasa Indonesia, pemimpin sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan,
pembimbing, ketua, kepala, penggerak, penuntun, dan sebagainya. Sedangkan istilah
memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang, yang berkaitan dengan
kemampuan mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Kepemimpinan merupakan proses interaktif dan dinamis dalam mempengaruhi orang


lain. Dalam proses tersebut pemimpin harus memiliki kemampuan dasar serta keterampilan
dalam menggerakkan bawahannya agar dapat bekerja sama secara maksimal (Suharsaputra,
2016). Bekerjasama untuk melaksakan dan mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.
Kepemimpinan merupakan suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga
kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi (Baharuddin
dan Umiarso, 2012:33). Begitu juga dengan agama Islam, apabila dibina dan dipimpin dengan
baik maka akan tercapailah ukhnuwah Islamiyah yang erat dan terciptanya kerukunan,
ketertiban, dan kedamaian antar umat beragama yang ada di wilayah Nusantara.

Dalam prespektif Islam, merujuk pada kata “khalifah” yang berarti pemimpin di muka
bumi, sebagaimana dalam firman Allah Subhnahuwata’ala dalam Qur’an Surah Al-Baqarah
ayat 30, yaitu:

xxviii
َ‫ِس لَ َك ۖ قَا َل إِنِي أ َ ْعلَ ُم َما ََل ت َ ْعلَ ُمون‬
ُ ‫ِك َونُقَد‬ َ ُ‫الد َما َء َون َْح ُن ن‬
َ ‫سبِ ُح بِ َح ْمد‬ ِ
Arti: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui". [Al-Baqarah ayat 30].
Selain merujuk pada kata “khalifah”, kepemimpinan juga merujuk pada kata “imam” atau
“ulil amri” sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah Subhnawata’ala, Qur’an Surah
An-Nisa ayat 59, yaitu:

‫سو َل َوأُو ِلي ْاْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَإ ِ ْن‬ ُ ‫الر‬َّ ‫َّللاَ َوأ َ ِطيعُوا‬
َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬
ۚ ‫اَّللِ َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر‬
َّ ِ‫سو ِل ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم تُؤْ ِمنُونَ ب‬ُ ‫الر‬ َّ ‫يءٍ َف ُردُّوهُ ِإلَى‬
َّ ‫َّللاِ َو‬ ْ ‫ش‬َ ‫تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي‬
ً ‫س ُن تَأ ْ ِو‬
‫يال‬ َ ‫ذَ ِل َك َخي ٌْر َوأ َ ْح‬
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū aṭī'ullāha wa aṭī'ur-rasụla wa ulil-amri mingkum, fa
in tanāza'tum fī syai`in fa ruddụhu ilallāhi war-rasụli ing kuntum tu`minụna billāhi wal-yaumil-
ākhir, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlā

Terjemahan: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah Subhanawata’ala dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah Subhanahuwata’ala dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Di Qur’an An-Nisa Ayat (59), kala Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan para


pemimpin kaum muslimin untuk menunaikan amanah-amanah yang mana itu adalah berupa
hak-hak para rakyat, menegakan hukum diantara mereka dengan adil, memerintahkan kaum
mukminin agar taat kepada Allah dan kepada Rasul terlebih dahulu kemudian taat kepada para
pemimpin. Allah berfirman {‫“ }يا أيها الذين آمنوا أﻃيعوا الله وأﻃيعوا الرسول وأولي اْلمر منكم‬Wahai orang-
orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan para pemimpin kalian” dan ketaatan
kepada pemerintah adalah ketaatan yang terikat dengan hal yang makruf secara syariat; jika
bukan hal yang makruf, maka tidak ada pilihan keuali taat kepada Allah. Berdasarkan sabda
Rasul, “Ketaatan hanya dalam perbuatan makruf, tidak dinamakan sebuah ketaatan jika patuh
kepada makhluk dalam berbuat maksiat pada sang Pencipta”. Firman Allah: { ‫فإن تنازعتم في شيء‬
‫“ }فردوه إلى الله والرسول‬Apabila kalian berseteru dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada
xxix
Allah dan Rasul”, konteks ayat ini adalah umum untuk para pemimpin juga untuk rakyat.
Kapanpun terjadi perselisihan dalam perkara agama ataupun dunia, wajib untuk dikembalikan
kepada Al Quran dan Sunnah Rasulullah, diterima manis ataupun pahitnya yang diputuskan
oleh Allah dan Rasul. Allah Subhanahuwata’ala berfirman pula: {‫}إن كنتم تؤمنون بالله واليوم اْلخر‬
“Jikalau kalian itu beriman kepada Allah Subhanahuwata’ala dan hari akhir”, dalam ayat ini
terdapat penjelasan, bahwa iman akan berkonsekuensi dengan kepatuhan terhadap keputusan
Allah dan Rasul-Nya. Faidah dari ayat ini adalah dengan mengembalikan perkara-perkara yang
diperselisihkan kepada selain syariat adalah sebuah aib di dalam keimanan seorang muslim.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman {‫ }ذلك خير وأحسن تأويال‬Allah Subhanahuwata’ala
menghendaki dari ayat itu agar manusia dalam hal permasalahan dan peradilan yang mana
terdapat perbedaan pendapat di dalamnya, untuk kembali dan merujuk kepada Al Qur’an dan
Hadits. Itulah hal yang baik dan tempat rujuk yang baik yang mana akan memutus perdebatan
dan melaju dengan penuh amanah persatuan dan cinta damai.

2.4 Moderasi Islam di Nusantara


2.4.1 Pengertian moderasi Islam di Nusantara
Moderasi Islam adalah sebuah ikhtiar/usaha untuk merawat tradisi dan menyemai
gagasan Islam yang ramah. Dalam term yang lain, gagasan moderasi Islam sesungguhnya
adalah salah satu opsi merawat kebhinnekaan Indonesia yang sesuai dengan syari’at
Islam. Hal ini sejalan dengan al-Qur’an (Surah Al-Baqarah: 143), yang menyebut umat
Islam sebagai umat pertengahan (ummatan washatan). Islam moderat berpegang teguh
pada nilai tawasuth, tawazun dan tasamuh.
Surat Al-Baqarah Ayat 143

‫سو ُل‬ َّ َ‫اس َو َي ُكون‬


ُ ‫الر‬ ِ َّ‫ش َهدَا َء َعلَى الن‬ ُ ‫طا ِلت َ ُكونُوا‬ َ ‫َو َكذَ ِل َك َج َع ْلنَا ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
ً ‫س‬
‫سو َل ِم َّم ْن‬ ُ ‫الر‬ َ ‫ش ِهيدًا ۗ َو َما َجعَ ْلنَا ْال ِق ْبلَةَ الَّتِي ُك ْن‬
َّ ‫ت َعلَ ْي َها إِ ََّل ِلنَ ْعلَ َم َم ْن يَتَّبِ ُع‬ َ ‫َعلَ ْي ُك ْم‬
‫ُضي َع‬ َّ ‫يرة ً ِإ ََّل َعلَى الَّذِينَ َهدَى‬
َّ َ‫َّللاُ ۗ َو َما َكان‬
ِ ‫َّللاُ ِلي‬ َ ‫َت لَ َك ِب‬
ْ ‫ب َعلَى َع ِقبَ ْي ِه ۚ َو ِإ ْن َكان‬ ُ ‫يَ ْنقَ ِل‬
‫وف َر ِحي ٌم‬ ٌ ‫اس لَ َر ُء‬ َّ ‫ِإي َمانَ ُك ْم ۚ ِإ َّن‬
ِ َّ‫َّللاَ ِبالن‬
Arab-Latin: Wa każālika ja'alnākum ummataw wasaṭal litakụnụ syuhadā`a 'alan-
nāsi wa yakụnar-rasụlu 'alaikum syahīdā, wa mā ja'alnal-qiblatallatī kunta 'alaihā illā
lina'lama may yattabi'ur-rasụla mim may yangqalibu 'alā 'aqibaīh, wa ing kānat
lakabīratan illā 'alallażīna hadallāh, wa mā kānallāhu liyuḍī'a īmānakum, innallāha bin-
nāsi lara`ụfur raḥīm
Tafsir terjemahan ayat: Sebagaimana kami telah memberi kalian petunjuk - wahai
kaum muslimin- menuju jalan yang lurus dalam agama kami, juga telah menjadikan
xxx
kalian umat pilihan terbaik dan adil. supaya kalian kelak di akhirat memberikan
persaksian di hadapan umat-umat lain bahwa para rasul mereka telah menyampaikan
risalah Allah kepada mereka, dan begitu juga Rasulullah Shalallahu Wassalam akan
menjadi saksi atas kalian di akhirat kelak bahwa dia telah menyampaikan risalah
Tuhannya. Dan kami tidaklah menjadikan -wahai Rasul- kiblat Baitul Maqdis yang
dahulu engkau menghadapnya, lalu kami memalingkan engkau darinya menuju Ka'bah
(di Mekkah), kecuali demi menampakkan apa yang telah kami ketahui sejak permulaan
(azali). Pengetahuan yang berhubungan dengan pahala dan siksaan, supaya kami bisa
membedakan siapa-siapa saja yang mengikuti dan taat kepadamu serta menghadap ke
arah yang sama denganmu ke arah mana pun kamu menghadap, dan siapa saja orang-
orang yang lemah imannya sehingga berbalik menjadi murtad meninggalkan agama Islam
karena keragu-raguan dan kemunafikannya. Sesungguhnya kejadian ini yang
mengalihkan arah dari Baitul Maqdis menuju Ka'bah, betul-betul berat lagi sulit, kecuali
bagi orang-orang yang Allah beri hidayah dan Allah anugerahkan iman dan taqwa kepada
mereka. Dan Allah benar-benar tidak akan menyia-nyiakan keimanan kalian kepada Nya
dan ittiba' kalian kepada rasul Nya, serta tidak membatalkan pahala shalat kalian yang
menghadap kiblat sebelumnya. Sesungguhnya Allah ta'ala Maha Pengasih lagi Maha
penyayang kepada manusia dengan rahmat yang luas di dunia dan Akhirat. (Tafsir Qur’an
Surah Al-Baqarah ayat 143).
2.4.2 Model dan paradigma moderasi Islam di Indonesia
Indonesia merupakan negara multikultur dan multietnis karena terdapat
keragaman bahasa, budaya, dan agama, yang memiliki nilai strategis dalam kancah
internasional. Jika keragaman tersebut menjadi penguat relasi sosial antarelemen bangsa,
maka dunia akan melihat Indonesia sebagai rujukan utama dan ideal type dalam
pengelolaan keragaman. Dari skala internasional, posisi Indonesia sangat strategis dalam
membangun perdamaian. Hal ini misalnya bisa terlihat dari peran Indonesia dalam
mengatasi konflik di beberapa negara di Timur Tengah. Sejak dahulu Indonesia telah
mengirimkan kontingen Garuda untuk menjaga perdamaian, seperti di Bosnia, Sudan, dan
Lebanon. Banyaknya harapan dunia akan peran serta Indonesia dalam menengahi
berbagai konflik, tidak lain disebabkan keberhasilan Indonesia dalam mengelola
keberagaman dengan baik dari aspek budaya, bahasa, dan bahkan agama. Indonesia
dipandang berhasil membangun moderasi Islam (wasathiyah al-islam).
Fakta moderasi Islam itu dibentuk oleh perkembangan sejarah Islam Indonesia
yang cukup panjang. Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama adalah dua organisasi Islam
yang sudah malang-melintang dalam memperjuangkan bentuk-bentuk moderasi Islam,
xxxi
baik lewat institusi pendidikan yang mereka kelola maupun kiprah sosial, politik, dan
keagamaan. Oleh karena itu, Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama merupakan organisasi
yang disebut institusi civil society yang berperan dalam proses moderasi Islam di negara
Indonesia.
2.5 Pembentukan generasi Qur’ani dan Rabbani
2.5.1 Pengertian generasi Qur’ani dan Rabbani
Secara bahasa generasi berarti keturunan. Sedangkan secara istilah generasi
berarti sekumpulan angkatan yang hidup pada masa atau waktu yang sama. Al-Qur’an
secara bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Sedangkan menurut istilah yang
dikemukakan Dr. Subhi Al-Salih, ialah kalam Allah Subhanawata’ala yang merupakan
mukzizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam dan ditulis
di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah. Al-
Qur’an berarti kalam Allah Subhnawata’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui perantaa malaikat jibril sebagai kitab suci umat Islam. Al-Qur’an merupakan
kitab suci umat Islam yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia untuk
menjalani hidup dan kehidupan ini sesuai ketentuan Allah Subhnawata’ala dengan
mempelajarinya seperti membaca dan mengkaji isi kandungannya. Menerapkan Al-
Qur’an dalam kehidupan sangat penting karena Al-Qur’an merupakan pedoman untuk
mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian Al-
Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan,
karena Al-Qur’an dan hidup adalah sebuah khazanah yang komplit yang jika difahami
oleh semua orang akan membuat kehidupan di dunia ini menjadi harmonis.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa generasi Qur’ani yaitu generasi
atau angkatan yang hidup dan menjalani kehidupan sebagai pengamal A-Qur’an yang
menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an, berpegang teguh terhadap Al-Qur’an terhadap
Al-Qur’an, serta bangga terhadap Al-Qur’an.
Sementara pengertian generasi Rabbani, secara etimologis, memiliki arti
menisbahkan kepada Rabb, Allah Subhanawata’ala. Jika dikaitkan dengan orang lain,
Rabbani berarti orang yang telah mencapai derajat ma’rifat kepada Allah
Subhanawata’ala atau orang yang sangat menjiwai ajaran agamanya (Departemen Agama
Republik Indonesia, 2009). Kata Rabbani dinisbahkan kepada Rabb yang mendidik
manusia dengan ilmu dan pengajaran pada masa kecil. Menurut Ibnu Abbas, kata Rabbani
berasal dari kata Rabbi yang mendapatkan imbuhan alif dan nun yang bermakna
mubalaghah. Sebagian ulama bependapat bahwa kata tersebut bermakna tokoh ilmuwan
yang mendidik dan memperbaiki kondisi sosialnya, dan ada juga yang berpendapat bahwa
xxxii
kata tersebut berarti orang yang ahli dan mengamalkan agama sesuai yang ia ketahui,
maka kata Rabbani identik dengan al-alim dan al-hakim, yang berarti orang yang
sempurna dalam iman dan ketaqwaannya.
2.5.2 Ciri-ciri generasi Qur’ani
Ciri-ciri/karakteristik dari generasi Qur’ani meliputi: (1) berjiwa tauhid, yaitu
generasi yang menyakini bahwa ilmu yang ia miliki bersumber dari Allah
Subhanawata’ala, Rabb semesta alam, dengan demikian ia tetap rendah hati/tawadhu dan
semakin yakin atas kebesaran Allah Subhnawata’ala. (2) Berakhlaq Al-Qur’an, yaitu
generasi yang beperilaku dan bertindak berdasarkan tuntunan Al-Qur’an. Hal ini
sebagaimana dalam Hadist “Ketika Aisyah Radiallahuanhu ditanya tentang akhlak Nabi
Muhammad Shallahu ‘alahi wassalam beliau menjawab akhlaknya adalah Al-Qur’an”
2.5.3 Hambatan atau tantangan dalam pembentukan generasi Qur’ani
Hambatan atau tantangan dalam pembentukan generasi Qur’ani di era
globalisasi seperti sekarang ini yaitu: (1) minimnya perhatian orang tua terhadap anaknya
yang lebih cenderung mengikuti gaya barat daripada mempertahankan marwah Islam. (2)
Minimnya minat para generasi untuk belajar dan sekolah di lembaga-lembaga pendidikan
Islam. (3) Minimnya kepedulian masyarakat terhadap kenakalan-kenakalan (dekandensi
moral) remaja di lingkungan sekitar.
2.5.4 Upaya membentuk generasi Qur’ani dan Rabbani di lingkungan sekolah
Untuk membentuk generasi Qur’ani dibutuhkan kerja keras dan dukungan dari
semua pihak sekolah agar tujuan tersebut tercapai. Sekolah merupakan salah satu wadah
yang berperan dalam pembentukan generasi Qur’ani. Dalam lembaga pendidikan banyak
elemen yanh berperan di dalamnya, termasuk guru atau pendidik.
Islam sangat menghargai orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan sehingga
orang-orang berilmu saja yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup,
sebagaimana firman Allah Subhanawata’ala dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadilah:11
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat”.
Guru adalah pendidik professional karena secara implisit guru telah memikul
sebagian tanggung jawab yang ada di pihak orang tua. Sebagai guru dan pendidik
diharapkan mampu mendidik generasi-generasi muda untuk mencintai Al-Qur’an,
mempelajari serta memahami setiap hal yang terkandung dalam Al-Qur’an sehingga
dapat menyelesaikan masalah yang terjadi berdasarkan tuntunan Al-Qur’an. Di samping
telah diakui oleh berbagai pihak bahwa peran sekolah/guru dalam membangun generasi
Qur’ani sangatlah besar. Sekolah atau guru bertugas membina aspek kognitif, afektif, dan
xxxiii
psikomotorik. Oleh karena itu untuk membangun generasi Qur’ani perlu identifikasi
realitas generasi milenial, pahami akar permasalahnnya (problematika hidup yang
dialami), kemudian memberikan solusi (pemecahan masalah) yang tepat melalui
pendidikan Islam berbasis peningkatan Imtaq (iman dan taqwa) kepada Allah
Subhanawata’ala agar memiliki karakter karimah dan unggul dalam kepribadian.
2.5.5 Peran generasi Qur’ani dan Rabbani dalam menangkal radikalisme
Generasi Qur’ani dan Rabbani berperan penting dalam menangkal radikalisme
dan terorisme. Melalui pelatihan, dakwah, dan latihan dasar kepepimpinan akan terbentuk
generasi muda yang kuat jasmani, sehat rohani, serta berakhlaqul karimah yang dapat
menjadi suri keteladaan bagi masyarakat dalam memurnikan ajaran syari’at Islam dan
menangkal budaya asing negatif yang memuat paham terorisme dan radikalisme.
Pembentukan generasi Qur’ani dan Rabbani dalam Rohis Al-Izzah dibentuk berlandaskan
Al-Qur’an dan sunnah yang dapat menerapkan akhlak terpuji (al-akhlak al-karimah/al-
mahmudah) yang senantiasa berada dalam kontrol Ilahiyyah yang dapat membawa nilai-
nilai positif bagi kemashlahatan diri sendiri dan umat. Beberapa sifat yang termasuk al-
akhlakul karimah diantaranya, sifat jujur (shidiq), tawadhu, ikhlas, syukur, mawas diri,
saling tolong menolong, dan sebagainya. Para kader Generasi Qur’ani dan Rabbani
diarahkan agar senantiasa menerapkan akhlaqul karimah tersebut agar dapat mengatasi
problematika kehidupan berupa dekadensi moral remaja yang marak terjadi di era
milenial. Selain itu, generasi Qur’ani dan Rabbani juga dapat menjadi fasilitator bagi
pembinaan moral generasi muda berbasis peningkatan iman dan taqwa kepada Allah
Subhanawata’ala khususnya bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Pati.
2.6 Rohis Al-Izzah
2.6.1 Pengertian Rohis Al-Izzah
Rohani Islam (disingkat Rohis) adalah sebuah wadah perkumpulan siswa-siswi
yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkuat ajaran Islam. Rohis AL-Izzah SMA
Negeri 1 Pati merupakan badan semi otonom dari OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
SMA Negeri 1 Pati dalam kepengurusan, arah program, dan kegiatan yang bernuansa
Islami untuk memperkuat akidah, moral, dan akhlaq generasi muda sebagai podansi kuat
dalam penanaman Imtaq (iman dan taqwa) kepada Allah Subhnawata’ala dalam
mewujudkan generasi Qur’ani yang unggul, berakhlaqul karimah dan mampu menjadi
suri keteladanan bagi lingkungan masyarakat dalam memelihara sunnah dan nilai-nilai
Islami serta menangkal paham Radiklisme terorisme yang berlawanan dengan Al-Qur’an
dan hadist.

xxxiv
2.6.2 Sejarah Rohis Al-Izzah
Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati didirikan pada tahun 1985. Rohis Al-Izzah
adalah organissasi keislaman yang berkedudukan di SMA Negeri 1 Pati dengan
sekretariat SMA Negeri 1 Pati. Arah program Rohis Al-Izzah: (1) Kerohanian Islam Al-
Izzah SMA Negeri 1 Pati berasaskan Islam. (2) Rohis Al-Izzah SMA N 1 Pati dalam
operasional program dan kegiatannya berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Tujuan umum Rohis Al-Izzah adalah sebagai wadah aktivitas da’wah yang berada di
lingkungan SMA Negeri 1 Pati yang bertujuan mengupayakan terwujudnya sekolah yang
edukatif, ilmiah, dan religius. Tujuan khusus dari Rohis al-Izzah adalah (1) meningkatkan
pemahaman tentang dienul Islam sehingga terbentuk pribadi yang berakidah kuat,
berakhlaqul mulia, dan berintelektual tinggi, (2) terbentuknya pribadi muslim yang dapat
berperan sebagai inovator, motivator, serta dinamisator umat, dan (3) Rohis Al-Izzah
berusaha memperkuat ukhnuwah antara pelajar Islam atau aktivis Rohis se-Indonesia.
Sasaran dari Rohis Al-Izzah meliputi (1) seluruh siswa muslim di SMA Negeri 1 Pati, (2)
segenap guru dan karyawan SMA Negeri 1 Pati yang beragama Islam, dan (3) pelajar
Islam atau aktivis Rohis se-Indonesia. Anggota dari Rohis Al-Izzah terdiri atas: (1)
anggota biasa, adalah semua siswa SMA Negeri 1 Pati yang beragama Islam dan (2)
anggota inti adalah semua siswa SMA Negeri 1 Pati yang namanya tercantum dalam
struktur kepengurusan Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati.
2.6.3 Struktur kepengurusan garis komando Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati
Kepengurusan Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati terdiri atas pengurus inti dan
pengurus harian. Pengurus inti terdiri atas Ketum (Ketua Umum), Kabid (Ketua Bidang)
pembinaan, Kabid pelatihan dan pendidikan, Kabid An-Nisa’, bendahara, dan sekretaris.
Sementara itu, untuk pengurus harian terdiri atas beberapa departemen yaitu DPDI
(Departemen Pendidikan dan Da’wah Islam), Detik (Departemen Teknologi Informasi
dan Komunikasi, Dks (Departemen Kesenian), deparetemen kaderisasi, takmir, dan
departemen Rohklas (Rohis Kelas).

xxxv
Kepala sekolah SMA Negeri 1 Pati

Ikatan alumni
Majelis Syuro Dewan pembina Rohis

Mursyid ‘Amm
Katibah
Kazinah

Raisyah An-Nisa’ Mursyid I Mursyid II

Departemen An-Nisa’
Takmir Detik

DPDI Rohklas

Kaderisasi
DKS

DPDI (Departemen Pendidikan dan Da’wah Islam) terdiri atas divisi mentoring,
liqo’, iqro’ dan divisi kajian oase iman. Tugas DPDI meliputi (1) mengawasi pelaksanaan
kegiatan dari setiap divisi, (2) merencanakan dan mengikuti kegiatan syiar Islam di SMA
Negeri 1 Pati, (3) merencanakan dan menjalankan pembinaan untuk pengurus dan
anggota Rohis Al-Izzah (misal: oase iman, kajian bulanan, Liqo’, Iqra’, mabit (Malam
Bina Iman dan Taqwa, dan lain-lain), (4) berkoordinasi dengan alumni terkait regenerasi
pengurus Rohis Al-Izzah dan penyediaan sumber daya mentor, (5) mengupayakan
kondisi islami di lingkungan sekolah, dan terakhir (6) bertangung jawab kepada Allah
Subhanawata’ala Kabid (Ketua Bidang) pembinaan.
Detik (Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi). Departemen ini terdiri
atas divisi bulletin, karisma, website, jejaring sosial, dan mading (majalah dinding).
Tugas dari departemen Detik adalah (1) mengenalkan Rohis Al-Izzah dalam berbagai
bentuk media cetak dan elektronik, (2) Membuat bentuk-bentuk publikasi setiap kegiatan
Rohis Al-Izzah melalui berbagai bentuk media yang tersedia, (3) bekerja sama dengan
Dks (Departemen Kesenian) dalam pembuatan mading yang menarik dengan berbagai
kreativitas dan dengan suasana Islami, (4) melakukan pendekatan terhadap pihak-pihak
terkait terlaksanya kegiatan Rohis Al-Izzah, (5) bekoordinasi dan bersama-sama dengan
departemen-departemen lain untur memperlancar kegiatan dari Rohis Al-Izzah, (6)
xxxvi
membuat kop surat, dan stampel Rohis Al-Izzah, (7) bekerja sama dengan Rohis di SMA
lain dan organisasi luar dalam bidang teknologi, informasi, dan komunikasi, (8)
bertanggung jawab kepada Allah Subhanawata’ala dan Kabid pendidikan dan pelatihan.
Departemen Kesenian/Dks terdiri atas divisi rebana, saman, teatrikal, dan
olahraga. Tugas dari departemen ini meliputi (1) membuat agenda Riyadho (olahraga),
(2) bertanggung jawab atas jalannya kegiatan kesenian, optimalisasi da’wah, tsaqofah
(pengetahuan), dan informasi ke-Islaman terkini melalui media tulisan pada mading
Amirul Mu’minin, (3) optimalisasi publikasi kegiatan Rohis melalui mading Amirul
Mu’minin, bekerja sama dengan departemen lainnya, (4) menempatkan mading Amirul
Mu’minin di tempat yang strategis agar semua siswa maupun siswi dapat membacanya,
(5) meng-update isi mading dalam tempo tertentu (misal: setiap bula, edisi Ramadhan,
edisi Idul Adha, Idul Fitri, dan lain-lain, (6) menempelkan informasi kegiatan Islami,
undangan tadabbur ilmu/pengajian Islami, dan lain sebagainya, terakhir (7) semua
anggota departemen kesenian/Dks bertanggung jawab pengelolaannya kepada Allah
Subhanawata’ala dan juga kepada Ketua Bidang/Kabid pendidikan dan pelatihan.
Departemen kaderisasi bertugas untuk merencanakan program rekrutmen dan
melaksanakan program kaderisasi calon pengurus Rohis Al-Izzah. Selain itu, departemen
kaderisasi juga berperan dalam memberikan pengarahan terhadap pengurusan baru Rohis
Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati. Departemen kaderisasi wajib bertanggung jawab hasil
kerjanya kepada Allah Subhanawa’ala dan juga kepada Kabid pembinaan.
Departemen Ta’mir terdiri atas divisi perlengkapan sholat, kebersihan masjid,
sarana prasarana, dan perpustakaan Cordova. Departemen Ta’mir bertujuan untuk (1)
meningkatkan kesehatan dan menjaga kebersihan musholla SMA Negeri 1 Pati, (2)
menyusun Pakem (Program Kesehatan Musholla), (3) meningkatkan dan menjaga
fasilitas masjid, (4) merencanakan program kerja bakti lingkungan sekolah, (5) membuat
jadwal Adzan dan sholat berjamaah, (6) mempersiapkan peralatan sebelu sholat, (7)
mengelola perpustakaan Cordova, (8) pendataan buku-buku, al-Qur’an, sarana, dan
prasarana musholla, (9) Bertanggung jawab pengelolaan & akuntabilitas departemen
kepada Allah Subhnawata’ala melalui Ketua Bidang/Kabid Pembinaan Rohis Al-Izzah.
Departemen Rohklas terdiri atas kelas X, XI, dan XII. Departemen ini bertugas
dalam (1) menampung aspirasi anggota organisasi Kerohanian Islam (Rohis) Al-Izzah,
(2) memonitoring jalannya kepengurusan Rohis Al-Izzah, (3) menjadi penghubung antara
anggota dan pengurus Rohis Al-Izzah, (4) melaksanakan tugas sebagai badan perwakilan
anggota Kerohanian Islam (Rohis) Al-Izzah dengan adil, amanah, dan bertanggung
jawab, (5) Rohis Kelas membantu bendahara dalam menarik Infaq yang digunakan untuk
xxxvii
pengembangan dakwah Islam di SMA Neger 1 Pati. Departemen Rohklas bertanggung
kepada Allah Subhnawata’ala Rabb semesta alam melalui pengawasan Kabid pendidikan
dan pelatihan.
2.6.4 Visi dan misi Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati
2.6.4.1 Visi Rohis Al-Izzah
Visi Rohis SMA Negeri 1 Pati adalah sebagai pusat kebijakan dan
aktivitas da’wah sekolah yang mampu berperan sebagai Tarbiyah Islamiyah
dalam rangka mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
2.6.4.2 Misi Rohis Al-Izzah
2.6.4.2.1 Sebagai pusat kebijakan dan aktivitas da’wah di sekolah
Rohis Al-Izzah sebagai tempat dirumuskannya strategi dan
tahapan da’wah di sekolah. selain itu, Rohis sebagai suplier kader da’wah
Islam di bergai organisasi-organisasi sekolah lainnya.
2.6.4.2.2 Berperan dalam Tarbiyah Islamiyah
Rohis Al-Izzah berperan dalam pembinaan Fikriyyah,
Rohaniyyah, dan Jasadiyyah. Rohis Al-Izzah mengorganisir kegiatan
da’wah di sekolah. Rohis menjalankan da’wah melalui proker/program
kerja yang telah disusun bersama. Selain itu, Kerohanian islam/Rohis Al-
Izzah juga berperan
2.6.4.2.3 Mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin
Melalui pembentukan kader generasi Qur’ani dan Rabbani
oleh Rohis Al-Izzah diharapkan SMA Negeri 1 Pati akan menjadi
lingkungan yang bernuansa Islami yang kental, yang senantiasa diridhoi
Allah Subhnawata’ala dengan ukhnuwah Islamiyah dan kultur islaminya.
2.6.5 Pembentukan generasi Qur’ani Rohis Al-Izzah
2.6.5.1 Mentoring keagamaan
Mentoring keagamaan diadakan setiap hari Senin. Mentoring berguna
untuk meningkatkan iman dan Taqwa kepada Allah Subhnawata’ala serta
menyeimbangi antara kebutuhan kerohanian Islam agar seimbang antara
kemampuan akademis pelajaran di sekolah dengan pengetahuan ilmu agama.
Kegiatan ini wajib dilakukan oleh anggota siswa kelas XI baik laiki-laki
(Ikhwan)maupun perempuan (Akhwat) yang beragama Islam. Hal ini bertujuan
untuk menjaga syahwat yang tidak baik. Kegiatan mentoring keagamaan dipandu
oleh mentor terpilih dan berpengalaman dalam hal Keagamaan dalam hal ini
adalah siswa/siswi kelas XII dibantu oleh Astor (asisten mentor) dari kelas Xi.
xxxviii
Pada saat pertemuan antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan dipisah.
Siswa laki-laki masing-masing akan dipandu oleh Mentor masing-masing khusus
laki-laki, begitu juga untuk perempuan. Kegiatan mentoring juga dievaluasi oleh
guru agama untuk mendapatkan kualitas materi yang bagus dan sesuai dengan
kebutuhan pendidikan karakter akhlaqul karimah generasi muda di masa SMA
(Sekolah Menengah Atas). Biasanya di sela-sela waktu mentoring juga diadakan
kegiatan olahraga pertandingan (bulu tangkis, voli, sepak bola, atau futsal) yang
bertujuan untuk memperkuat badan dan jasmani agar menjadi muslim/mslimah
yang sehat jasmani dan rohani. Kegiatan mentoring ini dibuka pada awal tahun
ajaran oleh pembina Rohis Al-zzah SMA Negeri 1 Pati. Biasanya juga diadakan
mentoring akbar untuk seluruh siswa-siswi kelas X yang dijadikan satu tempat,
dengan sekat pemisah untuk Akhwat dan Ikwan. Kegiatan mentoring akbar
biasanya mendatangkan Uztad/murabbi/kyai dari luar sekolah. kegiatan
mentoring akbar bertujuan untuk memperkuat tali silaturahmi dan ukhnuwah
Islamiyah bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Pati.
2.6.5.2 Liqo’
Selain dengan kegiatan mentoring keagamaan, untuk memfasilitasi
peserta didik tentang ilmu agama, juga diadakan kegiatan liqo’. Liqo’ diadakan
untuk lebih memperdalam pengetahuan agama Islam siswa SMA Negeri 1 Pati.
Sama seperti mentoring, Liqo’ di SMA dibedakan atas kelompok siswa laki-laki
(Ikhwan) dan Akhwat. Para siswa-siswi yang mengikututi mentoring kemudian
dibina oleh seorang murabbi yang berpengalaman dan professional. Murabbi
biasanya sudah terlatih dan mempunyai pengalaman agama yang luas sehinga
dapat memberikan dan sharing (membagi) pengetahuan agama mereka ke peserta
didik dengan tujuan untuk memperluas wawasan peserta didik dalam memahami
Islam secara kaffah (menyeluruh) dan membina akhlaq siswa/siswi menjadi lebih
bertawaqal kepada Allah Subhnawata’ala Rabb Penguasa Semesta Alam. Jika
tidak ada halangan, kegiatan Liqo’ biasanya rutin diadakan seminggu sekali.

2.6.5.3 Iqra’
Iqra’ merupakan kegiatan keagamaan yang diadakan khusus hari Jumat
yang penuh berkah dan diadakan khusus untuk para siswi (Akhwat) untuk
memperdalam tentang wawasan agama mereka. Kegiatan ini diadakan dipimpin
oleh seorang murabbi secara bergantian saat liqo’ Akhwat. Pada saat Iqra’ juga
terkadang didatangkan sosok inspiratif, kaum disabilitas yang hafiz Qur’an. Hal

xxxix
ini bertujuan untuk memotivasi peserta didik untuk mensyukuri nikmat yang
diberikan Allah Subhnawata’ala serta berjuan untuk menumbuhkan rasa cinta
mereka terhadap Al-Qur’an dan menambah tekad dan spirit peserta didik dalam
menghafalkan Al-Qur’an Al-Karim.

xl
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian merupakan usaha untuk memperoleh fakta atau prinsip dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi tertentu. Untuk dapat membuktikan
tentang kebenaran ilmiah dari penelitian yang dilaksanakan, maka perlu dikumpulkan fakta dan
data yang menyangkut permasalahan yang akan diteliti dengan menggunakan metode dan teknik
penelitian ilmiah (Arifin, 2008: 57). Metode penelitian yang digunakan adalah R & D (Research
and Development), yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menelaah pengaruh
efektivitas pemberian materi dahwah dan berbagai aktivitas Rohis Al-Izaah dalam menangkal
radikalisme melalui penguatan ikatan ukhnuwah Islamiyah, khususnya ditujukan bagi pelajar
SMA Negeri 1 Pati. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan jenis
penelitian deskriptif kualitatif (A. Haedar Alwasilah, 2011). Maksud dari penelitian deskriptif
adalah untuk menguraikan literal ihwal manusia, kejadian, atau suatu proses yang diamati,1
yang bertujuan untuk menyederhanakan realitas sosial yang kompleks agar dapat dianalisis,
serta bermanfaat untuk menciptakan konsep-konsep ilmiah dan klasifikasi gejala-gejala sosial
dalam masalah penelitian (Judistira K. Gama, 2008). Penelitian deskriptif juga dimaksudkan
untuk menggambarkan situasi atau area tertentu, serta memotret dan menjelaskan fenomena
individual, situasi, atau kelompok tertentu yang bersifat faktual secara sistematis, dan akurat,
dengan berapa ciri-ciri dominan, yaitu: Pertama, bersifat mendeskripkan kejadian atau
peristiwa faktual. Kedua, dilakukan secara survey. Ketiga, bersifat mencari informasi faktual
dan dilakukan secara mendatail. Keempa, mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk

mendapatkan justifikasi praktik yang sedang berlangsung (Sudarwan Danim, 2002:41).

3.2 Waktu dan tempat penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2019 sampai Juli 2019. Penelitian dilakukan di
sekolah SMA Negeri 1 Pati dan rumah peneliti dengan dipandu oleh pembimbing guru agama
Bapak Ahmad Kholiq agar mendapat pengawasan yang lebih baik dan dengan menggunakan
metode studi pustaka, metode pengambilan sampel/angket secara daring/online, metode
wawancara, dan metode pengolahan data.
Tanggal Lokasi Kegiatan
21 Juni 2019 Sekolah Menengah Konsultasi pemilihan topik dan judul
Atas Negeri 1 Pati penelitian
22 Juni 2019 Rumah peneliti Studi literatur dari beberapa jurnal ilmiah dan
artikel ilmiah sebagai referensi dalam
xli
penelitian
24-26 Juni 2019 Kos dan rumah Pembuatan angket penelitian daring secara
peneliti kualitatif dan kuantitatif
Konsultasi dengan pembimbing daring
Penyebaran dan pengisian angket penelitian
Survey dan pengolahan hasil angket
Penyusunan metodologi penelitian
27 Juni 2019 Rumah peneliti Studi literatur dan penyusunan landasan teori
serta metodologi penelitian.
28 Juni 2019 Rumah peneliti Studi literatur dan revisi judul, editing bab I
serta pembuatan bab II (kajian teori)
9 Juli 2019 Kos peneliti Editing dan revisi bab I, II, III. Serta input data
hasil angket penelitian

3.3 Proses penelitian


Pengujian
instrumen

Populasi Pengembangan
dan sampel instrumen

Rumusan Landasan Perumusan Pengumpulan Analisis


masalah teori hipotesis data data

Kesimpulan
dan saran
Bedasarkan diagram proses di atas, setiap penelitian berangkat dari masalah. Setelah
masalah diidentifikan dan dibatasi, maka selanjutnya masalah dirumuskan. Bedasarkan
rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jawaban
terhadap rumusan yang baru disebut hipotesis/dugaan sementara. Hipotesis penelitian
selanjutnya dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu, peneliti melakukan
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan
oleh peneliti melalui pengembangan instrumen, berupa angket/kuisioner untuk diujikan kepada
responden. Agar instrumen terpecaya maka harus teruji validitas dan reliabilitasnya. Setelah
instrumen teruji validitas dan reabilitasnya maka dapat digunakan mengukur variabel yang
ditetapkan dalam penelitian. Dengan demikian teknik pengumpulan data selain berupa
kuisioner juga berupa observasi dan interview. Data yang terkumpul kemudian dianalisis.
Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Data hasil
analisis kemudian diberi pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel distribusi frekuensi,

xlii
grafik, pie chart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan terhadap hasil penelitian
merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.
Setelah penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya disimpulkan dan dilengkapi dengan
saran/rekomendasi untuk pengembangan dalam penelitian lebih lanjut.
3.4 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam
penelitian (format penulisan Ilmiah Gunadarma diaskes dari wikipedia). Dalam hal ini subjek
penelitian yang digunakan adalah sampel anggota Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati.
Sedangkan objek penelitian adalah sasaran yang dituju dari subjek penelitian. Dalam
penelitian ini objek yang diteliti adalah (1) pengaruh pemberian dan penguatan materi dakwah
terhadap kemampuan metakognitif, afektif, dan psikomotorik anggota Rohis Al-Izzah,
(2) pengaruh esensi berbagai aktivitas dan program kerja Rohis Al-Izzah dalam menangkal
ghazwul fikri, paham radikalisme, dan terorisme, (3) pengaruh Rohis Al-Izzah dalam
pembentukan karakter Rabbani dan Qur’ani berbasis peningkatan iman dan taqwa kepada Allah
Subhanawata’ala sebagai pondani uknuwah Islamiyah di lingkungan SMA Negeri 1 Pati.
3.5 Identifikasi variabel penelitian
Matriks variabel penelitian
Variabel bebas Variabel terikat Variabel kontrol
Dalam hal ini varibel (1) Peningkatan ukhuwah Penelitian berfokus
bebasnya adalah lama islamiyah di kalangan dan mengambil
belajar anggota Rohis (ada generasi muda, terutama sampel pada anggota
yang satu tahun, 2 tahun, siswa-siswi dari SMA Rohis Al-Izzah SMA
dan 3 tahun). Selain itu Negeri 1 Pati Negeri 1 Pati
dalam penelitian ini (2) Peningkatan kemampuan
terdapat variabel bebas metakognitif, afektif, dan
berupa latar belakang psikomotorik siswa tentang
responden yang berbeda bahaya ghazwul fikri,
(anggota Rohis memiliki terorisme, dan radikalisme,
kondisi latar belakang serta upaya mencegahannya
sosial, ekonomi, serta (3) Diharapkan dengan input
lingkungan yang tidak yang berbeda dapat
sama). menghasilkan generasi
muda yang berakhlaqul
karimah serta dapat menjadi

xliii
pelopor dalam menangkal
paham radikalisme serta
terorisme di masyarakat
pada era globalisasi.

3.6 Teknik pendekatan penelitian


Teknik pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan manajerial, pendekatan
sosiologis, dan psikologis. Pendekatan manejerial digunakan untuk mengetahui majemen
struktur organisasi, Proker (Program Kerja), pembagian divisi/kepemimpinan dari Rohani
Islam/Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati sebagai upaya penanaman akhlaqul karimah bagi
generasi muda dan menambah wawasan keislaman bagi siswa-siswinya di samping pendidikan
formalnya. Sementara pendekatan sosiologis digunakan untuk mengetahui kerjasama yang
dibangun antara divisi/departemen yang bertugas dalam memanajemen pembinaan akhlaq di
Rohis Al-Izzah. Sedangkan pendekatan psikologis digunakan untuk mengetahui tentang
bagaimana strategi departemen/divisi Rohis Al-Izzah dalam melakukan upaya-upaya
mengembangkan dahwah berbasis Liqo’, Iqro’, dan metoring, ataupun kegiatan keagamaan
lainnya serta dibarengi juga dakwah melalui media daring/online supaya dapat membekali
peserta didik dalam penguatan karakter dan jati diri karimah di lingkungan sekolah.
3.7 Metode penelitian
3.7.1 Pengertian metode penelitian
Metode merupakan suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian
(S. Margono, 2004). Menurut Mardanis (2004), metode adalah prosedur atau cara untuk
mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah
kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang
tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan
mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi (S. Margono,
2004). Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode penelitian adalah suatu prosedur
atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis, bersifat ilmiah,
serta bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendapatkan teori-teori baru yang dapat
berkontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.7.2 Metode penelitian
Metode penelitian yang peneliti gunakan meliputi sebagai berikut:
3.7.2.1 Metode studi pustaka

xliv
Metode studi pustaka dari artikel dan jurnal ilmiah yang relevan. Metode
ini peneliti lakukan lakukan dengan tujuan untuk menemukan, menyelidiki, dan
mengkaji berbagai pustaka yang ada, yang sesuai dengan penelitian.
3.7.2.2 Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan memberikan angket yang
berisi kasus kepada para responden. Adapun responden yang kami gunakan dalam
pembuatan laporan adalah akademisi, guru, kepala sekolah, dan para siswa yang
tergabung dalam Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati. Peneliti menggunakan dua
jenis angket yang disebar secara daring (dalam jaringan internet) mengunakan
skala penilaian Guttman dan skala Likert. Anget pertama digunakan untuk
mengetahui pengaruh Rohis Al-Izzah dalam menangkal radikalisme melalui
penguatan uknuwah Islamiyah berbasis peningkatan keimanan kepada Allah
Subhanawata’ala. Angket pertamadiisi dengan skala Likert dan respondennya
terdiri atas golongan akdemisi, pelajar, guru, dan anggota Rohis Al-Izzah.
Sedangkan untuk angket kedua bertujuan mengetahui pengaruh pembinaan
aktivitas dakwah Rohis al-Izzah terhadap kemampuan metakognitif, afektif, dan
psikomotorik anggotanya. Angket kedua diisi dengan skala Likert dan hanya
ditujukan khusus anggota/alumni Rohis Al-Izzah SMA Negeri 1 Pati.
3.7.2.3 Metode observasi
Metode observasi yaitu proses pencatatan data, meliputi pola perilaku
subjek (orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematis. Metode obervasi
memiliki kelebihan di antaranya umumnya tidak terdistorsi, akurat, dan rinci
mengenai objek penelitian. Metode observasi yang digunakan peneliti bertujuan
untuk pengamatan terhadap agenda Rohis (Rohani Islam) Al-Izzah SMA N 1 Pati:
kegiatan mentoring, liqo’, dan iqra’ sebagai upaya dalam pembinan moral dan
akhlaq generasi muda berbasis peningkatan iman dan taqwa kepada Allah
Subhnawata’ala dalam menangkal radikalisme dan ghazwul fikri dengan upaya
memperkuat ukhnuwah Islamih dan menjaga intergrasi sesama umat beragama.
3.7.2.4 Metode interview/wawancara
Interview adalah metode pengumpulan data melalui tanya-jawab sepihak
yang dikerjakan dengan sistematis berdasarkan tujuan penelitian. Menurut S.
Margono (2010), metode wawancara merupakan alat pengumpulan informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara
lisan pula. Menurut Denzim dalam Goert dan LeCompte wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang
xlv
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan-penjelasan hal-hal yang
dianggap perlu. Jadi wawancara adalah suatu cara memperoleh informasi yang
berguna dengan cara mengadakan tanya jawab secara lisan kepada narasumber.
Tujuan metode wawancara yang digunakan peneliti dalam karya ilmiah ini adalah
untuk memperoleh informasi tentang bahaya paham radikalisme dan ghazwul
fikri, pengaruhnya terhadap generasi muda, serta upaya tepat penanggulangannya.
Narasumber yang peneliti wawancarai adalah mahasiswa Saudi Arabia Ade Juang
Eko Prasetyo, Lc. yang berpengalaman dan mempunyai wawasan luas tentang
perihal masalah yang peneliti angkat sebagai topik penelitian. Jenis wawancara
yang peneliti gunakan adalah controled interview atau struktured interview, yaitu
wawancara yang menggunakan buku panduan pokok-pokok masalah yang diteliti.
3.7.2.5 Metode dokumentasi
Metode ini digunakan untuk pengambilan gambar sesuai fakta pada saat
penelitian dengan tujuan sebagai bahan bukti autentik. Motode dokumentasi
dilakukan saat penanaman moral dan akhlaq berbasis kegiatan mentoring, liqo’,
dan Iqra’ dengan upaya memperkuat ukhnuwah Islamiah dan menjaga intergrasi
antarsiswa.
3.7.2.6 Metode pengolahan data
Pengolahan data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca dan diinterpretasikan untuk mendapatkan simpulan hasil
evaluasi. Data hasil angket dan uji eksperimen kemudian diolah dan ditelaah
menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui hasil
penelitian yang dilakukan. Metode deskripsi kualitatif digunakan untuk
menemukan hipotesis penelitian sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk
menguji hipotesis penelitiannya. Tahap pengolahan data meliputi pengeditan
(editing), pemberian kode (coding), dan pemrosesan data (data proseccing).
Langkah-langkah pengolahan data menurut Abdul Halik (2016) meliputi:
pertama menyusun suatu daftar permasalahan dalam bentuk pertanyaan dan
disusun secara sistematis berdasarkan kerangka konseptual. Kedua menguraikan
setiap pertanyaan untuk selanjutnya disusun menurut kebutuhan data dan berbagai
perkiraan jawaban yang akan mungkin diberikan narasumber (informan). Ketiga
mencantumkan
3.8 Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif, yaitu
menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik. Sedangkan metode
xlvi
yang digunakan adalah studi laboratorium (eksperimen) dan studi literatur. Penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012).
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang dimulasi dengan pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Wahyu, 1996:61 dalam Abdul
Halik, 2016:95). Proses analisis data penelitian berlangsung terus-menerus melalui serangkaian
proses sehingga dihasilkan data yang mudah untuk dipahami pembaca dan dapat
menggambarkan suatu kondisi lapangan (tempat penelitian) yang sesuai. Berikut ini langkah-
langkah dalam melakukan analisis data: pertama, pengumpulan data, pada tahap ini peneliti
menggali referensi, pedoman, dan literatur sebanyak-banyaknya untuk dijadikan sebagai
sumber penelitian yang memiliki keakuratan sesuai tema moderasi Islam di Nusantara. Setelah
dilakukan peninjauan/studi literatur, kemudian dilakukan reduksi data, yaitu peneliti memilih
data yang dianggap relevan dan penting/esensial berkaitan tentang masalah dan topik
penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap sumber literatur untuk
menentukan referensi yang tepat sesaui penelitian. Setelah reduksi data, kemudian dilakukan
penyajian terhadap data. Pada bagian ini peneliti menyajikan data hasil kuisinoer/angket, dan
juga deskripsi yang menggambarkan susunan koordinasi Rohis Al-Izzah dalam upaya
penguatan karakter karimah dan juga dalam hal penyebaran dakwah berbasis peningkatan iman
dan taqwa sehingga memilki jati diri yang kuat dalam menangkal paham radikalisme. Pada
penyajian data hasil penelitian, untuk hasil angket penulis menyajikannya dalam bentuk tabel,
diagram lingkaran, dan diagram batang dengan harapan data yang dihasilkan mudah untuk
dianalisis hubungan antara variabel yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ditelaah dari
hasil wawancara (interview) dengan mahasiswa Saudi Arbia, observasi partisipatif di lapangan,
dan dokumentasi laporan penelitian. Menurut Abdul Halik (2016), penyajian data dalam
penelitian bertujuan untuk mengomunikasikan hal-hal yang menarik dari masalah yang diteliti,
metode yang digunakan, penemuan yang diperoleh, penafsiran hasil, dan pengintegrasiannya
dengan teori. Setelah dirasa cukup, maka tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan dari hasil
penelitian. Kesimpulan memberikan garis besar/gambaran keseluruhan yang singkat tentang
laporan penelitian. Pada bab ini juga disertai rekomendasi/saran yang diperlukan untuk
mengembangkan penelitian sehingga lebih baik lagi, serta dilengkapi implikasi penelitian ini
terhadap psikologis, kemampuan metakognitif, afektif, dan psikomotorik anggota Rohis Al-
Izzah, SMA Negeri 1 Pati.
3.9 Uji keabsahan/reabilitas data hasil penelitian

xlvii
Tahap konfirmasi keabsahan data dalam penelitian untuk menguji tingkat
validitas/keakurasian data yang dihasilkan sehingga hasil eksperimen dapat dipercaya
kebenarannya. Dengan metode tringulasi data dapat menghasilkan data yang valid dan akurat.
Kriteria utama pengujian keabsahan dalam penelitian kuantitatif meliputi: (1) standar validitas
data, (2) reliabel, dan (3) objektif. Validitas merupakan derajad kesesuaian antara data yang
terjadi sesungguhnya di lapangan dengan laporan penelitian. Menurut Tjutju Soendari, terdapat
dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal
berkaitan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, sedangkan validitas
eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah penelitian dapat digeneralisasikan atau
diterapkan pada populasi di mana sampel penelitian tersebut diambil. Menurut Susan Stainback
(tahun 1998), menyatakan realibitas (reliability) berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data temuan. Dalam prespektif positif, suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau
lebih peneliti menghasilkan data yang sama, atau peneliti yang sama dalam jangka waktu yang
sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data yang dipecah menjadi dua
menunjukkan data yang tidak berbeda.
Objektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan atau inpersonal agreement
antarbanyak orang terhadap hasil suatu pengujian data. Dalam penelitian kuantitatif, untuk
mendapatkan data yang valid dan realibel, maka yang diuji validitas dan realibilitasnya adalah
angket/instrumen penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah
datanya. Oleh karena itu, Susan Stainback (1998) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif
lebih menekankan aspek realibilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
Perbedaan Istilah penelitian kualitatif dan kuantitif menurut Tjutju Soendari
Aspek Kuantitatif Kualitatif
Nilai kebenaran Validitas internal Kreadibilitas
Penerapan Validitas eksternal (generalisasi) Transferability (keteralihan)
Konsistensi Realibilitas Auditability, dependability
Naturalitas Objektivitas Confirmability (dapat dikonfirmasi)
Salah satu sumber data yang digunakan dalam telaah penelitian adalah angket/kuisioner
yang diisi dengan skala Guttman dan Likert. Dalam tahap pengujian validitas pada skala
Guttman rumus yang cocok adalah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.
Jadi pertama peneliti akan menghitung koefisien reproduksibilitasnya dulu baru
selanjutnya menghitung koefisien skalabilitasnya.

xlviii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan dan invensi radikalisme dan terorisme di
Indonesia.
4.2 Pengaruh ideologi radikalisme dan budaya asing terhadap moral dan akhlaq generasi
muda
4.3 Pengaruh Rohis Al-Izzah dalam menanamkan pendidikan karakter bagi generasi muda
berbasis peningkatan Iman dan Taqwa dalam menangkal ghazwul fikri, radikalisme, dan
terorisme

Penerapan Edgar Dale’s Cone of Experience

Read
A 10% what they read

xlix 20% what they hear


Hear and B 30% what they see
Watch Video
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
5.2 Saran/rekomendasi penelitian
5.3 Implikasi penelitian

l
DAFTAR PUSTAKA

https://tafsirweb.com/9780-surat-al-hujurat-ayat-10.html

https://tafsirweb.com/1235-surat-ali-imran-ayat-103.html

https://tafsirweb.com/2929-surat-al-anfal-ayat-63.html

https://hasmipeduli.org/2018/08/29/saling-mencintai-karena-Allah/

https://almanhaj.or.id/3595-membantu-kesulitan-sesama-muslim-dan-menuntut-ilmu-jalan-menuju-
surga-1.html

https://rumahsedekah.com/hak-hak-sesama-muslim/

https://wahdah.or.id/iman-taqwa-dan-furqan/

https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2014/12/14/35062/tujuh-perumpamaan-orang-
mukmin.html

https://tafsirweb.com/7682-surat-al-ahzab-ayat-70.html

https://sites.google.com/site/mediadakwahislami/berkata-baik-atau-diam

https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html

li
Referensi: https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html

Referensi: https://tafsirweb.com/1591-surat-an-nisa-ayat-59.html

Referensi: https://tafsirweb.com/598-surat-al-baqarah-ayat-143.html

LAMPIRAN
HASIL ANGKET PENELITIAN

Responden 1
26/6/2019 02:57 PM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju, karena arus informasi yang
berlangsung dengan sangat cepat
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju, karena sebagian
besar dari kita sering ikut-ikutan lah, atau sekarang jamannya gengsi-gengsi an
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju, karena dengan mengikuti Rohis, kita bisa melakukan hal
hal yang lebih baik, bagi kita, orang lain, maupun masa depan kita

Responden 2

lii
26/6/2019
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Di era globalisasi adalah keaadaan
dimana dunia tanpa batas, sehingga memudahkan masuknya ideologi baru.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Masa remaja
adalah masa dimana mereka mencari jadi diri sehingga mudah terpengaruh terhadap
budaya baru.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Dengan adanya wadah berupa ROHIS di Smansa dapat
menampung serta menangkal paham radikalisme melalui kegiatan kegiatan yang
telah direalisasikan oleh Rohis. Oleh karenanya Rohis diminta berperan aktif karna
Rohis adalah satu-satunya perkumpulan remaja dengan landasan yang jelas yakni
Qur’an dan Hadist.

Responden 3
26/6/2019
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Karena pengaruh teknologi maupun
globalisasi sangat besar sekali.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Biasanya hal
yang tidak baik cepat dan gampang berpengaruh
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju dengan rohis bisa menambah pengetahuan atau
memperdalam ilmu agama

Responden 4
Submit : 26/6/201910:27 AM

liii
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Melalui informasi yang tidak
terbendung dan tanpa disaring ini memudahkan segala info masuk termasuk ideologi
dan budaya asing.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Generasi muda
belum banyak ilmu dan masih belum fokus sehingga dia mudah terpengaruh
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Dengan bekal ilmu agama yang kuat dan benar maka
keimanan dan ketaqwaan yang benar bisa berguna untuk menangkal paham
radikalisme.

Responden 5
Submit : 26/6/2019 09:51 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Saya setuju. Era globalisasi merupakan
era yang sangat luar biasa, dimana kita bisa mengakses dan berhubungan dengan
semua orang di dunia ini. Sehingga tentu tidak memungkiri bahwa banyak sekali
budaya bahkan ideologi baru yang masuk, dan banyak darinya tidak sesuai dengab
ideologi dan kebudayaan masyarakat Indonesia.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Secara garis
besar saya setuju, masa remaja merupakan saat dimana kita mencari jati diri, dimana
kita berusaha menyerap banyak informasi dari segala penjuru dunia. Sehingga jika
kita tidak memiliki filter yang benar dan kuat, kita para remaja tentu akan bingung
dan labil dengan membedakan mana yang benar mana yang kurang benar. Namun
segalanya kembali kepada pribadi masing-masing.

liv
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Rohis al-Izzah dapat menjadi wadah sekaligus tameng
bagi remaja, khususnya bagi siswa siswi SMA Negeri 1 Pati :)

Responden 6
Submit : 26/6/2019 09:32 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Saya kira sudah jelas bahwa di era
globalisasi sekarang, semua kondisi di dunia ini bisa dijangkau meskipun itu bukan
di negara kita sekalipun. Orang-orang yang tidak bertanggungjawab biasanya
menyusupkan doktrin-doktrin mereka dengan memanfaatkan kemajuan zaman seperti
sekarang ini yang sudah banyak terjadi. Saya kira sudah banyak kasus-kasus di
belahan dunia ini tentang kerusakan yang diakibatkan oleh mereka yang telah
terdoktrin dengan ajaran atau ideologi baru yang berbau radikalisme. Jelas itu
nantinya akan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.

2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Masa remaja
adalah masa dimana seorang sedang mencari jati dirinya. Mereka akan berusaha
menemukan apa yang diangapnya lebih baik bagi dirinya dan masa depannya. Dengan
kondisi seperti ini, mereka akan mencari referensi-referensi melalui media apapun
tentang apa yang dia butuhkan. Inilah situasi dimana akan dapat dimanfaatkan oleh
pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menyusupkan pemahaman mereka pada
remaja.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Karena Rohis merupakan organisasi yang bernafaskan
keagamaan, saya kira di dalam Rohis ini bisa diisi dengan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat. Salah satunya adalah dengan menanamkan pendidikan karakter bagi para
anggotanya dengan senantiasa meningkatkan keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa,
agar kita terhindar dari paham-paham yang tidak sepaham dengan ajaran Agama
Islam yang cinta damai.

lv
Responden 7
Submit : 26/6/2019 09:30 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Ideologi asing yang ditunggangi
radikalisme penyebab disintegrasi bangsa dapat dengan mudah diupayakan menyusup
masuk kedalam bangsa Indonesia, akses utamanya adalah teknologi, internet, yang
dimana pengguna internet di Indonesia tergolong besar yang didominasi oleh anak
muda dimana kondisi psikis yang labil dan mudah terpengaruh
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Masa remaja
dimana upaya untuk mencari jati diri adalah saat saat krusial, karena ketidaksiapan
mental, pemikiran yang tidak melihat jauh kedepan. Oleh dari itu sangat mudah
dipengaruhi.

3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan


karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Selagi organisasi benar-benar dioperasikan untuk
mengupayakan pembekalan iman kepada anak didik, maka akan membentuk generasi
islam yang menanamkan “hubbul waton minal imaan”. Pentingnya koordinasi
pengurus, penanggung jawab, pembina, dan anggota Rohis itu sendiri akan
menghasilkan pencapaian yang diharapkan.

Responden 8
Submit: 26/6/2019 08:24 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Tidak Setuju. Karena belum tentu budaya
asing yang masuk ke Indonesia menyebabkan diintegrasi bangsa. Contoh saja Bali.
Bali adalah pulau yang dimana banyak didatangi oleh wisatawan lokal maupun asing.
Wisatawan asing ini mempunyai budaya sendiri dan dibawa ke indonesia. Tetapi Bali
ini sendiri juga masih memgang teguh budaya mereka yang amat sangat kental dan
lvi
bagaimana meraka agar wisatawan asing ini betah di Bali. Dengan menggabungkan
budaya mereka dengan budaya wisatawan asing dan tidak mehilangkan budaya
mereka tersebut. Dan mereka mau menerima budaya wisatawan asing tetapi tidak
mehilangkan budaya sendiri. Tingkat kesatuan masyarakat bali lebih kuat daripada
masyarakat lain karena mereka mau menerima budaya wisatawan tersebut tetapi tidak
menghilangkan budaya sendiri.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Karena sekarang
banyak contoh pakaian ala barat yang dipakai kalangan remaja sekarang ini
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Karena dengan organisasi rohis ini dapat memperbaiki
diri sendiri maupun orang lain. Dan bisa saling berdiskusi tentang apa dan bagaimana
isi qur'an tersebut, hadist yang shohi yang bisa menubuhkan karakter yang ukhuwah
Islamiah.

Responden 9
Submit: 26/6/2019, 08:14 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Di era globalisasi saat ini banyak hal-
hal yang beredar sehingga mudah memicu pergolakan antar masyarakat. Apalagi
Indonesia tergolong negara berkembang sudah pasti banyak bangsa lain yang
menginginkan perpecahan diantara masyakat Indonesia mereka akan menciptakan
celah-celah melalui medsos.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Karena pada
dasarnya usia remaja masih sangat rentan pendiriannya. Kebanyakan dari mereka
melakukan atau menyikapi sesuatu berdasarkan emosi atau berdasarkan perngaruh
sekitar dan tidak berfikir panjang sehingga budaya asing yang kurang baik lebih
mudah mereka terima tanpa memfilter terlebih dahulu mana yang sesuai dengan
budaya Islam dan Pancasila.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
lvii
paham radikalisme? Setuju. Karena di dalam Rohis tersebut kita menjadi tahu mana
faham yang sesuai dengan syariat islam atau radikalisme. Hal itu kita dapatkan
biasanya melalui kajian-kajian dan liqo, bersama murabbi. Organisasi Rohis adalah
organisasi yg mementingkan keimanan dan ketaqwaab terhadap Allah sehingga jika
generasi muda Islam memiliki keimanan dan ketaqwaan dan pengetahuan terhadap
Islam yang benar maka Insyaa Allah dapat menangkal paham radikalisme

Responden 10
Submit : 26/6/2019 08:05 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Globalisasi telah mendunia, sehingga
tidak dapat dihindari, sangat mungkin terjadi disintegrasi.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Masa remaja
adalah masa dimana masih mencari jati dirinya, oleh karena itu sangat memungkinkan
terpengaruh oleh ideologi yang tidak baik
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju, Kegiatan Rohis Al-Izzah sangat berguna dan bermanfaat
untuk pembentukan pribadi muslim yang sesungguhnya

Responden 11
Submit : 25 Jun 2019, 02:00 PM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Ya karena globalisasi berarti gak ada
batas yg memisahkan kita dengan negara lain
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju, karena remaja
itu masih mencari jati dirinya

Respoden 12
Submit : 25 Jun 2019, 12:13 PM

lviii
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Masuknya suatu ideologi ke suatu
negara akan menimbulkan pro dan kontra yang dapat menyebabkan timbulnya
golongan pro dan golongan kontra sehingga menimbulkan disintegrasi
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Remaja
merupakan masa dimana seseorang mencari jati dirinya sehingga mudah terpengaruh
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Rohis membentuk individu yang memiliki keimanan dan
ketakwaan kepada Allah Subhanawata’ala yang akan membentengi manusianya dari
paham radikalisme.

Responden 13
Submit : 25 Jun 2019, 11:46 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Dengan mudah seseorang mengakses
internet ini dapat mengubah pola pikir seseorang yang melihat sebuah artikel atau
budaya luar yang belum tentu sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Karena pada
anak masuk di usia remaja, mereka cenderung suka untuk mencoba hal hal baru.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Karena di sana anak dibentuk untuk bisa selektif dalam urusan
agama dan masyarakat.

Responden 14

lix
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Dengan kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi dapat menyebabkan masuknya budaya asing dan ideologi yang di
antaranya ada yang bersifat radikal sehingga berbahaya bagi keutuhan NKRI
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Masa remaja
sangat labil akan gejolak emosi dan dalam penemuan jati diri sehingga midah
terpengaruh dengan adanya invensi teknologi, budaya, dan penyusupan ideologi asing
yang di antaranya ada yang bersifat radikal yang melanggar dengan syairat Islam dan
bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
radikalisme? Setuju. Alasan: Diperlukan suatu pembinaan yang efektif ubtuk
mengarahkan pada remaja ke arah tujuan hidup yang posif berlandaskan Al-Qur'an dan
sunnah Rasulullah sehingga mempunyai tujuan hidup yang terprogram dan jati diri yang
baik dan kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh godaan ideologi dan budaya asing
yang tidak baik, salah satunya yang bersifat radikal dan mengandung radikalisme.
Melalui Rohis Al-Izzah akan ditanamkan sifat-sifat mulia teladan yang dapat
membentengi siswa dari perilaku tercela termasuk radikalisme

Responden 15
Submit : 25 Jun 2019, 09:04 AM

1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Apabila di era globalisasi terjadi invensi
/masuknya budaya asing yang buruk bagi bangsa maka akan sebaliknya, akan
mengancam disintegrasi masyarakat bahkan bangsa.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Karena pada masa
remaja, adalah masa dimana masih mencari jati diri dan menghadapi tantangan.
Sehingga dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal

lx
paham radikalisme? Setuju. Saya setuju, karena dengan pembentukan Rohis SMA N 1
Pati dapat menumbuhkan karakter pendidikan dan keagamaan yang baik bagi para
siswanya. Selain itu menanamkan iman dan taqwa, sehingga dapat mengkal paham
radikalisme.

Responden 16
Submit : 25 Jun 2019, 08:51 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Tidak Setuju. Karena dapat membuat
perselisihan
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Tidak Setuju. Remaja
harus menerapkan ideologi negara dan budaya negara sendiri
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju, membantu generasi muda mempunyai bekal islami
disamping pendidikan formalnya
Responden 17
Submit : 25 Jun 2019, 08:38 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Karena akibat globalisasi banyak
budaya luar yang bebas masuk ke Indonesia dan ada yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa maka menyebabkan perbedaan pendapat sehingga menyebabkan
disintegrasi bangsa.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? setuju karena para
pemuda masih membutuhkan banyak pengetahuan dan masih minim ilmunya tentang
hal-hal luar yang masuk sehingga mereka labil dalam menghadapi ideologi yang
masuk
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Karena memalui Rohis Al-Izzah kita bisa menanamkan

lxi
jiwa da’wah yang dilandasi keimanan yang kuat serta ada pembimbing-pembimbing
yang selalu ada sehingga dapat menangkal paham radikalisme

Responden 18
Submit : 25 Jun 2019, 05:56 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Tidak Setuju. Tergantung dengan generasi
mudanya, karena tidak semua budaya asing tersebut bermuatan radikalisme, ada
budaya asing yang baik, contohnya seperti adanya perkembangan teknologi informasi
dan juga adanya inovasi pengetahuan yang dapat memperkaya khazanah budaya
dalam negeri. Oleh karena itu, tergantung bagaimana remaja tersebut menyikapinya.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju. Tolong berikan
alasan Anda yang logis? karena pada masa remaja masih labil sehingga lebih mudah
terpengaruh dengan adanya invensi budaya dan ideologi asing yang berasal dari luar
negeri. Remaja lebih mudah terpengaruh oleh budaya asing, sehingga rentan terhadap
dekandensi moral. Oleh karena itu, remaja membutuhkan pembinaan moral dan
akhlak agar mereka dapat membentengi diri mereka dari pengaruh asing. Selain itu
dengan pembinaan yang baik diharapkan dapat memperkuat jati diri remaja sehingga
dapat memfilter apapun yang diterima.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Karena dengan penanaman iman dan taqwa dapat
memperkuat jati diri dan membentuk akhlaqul karimah bagi generasi milenial
sehingga tidak terpengaruh paham radikalisme yang membahayakan. Diharapkan
dengan pembentukan ROHIS Al-Izzah dapat memperkuat landasan Imtaq (Iman dan
Taqwa) siswa SMA 1 Pati agar dapat menjadi teladan bagi remaja lain agar
mempunyai akhlaqul karimah sehingga bisa mempunyai pijakan yang baik dan kuat
dalam menjalani kehidupan di era globalisasi.

Responden 19
Submit : 25 Jun 2019, 05:27 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
lxii
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju. Tolong berikan alasan Anda yang
logis? Karena budaya asing banyak yang tidak sesuai dengan budaya kita
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju, Ya.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju Tolong berikan alasan Anda yang logis ? Karena di Rohis
SMA 1 Pati ditanamkan nilai Agama yang bagus mengajak generasi muda untuk
tidak fanatik golongan tertentu.

Responden 20
Submit : 25 Jun 2019, 03:06 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju Tolong berikan alasan Anda yang logis ?
Disebabkan adanya kebebasan berbagai media dalam memfasilitasinya
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju Tolong berikan
alasan Anda yang logis? Masa remaja Mudah terpengaruh
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju. Tolong berikan alasan Anda yang logis? Karena diajarkan
materi yang benar

Responden 21
Submit : 24 Jun 2019, 10:08 PM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju.
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Saya setuju, dengan masuknya budaya-budaya dan ideologi asing yang masuk ke
negara ini khususnya, lama-kelamaan jika dibiarkan akan memecah belah persatuan
antar masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya budaya dan ideologi asing
tersebut sangat menyimpang dengan keluhuran dan jati diri budaya dan ideologi
bangsa ini. Penyimpangan itu, akan membuat sebagian kelompok masyarakat menjadi

lxiii
menjauh dari norma dan adat istiadat yang ada di negara ini, sehingga oleh sebagian
masyarakat lain menilai kelompok tersebut berbeda dengan kelompoknya sehingga
secara tidak langsung perpecahan masyarakatpun akan timbul.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Saya setuju, terhadap pernyataan bahwa remajaudah terpengaruh oleh ideologi dan
budaya yang tidak baik, karena usia remaja adalah usia peralihan antara anak-anak
menuju masa dewasa. Keadaan tersebut membuat para remaja berada pada waktu
untuk mencari jati dirinya sendiri, hal tersebut membuat remaja mudah terpengaruhi
oleh sesuatu hal apapun karena sifatnya masih labil. Tidak menutup kemungkinan
juga terhadap budaya" dan ideologi asing tersebut yang secara tidak langsung akan
memengaruhi mental dan pikiran para remaja saat ini.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ?
Saya setuju, pembinaan iman dan takwa sangat diperlukan bagi generasi muda saat
ini karena maraknya faham radikalisme yang mudah masuk ke negara ini merorong
mentalitas dan kualitas harga diri generasi muda, sehingga sangat baik bila diadakan
suatu pembinaan yang dapat dimulai dari skala yang kecil seperti Rohis Al -Izzah di
lingkungan SMA Negeri 01 Pati tersebut. Saya berharap adanya Rohis tersebut dapat
benar-benar berperan sebagai salah satupelopor generasi muda untuk menangkal
radikalisme di negara ini.

Responden 22
Submit: 28 Jun 2019, 06:21 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ?
Kondisi masyarakat yang heterogen menyebabkan dinamika masyarakat terjadi begitu
pesat. Masuknya budaya asing tentu dapat menjadi masalah apabila budaya tersebut
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang telah dipegang masyarakat.

lxiv
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa dimana masa itu
merupakan masa pencarian jati diri dan belum matangnya emosi sehingga mudah sekali
dipengaruhi.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ?
Alhamdulillah, saya 3 tahun berada di Rohis Al Izzah SMAN 1 Pati dan saya sangat
merasakan manfaat darinya. Ilmu dari kajian rutin di Rohis yang mengajarkan banyak
hal, keterbukaan pemikiran dan toleransi terhadap sesama, media syiar islam ahlussunah
wal jamaah, serta banyak lainnya.

Responden 23
Submit : 27 Jun 2019, 09:08 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ?
Kehadiran globalisasi memang membawa dampak yang baik juga terhadap
kehidupan kita, karena kita sekarang lebih bisa berinteraksi dan mendapat lebih
banyak ilmu pengetahuan dari bangsa lain sehingga kita tidak terpuruk
dalam keterbelakangan. Namun dampak negatif yang ditimbulkan juga besar sekali
untuk memicu terjadinya disintegrasi suatu bangsa. Arus globalisasi begitu cepat
merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi
terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat
banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.

lxv
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Globalisasi dapat berpengaruh terhadap perubahan nilai-nilai budaya suatu bangsa.
Yang mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah
ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua
ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa ini
untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan, khususnya pada generasi
muda Indonesia.
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ?
Selama kegiatan yang dijalankan oleh ROHIS SMA N 1 Pati sesuai dengan Al-Qu'ran
dan As-Sunnah maka dapat membantu penanaman Iman dan Taqwa di lingkungan SMA
N 1 Pati.

Responden 24
Submit : 27 Jun 2019, 07:23 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi disintegrasi
antaranggota masyarakat? Tidak Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Karena menurut saya era globalisasi membuat orang berfikir lebih open minded
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga dapat
terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis? Karena kurang bimbingan akhlak
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal paham
radikalisme? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ?

lxvi
Betul karena dengan adanya rohis siswa SMA lebih mudah di pantau oleh pihak sekolah

Responden 25
Submit : 27 Jun 2019, 04:20 AM
1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ? Karena setiap budaya yang masuk ke negara
tidak sepenuh nya terpantau oleh pemerintah tidak sepenuh nya aman untuk diakses oleh
masyarakat. Dengan merambat nya isu, hoax, dll. Dapat menumbuh kan disintegrasi
pada setiap warga negara
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Ya karena setiap remaja masih belum memiliki jati diri

3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan


karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Untuk meminimalisir kemungkinan radikalisme dibentuk nya rohis sangat penting
karena dapat memberikan antisipasi radikalisme, penangkalan radikalisme,
penumbuhan iman dan taqwa ada setiap siswa

Responden 26

Tanggal 29 Juni 2019, pukul 08:29

1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ?

lxvii
Budaya asing sangat berbahaya bagi golongan muda apalagi jika keimanan seseorang
lemah maka akan mudah dikoyak bahkan dipengaruhi hal-hal negatif dari budaya asing
tersebut
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Generasi muda saat ini sangat rentan terhadap ideologi yang tidak sesuai dengan ajaran
akidah yang sudah tertanam dengan baik oleh guru-guru, ustad, dan kiyai-kiyai kita
tetapi perkembangan teknologi yang sangat luar biasa membuat anak-anak muda sangat
mudah terpapar oleh paham-paham radikal yang menyesatkan dan tidak sesuai ajaran
agama serta norma yang berlaku di masyarakat
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Pendidikan karakter sangat perlu digalakan apalagi di dalam sekolah agar siswa dapat
terproteksi dari paham radikal

Responden 27

Tanggal 29 Juni 2019, pukul 09.04

1. Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa di era globalisasi rawan terjadi
invensi/masuknya ideologi dan budaya asing yang berpotensi memicu terjadi
disintegrasi antaranggota masyarakat? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis ?
Karena akhlak masyarakat sekarang sudah merosot. Banyak sekali yang hanya ikut-
ikutan atau demi uang apapun dilakukan.
2. Apakah Anda setuju bahwa generasi muda (pada masa remaja) mudah labil sehingga
dapat terpengaruh oleh ideologi dan budaya yang tidak baik? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Karena mereka berpikir kalau tidak mengikuti trend bakal dianggap ketinggalan jaman

lxviii
3. Apakah dengan pembentukan ROHIS SMA N 1 Pati dapat menanamkan pendidikan
karakter bagi generasi muda berbasis penanaman Iman dan Taqwa untuk menangkal
paham radikalisme? Setuju
Tolong berikan alasan Anda yang logis?
Karena bekal agama selain pelajaran PAI juga dibutuhkan agar siswa bisa mengamalkan
dan menimba ilmu lain bagi yang merasa kurang. Namun perlu diperhatikan isi
ceramah. Pembina Rohis memiliki peranan penting untuk pemilihan pengisi
ceramah/liqo’, isi materinya, dan kegiatannya. Hal tersebut harus diperhatikan karena
tidak menutup kemungkinan, paham radikalisme bisa disebar lewat Rohis. Apalagi
kegiatan anak SMA, aset negara.

lxix

Anda mungkin juga menyukai