Anda di halaman 1dari 3

Askep pada Gangguan Menstruasi “ Kasus Dismenore”

A. Diagnosa keperwatan 1 : Nyeri akut b/d gangguan menstruasi (dismenore)

Tujuan:
Setelah diberikan askep selama 1x24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang
Kriteria Hasil:
a. Nyeri berkurang.
b. Dapat mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan/menurunkan nyeri, skala nyeri
ringan.

Intervensi :

1) Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif.
2) Ajarkan penggunaan kompres hangat.
3) Ajarkan Relaksasi : Tehnik-tehnik untuk menurunkan ketegangan otot rangka, yang dapat
menurunkan intensitas nyeri dan juga tingkatkan relaksasi masase.
4) Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
5) Lakukan pijatan punggung bawah
6) Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman ;
misal waktu tidur, belakangnya dipasang bantal kecil.
7) Anjurkan menurunkan masukan sodium selama seminggu sebelum mens.
8) Tingkatkan pengetahuan tentang : sebab-sebab nyeri, dan menghubungkan berapa lama
nyeri akan berlangsung.
9) Observasi ulang tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat
analgetik untuk mengkaji efektivitasnya. Serta setiap 1 - 2 jam setelah tindakan
perawatan selama 1 - 2 hari.
10) Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik. Kolaborasi pemberian obat seperti
penghambat sintesa prostaglandin ( PGSI), ibuprofen ( Motrin), naproxen sodium
( Anaprox) dan ibuprofen setidaknya 48 jam sebelum terjadi menstruasi.

Rasionalisasi :

1) Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah


menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
2) Meringankan kram abdomen. Panas bekerja dengan pedoman meningkatkan vasodilatasi
dan otot relaksasi,saat menurnnya iskemic uterus.
3) Akan melancarkan peredaran darah, sehingga kebutuhan O2 oleh jaringan akan
terpenuhi, sehingga akan mengurangi nyerinya
4) Mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan.
5) Mengurangi nyeri dengan relaksasi otot vertebra dan menigkatkan suplai darah. Banyak
perempuan yang mengdapatkan hal positif dengan yoga, biofeedback, meditasi, dan
relaksasi therapy.
6) stirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatkn kenyamanan.
7) Mengurangi resiko retensi cairan.
8) Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya. Dan dapat
membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
9) Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang obyektif untuk mencegah
kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat.
10) Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri akan berkurang. Kontrasepsi oral dapat
diberikan jika klien menginginkan kontrasepsi sebagai pembebasan nyeri.OC's mencegah
ovulasi, menurunkan jumlah darah haid, yang mengurangi jumlah prostaglandin dan
dysmenorrhea.

B. Diagnosa Keperwatan 2 : Intoleransi aktifitas b/d nyeri dismenore.

Tujuan:
Setelah diberikan askep selama 1x24 jam diharapkan Ps menunjukan perbaikan toleransi
aktifitas
Kriteria Hasil:
Pasien dapat melakukan aktifitas

Intervensi :

1) Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting yang dapat membuat lelah,
berikan istirahat yang cukup
2) Berikan istirahat cukup dan tidur 8 – 10 jam tiap malam
3) Observasi ulang tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat
analgetik untuk mengkaji efektivitasnya. Serta setiap 1 - 2 jam setelah tindakan

Rasionalisasi :

1) Istirahat yang cukup dapat menurunkan stress dan meningkatkan kenyamanan.


2) istirahat cukup dan tidur cukup menurunkan kelelahan dan meningkatkanresistensi
terhadap infeksi
3) Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang obyektif untuk mencegah
kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat.

C. Diagnosa Keperwatan 3 : Ansietas b/d ineffektif koping individu.

Tujuan :
Setelah diberikan askep selama 1x24 jam diharapkan kecemasan menurun
Kriteria Hasil:
Pasien tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya.

Intervensi :

1) Jelaskan prosedur yang diberikan dan ulangi dengan sering


2) Anjurkan orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan
3) Anjurkan dan berikan kesempatan pada pasien untuk mengajukan pertanyaan dan
menyatakan masalah
4) Singkirkan stimulus yang berlebihan
5) Ajarkan teknik relaksasi; latihan napas dalam, imajinasi terbimbing.
6) Informasikan tentang perawatan, dan pengobatan.
7) Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan
pernapasan lebih lambat dan dalam.
8) Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor dismenor
9) Kolaborasi dengan psikiatri
10) Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.

Rasionalisasi :

1) Informasi memperkecil rasa takut dan ketidaktauan


2) Meningkatkan perasaan berbagi
3) membuat perasaan terbuka dan bekerja sama
Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
4) Memberi lingkungan yang lebih tenang
5) Pengalihan perhatian selama episode asma dapat menurunkan ketakutan dan kecemasan
6) menurunkan rasa takut dan kehilangan control akan dirinya
7) Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikansebagai
ketakutan/ansietas.
8) Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap
rencana teraupetik.
9) membantu mengatasi masalah pada pasien yang kronis dan koping maladaftif
10) Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

Anda mungkin juga menyukai