Anda di halaman 1dari 4

TARI PASSAPU

PRODUKSI SMAN 8 MAKASSAR


TAHUN 2019
1. Dasar Pemikiran tari

Kebudayaan merupakan cerminan kehidupan masyarakat di


suatu daerah. Dari tata cara hidup bermasyarakat dapat terlihat
tingkat kebudayaan dan derajat kemanusiaan masyarakat daerah
tersebut. Kesenian merupakan pencerminan hidup dan kehidupan
dalam segala aspeknya dari suatu masyarakat. Dengan demikian
kesenian merupakan salah satu aspek dari kebudayaan.
setiap daerah dalam wilayah negara kesatuan republik
Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang terus
tumbuh dan berkembang seirama dengan perkembangan zaman.
Termasuk Sulawesi Selatan juga memiliki beragam budaya
sesuai dengan etnis yang ada, yaitu bugis, makassar, mandar, dan
toraja. Masing-masing etnis tersebut tetap menjaga dan
melestarikan budayanya, bahkan terus mengembangkan
budayanya. Salah satu bentuk kebudayaan yang terus mendapat
perhatian adalah seni tari.
Khusus di Luwu, salah satu tari yang cukup dikenal adalah
tari Sajo dan tari Pajaga. Tari ini lahir dan berkembang di
kerajaan luwu. Tari ini awalnya hanya dapat ditarikan dikalangan
istana, namun karena perkembangan zaman, maka tari tersebut
dapat di tarikan di luar istana hingga kini.
Berbicara mengenai kedua tari ini dalam bentuk
penyajiannya salah satu properti yang lazim digunakan adalah
selendang yang dinamakan Passapu dahulu “We Tenri Aben”
cucu Bhatara Guru membawakan tari Sajo hanya menggunakan
Passapu lambat laun perkembangan zaman Passapu sudah
digunakan sebagai media ritual penjemputan tamu kehormatan.
Sehubungan dengan ungkpan di atas maka tari ini di
insipirasi oleh keindahan gerak yang menggunakan selendang
“passapu”.

2. Tema garapan
Tari ini mengandung tema kehidupan sosial masyarakat.
3. Sinopsis
Passapu yaitu selendang, sejak zaman dahulu
digunakan sebagai properti tari bahkan sejak masa “We
Tenri Abeng” masa awal munculnya tari di kerajaan Luwu,
mempunyai makna yang luas, meski hanya selembar kain
utamanya bagi perempuan Bugis, selain itu Passapu juga
digunakan sebagai media ritual penyambutan tamu
kehormatan.
4. Musik/iringan tari
Sebuah karya tari tidak lengkap keterkaitanya dengan
music. Tari tanpa music sangatlah tidak mungkin
keberadaanya. Mengingat adanya hubungan yang sangat
erat dan singkronisasi antara keduanya maka tari dan musik
tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, dalam music
elemen dasarnya adalah nada, ritme, dan melodi sedangkan
dalam tari nada dan ritme ini juga sangat penting.
Untuk melengkapi penggarapan tari ini dan untuk
menunjang suasana yang sesuai dengan tema tari maka di
gunakan beberapa alat musik tradisional Sulawesi Selatan
yang direkam.

5. Tata rias dan busana


Keserasian dan kecocokan busana dengan tari sangatlah
penting dalam suatu pagelaran karya tari. Penerapan warna-warna
pada kostum yang dipergunakan oleh para penari sangat besar
artinya diharapkan dapat menunjang dan menumbuhkan emosi
serta kelincahan dalam bergerak pada penari. Selain itu, dari
kostum yang dikenakan oleh para penari, maka penonton dapat
menangkap gaya dan kesan serta ciri-ciri daerah dari mana tari
berasal.
Selain busana, desain aksesoris pun harus di pilih agar
sesuai dengan tema dan gerak-gerak tari tersebut, yang akan
diungkap dalam garapan tari ini
6. Pendukung tari
1. Putri Patrecia
2. Fahrisa Oktaviani
3. St. Aisyah Nurul
4. Nur Indah Sari

Anda mungkin juga menyukai