2.3.1 Sejarah Coca Cola Amatil ditemukan pada akhir abad ke-19 yang dibuat dengan mencampurkan sirup caramel dengan air berkarbonasi oleh John Pemberton seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Pemberian nama Coca Cola diberikan oleh sahabatnya yang bernama Frank M. Robinson yang menyatakan bahwa dua huruf C akan tampak menonjol utuk periklanan yang kemudian diikuti dnegan huruf-huruf miring mengalir. Produk Coca-Cola mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1927 ketika Netherland Indische Mineral Water Fabrieck (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) membotolkan untuk pertama kalinya di Batavia (Jakarta). Produksi Coca-Cola beroperasi di bawah nama The Indonesia Bottles Ltd Nv (IBL) dengan status perusahaan nasional tepat sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, pabrik tersebut. Pada tahun 1971 mengalami pertambahan mitra usaha dan modal di Indonesia dengan nama PT. The Jaya Beverages Bottling Company dan tercatat 11 pabrik Coca-Cola yang beroperasi di beberapa provinsi Indonesia. Sejak tahun 1992, Coca-Cola Amatil yang berpusat di Australia mengakuisisi semua perusahaan bottler Coca-Cola di Indonesia, kecuali Bangun Wenang Beverage Company (BWBC) yang berlokasi di Sulawesi. Hasil akuisisi ini membuat bottler-bottler tersebut menjadi satu perusahaan dengan nama Coca-Cola Amatil Indonesia. Sejak tanggal 12 juni 2002, Coca Cola Amatil Indonesia terbagi menjadi 2 entitas legal, yaitu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) untuk produksi produksi (pabrik botol) dan PT. Coca- Cola Distribution Indonesia (CCDI) untul distribusi (sales center). 2.3.2 Produk-Produk Perusahaan PT. Coca-Cola Amatil memiliki berbagai macam produk yang telah banyak beredar di pasaran, adapun produk yang diproduksi di PT Coca-Cola Amatil Indonesia antaralain : Coca- Cola (diet coke,coca-cola zero), Sprite (sprite,sprite zero), Fanta (strawberry,vitamin C, fruit punch, orange, blueberry), Frestea (jasmine, green tea, apel-markisa-lemon), Minute maid pulpy (orange, o’manggo, tropical), Schweppes carbonat water, Ades mineral water, Powerade isotonic, A&W rootbeer drink. 2.3.3 Proses Produksi 1. Pemurnian Air Bahan Baku Proses pegolahan air menjadi hal penting dalam suatu produksi pangan karena kualitas air yang digunakan akan berpengaruh terhadap bahan baku untuk pembuatan minuman bersoda. Proses pengolalahan air dilakukan dengan menampung air sumur dalam reservoir tank yang berkapasitas 200 m2 ,kemudian ditambahkan klorin 1-3 ppm yang berfungsi sebagai desinfektan. Selanjutnya, air dilewatakan melalui sand filter yang terdiri dari dua lapisan filter, yaitu filter antrasit dan silicia. Antrasit mempunyai fungsi menyebarkan air ke seluruh permukaan filter, mencegah terjadinya penyumbatan dan menyaring partikel besar. Sedangkan silicia berfungsi untuk menyaring partikel yang lebih kecil. Kemudian dialirkan menuju carbon purifier yang berguna untuk membebaskan klorin, zat organik terlarut serta rasa dan bau yang tidak diinginkan. Setelah melalui carbon purifier air akan ditampung dalam buffer tank untuk menjaga kestabilan air sebelum masuk ke dalam reverse osmosis (RO). Selanjutnya, air akan melewati catridge filter yang berfungsi menyaring partikel – partikel padat dengan ukuran > 5 mikron. Hal ini dilakukan supaya tidak ada serpihan karbon selama proses di dalam RO. Pengolahan di RO diawali dengan menyaring air dengan menggunakan membran 5 mikron. Pada proses ini digunakan anti salant yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya kerak dalam membrane RO sehingga tidak mengalami blocking pada saat pemisahan ion. Kemudian air RO tersebut dialirkan menuju reject dan storage tank untuk ditampung. Kemudian akan dilakukan proses penyinaran dengan UV lamp. Air dalam storage tank akan disalurkan ke bagian unit produksi sebagai bahan baku pembuatan minuman. 2. Pembuatan Sirup Sirup adalah bagian yang menentukan dalam proses produksi minuman cola, karena sirup menentukan kualitas, aroma, dan rasa minuman yang diproduksi. Proses produksi diawali dengan sugar dumping yaitu adalah proses menuang gula dari kemasan karung ke tangki pelarutan. Selanjutnya adalah proses pelarutan gula dengan treated water sampai larutan homogen. Setelah itu adalah proses filtration yaitu merupakan proses penyaringan larutan gula dengan bag filter untuk memisahkan benda asing sehingga diperoleh simple syrup yang standar dan kemudian disterilisasi dengan UV Lamp 36.000 micro W sec/ cm2 . Setelah sterilisasi simple syrup disaring dengan saringan stanless steel ukuran 100 mesh untuk menyaring benda asing dalam simple syrup sehingga diperoleh simple finish syrup. Pada proses lain dilakukan pelarutan konsentrat yaitu proses pelarutan beverage base sebelum dicampur simple finish syrup. Setelah itu konsentrat dicampur dengan simple finish syrup dalam proses mixing sehingga diperoleh finish syrup mixing. Menurut Priatni (1991), pada proses pembuatan sirup dilakukan dengan proses pemurnian yang kemudian dicampur dengan gula pasir sambil diaduk dan dipanaskan. Selanjutnya dilakukan pre coating dengan menggunakan karbon aktif untuk menghilangkan warna dan bau asing atau tidak sedap. Kemudian disaring dengan menggunakan filter press dengan saringan yang berlapis-lapis. Bahan kimia yang digunakan adalah filter aid. Sirup yang keluar dari proses ini kemudian dicampur dengan konsentrat. Sesuai dengan jenis minuman yang akan dibuat oleh pabrik. Sirup yang sudah dicampur dengan konsentrat, telah siap digunakan pada tahap lebih lanjut, yaitu proses pencampuran atau homogenisasi dengan bahan lain. 3. Proses Filling Proses Filling (Pengisian) beverage ke dalam botol dan tekanan kembali ke bowl karena tersedak beverage. Proses pengisian beverage ke dalam kemasan dilakukan dengan menggunakan sistem pengisian cool filling pada temperature 4 - 10°C. Dalam proses filling, komponen - komponen seperti air, sirup dan CO2 dicampur menjadi satu dengan mengunakan mixer. Tujuan dari mixing atau pencampuran ini untuk menghasilkan beverage yang sesuai dengan standar dari Coca-Cola Amatil. Beverage masuk ke dalam botol melewati tepi dalam botol agar terjadi pergantian tekanan yang sebelumnya diisi oleh gas CO2 sehingga tidak banyak gas CO2 yang terlepas. Head space merupakan ruang hampa udara antara permukaan minuman dengan tutup botol, berfungsi untuk mempertahankan karakteristik flavor dan komponen nutrisi yang peka terhadap oksidasi. Indonesia Central Java. 4. Finishing Setelah proses pengisian beverage ke dalam botol, proses selajutnya adalah proses penutupan botol dengan crown yang dilanjutkan proses date coding atau memberian kode produksi di bagian leher botol. Pemberian kode produksi ini berperan sebagai pemberi label akhir konsumsi produk (Best Before). Proses selanjutnya adalah proses inspection berfungsi untuk menyeleksi produk setelah pengisian (seperti adanya benda asing, tidak ada kode produksi, dan pengisian terlalu penuh).